Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang apat melakukan belajar atau proses
perubahan tingkah laku. Misalnya perpustakaan, pasar, museum, masjid, dll.
2. Benda sebenarnya merupakan sumber informasi yang akan membawa siswa pada pemahaman yang
lebih sempurna tentang sesuatu. Misalnya candi dan benda peninggalan lainnya.
Pengetahuan itu bersifat dinamis. Oleh karena itu kadang-kadang apa yang disajikan dalam buku teks
tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan terkini. Misalnya penemuan-penemuan baru
dalam berbagai ilmu pengetahuan, seperti munculnya penyakit misalnya flu burung, sapi gila, dll. Yang
kesemuanya itu tidak mungkin dipahami sepenuhnya oleh guru, maka untuk mempelajari konsep-
konsep baru itu guru dapat menggunakan orang-orang yang lebih menguasai persoalan tersebut,
misalnya dengan mengundang dokter, polisi, dan lain sebagainya sebagai sumber bahan pelajaran.
Bahan cetak adalah berbagai informasi sebagai materi pelajaran yang di simpan dalam berbagai bentuk
tercetak seperti buku, majalah, koran, dll. Sedangkan bahan belajar noncetak adalah informasi sebagai
materi pelajaran yang di simpan dalam berbagai bentuk alat komunikasi elektronik yang biasanya
berfungsi sebagai media pembelajaran misalnya dalam bentuk kaset, video, dll.
5. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi. Misalnya peristiwa kerusuhan, bencana alam, dll.[3]
Catatan Mbak Nia
menulis bagian dari dakwahku
Senin, 04 Januari 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam rangka mengurangi kejenuhan
belajar pada peserta didik adalah dengan mengembangkan bahan ajar. Mengembangkan bahan ajar
selayaknya merupakan kemampuan yang harus terus menerus ditingkatkan oleh setiap guru. Jika
seorang guru tidak memiliki kemampuan mengembangkan bahan ajar yang bervariasi maka guru
akan terjebak pada situasi pembelajaran yang monoton dan cenderung membosankan bagi peserta
didik.
Permasalahannya sekarang adalah pemahaman guru yang bervariasi tentang KTSP.
Perbedaan pemahaman akan berdampak pada penjabaran kemampuan-kemampuan dalam standar
kompetensi dan kompetensi dasar sehingga berakibat makin lebarnya variasi terhadap pemahaman
dalam pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum yang
berlaku.
Pemilihan bahan ajar dan media pembelajaran terkait erat dengan pengembangan silabus,
yang di dalamnya terdapat standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman
belajar, metode, evaluasi, dan sumber. Selaras dengan pengembangan silabus maka materi
pembelajaran yang akan dikembangkan tetap memerhatikan pencapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar, kesesuaian dengan materi pokok yang diajarkan, mendukung pengalaman
belajar, ketetapan metode dan media pembelajaran dan sesuai dengan indikator untuk
mengembangkan asesmen.
Pedoman pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran ini merupakan rambu-rambu
yang perlu diperhatikan ketika mengembangka bahan ajar.
A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian materi pembelajaran?
2. Apasajakah jenis materi pembelajaran?
3. Bagaiman ragam bentuk materi pembelajaran?
4. Bagaimana kriteria pemilihan materi pembelajaran?
5. Bagaimana syarat-syarat menentukan materi pembelajaran?
6. Bagaiman cara pemilihan materi pembelajaran?
7. Bagaimana urutan materi pembelajaran?
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian materi pembelajaran
2. Untuk mengetahui jenis-jenis materi pembelajaran
3. Untuk mengetahui ragam bentuk materi pembelajaran
4. Untuk mengetahui kriteria pemilihan materi pembelajaran
5. Untuk mengetahui syarat-syarat menentukan materi pembelajaran.
6. Untuk mengetahui cara pemilihan materi pembelajaran.
7. Untuk mengetahui urutan materi pembelajaran
C. Manfaat Penulisan
1. Mengetahui pengertian materi pembelajaran
2. Mengetahui jenis-jenis materi pembelajaran
3. Mengetahui ragam bentuk bahan pembelajaran.
4. Mengetahui kriteria pemilihan bahan pembelajaran.
5. Mengetahui syarat-syarat menentukan materi pembelajaran.
6. Mengetahui cara pemilihan materi pembelajaran.
7. Mengetahui urutan materi pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahan Ajar (Materi Pembelajaran)
Materi pembelajaran merupakan bagian yang penting dalam proses belajar mengajar, yang
mnempari kedudukan yang menentukan keberhasilan belajar mengajar yang berkaitan dengan
ketercapaian tujuan pengajaran, serta menentukan kegiatan-kegiatan belajar mengajar.
