Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA,

REAKSI NYALA ALKALI DAN


ALKALI TANAH
BAB I PENDAHULUAN
A. TUJUAN PERCOBAAN
Menyelidiki warna nyala dari senyawa logam alkali dan alkali tanah.

B. DASAR TEORI
Alkali merupakan unsur-unsur golongan IA dalam sistem periodik unsur. Disebut
golongan alkali karena unsur-unsur dalam golongan ini, kecuali Hidrogen,
merupakan pembentuk basa kuat. Yang termasuk golongan alkali adalah Hidrogen
(H), Litium (Li), Natrium (Na), K (Kalium), Rubidium (Rb), Cesium (Cs), dan
Fransium (Fr).
Unsur-unsur alkali ini sangat reaktif dengan bilangan oksidasi +1, sehingga tidak
dijumpai bebas di alam, melainkan dalam bentuk senyawanya. Semua logam alkali
merupakan logam lunak (mudah diiris dengan pisau) dan mempunyai daya hantar
listrik dan panas yang baik.

Setiap atom, jika diberi energi akan mengalami perubahan kedudukan elektron
(akan mengalami eksitasi) dan memancarkan energi radiasi elektromagnetik untuk
kembali ke tingkat dasar (keadaan stabil). Menurut Niels Bohr, besarnya energi
yang dipancarkan oleh setiap atom jumlahnya tertentu (terkuantisasi) dalam bentuk
spektrum emisi. Sebagian anggota spektrum terletak di daerah sinar tampak
sehingga akan memberikan warna-warna yang jelas dan khas untuk setiap atom.
Litium menghasilkan warna merah, Natrium warna kuning, Kalium warna ungu,
Rubidium warna merah, dan Cesium warna biru.

Alkali tanah merupakan unsur-unsur golongan IIA dalam sistem periodik unsur.
Disebut golongan alkali tanah karena unsur-unsur dalam golongan ini bisa
membentuk basa kuat dan umumnya ditemukan dalam tanah berupa senyawa tak
larut. Unsur alkali tanah meliputi Berilium (Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca),
Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra).
Unsur-unsur golongan ini bersifat reaktif dengan bilangan oksidasi +2. Jika
dibandingkan dengan unsur alkali, unsur alkali tanah memiliki sifat yang lebih
keras.

Seperti unsur logam alkali, unsur golongan alkali tanah juga memberikan warna-
warna khas jika garam dari unsur-unsur logam tersebut dibakar. Pembakaran unsur
Kalsium menghasilkan warna merah, Stronsium warna merah bata, dan Barium
warna hijau.

BAB II METODOLOGI
A. WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Sinjai Selatan
pada hari Selasa, 2 Desember 2014.

B. ALAT DAN BAHAN


Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah.

1. Plat tetes
2. Kawat nikrom
3. Lampu spiritus
4. Gelas kimia
5. Kristal natrium klorida (NaCl)
6. Kristal kalium klorida (KCl)
7. Kristal kalsium klorida (CaCl2)
8. Kristal stronsium klorida (SrCl2)
9. Kristal barium klorida (BaCl2)
10. Asam klorida pekat (HCl)
C. CARA KERJA
1. Tempatkan zat-zat yang akan diuji ke atas plat tetes dengan menggunakan spatula.
2. Masukkan HCl pekat ke dalam gelas kimia.
3. Celupkan ujung kawat nikrom ke dalam HCl lalu bakar.
4. Celupkan kembali ujung kawat nikrom ke dalam HCl, kemudian ke dalam kristal
NaCl yang akan diuji sehingga ada kristal yang menempel.
5. Masukkan ujung kawat tersebut ke dalam nyala api. Catat warna nyala yang
dihasilkan pada tabel hasil pengamatan.
6. Ulangi langkah 3-5 untuk kristal KCl, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2.
BAB III HASIL PENGAMATAN
A. DATA HASIL PERCOBAAN
Tabel hasil pengamatan warna nyala senyawa alkali dan alkali tanah.

