Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JORNAL REVIEW

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA KELOMPOK 5 :
1. Shanty Stevania Pangaribuan (4183351025)
2. Mutiara Emaminta Ginting (418335107)
3. Fernando Ganda Parulian Panggabean (4183351010)
4. Jefnita Sain Waruwu (4183351013)
5. Febrina br.Ginting (4181151001)
6. Kristina Manurung (4183351016)

Prodii : Pendidikan IPA


Dosen pengampu : Dra.Aryeni,M.Pd
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana atas berkatnya
sehingga saya dapat menyelesaikan critical jurnal dengan tepat waktu.Critical jurnal ini telah
saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan critical jurnal ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan critical jurnal ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki critical jurnal
selanjutnya dengan baik. Akhir kata saya mengucapkan banyak terimakasih.

Medan, 19 Oktobe 2019

Penyusun
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………….
IDENTITAS JURNAL…………………………………………
LATAR BELAKANG …………………………………………
BAB II PEMBAHASAN….......................................................
URAIAN MASING-MASING JURNAL ……………………..
HASUL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN…………………
BAB III PENUTUP…………………………………………...
KEUNGGULAN JURNAL…………………………………….
KELEMAHAN JURNAL……………………………………….
KESIMPULAN ………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

I. IDENTITAS JURNAL

 Identitas jurnal utama

Judul : Pendekatan Student Active Learning Pembelajaran Kewarganegaraan


(Pkn) Di Pendidikan Dasar Dan Menengah Sebagai Best Practise Untuk
Membentuk Karakter Warga Negara Yang Baik

Jurnal : Jurnal pendidikan kewarganegaraan

Volume :6

Nomor :2

Tahun : 2016

Penulis : Dian Agus Ruchliyad

 Identitas jurnal pembanding

Judul : Trategi Guru Pkn Menanamkan Karakter Sopan Santun Dalam


Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Smp Negeri 3
Banjarmasin

Jurnal : Jurnal pendidikan kewarganegaraan

Volume :6

Nomor : 11

Tahun : 2016

Penulis : Ainah, Sarbaini, Rabiatul Adawiah


LATAR BELAKANG

Untuk membina sikap mental generasi muda ini diantaranya adalah melalui Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn). PKn merupakan wahana yang tepat dalam membina moral dan
karakter bangsa khususnya peserta didik-peserta didik di persekolahan. PKn sangat
dipengaruhi oleh perkembangan kehidupan politik dan ketatanegaraan Indonesia. PKn
berperan untuk membentuk warga negara yang baik sesuai dengan tuntutan/ versi para
penyelenggara negara pada zamannya yang bersifat dogmatis dan relatif.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
BAB II
PEMBAHASAN
URAIAN MAISNG-MASING JURNAL
A. Jurnal utama
Dalam visi dan misi pembangunan nasional tahun 2005-2025 berdasarkan kondisi bangsa
Indonesia, tantangan yang dihadapi dalam 20 tahunan mendatang dengan
memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan amanat
pembangunan yang tercantum dalam Pembukaan Undang Undang dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, visi pembangunan nasional tahun 2005-2025
adalah Indonesia yang ”mandiri, maju, adil, dan makmur”. Tingkat kemajuan
suatu bangsa dinilai berdasarkan berbagai ukuran. Ditinjau dari indikator sosial,
tingkat kemajuan suatu negara diukur dari kualitas sumber daya manusianya.
Suatu bangsa dikatakan makin maju apabila sumber daya manusianya memiliki
kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan yang tinggi.
Tingginya kualitas pendidikan penduduknya ditandai oleh makin menurunnya
tingkat pendidikan terendah serta meningkatnya partisipasi pendidikan dan jumlah
tenaga ahli serta profesional yang dihasilkan oleh sistem pendidikan.
● Secara filosofis, pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah
kebutuhan asasi dalam proses berbangsa karena hanya bangsa yang
memiliki karakter dan jati diri yang kuat akan eksis.
● Secara ideologis, pembangunan karakter merupakan upaya memujudkan
ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
● Secara normatif, pembangunan karakter bangsa merupakan wujud nyata
langkah mencapai tujuan negara, yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
● Secara historis, pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah
dinamika inti proses kebangsaan yang terjadi tanpa henti dalam kurun
sejarah, baik pada zaman penjajahan maupun pada zaman kemerdekaan.
● Secara sosiokultural, pembangunan karakter bangsa merupakan suatu
keharusan dari suatu bangsa yang multicultural.
Hal lain yang turut mempengaruhi terjadinya dekadensi moral yang berakibat
hancurnya karakter bangsa seperti tertundanya proses demokrasi dan
pemajuan hak asasi manusia serta pengaruh lainnya terhadap kehidupan
manusia adalah adanya pengaruh globalisasi yang kian deras melanda
negara-negara di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia

a. Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pembangun Karakter Warga Negara