Bahan pengajaran bukan semata-mata berarti semua uraian yang tertera dalam buku sumber
atau sumber tercetak lainnya, melainkan memiliki klasifikasi tertentu. Berdasarkan klasifikasi
itulah, kemudian guru memilih bahan yang mana yang akan disajikan dalam perencanaan untuk
mencapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Bahan pengajaran adalah bagian
integral dalam kurikulum sebagaimana yang telah ditentukan dalam Garis-Garis Besar Program
Pengajaran. Itu sebabnya dapat dikatakan, bahwa bahan pengajaran atau materi pembelajaran pada
hakikatnya adalah isi kurikulum itu sendiri. [1]
Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan eluruhan
adalah kemampuan dan keberhasilan guru merancang materi pembelajaran[2]. Materi
Pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tidak terpisahkan dari Silabus, yakni
perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan
Pembelajaran.
Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran (instructional
materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik
dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran
menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus
dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut
harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh
peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya
materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar,serta
tercapainya indikator.
Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan
pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap
materi pembelajaran tersebut.
Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami
berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan
hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas
persiapan tersebut.[3]
Pengertian bahan ajar/materi pembelajaran yang lainnya adalah:
1. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan oleh guru/instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
2. Bahan ajar merupakan informasi alat dan atau materi yang diperlukan oleh guru
untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
3. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis
maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk
belajar.
B. Jenis-Jenis Materi Pembelajaran
Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut.
1. Fakta; adalah segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama nama
objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu
benda, dan sebagainya. Contoh: dalam mata pelajaran Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17
Agustus 1945 dan pembentukan Pemerintahan Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran
Indonesia.
2. Konsep; adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil
pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya. Contoh:
penyimpangan sosial adalah suatu pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
3. Prinsip; adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting,meliputi dalil,
rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan
implikasi sebab akibat. Contoh: Perilaku menyimpang timbul karena tidak adanya nilai atau norma
yang dapat ditaati secara teguh, diterima secara luas, dan mampu mengikat serta mengendalikan
masyarakat , dsb.
4. Prosedur; merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu
aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh: praktik penelitian sosial, dsb.
5. Sikap atau Nilai; merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang,
tolong-menolong, semangat dan minat belajar, dan bekerja, dsb. Contoh: aplikasi sosiologi dalam
kehidupan sehari-hari dalam bentuk sikap toleransi dalam menghadapi fenomena sosial yang
bervariasi.
C. Ragam Bentuk Bahan Ajar
1. Bahan ajar dalam bentuk cetak; misalnya lembar kerja siswa (LKS), handout, buku,
modul, brosur.
2. Bahan ajar berbentuk audiovisual; misalnya film/video, dan VCD.
3. Bahan ajar bentuk audio; kaset, radio, CD audio.
4. Bahan ajar bentuk visual; misalnya foto gambar, model/maket.
5. Multimedia; misalnya CD interaktif, Computer based learning, internet.
D. Kriteria Pemilihan Bahan Ajar
Materi pelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Karena itu, pemilihan materi
pelajaran tentu saja harus sejalan dengan ukuran-ukuran (kriteria) yang digunakan untuk memilih
isi kurikulum bidang studi bersangkutan. Sebagai gambaran dapat kita utarakan dalam garis
besarnya sebagai berikut di bawah ini:
Kriteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam sistem pembelajaran dan
yang mendasari penentuan strategi belajar mengajar:
1. Kriteria tujuan Pembelajaran
Suatu materi pelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus
atau tujuan-tujuan tingkah laku. Karena itu, materi tersebut supaya sejalan dengan tujuan-tujuan
yang telah dirumuskan.