Senyawa logam Rumus kimia Warna nyala

Natrium klorida NaCl Kuning

Kalium klorida KCl Ungu

Kalsium klorida CaCl2 Merah

Stronsium klorida SrCl2 Merah bata

Barium klorida BaCl2 Kuning

B. PEMBAHASAN
Langkah pertama dalam praktikum ini adalah menyiapkan kristal senyawa yang
akan diuji ke atas plat tetes, kemudian menyalakan lampu spiritus. Agar warna
nyala yang dihasilkan terlihat jelas, sebaiknya digunakan warna api biru atau tak
berwarna. Tapi karena keterbatasan alat, dalam praktikum ini hanya digunakan
lampu spiritus dengan nyala api berwarna jingga.
Ujung kawat nikrom dibersihkan dengan mencelupkannya ke dalam HCl pekat. HCl
akan melarutkan pengotor/zat pengganggu yang mungkin menempel, sehingga
pengotor tersebut akan mudah menguap dari kawat. Ujung kawat nikrom dibakar.
Kawat dikatakan sudah bersih, jika warna api sebelum dan saat kawat dibakar sama,
dalam hal ini warna jingga.
Ujung kawat dicelupkan kembali ke dalam HCl, lalu ke dalam kristal senyawa yang
akan diuji. Kristal yang menempel pada ujung kawat nikrom dimasukkan ke dalam
nyala api untuk melihat warna nyalanya.

Pada dasarnya, apabila senyawa kimia dipanaskan, maka akan terurai menjadi
unsur-unsur penyusunnya dalam bentuk gas. Atom-atom dari unsur tersebut mampu
menyerap sejumlah energi tinggi (mengalami eksitasi). Atom logam tersebut
menjadi tidak stabil, sehingga bisa kembali ke tingkat dasar (keadaan stabil) dengan
memancarkan energi dalam bentuk cahaya.
Besarnya energi yang dipancarkan oleh setiap atom jumlahnya tertentu
(terkuantisasi) dalam bentuk spektrum emisi. Sebagian anggota spektrum terletak di
daerah sinar tampak, sehingga akan memberikan warna-warna yang jelas dan khas
untuk setiap atom.

Dalam percobaan kami, didapatkan bahwa natrium menghasilkan warna kuning,


kalium warna ungu, kalsium warna merah, stronsium warna merah bata, dan barium
warna kuning.
Hasil yang kami dapatkan ini berbeda dengan warna nyala yang telah dibahas
dalam Dasar Teori, tepatnya pada warna nyala barium. Barium seharusnya
menghasilkan warna nyala hijau.

Perbedaan ini terjadi karena kami kurang jeli dalam mengamati warna nyala yang
dihasilkan, apalagi warna api lampu spiritus memang mengganggu pengamatan.
Jika digunakan warna api biru atau tidak berwarna, maka warna yang dihasilkan
oleh unsur logam akan terlihat lebih jelas.
C. PERTANYAAN
1. Jika diperhatikan dari rumus kimianya, apakah ion logam atau ion kloridanya
yang menimbulkan warna pada waktu dibakar? Jelaskan!
Jawab:
Yang menimbulkan warna pada waktu dibakar adalah ion logam, karena jika dilihat
dari rumus kimianya, yang berbeda adalah ion logam penyusunnya. Hal ini sesuai
dengan hasil percobaan yang menunjukkan warna bervariasi.
Seandainya yang berpengaruh adalah ion kloriada, tentu setiap senyawa yang diuji
akan menimbulkan warna yang sama karena setiap senyawa tersebut mengandung
ion klorida.
2. Dapatkah warna nyala digunakan sebagai petunjuk adanya senyawa logam
tertentu? Jelaskan!
Jawab:
Bisa. Karena ion logam penyusun senyawa itu memiliki warna yang khas, sehingga
keberadaan dari senyawa logam tertentu bisa diidentifikasi dengan lebih mudah.
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Unsur-unsur golongan alkali dan alkali tanah memiliki warna nyala yang khas.
Natrium memiliki warna nyala kuning, kalium warna ungu, kalsium warna merah,
stronsium warna merah bata, dan barium warna hijau.

B. SARAN
1. Setiap akan menguji senyawa, bersihkan kawat nikrom dengan mencelupkannya ke
dalam HCl pekat.
2. Perhatikan warna yang dihasilkan saat pembakaran dengan cermat.
Daftar Pustaka
Sudarmo, Unggul. 2007. Kimia 3. Surakarta: Phibeta.
Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia 3. Bandung: Grafindo.

Anda mungkin juga menyukai