Anda di halaman 1dari 6

Resiko Usaha Bank, Cek, dan Bilyet Giro

Dosen Pengampu: Hasrul Siregar, SE. MSi

Nama: Sarah Nadira Azzahra

NIM: 170502175

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Resiko Kredit
Resiko kredit didefinisikan sebagai resiko kerugian sehubungan dengan pihak
peminjam yang tidak dapat atau tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar
kembali dana yang dipinjamankan secara penuh saat jatuh tempo atau sesudahnya.
Dengan kata lain resiko ini timbul karena adanya ketidak pastian tentang pembayaran
kembali pinjaman oleh debitur. Oleh karena itu, pihak Bank harus berhati-hati,
cermat dan teliti dalam menilai calon debitur. Meskipun ketelitian dan sifat hati-hati
tidak akan menghilangkan seratus persen ketidakpastian, namun dengan cemermatan
dalam meneliti calon debitur sedikit banyak turut membantu memperkecil resiko.
Memang harus pula menjadi pertimbangan Bank bahwa tindakan ketat dalam
mengevaluasi calon debitur jangan sampai menyebabkan birokrasi yang tidak perlu,
sehingga calon debitur mengundurkan diri tidak jadi untuk meminjam. Oleh karena
itu setiap peminjam perlu ada jaminan untuk mengantisipasi kemingkinan timbulnya
resiko ini.

2. Resiko Investasi
Resiko investasi ialah resiko yang disebabkan oleh karena investasi yang tidak
menghasilkan dan bahkan mengurangi modal. Investasi dalam surat berharga dan
bentuk penyestaan yang lain tidak dapat dilepaskan dari kemungkinan rugi.
Timbulnya kerugian disebabkan oleh berbagai hal antara lain :

a) Keadaan ekonomi dan pergolakan politik dan sosial bisa menyebabkan nilai
saham menurun.
b) Kesulitan likuiditas perusahaan tidak mustahil menyebabkan pembayaran
bunga atau deviden yang bisa berakibat lebih lanjut pada turunya nilai kurs.
c) Pemogokan pekerja dan tindakan “ slow down “ mendatangkan kerugian
perusahaan dimana Bank menginvestasikan sebagian dananya pada
perusahaan tersebut dan ini tentu akan mengakibatkan kerugian bagi bank.
Cara-cara untuk mengatasi atau memperkecil credit risk dan investment risk antara
lain :

1) Ckredit standard yang tinggi, artinya bahwa posisi kredit, credit standing calon
debitur harus ditentukan terlebih dahulu sebelum pinjaman itu diberikan.
2) Perlu diadakan divertifikasi pinjaman dan portofolio. Prinsip diversifikasi
sebagai salah satu cara untukmemperkecil resiko. Keberaneragaman jenis
pinjaman dan investasi akan mengkompensasi kerugian jenis yang satu dengan
keuntungan jenis yang lain.
3) Ada kebiasaan dari Bank untuk mengurangi resiko kredit dengan jalan
mengasuransikan pinjaman yang diberikan dan barang yang dijadikan jaminan
kepada perusahaan asuransi.
3. Resiko Likuiditas
Resiko likuiditas yaitu resiko yang timbul akibat kurang tersedianya alat-alat likuid
Bank sehingga tidak mempu memenuhi kewajiban-kewajibannya baik untuk
memenuhi penarikan titipan oleh para penyimpan maupun memberikan pinjaman
kepada para calon debitur. Karena dana likuidnya tidak cukup, biasanya Bank
terpaksa menjual earning assetnya dengan harga yang relatif rendah atau bahkan
menderita rugi.

Usaha untuk memperkecil resiko antara lain :

a) Menyediakan alat likuid yang cukup, terutama alat likuid yang mempunyai
tingkat risiko menimal.
b) Membuat menyusun cash budget atau cash flow yang lebih cermat.

4. Resiko Operasional
Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian
eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Sumber risiko ini antara lain oleh
sumber daya manusia, proses, sistem, dan kejadian eksternal.

5. Resiko Penyelewengan
Resiko penyelewengan atau fraund risk adalah resiko yang berkaitan dengan kerugian
– kerugian yang terjadi akibat hal – hal sebagai berikut: ketidakjujuran, penipuan,
atau normal dan perilaku yang kurang baik dari pejabat, karyawan dan nasabah.

6. Resiko Fidusia
Resiko fidusia atau fiduciary risk ini akan timbul apabila bank dalam usahanya
memberikan jasa bertindak sebagai wali amanat baik untuk individu maupun badan
usaha.

7. Resiko Tingkat Bunga


risiko tingkat bunga adalah risiko yang dialami akibat dari perubahan tingkat bunga
yang terjadi dipasar dan memberikan pengaruh terhadap pendapatan perusahaan.

Perubahan tingkat bunga menyebabkan perusahaan menghadapi 2 risiko :

a) risiko perubahan pendapatan,perubahan tingkat bunga bisa menetabkan


perubahan pedapatan menjadi lebih kecil. ada 2 risiko risiko penginvestasian
kembali dan risiko pendanaan kembali.
b) risiko perubahan harga pasar, perubahan tingkat bunga menyebabkan
perubahan nilai pasar aset atau kewajiban yang dimiliki perusahaan.
8. Resiko Solvensi
Risiko permodalan disebut juga risiko solvensi, yaitu risiko yang dihadapi perusahaan
berupa kemungkinan tidak dapat menutup kerugian. Risiko permodalan dapat dilihat
dari risiko antara pinjaman dan ekuitas.

9. Resiko Valuta Asing


Risiko valuta asing (valas) merupakan risiko yang disebabkan oleh perubahan kurs
valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan, terutama pada
saat dikonversikan dengan mata uang domestic.

10. Resiko Persaingan


Risiko persaingan (competition risk) adalah risiko yang muncul dari ketidakpastian
yang diciptakan oleh kehadiran para pesain dengan strategi mereka masing-masing.
cek dan giro memiliki beberapa perbedaan sesuai dengan tujuan penggunaan alat bayar ini.

Cek
 Cek bisa langsung diuangkan secara tunai di bank.
 Pembayaran dari bank bisa dilakukan atas unjuk.
 Penarikan cek akan dikenakan biaya materai.
 Cek memiliki fungsi sebagai surat perintah dari nasabah kepada bank untuk membayar
dengan uang tunai kepada orang yang ditunjuk kepada pemegang cek tersebut.
 Cek tidak dapat diuangkan pada bank yang bersangkutan sebelum diberi tanggal
penerbitannya.
 Hanya tercantum tanggal penerbitan karena dikenal adanya cek mundur.
 Sumber hukum Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).

Bilyet Giro
 Bilyet giro tidak bisa langsung diuangkan secara tunai.
 Pemindahbukuan yang dilakukan bank hanya dapat dilakukan atas nama.
 Pihak penarik akan dibebaskan dari biaya materai.
 Bilyet giro memiliki fungsi sebagai surat perintah dari nasabah kepada bank untuk
memindahkan dananya kepada orang yang ditunjuk dan mempunyai rekening yang jelas pada
bank tertentu.
 Bilyet giro dapat diserahkan bank sebelum tanggal efektif jika tanggal efektif tersebut lebih
awal dari tanggal penerbitanya
 Tercantum tanggal penerbitan dan tanggal efektif.
 Sumber hukum Peraturan Bank Indonesia (PBI).
Resiko Usaha Bank, Cek, dan Bilyet Giro
Dosen Pengampu: Hasrul Siregar, SE. MSi

Nama: Jenny Pradita

NIM: 170502157

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai