TRAUMA THORAX
Disusun Oleh :
20194010165
Pembimbing :
SMF BEDAH
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
TRAUMA THORAX
Oleh :
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. E
Usia : 49 tahun
Status : Menikah
ANAMNESIS
Keluhan utama :
- Pasien dibawa ke IGD RSUD Tjitrowardjojo pasca mengedarai motor dan jatuh
menabrak motor yang tiba-tiba berbelok tanpa menyalakan lampu sein. Pasien
mengeluhkan nyeri di daerah bahu, nyeri di daerah dada dan sesak nafas.
- Pasien post-KLL mengeluhkan nyeri di bagian bahu kiri +, di bagian dada kiri +, dan
merasakan sesak. Pasien sadar saat kejadian.
- Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit bawaan seperti diabetes mellitus, hipertensi
dan penyakit sistem cardiovaskular, asma, dan lain-lain.
ANAMNESIS SISTEM
a. Sistem saraf pusat : pusing (-), nyeri kepala (-)
b. Sistem integumentum : tidak ada keluhan
c. Sistem muskuloskeletal : nyeri pada clavicula sinistra (+), nyeri thorax sinistra (+)
d. Sistem gastrointestinal : mual (-), muntah (-), nyeri perut (-)
e. Sistem urinaria : BAK normal tidak ada keluhan
f. Sistem respiratori : sesak nafas (+), batuk (-)
g. Sistem cardiovascular : berdebar-debar (-)
PRIMARY SURVEY
a. Aiway : Jalan nafas clear, tidak ada sumbatan, berbicara lancar
Look : Jejas (-) pergerakan dada tidak simetris, ketinggalan gerak (+) sinistra
Listen : Vesikuler thorax dextra menurun
Feel : Letak trachea tidak bergeser, nyeri palpasi costa (+)
b. Breathing : Nampak sesak, frekuensi nafas 18x/m
c. Circulation : Tidak terdapat tanda shock, TD: 106/65, N: 83x/m)
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan umum : Kesakitan dan sesak nafas
Kesadaran : Compos mentis , E4V5M6
Vital sign : Tekanan darah : 106/65 mmHg
RR : 18x/menit
Nadi : 83x /menit
Suhu : 36,6 C
Pemeriksaan kepala :
- Mata : pupil : isokor 3mm/3mm
CA (-/-), Sklera ikterik (-/-)
- Telinga : secret (-), perdarahan (-)
Pemeriksaan thorax :
- Inspeksi : Jejas (-) pergerakan dada tidak simetris, ketinggalan gerak (+) sinistra
- Palpasi : Nyeri tekan (+) regio thorax sinistra,
- Perkusi : Pekak (+) sinistra
- Auskultasi : Vesikuler pulmo sinistra menurun, wheezing (-) ronkhi (-)
Pemeriksaan abdomen :
- Inspeksi : Distensi (-), jejas (-) benjolan (-)
- Auskultasi : BU (+) dbn
- Perkusi : timpani
- Palpasi : Nyeri tekan (-), abdomen supel
Pemeriksaan genital dan regio inguinal :
- Pembesaran skrotum (-)
- Pembesaran kelenjar limfe inguinal (-)
- Benjolan (-)
Pemeriksaan status lokalis urologi :
Regio Suprapubic :
Regio Flank :
Diagnosis sementara:
- Trauma abdomen, hematothorax
- Fraktur os clavicula
- Fraktur costa 7, 8, 9, 10
Diagnosis banding:
- Simple Pneumothorax
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MCV 83 fL 80 – 100 -
MCH 29 pg 26 – 34 -
MCHC 35 g/dL 32 – 36 -
DIFFERENTIAL COUNT
Neutrofil 90,00 % 50 – 70 H
Limfosit 4,90 % 25 – 40 L
Kimia klinik
Sero Imunologi
HbsAg Negative
Hasil pemeriksaan Rotgen Thorax (05-01-2020)
Kesan :
- Suspek hydrothorax sinistra
- Fraktur Kompleta os Clavicula sinistra tertia media, aposisi dan aligament jelek
- Fraktur Kompleta os Costa 7, 8, 9, 10 sinistra aspek posterior, aposisi dan aligament
cukup
- Suspek Fraktur os Costa 6 sinistra aspek lateral, aposisi dan aligament cukup
- Besar Cor normal
Diagnosis Kerja
Trauma Thorax (Hematothorax), Fraktur os Clavicula, Fraktur os Costa 7, 8., 9, 10
Penatalaksanaan
Pemasangan arm sling dan bandage di dada
Farmakoterapi
Injeksi Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Injeksi Ketorolac 30 mg/ 8 jam
Injeksi Ranitidin 25 mg /12 jam
Injeksi Methylprednisolone 125 mg /12 jam
Infus RL
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Definisi
Secara umum trauma toraks dapat didefinisikan sebagai suatu trauma yang
mengenai dinding toraks yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh
pada pada organ didalamnya, baik sebagai akibat dari suatu trauma tumpul maupun
oleh sebab trauma tajam. Cedera pada parenkim paru sering terjadi pada pasien yang
mengalami cedera berat meliputi, kontusio, laserasi dan hematoma pada paru.
Hematothoraks dan Pneumothoraks juga merupakan cedera yang biasa terjadi pada
pasien – pasien trauma toraks. Pneumothorax adalah kondisi abnormal di mana terdapat
udara pada rongga pleura yang secara fisiologis hanya berisi sedikit cairan, sedangkan
Hemathothoraks (hemotoraks) adalah terakumulasinya darah pada rongga thoraks akibat
trauma tumpul atau tembus pada dada seperti pada kasus ini. Hemathothoraks biasanya
terjadi karena cedera di dada. Penyebab lainnya adalah pecahnya sebuah pembuluh darah
atau kebocoran aneurisma aorta yang kemudian mengalirkan darahnya ke rongga pleura.