PKn sebagai suatu ilmu yang menanamkan nilai-nilai moral, etika dan hukum, tentu
memiliki peran yang cukup penting untuk mempersiapkan peserta didik dalam
menghadapi dampak negatif dari globalisasi tersebut tanpa kehilangan identitas
dan jati diri bangsa.
Untuk membina sikap mental generasi muda ini diantaranya adalah melalui Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn). PKn merupakan wahana yang tepat dalam membina
moral dan karakter bangsa khususnya peserta didik-peserta didik di persekolahan.
PKn sangat dipengaruhi oleh perkembangan kehidupan politik dan ketatanegaraan
Indonesia. PKn berperan untuk membentuk warga negara yang baik sesuai
dengan tuntutan/ versi para penyelenggara negara pada zamannya yang bersifat
dogmatis dan relatif.
Pendidikan menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN No. 20/2003), adalah:
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Berdasarkan fungsinya, UUSPN No. 20/2003 tersebut secara implisit telah
mengelompokkan sistem pendidikan nasional dalam tiga komponen, yaitu:
✔ mencerdaskan kehidupan bangsa yang berlandaskan pada nilai-nilai moral,
karakter, dan kepribadian masyarakat Indonesia
✔ menyiapkan lulusan pendidikan sebagai tenaga terdidik yang produktif
baik sebagai pekerja maupun sebagai pengusaha mandiri yang kreatif
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
✔ membentuk manusia Indonesia yang mampu menguasai, mengembangkan,
dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
memperkuat daya saing perekonomian bangsa dalam era persaingan dunia.

b. Pendekatan Student Active Learning Dalam Pembelajaran PKn di Pendidikan


Dasar dan Menengah Sebagai Best Practise Membentuk Karakter Warga negara
Yang Baik.Dengan pendekatan Student Active Learning, peserta didik lebih
banyak melakukan eksplorasi daripada secara pasif menerima informasi yang
disampaikan oleh guru.
Menurut Supandi (2001), metode pendekatan Student Active Learning ini meliputi antara
lain:
1. Model Good News Class Meting
2. Model Problem Solving Meeting
3. Model Rule Setting Meeting
4. Model Pembelajaran Jigsaw
5. Model Numbered Heads Together
6. Model Think Pair and Share
7. Model Student Teams Achievment Divisions (STAD)
8. Model Investigation Group
9. Model Cooperative Script
10. Model Make A Match
11. Model Debate
12. Model Role Playing
13. Model Think Paire Share And Talking Chip
B. Jurnal pembanding
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
❖ Menurut Kemendiknas

pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif. Itu karena pendidikan
membangun generasi baru bangsa menjadi lebih baik.

❖ Menurut Marimba mengatakan pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan yang


