Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI


MASYARAKAT (STM) BERBANTUAN MEDIA AUDIO
VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
IPA PADA SISWA KELAS V SEMESTER GANJIL
DI SD NEGERI 2 SUDAJI, KECAMATAN
SAWAN, KABUPATEN BULELENG
TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014
I Gd. Krista Septiawan1, Ni Wy. Arini2, I. Gd. Wawan Sudatha3
123
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail:rat_padhu@yahoo.com1, wayanarini@yahoo.co.id2,
igdewawans@undiksha.ac.id3

ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus ini bertujuan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V semester ganjil di SD Negeri 2 Sudaji Kecamatan
Sawan Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2013/2014 setelah penerapan model pembelajaran
Sains Teknologi Masyarakat berbantuan media audio visual. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas V semester ganjil SD Negeri 2 Sudaji yang berjumlah 21 orang. Variabel yang terkait dalam
penelitian ini adalah hasil belajar IPA. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
tes. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar IPA. Metode analisis data yang
digunakan adalah metode analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran sains teknologi masyarakat pada siklus I
baru mencapai hasil belajar sebesar 63,09%. Pada siklus II hasil belajar siswa telah mencapai
73,33%. Hasil belajar IPA dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 9,52. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa penerapan pendekatan STM berbantuan media audio visual dalam
pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD negeri 2 Sudaji tahun
pelajaran 2013/2014.

Kata kunci: pendekatan STM berbantuan media audio visual, hasil belajar IPA

ABSTRACT
Action research conducted in two cycles aims to determine the increase in science learning
outcomes semester of fifth grade students in elementary School 2 Sudaji Buleleng District of
Sawan school year 2013/2014 after the application of learning models Science Technology Society
aided audio-visual media. Subjects of this study is the first semester of fifth grade students of SD
Negeri 2 Sudaji totaling 21 people. The variables involved in this study is the result of learning
science. Data collection method used is the method of testing. Test methods used to collect data
science learning outcomes. Data analysis method used is descriptive statistical analysis method.
The results showed that student learning outcomes using the model of science learning technology
community in the first cycle reached the learning outcomes of 63.09 %. In the second cycle of
student learning outcomes has reached 73.33 % . Science learning outcomes from the first cycle to
the second cycle increased by 9.52. These results indicate that the application of STM -assisted
approach audio-visual media in learning science can enhance science learning outcomes of public
school students of class V 2 Sudaji academic year 2013/2014.

Keywords : STM assisted approach to audio visual media, science learning outcomes

PENDAHULUAN cita-cita pendidikan yang ideal dalam


Secara formal sistem pendidikan di rangka mewujudkan peradaban bangsa
Indonesia diarahkan pada tercapainya Indonesia yang bermartabat. Pemerintah
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

