e-mail:rat_padhu@yahoo.com1, wayanarini@yahoo.co.id2,
igdewawans@undiksha.ac.id3
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus ini bertujuan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V semester ganjil di SD Negeri 2 Sudaji Kecamatan
Sawan Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2013/2014 setelah penerapan model pembelajaran
Sains Teknologi Masyarakat berbantuan media audio visual. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas V semester ganjil SD Negeri 2 Sudaji yang berjumlah 21 orang. Variabel yang terkait dalam
penelitian ini adalah hasil belajar IPA. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
tes. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar IPA. Metode analisis data yang
digunakan adalah metode analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran sains teknologi masyarakat pada siklus I
baru mencapai hasil belajar sebesar 63,09%. Pada siklus II hasil belajar siswa telah mencapai
73,33%. Hasil belajar IPA dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 9,52. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa penerapan pendekatan STM berbantuan media audio visual dalam
pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD negeri 2 Sudaji tahun
pelajaran 2013/2014.
Kata kunci: pendekatan STM berbantuan media audio visual, hasil belajar IPA
ABSTRACT
Action research conducted in two cycles aims to determine the increase in science learning
outcomes semester of fifth grade students in elementary School 2 Sudaji Buleleng District of
Sawan school year 2013/2014 after the application of learning models Science Technology Society
aided audio-visual media. Subjects of this study is the first semester of fifth grade students of SD
Negeri 2 Sudaji totaling 21 people. The variables involved in this study is the result of learning
science. Data collection method used is the method of testing. Test methods used to collect data
science learning outcomes. Data analysis method used is descriptive statistical analysis method.
The results showed that student learning outcomes using the model of science learning technology
community in the first cycle reached the learning outcomes of 63.09 %. In the second cycle of
student learning outcomes has reached 73.33 % . Science learning outcomes from the first cycle to
the second cycle increased by 9.52. These results indicate that the application of STM -assisted
approach audio-visual media in learning science can enhance science learning outcomes of public
school students of class V 2 Sudaji academic year 2013/2014.
Keywords : STM assisted approach to audio visual media, science learning outcomes
dapat menjadi wahana bagi peserta didik yang senantiasa sesuai dengan konteks
untuk mempelajari diri sendiri dan alam pengalaman manusia. “Dalam
sekitar, serta prospek pengembangan pendekatan STM siswa diajak untuk
lebih lanjut dalam menerapkannya di meningkatakan kreativitas, sikap ilmiah,
dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan menggunakan konsep dan proses sains
IPA diarahkan mencari tahu sendiri dalam kehidupan sehari-hari” (NSTA,
jawaban atas pertanyaan atau masalah 1990:1).
sehingga dapat membantu peserta didik Berdasarkan beberapa pandangan
untuk memperoleh pemahaman yang tentang definisi STM, maka dapat
lebih mendalam tentang alam sekitar. dikemukakan bahwa pendekatan STM
Dari pengalaman mengajar, memungkinkan anak dapat
rendahnya hasil belajar siswa menghubungkan hal-hal yang telah
disebabkan oleh penggunaan sistem dipahami dengan fenomena-fenomena
mengajar konvensional, tanpa memilih yang ada di lingkungannya, sehingga
model pembelajaran yang tepat dapat menguatkan pemahaman
sehingga siswa kurang aktif dalam terhadap suatu permasalahan atau
mengikuti pembelajaran dan memperoleh pemahaman yang baru
pelaksanaan pembelajaran menjadi yang berkaitan dengan kehidupan
kurang kondusif. keseharian siswa tersebut. Dengan
Disamping itu peneliti menemukan pendekatan ini, siswa dihadapkan pada
bahwa hasil belajar siswa kelas V SD suatu masalah yang terjadi di
Negeri 2 Sudaji dalam pembelajaran IPA lingkungan sekitar. Dalam proses
masih sangat kurang dengan rata-rata pembelajaran, siswa diajak untuk
persentase 55,38%, sedangkan yang mencari solusi untuk mengatasi
diharapkan adalah ≥65%. Hal ini dapat masalah tersebut.