Dinding dalam dinding thoraks ditutupi oleh Pleura parietal, dimana Pleura ini
berlanjut menutupi paru sebagai Pleura viseralis. Pelipatan pleura ini terjadi pada hillus
pulmo dan tepat dibawah hilus terjadi duplicator pleura parietalis yang dikenal juga
sebagai Ligamentum Pulmonalis.
Keadaan ini penting misal pada kasus pneumothoraks, paru akan mengecil
kearah hilus dan ligamentum pulmonalis, sedang pada kasus hematotoraks paru yang
mengecil hanya bagian bawah, karena darah cenderung mengumpul dibawah sesuai
arah gravitasi.
Dinding dada tersusun dari cutis, subcutis, glandula mammae (pada wanita),
fascia, otot dan pleura parietal. Otot dada terdiri dari m pectoralis mayor, m pectoralis
minor, m intercostalis externa, costa,m intercostalis internus, m intercostalis intima, dan
m. tranversus thoracalis.
Anatomi Paru
Udara di luar tubuh dapat masuk ke dalam tubuh jika tekanan paru lebih kecil
daripada tekanan atmosfer. Tekanan paru dapat lebih kecil jika volume paru diperbesar.
Besarnya volume paru disebabkan pembesaran rongga dada.
Ketika ekspirasi maka otot2 intercostal dan diafragma akan relaksasi sehingga
volume akan kembali ke semula, sehingga tekanan paru akan lebih tinggi dari atmosfer
sehingga udara akan keluar.
Inspiras dan ekspirasi = 1:2. Waktu inspirasi normal + 1 detik dan ekspirasi + 2
detik sehingga total waktu repirasi 3 detik, sehingga frekuensi normal perbnafasan + 20
x permenit. Setelah udara melalui trachea, bronchus principalis, kemudian berakhir pada
alveolus. Di alveolus CO2 akan berdifusi dari kapiler ke alveolus. Kapiler paru
mendapat darah dari a. pulmonalis yang banyak mengandung CO2 (darah venos) dan
mengalirkan darah yang mengandung O2 melalui v. pulmonalis. Tiap menit tubuh
membutuhkan O2 sebanyak 250 cc dan pada orang dewasa dibutuhkan sebanyak 4,3
L/menit yang mengalir ke alveoli. Guna transportasi O2 ke jaringan arteri dipengaruhi
kadar Hb darah. 1gram Hb maksimal mengikat 1,34 cc O2, sehingga pada keadaan
anemi transport O2 akan terganggu.
• Ventilasi
Memasukkan / mengeluarkan udara melalui jalan nafas ke dalam / dari paru
kanan dengan cara inspirasi
• Distribusi
Mengalirkan udara tersebut merata keseluruh sistem jalan nafas sampai alveoli
• Diffusi
Zat asam (O2) dan zat asam arang (CO2) bertukar melalui membran
semipermeable pada dinding alveoli (pertukaran gas)
• Perfusi
Darah arterial dari kapiler2 meratakan pembegian muatan oksigennya dan darah
venous cukup tersedia untuk digantikan isinya dengan muatan oksigen yang
cukup untuk menghidupi jaringan tubuh.
C. Etiologi
Penyebab utama hematothorax adalah trauma, seperti luka penetrasi pada
paru, jantung, pembuluh darah besar atau dinding dada. Trauma tumpul pada
dada juga dapat menyebabkan hematothoraks karena laserasi pembuluh darah
internal. Penyebab utama lainnya adalah kecelakaan kendaraan bermotor.
Trauma thoraks dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang kosta dan sternum,
rongga pleura saluran nafas intratoraks dan parenkim paru. Kerusakan ini dapat
terjadi tunggal ataupun kombinasi tergantung dari mekanisme cedera.
D. Patofisiologi
E. Klasifikasi
a. Hematothoraks ringan
b. Hematothoraks sedang
c. Hematothoraks berat
F. Manifestas Klinik
a) Respon hemodinamik
b) Respon respiratori
Tachycardia
Dyspnea
Hypoxemia
Takipneu
Anemia
Deviasi trakea ke sisi yang tidak terkena.
G. Diagnosis
USG : USG yang digunakan adalah jenis FAST dan diindikasikan untuk
pasien yang tidak stabil dengan hemothoraks minimal.
Nilai AGD : Hipoksemia mungkin disertai hiperkarbia yang menyebabkan
asidosis respiratori. Saturasi O2 arterial mungkin menurun pada awalnya
tetapi biasanya kembali ke normal dalam waktu 24 jam.
Diagnosis Banding
Kondisi Penilaian
H. Penatalaksanaan
I. Komplikasi
4. Pneumonia.
5. Septisemia.
6. Syok.
J. Prognosis
Prognosis berdasarkan pada penyebab dari hemothoraks dan seberapa cepat penanganan
diberikan. Apabila penanganan tidak dilakukan segera maka kondisi pasien dapat
bertambah buruk karena akan terjadi akumulasi darah di rongga thoraks yang
menyebabkan paru-paru kolaps dan mendorong mediastinum serta trakea ke sisi yang
sehat.
Daftar Pustaka
1. De Jong, dkk. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah edisi 3. Jakarta : EGC
2. Grace, A & Borley. At a glance Ilmu Bedah. Edisi ketiga. Jakarta : Erlangga. 2007
3. Guyton & Hall. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. EGC : Jakarta.