telah berupaya mengurangi adanya Tujuan pembelajaran IPA di SD


sekulerisme pendidikan (pendidikan telah dirumuskan dalam kurikulum yang
yang lebih mementingkan materialistis sekarang ini berlaku di Indonesia.
dengan mengabaikan agama dan Kurikulum yang sekarang berlaku di
kerohanian) yang ada sebagaimana Indonesia adalah Kurikulum Tingkat
terungkap dalam UU No.20 Tahun 2003 Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam KTSP
tentang Sisdiknas pasal 4 ayat 1 yang selain dirumuskan tentang tujuan
menyebutkan, “Pendidikan nasional pembelajaran IPA juga dirumuskan
bertujuan membentuk manusia yang tentang ruang lingkup pembelajaran IPA,
beriman dan bertakwa kepada Tuhan standar kompetensi, kompetensi dasar,
Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi dan arah pengembangan pembelajaran
mulia, sehat, berilmu, cakap, serta IPA untuk mengembangkan materi
menjadi warga negara yang demokratis pokok, kegiatan pembelajaran dan
dan bertanggungjawab terhadap indikator pencapaian kompetensi untuk
kesejahteraan masyarakat dan tanah penilaian, sehingga setiap kegiatan
air”. Maka dari itu, pendidikan yang baik pendidikan formal di SD harus mengacu
akan menjadi acuan tingkat pada kurikulum tersebut.
perkembangan suatu bangsa. Dalam KTSP (dalam Depdiknas,
Dalam kaitannya dengan 2007), tujuan pembelajaran IPA di SD
pendidikan, perkembangan teknologi secara terperinci adalah: 1) memperoleh
tidak terlepas dari adanya keyakinan terhadap kebesaran Tuhan
perkembangan dalam bidang sains. Yang Maha Esa berdasarkan
Proses perkembangan sains yang telah keberadaan, keindahan, dan keteraturan
dilakukan oleh para ilmuan sains alam ciptaann-Nya, 2) mengembangkan
membawa dampak positif bagi pengetahuan dan pemahaman konsep-
perkembangan teknologi dengan konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diciptakannya peralatan yang merupakan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
produk teknologi. Produk teknologi ini 3) mengembangkan rasa ingin tahu,
pada gilirannya juga membawa sikap positif dan kesadaran tentang
kemajuan dalam bidang sains. adanya hubungan yang saling
Dalam proses pembelajaran di mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
sekolah, sains sering dikaitkan dalam teknologi dan masyarakat, 4)
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam mengembangkan ketrampilan proses
(IPA). IPA didefinisikan sebagai untuk menyelidiki alam sekitar,
kumpulan pengetahuan yang tersusun memecahkan masalah dan membuat
secara terbimbing. Dalam KTSP (2006) keputusan, 5) meningkatkan kesadaran
mata pelajaran IPA khususnya pada untuk berperan serta dalam memelihara,
Standar Kompetensi (SK) “memahami menjaga dan melestarikan lingkungan
hubungan sesama makhluk hidup dan alam dan segala keteraturannya sebagai
antara makhluk hidup dengan salah satu ciptaan Tuhan, dan 6)
lingkungannya”. Proses pembelajaran memperoleh bekal pengetahuan, konsep
IPA diupayakan agar siswa mencari dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk
alternatif sendiri pemecahan masalah melanjutkan pendidikan ke SMP atau
sesuai dengan lingkungan tempat tinggal MTs.
siswa. Hal ini sejalan dengan KTSP Berdasarkan pandangan dari KTSP
menyatakan bahwa “IPA berhubungan tentang pembelajaran IPA, maka dapat
dengan cara mencari tahu tentang alam disimpulkan bahwa IPA berhubungan
secara sistematis, sehingga bukan dengan cara mencari tahu tentang alam
hanya penguasaan kumpulan secara sistematis, sehingga IPA bukan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, hanya penguasaan kumpulan
atau prinsip saja tetapi juga merupakan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
suatu proses penemuan” (Depdiknas, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
2007). tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

