Anda di halaman 1dari 6

2.5.

PEMBAHASAN
Praktikum Penilaian Formasi minggu pertama adalah “Pendahuluan Penilaian
Formasi dan Review Logging Tools” bertujuan untuk mengetahui apa itu penilaian
formasi, tujuan dilakukannya penilaian formasi, metode-metode apa saja yang ada
pada penilaian formasi, dan juga untuk mengetahui jenis-jenis logging serta
manfaatnya secara singkat.
Penilaian Formasi merupakan suatu kegiatan pengumpulan data-data reservoir
yang dilakukan sebelum pemboran, saat pemboran, dan sesudah pemboran
berlangsung untuk karakterisasi reservoir yang nantinya dapat digunakan dalam
perencanaan pengembangan suatu lapangan minyak dan/atau gas. Informasi yang
dapat diperoleh dari penilaian formasi berupa jenis formasi batuan, kedalaman serta
ketebalan dari reservoir, karakteristik formasi batuan reservoir, dan jumlah
kandungan hidrokarbon yang terdapat di reservoir.
Penilain Formasi dibagi menjadi tiga tahapan, yang pertama sebelum
pemboran meliputi survei permukaan (survei geologi) dan survei bawah permukaan
(survei geofisika) untuk menentukan atau memperkirakan jenis batuan, lapisan
batuan, serta letak pemboran yang tepat. Sementara itu, pada lapangan panas bumi,
survei geokimia juga dilakukan guna mengetahui kandungan fluida serta
memperkirakan jenis reservoar panas bumi yang ditemukan pada manifestasi panas
bumi dipermukaan. Kemudian, saat pemboran dilakukan metode mud logging,
analisa cutting, coring, serta well logging. Ini dilakukan untuk penentuan lithologi,
porositas, dan karakteristik batuan reservoir lainnya. Mud logging merupakan
kegiatan mengumpulkan, merekam, dan menganalisa lumpur yang disirkulasikan.
Dari lumpur ini kita dapat mengetahui formasi batuan apa saja yang sudah ditembus
seiring dengan pertambahan masa di dalam lumpur bor. Kemudian analisa cutting
bertujuan untuk mengidentifikasi saturasi hidrokarbon dan memperkirakan
karakteristik batuan reservoar. Sampel dari analisa cutting diambil pada
conditioning area. Serta coring merupakan pengambilan contoh inti batuan formasi
kemudian dilakukan analisa terhadap fluida dalam batuan. Coring dibagi menjadi
dua jenis, yaitu bottomhole coring dan sidewall coring. Bottomhole coring
bertujuan untuk mengambil core yang berada pada kedalaman dibawah mata bor
dan terbagi menjadi tiga yaitu konvensional coring, diamond coring, dan wireline
coring. Sedangkan sidewall coring bertujuan untuk mengambil core di dinding
lubang bor. Well logging adalah peralatan logging penentu karakteristik. Kemudian,
saat setelah pemboran dilaksanakan, metode penilaian formasi yang dilakukan
meliputi Drill Stem Test (DST), Analisa PVT, serta well testing. Ini berupa
pengujian sumur, analisa fluida reservoir, dan uji produksi untuk mendapatkan
parameter-parameter lebih banyak dan menghasilkan hasil analisa yang akurat.
DST adalah metode eksplorasi migas dengan mengisolasi, menstimulasi, dan
mengalirkan formasi dasar sumur untuk mengetahui fluida yang ada dan laju
produksinya. Analisa PVT merupakan jenis logging untuk mendapatkan profil
tekanan, temperatur, dan volume sepanjang lubang sumur. Well testing merupakan
suatu uji pada sumur dengan memperhatikan impuls tekanan akibat adanya
pemberian gangguan berupa tekanan pada sumu untuk mengamati kemampuan
suatu reservoar untuk berproduksi.
Logging merupakan metode pengukuran besaran-besaran fisik batuan reservoir
terhadap kedalaman lubang bor. Peralatan logging dapat dikelompokkan
berdasarkan prinsip kerja dan parameter pengukurannya. Berdasarkan parameter
pengukurannya dapat digolongkan menjadi logging dibedakan menjadi lithology
tools, prosity tools, resistivity tools. Kegiatan logging sangat dipengaruhi oleh
kondisi lubang bor. Terdapat istilah Borehole environment, yang merupakan
lingkungan dari lubang sumur terdiri atas tiga zona yaitu flushed zone, transition
zone, dan uninvaded zone. Flushed zone adalah zona dimana fluida yang ada di pori
batuan adalah filtrat lumpur. Transition zone adalah zona dimana sebagian pori
terisi fluida formasi dan sebagian lagi terisi filtrat lumpur. Uninvaded zone adalah
zona yang tidak terinvasi filtrat lumpur.