dilihat dari kondisi siswa pada saat Penerapan pendekatan STM
pembelajaran, seperti siswa kurang aktif tentunya sangat baik digunakan dalam
dalam mengikuti pembelajaran, sebagian pembelajaran karena selalu mengaitkan
besar siswa tidak dapat mengerjakan materi dengan kehidupan serta
tugas yang diberikan dengan sungguh- lingkungan dunia nyata siswa. Akan
sungguh, baik tugas yang diberikan tetapi, dalam proses pembelajaran tidak
secara individu maupun berkelompok. bisa setiap hari langsung mengajak
Upaya yang dapat dilakukan untuk siswa ke dalam pokok objek
meningkatkan hasil belajar IPA siswa pembelajaran yang ada dalam
kelas V SD Negeri 2 Sudaji adalah lingkungan. “Maka dari itu penggunaan
dengan menerapkan salah satu media pembelajaran akan sangat
pendekatan yang diharapkan sesuai membantu dalam penerapan pendekatan
dengan pembelajaran IPA saat ini yaitu STM karena media merupakan wadah
dengan pendekatan Sains Teknologi dari pesan yang oleh sumber atau
Masyarakat (STM). Pendekatan STM penyalurnya ingin diteruskan kepada
menitikberatkan pada penyelesaian sasaran atau penerima pesan tersebut”
masalah dan proses berpikir yang (Rahardjo, 1988).
melibatkan transfer jarak jauh. Konsep- Berdasarkan sejarah
konsep yang diperoleh pada proses perkembangan STM yang telah diuraikan
pembelajaran dapat diterapkan pada maka harus diketahui apa sebenarnya
kehidupan sehari-hari. “Pembelajaran STM menurut para ilmuwan. Galib
dengan menggunakan pendekatan STM (dalam Gita 2010) mengemukakan
memiliki ciri yang paling utama, yang bahwa: Sains Teknologi Masyarakat
dilakukan dengan memunculkan isu (STM) merupakan terjemahan dari
sosial di awal pembelajaran dan guru Science Teknology Society (STS) yaitu
sebelumnya sudah memiliki isu yang suatu usaha untuk menyajikan sains dan
sesuai dengan konsep yang akan teknologi dalam konteks pengalaman
diajarkan” (Poedjiadi, 1994:9). STM dan kehidupan manusia sehari-hari,
dipandang sebagai proses pembelajaran dengan fokus isu-isu atau masalah-
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
masalah yang sedang dihadapi oleh didik akan mencari informasi dari
masyarakat, baik bersifat lokal, regional, berbagai sumber, bukan hanya di dalam
nasional maupun global yang memiliki kelas melainkan di luar kelas dengan
komponen sains dan teknologi. menggunakan berbagai cara termasuk
Senada dengan pendapat tersebut memanfaatkan teknologi. Dengan
Poedjiadi (2005) menyatakan “Sains demikian peserta didik belajar
Teknologi Masyarakat (STM) merupakan menemukan dan menyusun sendiri
alihan dari Science Technology Society pengetahuan yang diperolehnya dari
(STS) yang merupakan sebuah proses belajar yang dilakukannya. Selain
pembaharuan dalam bidang sains”. itu proses belajar juga merupakan
Pembaharuan ini mula-mula terjadi di kesempatan bagi peserta didik untuk
Inggris dan Amerika, sekarang sudah dapat berpartisipasi sebagai warga
merebak ke negara-negara lain. negara.