dapat menjadi wahana bagi peserta didik yang senantiasa sesuai dengan konteks
untuk mempelajari diri sendiri dan alam pengalaman manusia. “Dalam
sekitar, serta prospek pengembangan pendekatan STM siswa diajak untuk
lebih lanjut dalam menerapkannya di meningkatakan kreativitas, sikap ilmiah,
dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan menggunakan konsep dan proses sains
IPA diarahkan mencari tahu sendiri dalam kehidupan sehari-hari” (NSTA,
jawaban atas pertanyaan atau masalah 1990:1).
sehingga dapat membantu peserta didik Berdasarkan beberapa pandangan
untuk memperoleh pemahaman yang tentang definisi STM, maka dapat
lebih mendalam tentang alam sekitar. dikemukakan bahwa pendekatan STM
Dari pengalaman mengajar, memungkinkan anak dapat
rendahnya hasil belajar siswa menghubungkan hal-hal yang telah
disebabkan oleh penggunaan sistem dipahami dengan fenomena-fenomena
mengajar konvensional, tanpa memilih yang ada di lingkungannya, sehingga
model pembelajaran yang tepat dapat menguatkan pemahaman
sehingga siswa kurang aktif dalam terhadap suatu permasalahan atau
mengikuti pembelajaran dan memperoleh pemahaman yang baru
pelaksanaan pembelajaran menjadi yang berkaitan dengan kehidupan
kurang kondusif. keseharian siswa tersebut. Dengan
Disamping itu peneliti menemukan pendekatan ini, siswa dihadapkan pada
bahwa hasil belajar siswa kelas V SD suatu masalah yang terjadi di
Negeri 2 Sudaji dalam pembelajaran IPA lingkungan sekitar. Dalam proses
masih sangat kurang dengan rata-rata pembelajaran, siswa diajak untuk
persentase 55,38%, sedangkan yang mencari solusi untuk mengatasi
diharapkan adalah ≥65%. Hal ini dapat masalah tersebut.
dilihat dari kondisi siswa pada saat Penerapan pendekatan STM
pembelajaran, seperti siswa kurang aktif tentunya sangat baik digunakan dalam
dalam mengikuti pembelajaran, sebagian pembelajaran karena selalu mengaitkan
besar siswa tidak dapat mengerjakan materi dengan kehidupan serta
tugas yang diberikan dengan sungguh- lingkungan dunia nyata siswa. Akan
sungguh, baik tugas yang diberikan tetapi, dalam proses pembelajaran tidak
secara individu maupun berkelompok. bisa setiap hari langsung mengajak
Upaya yang dapat dilakukan untuk siswa ke dalam pokok objek
meningkatkan hasil belajar IPA siswa pembelajaran yang ada dalam
kelas V SD Negeri 2 Sudaji adalah lingkungan. “Maka dari itu penggunaan
dengan menerapkan salah satu media pembelajaran akan sangat
pendekatan yang diharapkan sesuai membantu dalam penerapan pendekatan
dengan pembelajaran IPA saat ini yaitu STM karena media merupakan wadah
dengan pendekatan Sains Teknologi dari pesan yang oleh sumber atau
Masyarakat (STM). Pendekatan STM penyalurnya ingin diteruskan kepada
menitikberatkan pada penyelesaian sasaran atau penerima pesan tersebut”
masalah dan proses berpikir yang (Rahardjo, 1988).
melibatkan transfer jarak jauh. Konsep- Berdasarkan sejarah
konsep yang diperoleh pada proses perkembangan STM yang telah diuraikan
pembelajaran dapat diterapkan pada maka harus diketahui apa sebenarnya
kehidupan sehari-hari. “Pembelajaran STM menurut para ilmuwan. Galib
dengan menggunakan pendekatan STM (dalam Gita 2010) mengemukakan
memiliki ciri yang paling utama, yang bahwa: Sains Teknologi Masyarakat
dilakukan dengan memunculkan isu (STM) merupakan terjemahan dari
sosial di awal pembelajaran dan guru Science Teknology Society (STS) yaitu
sebelumnya sudah memiliki isu yang suatu usaha untuk menyajikan sains dan
sesuai dengan konsep yang akan teknologi dalam konteks pengalaman
diajarkan” (Poedjiadi, 1994:9). STM dan kehidupan manusia sehari-hari,
dipandang sebagai proses pembelajaran dengan fokus isu-isu atau masalah-
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

masalah yang sedang dihadapi oleh didik akan mencari informasi dari
masyarakat, baik bersifat lokal, regional, berbagai sumber, bukan hanya di dalam
nasional maupun global yang memiliki kelas melainkan di luar kelas dengan
komponen sains dan teknologi. menggunakan berbagai cara termasuk
Senada dengan pendapat tersebut memanfaatkan teknologi. Dengan
Poedjiadi (2005) menyatakan “Sains demikian peserta didik belajar
Teknologi Masyarakat (STM) merupakan menemukan dan menyusun sendiri
alihan dari Science Technology Society pengetahuan yang diperolehnya dari
(STS) yang merupakan sebuah proses belajar yang dilakukannya. Selain
pembaharuan dalam bidang sains”. itu proses belajar juga merupakan
Pembaharuan ini mula-mula terjadi di kesempatan bagi peserta didik untuk
Inggris dan Amerika, sekarang sudah dapat berpartisipasi sebagai warga
merebak ke negara-negara lain. negara.
Pendekatan STM dalam pendidikan Dalam penerapan pendekatan
sains diyakini oleh pakar-pakar di STM, salah satu media yang dapat
Amerika sebagai pendekatan yang tepat, membantu proses pembelajaran IPA
sebab pendekatan ini berusaha untuk dengan pendekatan STM di kelas adalah
menjembatani materi di dalam kelas dengan menggunaan media audio visual.
dengan situasi dunia nyata di luar kelas Djamarah (1995:141) menyatakan,
yang menyangkut perkembangan “media audio visual adalah media yang
teknologi dan situasi sosial mempunyai unsur suara dan unsur
kemasyarakatan. Pendekatan Sains gambar”. Media ini dapat dibagi menjadi
Teknologi dan Masyarakat (STM) dalam beberapa jenis seperi; (a) audio-visual
pandangan ilmu-ilmu sosial dan diam yaitu media yang menampilkan
humaniora, pada dasarnya memberikan suara dan gambar diam misalnya bingkai
pemahaman tentang kaitan antara sains suara, film rangkai suara, cetak suara,
teknologi dan masyarakat, melatih dan; (b) audio visual gerak yakni, media
kepekaan penilaian peserta didik yang menampilkan unsur suara dan
terhadap dampak lingkungan sebagai gambar bergerak seperti film suara dan
akibat perkembangan sains dan video-cassette”. Rohani (1997:97)
teknologi. menyatakan, “Media audio-visual
National Science Teachers merupakan instruksional modern yang
Association (NSTA) (1990 :1) sesuai perkembangan zaman (kemajuan
memandang STM sebagai “the teaching ilmu pengetahuan dan teknologi),
and learning of science in the context of meliputi media yang dapat dilihat dan
human experience”. STM dipandang didengar”. “Media audio visual
sebagai proses pembelajaran yang merupakan sarana yang mampu
senantiasa sesuai dengan konteks menampilkan gambar dan suara secara
pengalaman manusia. Dalam bersamaan. Dengan berbantuan media
pendekatan ini siswa diajak untuk ini, seseorang tidak hanya dapat melihat
meningkatakan kreativitas, sikap ilmiah, atau mengamati sesuatu, melainkan
menggunakan konsep dan proses sains sekaligus bisa mendengar segala
dalam kehidupan sehari-hari. sesuatu yang divisualisasikan”
Berdasarkan beberapa pandangan (Smaldino, 2008). Maka dari itu, media
yang telah diungkapkan mengenai STM, audio visual akan membantu dalam
maka dapat disimpulkan bahwa, pada penyampaian materi pada pembelajaran
pembelajaran dengan menggunakan IPA dengan pendekatan STM melalui
pendekatan STM diawali dengan isu dan rekaman peristiwa dunia nyata sesuai
isu itulah yang merupakan ciri utamanya. dengan lingkungan tempat tinggal siswa.
Karena dengan mengemukakan isu Penerapan pendekatan STM
mendorong peserta didik untuk mencari berbantuan media audio visual dapat
jawaban atau memecahkan masalah membantu proses pembelajaran siswa,
yang diakibatkan oleh isu tersebut. karena sesuai sifatnya, media audio
Dalam memecahkan masalah peserta
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

visual memiliki banyak kelebihan 1. Rencana


dibandingkan dengan media lainnnya. Tindakan
Djamarah (1995:141) mengemukakan
bahwa: Media audio visual dapat 4. Refleksi
membuat konsep yang abstrak menjadi SIKLUS 2. Pelaksanaan
I
konkret, dapat pula menampilkan gerak
yang bisa dipercepat atau diperlambat
sehingga lebih mudah diamati serta
3. Observasi/Eva
dapat menampilkan detail suatu benda luasi
atau proses, yang membuat penyajian
pelajaran jadi lebih menarik, tidak
membosankan, sehingga siswa lebih
aktif, mudah dan jelas dalam memahami 1. Remcana
tindakan
materi pelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka
dipandang perlu diadakan penelitian
lebih lanjut tentang “Penerapan Model 4. Refleksi SIKLUS
2. Pelaksanaan

Pembelajaran Sains Teknologi II


Masyarakat berbantuan Media Audio
Visual untuk meningkatkan Hasil Belajar
3. Observasi/Eva
IPA pada Siswa Kelas V Semester Ganjil luasi
di SD Negeri 2 Sudaji, Kecamatan
Sawan, Kabupaten Buleleng Tahun
Pelajaran 2013/ 2014”. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui peningkatan 1. Siklus ke- N
hasil belajar IPA siswa kelas V semester
ganjil di SD Negeri 2 Sudaji Kecamatan
Sawan Kabupaten Buleleng tahun
pelajaran 2013/2014 setelah penerapan Keterangan :
model pembelajaran Sains Teknologi
Masyarakat (STM) berbantuan media : Alur Siklus.
audio visual.
Gambar1. Rancangan Penelitian
METODE Tindakan Kelas (Sumber:
Penelitian ini merupakan Penelitian Kanca, 2008:6)
Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas V SD Rancangan Penelitian Siklus I dan
Negeri 2 Sudaji, dengan jumlah 21 siswa Siklus II yaitu:1) Perencanaan, kegiatan
yang terdiri dari 10 orang putra dan 11 yang dilakukan dalam tahap
orang putri. Objek penelitian adalah hasil perencanaan berdasarkan refleksi awal
belajar siswa. yang sudah dilakukan. Tahap
Rangkaian kegiatan pada perencanaan ini meliputi: (a) membuat
pelaksanaan penelitian ini mengacu rencana pembelajaran, (b) menentukan
pada teori Stephan Kemmis dan Robin pendekatan pembelajaran, (c)
Mc.Taggart (dalam Kanca (2008: 6). menyiapkan instrumen penelitian berupa
Pelaksanaan tindakan kelas dalam angket dan lembar tes, 2) Pelaksanaan,
penelitian ini dilaksanakan melalui dua tindakan adalah aktivitas yang dirancang
siklus dan tiap–tiap siklus terdiri atas dengan sistematis untuk menghasilkan
empat tahap, yaitu: perencanaan, adanya peningkatan atau perbaikan
pelaksanaan/tindakan, dalam proses pembelajaran, sehingga
observasi/evaluasi, dan refleksi. Adapun proses pembelajaran menjadi lebih
rancangan penelitian tindakan kelas ini menarik, siswa menjadi lebih aktif,
adalah sebagai berikut. sumber belajar lebih termanfaatkan,
penyajian materi lebih mudah diikuti dan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

dipahami. Tindakan yang dilakukan mendapatkan data tentang hasil belajar,


peneliti dalam proses pembelajaran IPA 4) Refleksi, setelah kegiatan
pada siklul I ini sesuai dengan pelaksanaan tindakan dan observasi,
perencanaan yang telah disusun. selanjutnya diadakan refleksi guna
Penayangan Audio Visual diputar melalui mengkaji kembali segala sesuatu yang
LCD, kemudian guru menjelaskan tujuan dialami selama pelaksanaan tindakan
dari pembelajaran, guru memberikan dan observasi. Hasil refleksi ini
konsep materi yang akan diajarkan digunakan untuk menyusun
kepada siswa dan menyuruh siswa untuk perencanaan penelitian siklus berikutnya
memperhatikan materi yang ditayangkan agar hasil belajar siswa mengalami
guna mencari pokok inti materi dari peningkatan.
pelajaran. Siswa disuruh memahami Metode yang digunakan untuk
materi kemudian guru memberikan LKS mengumpulkan data dalam penelitian
kepada siswa, dengan demikian peneliti yang akan dilakukan ini adalah metode
bisa melihat tingkat hasil belajar yang tes yang diberikan pada akhir pertemuan
telah dicapai siswa, 3) setiap siklus. Alat/instrumen yang
Observasi/Evaluasi, pada tahap ini dipergunakan yakni tes hasil belajar
dilaksanakan observasi terhadap yang berupa soal pilihan ganda 10 soal
pelaksanaan tindakan. Tujuan dan isian 5 soal.
diadakannya observasi adalah untuk Setelah data dalam penelitian ini
mengetahui pelaksanaan pembelajaran terkumpul, maka selanjutnya dilakukan
yang harus dipertahankan, diperbaiki, analisis data. Data yang dianalisis dalam
atau dihilangkan dalam proses penelitian ini adalah data hasil belajar
pembelajaran selanjutnya, sehingga IPA siswa kelas V SD Negeri 2 Sudaji
hasil belajar IPA siswa kelas V Sekolah menggunakan analisis statistik deskriptif.
Dasar Negeri 2 Sudaji Kecamatan Data dianalisis dengan menghitung nilai
Sawan Kabupaten Buleleng benar-benar rata-rata (Mean) dan rata-rata
dapat meningkat. Kegiatan siswa juga persentase.
sangat perlu diobservasi untuk melihat Untuk mengetahui tingkat kategori
aktivitas fisik maupun mentalnya dalam hasil belajar siswa dapat dikonversikan
belajar. Setelah diadakan observasi ke dalam Penilaian Acuan Patokan
dilanjutkan dengan pemberian tes hasil (PAP) skala lima dengan berpedoman
belajar kepada setiap siswa untuk pada kategori seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Penilaian Acuan Patokan (PAP) Skala 5

Persentase (%) Kriteria hasil belajar


90-100 Sangat baik
80-89 Baik
65-79 Cukup
55-64 Kurang
0-54 Sangat kurang
( Agung, 2005:97)

Kriteria keberhasilan adalah HASIL DAN PEMBAHASAN


standar yang ditetapkan sebagai patokan
atau tolak ukur keberhasilan. Dalam Berdasarkan hasil evaluasi kepada
penelitian ini standar keberhasilan siswa melalui tes tertulis yang telah
berpatokan pada nilai KKM sebesar 65. dilakukan selama penelitian, diperoleh
Siswa dinyatakan berhasil bila telah data mengenai hasil belajar siswa. Data
mencapai rata-rata persen (P%) minimal ini dipakai untuk mengetahui persentase
65%. keberhasilan pembelajaran siswa pada
masing-masing siklus. Data yang
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

diperoleh tersebut, kemudian dianalisis yang ditentukan oleh SD Negeri 2 Sudaji.


menggunakan analisis statistik deskriptif Sesuai dengan kriteria indikator
dengan cara menghitung rata-rata keberhasilan yang telah ditargetkan
(Mean). Setelah dilakukan analisis sebelumnya, suatu penelitian dikatakan
statistik deskriptif, maka diperoleh berhasil jika hasil belajar IPA siswa
persentase hasil belajar. berada pada interval 65-79% dengan
Rata-rata persentase yang kategori cukup. Sehingga dapat
diperoleh pada siklus I sebesar 63,09%. dikatakan bahwa penelitian tindakan
Ini menunjukkan bahwa terjadi yang dilaksanakan pada siklus II telah
peningkatan dari hasil nilai tes awal yaitu berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa
55,38% dengan kategori kurang. hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Meskipun terjadi peningkatan rata-rata IPA dapat ditingkatkan melalui model
persentase hasil belajar, namun hasil pembelajaran STM berbantuan media
tersebut belum mencapai target yang audio visual. Secara keseluruhan hasil
ditentukan yaitu kategori cukup, penelitian telah memenuhi indikator
sehingga masih perlu ditingkatkan pada keberhasilan. Jadi penelitian dengan
siklus II. penerapan model pembelajaran STM
Pada siklus II diperoleh berbantuan media audio visual untuk
peningkatan nilai rata-rata hasil belajar meningkatkan hasil belajar IPA pada
siswa. Nilai hasil belajar siswa pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sudaji tahun
siklus II meningkat dengan rata-rata pelajaran 2013/ 2014 dapat dinyatakan
persentase 73,33% dalam PAP skala berhasil. Lebih jelasnya, peningkatan
lima berada pada kategori 65-79 dengan hasil belajar siswa dapat disajikan dalam
kategori cukup, dan 21 siswa telah bentuk Tabel 2.
mencapai nilai ≥65 sesuai dengan KKM

Tabel 2. Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V pada Siklus I dan Siklus II

Variabel Tindakan PAP Persentase


Hasil Belajar Siklus I 55-64 63,09%
Hasil Belajar Siklus II 65-79 73,33%

Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat


digambarkan peningkatan hasil belajar Pembahasan dari masing-masing sub
siswa dari siklus I ke siklus II seperti diuraikan sebagai berikut. Hasil belajar
Gambar 2. siswa diperoleh dari tes pada tiap akhir
siklus. Berdasarkan hasil analisis nilai rata-
80 73.33% rata hasil belajar siswa pada siklus I
70 63.09%
Persentase menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
60
perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa
Persentase %

hasil belajar
50 siklus I dibandingkan dengan hasil nilai tes awal
40 yaitu 55,38% menjadi 63,09% dengan
30 Persentase kategori kurang. Meskipun terjadi
20 hasil belajar
siklus II
peningkatan rata-rata hasil
10 belajar, namun hasil tersebut belumlah
0 0 mencapai target yang ditentukan sehingga
Siklus Siklus
I II masih perlu ditingkatkan pada siklus
berikutnya. Pada tindakan siklus I
ditemukan bahwa siswa yang tidak
Gambar 2. Grafik Persentase dari Hasil mencapai KKM(65) sebanyak 12 orang dari
Belajar Siswa pada Siklus I 21 orang siswa dalam mengikuti
dan Siklus II pembelajaran IPA. Indikator keberhasilan
hasil belajar siswa seperti yang telah
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

ditetapkan belum dapat tercapai kelas V SD Negeri 2 Sudaji tahun pelajaran


disebabkan oleh beberapa kendala dan 2013/ 2014 dapat dinyatakan berhasil.
permasalahan terkait hasil belajar yang Pada pembelajaran dengan
terjadi selama tindakan siklus I, seperti menggunakan pendekatan STM diawali
siswa kurang aktif dalam bertanya, dengan isu dan isu itulah yang merupakan
menjawab, membaca materi, kurang ciri utamanya. Karena dengan
memperhatikan tayangan media, kurang mengemukakan isu mendorong peserta
sabar dalam mengerjakan soal yang didik untuk mencari jawaban atau
diberikan, sehingga ada soal yang tidak memecahkan masalah yang diakibatkan
bisa dijawab. Kendala-kendala yang ditemui oleh isu tersebut. Dalam memecahkan
dilakukan beberapa tindakan perbaikan. masalah peserta didik akan mencari
Tindakan perbaikan untuk mengatasi informasi dari berbagai sumber, bukan
kendala-kendala dan permasalahan yang hanya di dalam kelas melainkan di luar
ditemui dilaksanakan pada tindakan siklus kelas dengan menggunakan berbagai cara
II. Perbaikan tindakan yang dilakukan termasuk memanfaatkan teknologi. Dengan
antara lain dengan memberikan bimbingan demikian peserta didik belajar menemukan
yang lebih intensif pada siswa yang dan menyusun sendiri pengetahuan yang
mengalami kesulitan, memberikan diperolehnya dari proses belajar yang
penguatan berupa pujian dan penghargaan dilakukannya. Hal ini sesuai dengan
bagi siswa, memperjelas penyajian media pendapat Galib (2010) menyatakan bahwa
audio visual dalam keterkaitannya dengan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
isu-isu atau masalah yang sesuai dengan merupakan terjemahan dari Science
lingkungan hidup siswa sesuai dengan Teknology Society (STS) yaitu suatu usaha
karakteristik pendekatan STM. untuk menyajikan sains dan teknologi
Berdasarkan perbaikan tindakan dalam konteks pengalaman dan kehidupan
siklus I, maka pada siklus II diperoleh manusia sehari-hari, dengan fokus isu-isu
peningkatan nilai rata-rata hasil belajar atau masalah-masalah yang sedang
siswa untuk setiap pertemuan maupun dihadapi oleh masyarakat, baik bersifat
akhir siklus. Nilai hasil belajar siswa pada lokal, regional, nasional maupun global
siklus II meningkat dengan rata-rata yang memiliki komponen sains dan
persentase 73,33%, dan 21 orang siswa teknologi. Dalam penerapan pendekatan
telah mencapai nialai ≥65 sesuai dengan STM, salah satu media yang dapat
KKM dengan kategori cukup. Itu artinya membantu proses pembelajaran IPA
bahwa siswa kela V SD Negeri 2 Sudaji dengan pendekatan STM adalah dengan
telah berhasil dalam mengikuti menggunakan media audio visual. Media
pembelajaran IPA. audio visual mampu menampilkan gambar
Sesuai dengan criteria indikator dan suara secara bersamaan yang dapat
keberhasilan yang telah ditargetkan dilihat maupun didengar secara langsung.
sebelumnya, suatu penelitian dikatakan Hal ini sesuai dengan pendapat Smaldino
berhasil jika hasil belajar IPA siswa berada (2008) yang menyatakan bahwa media
pada interval 65-79% dengan kategori audio visual merupakan sarana yang
cukup. Sehingga dapat dikatakan bahwa mampu menampilkan gambar dan suara
penelitian tindakan yang dilaksanakan pada secara bersamaan. Dengan berbantuan
siklus II telah berhasil. Hal ini menunjukkan media ini, seseorang tidak hanya dapat
bahwa hasil belajar siswa pada mata melihat atau mengamati sesuatu,
pelajaran IPA dapat ditingkatkan melalui melainkan sekaligus bisa mendengar
model pembelajaran STM berbantuan segala sesuatu yang divisualisasikan. Maka
media audio visual. Secara keseluruhan dari itu, media audio visual akan membantu
hasil penelitian telah memenuhi indikator dalam penyampaian materi pada
keberhasilan. Jadi penelitian dengan pembelajaran IPA dengan pendekatan STM
penerapan model pembelajaran STM melalui rekaman peristiwa dunia nyata
berbantuan media audio visual untuk sesuai dengan lingkungan tempat tinggal
meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa siswa.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

Penyajian hasil PTK ini memberikan Berdasarkan hasil penelitian


gambaran bahwa model pembelajaran STM tindakan ini, disampaikan beberapa saran
berbantuan media audio visual dalam sebagai berikut. 1) Seluruh siswa kelas V
pembelajaran IPA memberikan suasana SD Negeri 2 Sudaji agar tetap
baru dalam kegiatan belajar, siswa menjadi mempertahankan cara belajarnya dengan
lebih antusias dan aktif dalam mengikuti melakukan latihan-latihan secara terus
kegiatan belajar IPA, pelaksanaan diskusi menerus dan mengaitkan materi yang
menjadi lebih terarah. Model pembelajaran dipelajari dengan masalah kehidupan nyata
STM berbantuan media audio visual mengenai sesuatu yang sudah dikenal
terbukti menjamin keterlibatan semua dengan pengetahuan yang baru atau yang
siswa. Meski telah terbukti mampu belum dikenal sehingga dapat menemukan
mencapai indikator keberhasilan yang sesuatu yang berguna bagi dirinya, 2) Guru
ditentukan dalam penelitian, namun kelas V SD Negeri 2 Sudaji untuk mencoba
demikian dalam pelaksanaannya masih menerapkan pendekatan STM berbantuan
ditemukan beberapa kendala yaitu tingkat media audio visual sehingga dapat
pengetahuan siswa berbeda antara siswa meningkatkan profesionalisme dan member
satu dengan siswa lainnya. pengalaman baru untuk mengembangkan
Setelah proses pembelajaran alternative pembelajaran yang dapat
berlangsung sampai siklus II, hasil belajar meningkatkan kemampuan siswa sekolah
IPA siswa dapat ditingkatkan dan mencapai dasar serta memperoleh wawasan tentang
indikator keberhasilan yang ditetapkan. Hal metode pembelajaran terutama pendekatan
ini dilihat dari kegiatan siswa pada siklus II, STM, 3) Calon peneliti lain, disarankan
siswa sudah lebih santai dan aktif dalam untuk mengadakan penelitian lebih lanjut
mengikuti pembelajaran. Model tentang pendekatan STM berbantuan
pembelajaran STM berbantuan media audio media audio visual pada mata pelajaran
visual ini dapat memberikan semangat IPA maupun pada bidang ilmu lainnya yang
siswa untuk belajar, terbukti dapat sesuai.
membuat siswa lebih aktif, mempunyai
kemauan untuk belajar, siswa tampak lebih
aktif dan hati-hati dalam mengerjakan soal DAFTAR RUJUKAN
yang diberikan. Hasil yang diperoleh sesuai
dengan keunggulan/ kelebihan model Depdiknas. 2007. Naskah Akademik: Kajian
pembelajaran STM berbantuan media audio Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran
visual yakni siswa menjadi lebih aktif dalam IPA. Jakarta: Departemen
kegiatan pembelajaran. Pendidikan Nasional.

SIMPULAN DAN SARAN Djamarah, Syaiful Bahri. 1995. Strategi


Berdasarkan hasil penelitian dan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
pembahasan pada bab IV, maka dapat Cipta.
disimpulkan sebagai berikut penerapan
pendekatan STM berbantuan media audio KTSP. 2006. Standar Kompetensi dan
visual dapat meningkatkan hasil belajar IPA Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
ada siswa kelas V SD Negeri 2 Sudaji. Hal IPA untuk SD/MI. Jakarta:
ini dapat dilihat pada siklus I diperoleh nilai Depdiknas.
rata-rata hasil belajar IPA sebesar 63,09
pada siklus I dan persentase hasil belajar National Science Teachers Association.
sebesar 63,09% dengan kriteria kurang. 1990. STS: A New Effort for
Pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar Providing.
sebesar 73,33 dan persentase hasil belajar
IPA siswa sebesar 73,33% dengan kriteria Poedjiadi, Anna. 1994. Konsep STS Dan
cukup. Hasil belajar mengalami Pengembangannya berdasarkan
peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar Kurikulum sekolah. Hal. 7,8,9.
10,24%. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

-------, Anna. 2005. "Model Pembelajaran


Kontekstual Bermuatan Nilai".
Sains Teknologi Masyarat.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rahardjo. 1988. Media pembelajaran.


Jakarta: CV. Rajawali.

Rohani, Ahmad.1997. Media Instruksional


Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Smaldino, Sharon E, dkk. 2008. Teknologi


dan Media Instruksional
Pembelajaran. Pearson Merrill
Prentice Hall. Ohio.

Smaldino, Sharon E, dkk. 2008. Teknologi


dan Media Instruksional
Pembelajaran. Pearson Merrill
Prentice Hall. Ohio.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2006.
Jakarta: PT. Arnas Duta Jaya.

Anda mungkin juga menyukai