Lithology tools terdiri dari Log Spontaneous Potential (SP), Gamma Ray Log,
dan Calliper Log. Log SP adalah log yang berprinsip kerja dengan perbedaan
tegangan antara lubang sumur dan permukaan. Parameter yang didapatkan adalah
Rw, ketebalan lapisan porous, dan nilai Vclay. Log Gamma Ray berprinsip kerja
dengan penangkapan sinar radioaktif alami formasi seperti K (Kalium), U
(Uranium), dan Th (Thorium). Parameter yang didapatkan yaitu lapisan permeabel
dan kandungan shale. Semakin tinggi pembacaan radioaktivitasnya, maka semakin
lempung formasi yang akan ditembus. Dari sini, dapat diperkirakan ketebalan
lapisan permeabel dan impermeabel. Calliper log menyajikan hasil pengukuran
terhadap ukuran lubang bor sebagai fungsi dari kedalaman lubang bor, parameter
yang didapatkan yaitu litologi batuan dan zona permeabel. Prinsip kerjanya adalah
menurunkan alat seperti payung dengan pegas, hal ini juga bertujuan untuk
mengukur diameter lubang sumur dan mendeteksi adanya indikasi caving atau pun
swelling pada dinding lubang bor.
Porosity tools terdiri dari density log, neutron log, sonic log. Log neutron yang
memiliki prinsip kerja dalam perhitungan kandungan Hidrogen(H) di formasi
dengan menembakkan ion Hidrogen yang nantinya akan mengganggu kestabilan
Hidrogen pada fluida reservoar yang mengandung banyak unsur karbon dan
hidrogen sehingga didapat parameter yang berupa porositas total, kandungan gas,
serta air . Log densitas memiliki prinsip kerja yang serupa dengan gamma ray log
yaitu dengan menembakkan sinar gamma dimana sinar gamma yang dipancarkan
akan kembali ke sumbernya bila menabrak elektron , semakin padat benda semakin
banyak elektron yang kembali terbaca di sumber logging. Log suara (sonic)
memiliki prinsip kerja dalam pengukuran lama waktu rambat gelombang bunyi.
Prinsip kerjanya, suara yang cepat merambat artinya melalui medium yang
kerapatannya besar, porositas kecil . Parameter yang didapat yaitu porositas batuan.
Ketiganya mempunyai fungsi utama sebagai pengukur porositas batuan.
Resistivity tools yang meliputi normal log, induction log, lateral log dan micro
log. Log-log tersebut berfungsi untuk menentukan harga resistivitas atau ketahanan
listrik terhadap arus listrik yang melaluinya dari suatu formasi batuan. Normal log
terdapat 2 elektroda utama yang diturunkan ke dasar sumur yaitu elektroda M dan
A, sementara itu dipermukaan, elektrodanya adalah N dan B. Induction log
merupakan log yang tidak memerlukan medium logging atau dapat digunakan pada
lubang bor kosong tanpa lumpur, atau pun fluida resevoar. Prinsip kerja alat ini
adalah arus bolak balik dengan frekuensi tinggi yang mempunyai intensitas konstan
dikirimkan melalui kumparan pengiriman sehingga menghasilkan elektromagnetik
yang akan menimbulkan induksi di dalam formasi. Kelebihan dari jenis log ini yaitu
dapat memperkecil pengaruh diameter lubang bor, lapisan batuan di sekiarnya dan
invasi air filtrat lumpur bor. Lateral log mempunyai tiga elektroda yang
dimaksudkan untuk megukur ketahanan formasi yang tidak terinvasi oleh lumpur
bor (Rt). Log jenis ini hanya dapat digunakan pada kondisi lumpur jenis Water
Based Mud. Micro Spherical Focused Log (MSFL)dirancang untuk memperoleh
harga tahanan formasi pada daerah flushed zone (Rxo) dan sebagai indikator untuk
mengetahui adanya lapisan porus dan permeabel yang ditandai adanya mud cake.
Dimana mud cake merupakan hasil dari masuknya filtrat air pada lumpur pemboran
ke formasi akibat adanya porositas formasi.
