Anda di halaman 1dari 2

f

STANDAR OPERATING PROSEDUR


BLADDER TRAINING

Jurusan Bladder Training


Keperawatan No. Dokumen No. Revisi 002 Halaman 2
Ditetapkan
Prosedur Tetap JPitoyo,SKpMKep Ketua Jurusan Keperawatan Malang
Tanggal terbit 23
Meil 2011
(Tri Anjaswarni SKp.MKep)
Pengertian  Suatu Program pendidikan yang ditujukan pada klien yang
mengalami gangguan pola berkemih dengan mengajarkan
klien mengontrol pola berkemihnya ( Ignativisius, 1995)

Indikasi 1. Kelemahan otot berkemih, Gangguan pola berkemih, stress


inkontinensia
2. Klien terpasang kateter , menjelang kateter dilepas (2-3 hr
sblm dilepas) dan setelah kateter dilepas(Brunner, 2002)

Kontraindikasi 1. Cystitis
2. Pielonefritis
3. Hydronefrosis
4. Kelainan Traktus Urinarius
5. Urolitiasis
6. Tak kooperatif (gekisah, kesadaran menurun) (Brunner, 2002)
7. Post op bedah urologi
Tujuan 1. Menetapkan & mempertahankan jadwal berkemih secara
teratur
2. Meningkatkan kekuatan otot bladder
3. Meningkatkan kontrol berkemih ( Ignativisius, 1995)
Petugas  Mahasiswa semester III, IV, V, VI
 Perawat
Pengkajian 1. Keluhan klien terkait dengan kateter : panas, nyeri daerah
orifisium uretra
2. Jumlah urine
3. Warna urine
4. Ada tidaknya endapan
Persiapan Klien 1. Memberitahu klien ttg tujuan dan prosedur bladder training
2. Menganjurkan keluarga untuk mendampingi selama bladder
trainining dilaksanakan
3. Memasang sketsel atau menutup tirai jendela/ pintu ruangan
klien.
Persiapan alat 1. Urobag 7. Korentang dan tempatnya
2. Klem koker 8. Bengkok
3. Handskun
4. Air minum  2000 CC
5. Perlak
6. Lembar observasi
Prosedur 1. Menganjurkan klien untuk minum memampu klien sebanyak-
banyaknya 30 menit sebelum bladder training dilaksanakan .
Waktu yang tepat adalah jam 06.00 sd 18.00

2. Tehnik Fiksasi kateter


a. Gunakan sarung tangan
b. Klem kateter 1 – 2 jam untuk beri kesempatan bladder
terisi
c. Mengatur posisi klien dgn supine (terlentang)/sim
(miring) dan kepala sedikit elevasi untuk mencegah
tekanan bladder
d. Pasang perlak
e. Membuka klem dan menganjurkan klien untuk
mengedan seiring mengalirnya urine melalui kateter.
f. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
g. Catat urine yang keluar
h. Menambah waktu untuk klem kateter 3 – 4 jam atau
bladder terasa penuh

3. Latihan Kegel ( Kazier, 1997)


a. Dimulai dengan mengosongkan bladder sambil
mengedan seperti kencing normal
b. Mengontraksikan otot pelvis dan tahan dalam 10 kali
hitungan ( detik)
c. Merelaksasikan otot selama 10 kali hitungan (detik)
d. Lakukan 3x /hari dgn frekuensi 10x latihan pada setiap
waktu
e. Coba untuk memulai dan menghentikan aliran urine

4. Latihan Kegel dengan metode slow & Quick


a. Slow : mengencangkan otot pelvis, menahannya
sampai hitungan ketiga dan kemudian rileks
b. Quick : mengencangkan otot pelvis, kemudian rileks
secepat mungkin.

Anda mungkin juga menyukai