PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
NAMA KELOMPOK 5 :
1. Shanty Stevania Pangaribuan (4183351025)
2. Mutiara Emaminta Ginting (418335107)
3. Fernando Ganda Parulian Panggabean (4183351010)
4. Jefnita Sain Waruwu (4183351013)
5. Febrina br.Ginting (4181151001)
6. Kristina Manurung (4183351016)
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana atas berkatnya
sehingga saya dapat menyelesaikan critical jurnal dengan tepat waktu.Critical jurnal ini telah
saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan critical jurnal ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan critical jurnal ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki critical jurnal
selanjutnya dengan baik. Akhir kata saya mengucapkan banyak terimakasih.
Penyusun
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………….
IDENTITAS JURNAL…………………………………………
LATAR BELAKANG …………………………………………
BAB II PEMBAHASAN….......................................................
URAIAN MASING-MASING JURNAL ……………………..
HASUL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN…………………
BAB III PENUTUP…………………………………………...
KEUNGGULAN JURNAL…………………………………….
KELEMAHAN JURNAL……………………………………….
KESIMPULAN ………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
I. IDENTITAS JURNAL
Volume :6
Nomor :2
Tahun : 2016
Volume :6
Nomor : 11
Tahun : 2016
Untuk membina sikap mental generasi muda ini diantaranya adalah melalui Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn). PKn merupakan wahana yang tepat dalam membina moral dan
karakter bangsa khususnya peserta didik-peserta didik di persekolahan. PKn sangat
dipengaruhi oleh perkembangan kehidupan politik dan ketatanegaraan Indonesia. PKn
berperan untuk membentuk warga negara yang baik sesuai dengan tuntutan/ versi para
penyelenggara negara pada zamannya yang bersifat dogmatis dan relatif.
pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif. Itu karena pendidikan
membangun generasi baru bangsa menjadi lebih baik.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa secara umum siswa / siswi di sekolah ini cukup
memiliki sopan santun, tetapi ada hal-hal yang tergambar menunjukkan terjadi
ketidaksopanan, hal ini terlihat dari adanya siswa yang mengolok-olok saat pengajian,
tidak menggunakan tangan kanan saat mengajukan pertanyaan, dan masih terdapat siswa
yang tidak rapi dalam memakai seragam sekolah. Sopan santun ini sangat ditekankan
kepada siswa, maka dibuatlah sopan santun siswa dalam sistem point bukan hanya
tentang kedisiplinan. Gambaran dalam strategi pembelajaran PKn dalam menanamkan
karakter sopan santun juga cukup baik, terlihat dari kesiapan gurunya dalam menyiapkan
bahan ajar, suara yang lantang dan memasuki kelas dengan mengucapkan salam, hal ini
salah satu contoh seorang guru menanamkan sopan santun dari perilaku.
❖ Strategi Guru PKn Menanamkan Karakter Sopan Santun Siswa dalam Pembelajaran PKn
di SMPN 3 Banjarmasin
Dari hasil temuan peneliti di SMPN 3 Banjarmasin pihak sekolah ikut andil dalam menanamkan
karakter sopan santun,strategi yang diterapkan Antara lain :
● dengan memberlakukan sistem point dalam peraturan sekolah,
● melalui sikap disiplin, menegur langsung saat ada yang melanggar
● menarik tangan siswa yang melakukan pelanggaran untuk maju ke depan,
● memberlakukan sistem point, memberikan arahan setelah selesai upacara dan
memberikan pengajaran , melalui penilaian skala sikap.
● menggunakan metode pembelajaran seperti diskusi dan bermain peran serta
memberikan himbauan dan pengarahan kepada siswa yang bermasalah,
Dari pihak kepala sekolah maupun penetapan kurikulum, hal ini sependapat dengan
Dihardjo penanaman karakter sopan santun ini juga dilakukan pihak sekolah, pembinaan
kepatuhan terhadap norma ketertiban dalam sekolah mempunyai dua fungsi utama, yakni
fungsi psikologis dan fungsi sosial. Oleh karena itu, sekolah berfungsi membimbing
perkembangan kondisi sosiologis dan membantu mempersiapkan peserta didik.
BAB III
PENUTUP
Dalam menanamkan karakter sopan santun menggunakan strategi sistem point, menegur,
memberikan himbauan serta mencontohkan dan membiasakan sikap sopan santun untuk
siswanya dan diberikan sanksi untuk yang melanggar. Namun dalam menegur karena
secara tegas siswa-siswi merasa tertekan sehingga di dalam menentukan strategi pihak
sekolah juga perlu melihat bagaimana respon siswa agar proses pembelajaran dalam
pendidikan karakter dapat berjalan dengan baik dan harmonis antara siswa dan pihak
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Ruchliyadi Dian Agus (2016), PENDEKATAN STUDENT ACTIVE LEARNING
PEMBELAJARAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DI PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH SEBAGAI BEST PRACTISE UNTU,K MEMBENTUK
KARAKTER WARGA NEGARA YANG BAIK,jurnal pendidikan kewarganegaraan
Vol 6, No2, Universitas Lambung Mangkurat