Ada beberapa jenis log lainnya untuk mengukur parameter tambahan pada
lubang bor, seperti kondisi sementasi pada casing, yaitu Cement Bond Evaluation
Log (CBL), Casing Collar Locator (CCL), dan Variable Density Log (VDL).
Cement Bond Evaluation Log. Pada VDL, interpretasi logging yang semakin lurus
maka indikasinya berupa kerusakan pada semen casing, namun semakin zig-zag
pembacaannya, maka makin baik sementasi yang terjadi.
Pada lapangan panas bumi juga dilakukan logging dengan logging tools berupa
Go-Devil Logging, Pressure-Temperature Spinner (TPS) Logging, Calliper Log,
dan Pressure-Temperature (PT) Logging. Prinsip kerjanya hampir serupa yaitu
mengukur tekanan dan temperatur pada lubang bor sebagai perkiraan jenis
reservoar panas buminya. Namun pada PTS Logging, parameter laju alir fluida
panas bumi dapat diukur dengan spinner yang berputar seiring dengan pertambahan
laju aliran dari fluida panas bumi. Semakin tinggi kecepatan spinner berputar maka
semakin besar laju alir fluida panas bumi, namun semakin lambat spinner berputar
maka laju alir fluidanya semakin kecil. Hal ini menunjukkan zona prospek pada
lapangan panas bumi.
Aplikasi lapangan dari seluruh kegiatan di atas adalah untuk menentukan
adanya kandungan hidrokarbon pada formasi dengan mengamati parameter-
parameter utama pengukuran cadangan fluida resevoar pada lapisan produktif
seperti porositas, permeabilitas, resistivitas, dan sebagainya . Dengan pembacaan
interpretasi bawah permukaan oleh logging tools, dapat dibuat peta cadangan
perkiraan besarnya cadangan hidrokarbon pada suatu lapisan batuan
2.6. KESIMPULAN
Dari praktikum minggu pertama penilaian formasi , didapat beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Penilaian Formasi adalah suatu kegiatan pengumpulan data-data reservoir
yang dilakukan sebelum pemboran, saat pemboran, dan sesudah pemboran
berlangsung untuk karakterisasi reservoir yang nantinya dapat digunakan
dalam perencanaan pengembangan suatu lapangan migas.
2. Kegiatan pelaksanaan PF dibagi menjadi tiga :
 Sebelum pemboran :
- Survei geologi (data permukaan)
- Survei geofisika (data bawah permukaan)
 Saat pemboran :
- Mud Logging
- Analisa Cutting
- Coring
 Setelah pemboran :
- Drill Stem Test (DST)
- Analisa PVT
- Well Testing
3. Peralatan logging dapat dikelompokkan berdasarkan parameter
pengukurannya lithology tools, prosity tools, resistivity tools. Dimana
logging tools tersebut memiliki jenis-jenisnya, antara lain :
 Lithology log, meliputi :
1. Spontaneous Potential Log (SP Log)
2. Gamma Ray Log
3. Calliper Log
 Porosity log, meliputi :
1. Neutron log
2. Density log
3. Sonic log
 Resistivity log, meliputi :
1. Normal log
2. Lateral log
3. Induction log
4. Micro Spherical Focused Log (MSFL)
4. Kegiatan logging sangat dipengaruhi oleh kondisi lubang bor yang terdiri
atas flushed zone, transition zone, dan uninvaded zone. Flushed zone adalah
zona dimana fluida yang ada di pori batuan adalah filtrat lumpur. Transition
zone adalah zona dimana sebagian pori terisi fluida formasi dan sebagian
lagi terisi filtrat lumpur. Uninvaded zone adalah zona yang tidak terinvasi
filtrat lumpur.
5. Pada lapangan panas bumi juga dilakukan logging dengan logging tools
berupa Go-Devil Logging, Pressure-Temperature Spinner (TPS) Logging,
Calliper Log, dan Pressure-Temperature (PT) Logging. Prinsip kerjanya
hampir serupa yaitu mengukur tekanan dan temperatur pada lubang bor
sebagai perkiraan jenis reservoar panas buminya
6. Aplikasi lapangannya adalah untuk menentukan kandungan hidrokarbon
pada formasi. Dengan membuat peta cadangan akan diperoleh besarnya
cadangan hidrokarbon pada suatu lapisan batuan.

Anda mungkin juga menyukai