Pendekatan STM dalam pendidikan Dalam penerapan pendekatan
sains diyakini oleh pakar-pakar di STM, salah satu media yang dapat
Amerika sebagai pendekatan yang tepat, membantu proses pembelajaran IPA
sebab pendekatan ini berusaha untuk dengan pendekatan STM di kelas adalah
menjembatani materi di dalam kelas dengan menggunaan media audio visual.
dengan situasi dunia nyata di luar kelas Djamarah (1995:141) menyatakan,
yang menyangkut perkembangan “media audio visual adalah media yang
teknologi dan situasi sosial mempunyai unsur suara dan unsur
kemasyarakatan. Pendekatan Sains gambar”. Media ini dapat dibagi menjadi
Teknologi dan Masyarakat (STM) dalam beberapa jenis seperi; (a) audio-visual
pandangan ilmu-ilmu sosial dan diam yaitu media yang menampilkan
humaniora, pada dasarnya memberikan suara dan gambar diam misalnya bingkai
pemahaman tentang kaitan antara sains suara, film rangkai suara, cetak suara,
teknologi dan masyarakat, melatih dan; (b) audio visual gerak yakni, media
kepekaan penilaian peserta didik yang menampilkan unsur suara dan
terhadap dampak lingkungan sebagai gambar bergerak seperti film suara dan
akibat perkembangan sains dan video-cassette”. Rohani (1997:97)
teknologi. menyatakan, “Media audio-visual
National Science Teachers merupakan instruksional modern yang
Association (NSTA) (1990 :1) sesuai perkembangan zaman (kemajuan
memandang STM sebagai “the teaching ilmu pengetahuan dan teknologi),
and learning of science in the context of meliputi media yang dapat dilihat dan
human experience”. STM dipandang didengar”. “Media audio visual
sebagai proses pembelajaran yang merupakan sarana yang mampu
senantiasa sesuai dengan konteks menampilkan gambar dan suara secara
pengalaman manusia. Dalam bersamaan. Dengan berbantuan media
pendekatan ini siswa diajak untuk ini, seseorang tidak hanya dapat melihat
meningkatakan kreativitas, sikap ilmiah, atau mengamati sesuatu, melainkan
menggunakan konsep dan proses sains sekaligus bisa mendengar segala
dalam kehidupan sehari-hari. sesuatu yang divisualisasikan”
Berdasarkan beberapa pandangan (Smaldino, 2008). Maka dari itu, media
yang telah diungkapkan mengenai STM, audio visual akan membantu dalam
maka dapat disimpulkan bahwa, pada penyampaian materi pada pembelajaran
pembelajaran dengan menggunakan IPA dengan pendekatan STM melalui
pendekatan STM diawali dengan isu dan rekaman peristiwa dunia nyata sesuai
isu itulah yang merupakan ciri utamanya. dengan lingkungan tempat tinggal siswa.
Karena dengan mengemukakan isu Penerapan pendekatan STM
mendorong peserta didik untuk mencari berbantuan media audio visual dapat
jawaban atau memecahkan masalah membantu proses pembelajaran siswa,
yang diakibatkan oleh isu tersebut. karena sesuai sifatnya, media audio
Dalam memecahkan masalah peserta
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Tabel 2. Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V pada Siklus I dan Siklus II
hasil belajar
50 siklus I dibandingkan dengan hasil nilai tes awal
40 yaitu 55,38% menjadi 63,09% dengan
30 Persentase kategori kurang. Meskipun terjadi
20 hasil belajar
siklus II
peningkatan rata-rata hasil
10 belajar, namun hasil tersebut belumlah
0 0 mencapai target yang ditentukan sehingga
Siklus Siklus
I II masih perlu ditingkatkan pada siklus
berikutnya. Pada tindakan siklus I
ditemukan bahwa siswa yang tidak
Gambar 2. Grafik Persentase dari Hasil mencapai KKM(65) sebanyak 12 orang dari
Belajar Siswa pada Siklus I 21 orang siswa dalam mengikuti
dan Siklus II pembelajaran IPA. Indikator keberhasilan
hasil belajar siswa seperti yang telah
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)