2. Materi Pelajaran Supaya Terjabar
Perincian materi pelajaran berdasarkan pada tuntutan dimana setiap TIK telah dirumuskan secara
spesifik, dapat diamati dan terukur. Ini berarti terdapat keterkaiatan yang erat antara spesifikasi
tujuan dan spesifikasi materi pelajaran.
3. Relevan Dengan Kebutuhan Siswa
Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa mereka ingin berkembang berdasarkan potensi yang
dimilikinya. Karena setiap materi pelajaran yang akan disajikan hendaknya sesuai dengan usaha
untuk mengembangkan pribadi siswa secara bulat dan utuh. Beberapa aspek diantaranya adalah
pengetahuan sikap, nilai dan keterampilan.
a) Pendekatan prosedural.
Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah
secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkahlangkah
dalam melaksanakan “pen elitian social”. Contoh : Urutan Prosedural (tatacara). Pada mata
pelajaran Sosiologi, peserta didik harus mencapai standar kompetensi
”Mempraktikkan metode penelitian sosial”. Agar peserta didik berhasil mencapainya,
harus melakukan langkah-langkah berurutan mulai dari cara merancang metode penelitian sosial,
melakukan penelitian sosial, mengkomunikasikan hasil penelitian sosial. Prosedur penelitian
tersebut dapat disajikan dalam materi pembelajaran sebagai berikut :
Materi pembelajaran : Menyusun rancangan penelitian
Urutan materi :
1. Menentukan topik penelitian
2. Perumusan masalah, judul, dan pertanyaan-pertanyaan penelitian
3. Menetapkan tujuan penelitian
4. Merumuskan hipotesis
5. Memilih subjek penelitian (populasi dan sampel)
6. Mengenali jenis data penelitian
7. Menentukan metodologi penelitian
b) Pendekatan hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat
berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu
sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan oleh guru/instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
2. Ragam Bentuk Bahan Ajar
a. Bahan ajar dalam bentuk cetak
b. Bahan ajar berbentuk audiovisual
c. Bahan ajar bentuk audio
d. Bahan ajar bentuk visual
e. Multimedia
3. Kriteria pemilihan bahan ajar: kriteria tujuan pembelajaran, materi pelajaran supaya terjabar,
relevan dengan kebutuhan siswa, kesesuaian dengan kondisi masyarakat, materi pelajaran tersusun
dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis.
4. Syarat-syarat menentukan materi pembelajaran
Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tercapainya tujuan intruksional.Pendidikan yang
mengembangkan kepribadian peserta didik, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, materi
pelajaran hendaknya sesuai dengan perkembangan siswa pada umumnya, materi pelajaran
hendaknya terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan
5. Cara pemilihan materi pembelajaran: Materi pelajaran hendaknya ditetapkan dengan mengacu
pada tujuan-tujuan intruksioanal yang akan dicapai, materi yang dipilih hendaknya bermakna bagi
siswa, dalam arti mengandung nilai praktis bagi kehidupan sehari-hari, materi yang diberikan
hendaknya ditata dalam urutan yang memudahkan dipelajari keseluruhan materi oleh peserta didik.
B. SARAN
Sebaiknya dalam menulis makalah gunakan bahan dan materi yang bervariasi agar data
yang diperoleh lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA
Badrun, Drs. Ahmad, Pengantar Ilmu Sastra (Teori Sastra), Usaha Nasional-Surabaya, Tahun Akademik
2009 / 2010.
Djumingin, Sulastriningsih dan Syamsudduha. 2008. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Makassar: UNM (belum diterbitkan).
Ernawati, Setya. 2011. http:/materi/Penentuan Materi Pelajaran _ Tsetyaernawati's Blog.htm. diakses pada
tanggal 20 Februari 2012 pukul 12.26.
Hamalik ,Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. (Jakarta: Bumi Aksara.
2002)
Hamalik, Oemar. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi
Aksara.
Ibrahim dan Nana Syaodih. Perencanaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta. 1996)
Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran, Depdiknas, Dirjen,Manajemen Dikmen, Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas – dan,odifikasi penulis (Rusman Efendy)
Sumarno, Alim. 2011. http://blog.tp.ac.id/kriteria-pemilihan-materi-pelajaran. diakses pada tanggal 20
februari 2012 pukul 12.20.
[1] Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hlm.
101
[2] Ibid, hlm. 103-104
[3] Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2002), hlm.13-14
Unknown di 18.26
Berbagi