Resiko Usaha Bank
Resiko Usaha Bank
NIM: 170502175
DEPARTEMEN MANAJEMEN
2. Resiko Investasi
Resiko investasi ialah resiko yang disebabkan oleh karena investasi yang tidak
menghasilkan dan bahkan mengurangi modal. Investasi dalam surat berharga dan
bentuk penyestaan yang lain tidak dapat dilepaskan dari kemungkinan rugi.
Timbulnya kerugian disebabkan oleh berbagai hal antara lain :
a) Keadaan ekonomi dan pergolakan politik dan sosial bisa menyebabkan nilai
saham menurun.
b) Kesulitan likuiditas perusahaan tidak mustahil menyebabkan pembayaran
bunga atau deviden yang bisa berakibat lebih lanjut pada turunya nilai kurs.
c) Pemogokan pekerja dan tindakan “ slow down “ mendatangkan kerugian
perusahaan dimana Bank menginvestasikan sebagian dananya pada
perusahaan tersebut dan ini tentu akan mengakibatkan kerugian bagi bank.
Cara-cara untuk mengatasi atau memperkecil credit risk dan investment risk antara
lain :
1) Ckredit standard yang tinggi, artinya bahwa posisi kredit, credit standing calon
debitur harus ditentukan terlebih dahulu sebelum pinjaman itu diberikan.
2) Perlu diadakan divertifikasi pinjaman dan portofolio. Prinsip diversifikasi
sebagai salah satu cara untukmemperkecil resiko. Keberaneragaman jenis
pinjaman dan investasi akan mengkompensasi kerugian jenis yang satu dengan
keuntungan jenis yang lain.
3) Ada kebiasaan dari Bank untuk mengurangi resiko kredit dengan jalan
mengasuransikan pinjaman yang diberikan dan barang yang dijadikan jaminan
kepada perusahaan asuransi.
3. Resiko Likuiditas
Resiko likuiditas yaitu resiko yang timbul akibat kurang tersedianya alat-alat likuid
Bank sehingga tidak mempu memenuhi kewajiban-kewajibannya baik untuk
memenuhi penarikan titipan oleh para penyimpan maupun memberikan pinjaman
kepada para calon debitur. Karena dana likuidnya tidak cukup, biasanya Bank
terpaksa menjual earning assetnya dengan harga yang relatif rendah atau bahkan
menderita rugi.
a) Menyediakan alat likuid yang cukup, terutama alat likuid yang mempunyai
tingkat risiko menimal.
b) Membuat menyusun cash budget atau cash flow yang lebih cermat.
4. Resiko Operasional
Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian
eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Sumber risiko ini antara lain oleh
sumber daya manusia, proses, sistem, dan kejadian eksternal.
5. Resiko Penyelewengan
Resiko penyelewengan atau fraund risk adalah resiko yang berkaitan dengan kerugian
– kerugian yang terjadi akibat hal – hal sebagai berikut: ketidakjujuran, penipuan,
atau normal dan perilaku yang kurang baik dari pejabat, karyawan dan nasabah.
6. Resiko Fidusia
Resiko fidusia atau fiduciary risk ini akan timbul apabila bank dalam usahanya
memberikan jasa bertindak sebagai wali amanat baik untuk individu maupun badan
usaha.
Cek
Cek bisa langsung diuangkan secara tunai di bank.
Pembayaran dari bank bisa dilakukan atas unjuk.
Penarikan cek akan dikenakan biaya materai.
Cek memiliki fungsi sebagai surat perintah dari nasabah kepada bank untuk membayar
dengan uang tunai kepada orang yang ditunjuk kepada pemegang cek tersebut.
Cek tidak dapat diuangkan pada bank yang bersangkutan sebelum diberi tanggal
penerbitannya.
Hanya tercantum tanggal penerbitan karena dikenal adanya cek mundur.
Sumber hukum Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).
Bilyet Giro
Bilyet giro tidak bisa langsung diuangkan secara tunai.
Pemindahbukuan yang dilakukan bank hanya dapat dilakukan atas nama.
Pihak penarik akan dibebaskan dari biaya materai.
Bilyet giro memiliki fungsi sebagai surat perintah dari nasabah kepada bank untuk
memindahkan dananya kepada orang yang ditunjuk dan mempunyai rekening yang jelas pada
bank tertentu.
Bilyet giro dapat diserahkan bank sebelum tanggal efektif jika tanggal efektif tersebut lebih
awal dari tanggal penerbitanya
Tercantum tanggal penerbitan dan tanggal efektif.
Sumber hukum Peraturan Bank Indonesia (PBI).
Resiko Usaha Bank, Cek, dan Bilyet Giro
Dosen Pengampu: Hasrul Siregar, SE. MSi
NIM: 170502157
DEPARTEMEN MANAJEMEN