dilakukan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si
terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah kegiatan yang
dilakukan dengan sengaja dan terencana yang dilaksanakan oleh orang yang memiliki
ilmu dan keterampilan kepada siswasiswi, demi terciptanya manusia sempurna yang
berkarakter dan berbudi luhur sehingga menjadi generasi muda yang membanggakan
Indonesia.
Menurut Lickona sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran, jika memiliki sepuluh tanda-
tanda seperti:
1) meningkatnya kekerasan dikalangan remaja
2) membudayanya ketidakjujuran
3) sikap fanatik terhadap kelompo
4) rendahnya rasa hormat terhadap orang tua
5) semakin kaburnya moral baik dan buruk
6) penggunaan bahasa yang memburuk
7) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol, dan
seks bebas
8) rendahnya rasa tanggung jawab sebagai individu dan sebagai warga negara
9) menurunnya etos kerja
10) adanya rasa saling curiga dan kurangnya kepedulian antar sesama
Menurut Tomayahu perilaku sopan santun adalah peraturan hidup yang timbul dari hasil
pergaulan sekelompok manusia di dalam masyarakat dan dianggap sebagai
tuntunan pergaulan sehari-hari masyarakat.
Untuk itu strategi guru menanamkan karakter sopan santun dalam pembelajaran PKn
yaitu :
a) Strategi Guru
Jika diterapkan dalam konteks pembelajaran maka unsur tersebut adalah:
⮚ Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni
perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
⮚ Mempertimbangkan dan memilih sistem pembelajaran yang
dipandang paling efektif
⮚ Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau
prosedur, metode, dan teknik pembelajaran.
⮚ Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran
keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
b) Konsep Pendidikan Karakter
Menurut Suyanto (2010), karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang
menjadi ciri khas tiap individuu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat dan bangsa dan negara.
Menurut Kemendiknas nilai-nilai luhur adat dan budaya suatu bangsa Indonesia
telah teridentifikasi menjadi 18 nilai karakter, yaitu :
Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokrasi,
Rasa ingin tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai
Prestasi, Bersahabat/ Komunikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli
Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung Jawab. Dari 18 nilai karakter
tersebut, menurut Narwati “nilai karakter toleransi terdapat indikator
pembelajaran yakni : hormat memghormati dan sopan santun”

c) Strategi Guru Menanamkan Karakter Sopan Santun dalam Pembelajaran


PKn strategi
strategi guru menanamkan karakter sopan santun dalam pembelajaran PPKn
adalah dengan melalui pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, setiap
proses pembelajaran terkandung nilai-nilai karakter tertentu sehingga guru
bisa menggunakan strategi seperti diskusi, bimbingan kelompok bermain
peran, tolking stik dan lain-lain, serta guru menjadi teladan bagi siswa
dalam proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran. Strategi
bimbingan kelompok bermain peran dapat meningkatkan interaksi antara
guru dan siswa
d) Respon Siswa Terhadap Upaya Sekolah dalam Pembinaan Karakter Sopan
Santun
Menurut Raths (Sarbaini & Fatimah ) respon adalah cara untuk merespon
terhadap sesuatu, yang peserta didik katakan atau lakukan untuk
mendapatkan gambaran atas apa yang mereka pilih, atas apa yang mereka
hargai, atau atas jenis-jenis sesuatu yang mereka lakukan dalam hidup

e) Sebab-Sebab Siswa Patuh Terhadap Hukum / Peraturan


Menurut Erwin Terkait dengan peraturan yang dibuat oleh sekolah dalam hal
sopan santun maka seseorang siswa dapat mematuhi kebijakan sekolah
karena beberapa alasan yakni :
▪ Hukum / Peraturan itu Merupakan suatu kebutuhan 2. Kesadaran
hukum itu sendiri
▪ Adanya Sanksi
▪ Manusia adalah makhluk social
Hasil Penelitian dan Pembahasan
❖ Gambaran Sopan Santun Siswa di SMP Negeri 3 Banjarmasin

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa secara umum siswa / siswi di sekolah ini cukup
memiliki sopan santun, tetapi ada hal-hal yang tergambar menunjukkan terjadi
ketidaksopanan, hal ini terlihat dari adanya siswa yang mengolok-olok saat pengajian,
tidak menggunakan tangan kanan saat mengajukan pertanyaan, dan masih terdapat siswa
yang tidak rapi dalam memakai seragam sekolah. Sopan santun ini sangat ditekankan
kepada siswa, maka dibuatlah sopan santun siswa dalam sistem point bukan hanya
tentang kedisiplinan. Gambaran dalam strategi pembelajaran PKn dalam menanamkan
karakter sopan santun juga cukup baik, terlihat dari kesiapan gurunya dalam menyiapkan
bahan ajar, suara yang lantang dan memasuki kelas dengan mengucapkan salam, hal ini
salah satu contoh seorang guru menanamkan sopan santun dari perilaku.

❖ Strategi Guru PKn Menanamkan Karakter Sopan Santun Siswa dalam Pembelajaran PKn
di SMPN 3 Banjarmasin
Dari hasil temuan peneliti di SMPN 3 Banjarmasin pihak sekolah ikut andil dalam menanamkan
karakter sopan santun,strategi yang diterapkan Antara lain :
● dengan memberlakukan sistem point dalam peraturan sekolah,
● melalui sikap disiplin, menegur langsung saat ada yang melanggar
● menarik tangan siswa yang melakukan pelanggaran untuk maju ke depan,
● memberlakukan sistem point, memberikan arahan setelah selesai upacara dan
memberikan pengajaran , melalui penilaian skala sikap.
● menggunakan metode pembelajaran seperti diskusi dan bermain peran serta
memberikan himbauan dan pengarahan kepada siswa yang bermasalah,

Dari pihak kepala sekolah maupun penetapan kurikulum, hal ini sependapat dengan
Dihardjo penanaman karakter sopan santun ini juga dilakukan pihak sekolah, pembinaan
kepatuhan terhadap norma ketertiban dalam sekolah mempunyai dua fungsi utama, yakni
fungsi psikologis dan fungsi sosial. Oleh karena itu, sekolah berfungsi membimbing
perkembangan kondisi sosiologis dan membantu mempersiapkan peserta didik.
BAB III
PENUTUP

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN

Adapun kelebihan pada jurnal ini yaitu:

● struktural penyusunan jurnal lengkap,terdapat judul,nama penulis,


,nomor,abstrak,katakunci,pendahuluan,metode
penelitian,pembahasan,kesimpulan dan daftar pustaka.
● penjelasan jurnal disertai bahasa yang mudah yang membuat pembaca
lebih mudah mengkajinya.
● menggunakan tanda kurung untuk bahasa yg sulit dimengerti misalnya
menggunakan bahasa inggris.
● pembahasan nya dijelaskan secara lengkap dan rinci.
● penulisan jurnal sudah cukup rapi sehingga menaikkan minat pembaca
untuk membaca nya

Adapun kelemahan pada jurnal ini yaitu:

● Tidak memberikan rekomendasi kepada instansi terkait yang berhubungan


dengan penelitiannya.
● Tidak mencantumkan catatan kaki yang merupakan catatan-catatan
penting bagi si penulis, agar orang yang membaca dapat membaca catatan
kaki tersebut.
● Abstrak nya hanya menggunakan satu bahasa saja
● Tidak dilengkapi dengan gambar mapun grafik serta data yang dapat
mendukung hasil penelitian tersebut.
KESIMPULAN

Pentingnya masalah pembentukan karakter warganegara sebagai karakter bangsa


merupakan suatu masalah yang mendasar yang memerlukan penanganan serius dan tuntas
dan ini merupakan tugas yang harus dilakukan bersama oleh berbagai kalangan.
Pendidikan sebagai sarana perubahan perilaku harus mampu membentuk karakter
warganegara dalam setiap kegiatannya. Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan sebagai bagian dari upaya membangun bangsa sekaligus membangun
karakter warga negara-bangsa merupakan wahana internalisasi nilai-nilai Pancasila
melalui pendidikan, sehingga bagi mahasiswa dapat diperoleh hal-hal berupa
pengetahuan, kesadaran, ketaatan, kemampuan kehendak dan watak dan hati nurani.

Dalam menanamkan karakter sopan santun menggunakan strategi sistem point, menegur,
memberikan himbauan serta mencontohkan dan membiasakan sikap sopan santun untuk
siswanya dan diberikan sanksi untuk yang melanggar. Namun dalam menegur karena
secara tegas siswa-siswi merasa tertekan sehingga di dalam menentukan strategi pihak
sekolah juga perlu melihat bagaimana respon siswa agar proses pembelajaran dalam
pendidikan karakter dapat berjalan dengan baik dan harmonis antara siswa dan pihak
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Ruchliyadi Dian Agus (2016), PENDEKATAN STUDENT ACTIVE LEARNING
PEMBELAJARAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DI PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH SEBAGAI BEST PRACTISE UNTU,K MEMBENTUK
KARAKTER WARGA NEGARA YANG BAIK,jurnal pendidikan kewarganegaraan
Vol 6, No2, Universitas Lambung Mangkurat

Ainah dkk,(2016), STRATEGI GURU PKN MENANAMKAN KARAKTER SOPAN


SANTUN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI
SMP NEGERI 3 BANJARMASIN, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol 6, No
11, Universitas Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai