Anda di halaman 1dari 116

ETIKA INSINYUR

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK


ELEKTRO UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA
KARAWANG

M. Alfiansyah P. Nuzhmi Ammar. Nurjaman Saputra.


Rapi Alfian. Raka R. M. dan Ridwan T
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa. Atas berkat, rahmat, dan karunianya sehingga kami
dari kelompok 4 program studi Teknik Elektro
Universitas Singaperbangsa Karawang telah
menyelesaikan tugas pembuatan buku Etika Insinyur
pada mata kuliah Etika Profesi yang diampu oleh Bapak
Ir. Yuliarman Saragih, ST., MT., IPM.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa buku Etika Insinyur


ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki.
Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan. Akhir kata kami mengucapkan banyak
terimakasih.

Karawang, 12 Desember 2019

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................ 0


DAFTAR ISI........................................................................ 1
BAB I .............................................................................. 3
PENGERTIAN ENGINEERING ................................... 3
1.1. Pengertian Insinyur............................................. 3
2.1. Etika .................................................................... 9
BAB III .............................................................................. 16
3.1. Pengertian Insinyur ............................................. 16
BAB IV .............................................................................. 19
4.1. Sistem Etika ............................................................. 19
4.2. Etika Kewajiban (duty ethics)................................... 20
4.3. Etika Utlitarianisme (ultilitarianism ethics) .............. 21
4.4. Etika Keutamaan (virtue ethics) ............................... 23
BAB V ............................................................................... 26
5.1. Hukum Etika Insinyur ...................................... 26
5.2. UU Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran
28
BAB VI .............................................................................. 65
6.1 ATAS DASAR PRINSIP .......................................... 65

1 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


6.2 ATAS DASAR NORMA .......................................... 65
BAB VII ............................................................................ 91
7.1. Etika Profesi Seorang Teknik Elektro .............. 91
7.2. Etika PDKB dalam Pengukuran Isolator ......... 93
7.3. Sistem tentang Ketenagalistrikan (UU RI No.
30/2009) ......................................................................... 95
7.4. Usaha Penunjang Tenaga Listrik ..................... 97
7.5. Hak dan Kewajiban Pemenang Izin Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik........................................... 99
7.6. Program Sertifikasi Insinyur Profesional – PII
101
DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 113

2 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


BAB I
PENGERTIAN ENGINEERING

1.1. Pengertian Insinyur


Suatu profesi dimana suatu pengetahuan matematika dan
pengetahuan alam yang didapatkan melalui pendidikan,
pengalaman, dan praktek, diaplikasikan dengan penilaian
untuk mengembangkan cara-cara memanfaatkan, secara
ekonomis, material dan kekuatan alam untuk
kepentingan umat manusia. Dalam artian ini
menggambarkan elemen – elemen fundamental tertentu
yang menggambarkan esensi disiplin ilmu engineering.

Gambar 1. Pengertian Insinyur

Sumber: www.quipper.com diakses pada pikul 17:00 WIB

3 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Pada definisi engineering menurut ABET di atas
tercantum juga kata „judgement‟ yang dapat
diterjemahkan menjadi kata „penilaian‟. Banyak bidang
pekerjaan yang memerlukan penilaian dalam aktivitas
rutinnya, misalnya seorang mekanik mobil yang harus
memutuskan apakah suatu komponen benar-benar harus
dilakukan penggantian atau hanya sekedar perbaikan,
seorang sekretaris harus memutuskan pekerjaan apa yang
perlu dikerjakannya terlebih dahulu. Itu bukanlah
penilaian seperti yang dimaksudkan pada definisi ABET
di atas. Dalam sebuah profesi penilaian mengacu pada
pembuatan keputusan penting yang didasarkan atas
pengetahuan yang didapatkan dari pelatihan formal dan
pengalaman.

Pemecahan masalah dalam engineering seringkali


didapatkan dengan cara yang tidak mudah dan
membutuhkan pengetahuan serta pengalaman. Solusi
terhadap masalah engineering harus memenuhi
persyaratan-persyaratan yang mungkin saja saling
bertentangan dan solusi terbaik tidak selalu dapat dicapai
dari penerapan prinsip sains dan rumus-rumus belaka.
Oleh karena itu seorang insinyur harus mampu
melakukan pertimbangan terhadap kendala dan
persyaratan yang saling bertentangan tersebut dan
membuat penilaian berdasarkan pengetahuan dan
pengalamannya untuk mendapatkan solusi yang optimal.

4 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Setiap keputusan yang dibuat oleh seorang insinyur
selain perlu dinilai juga harus dilakukan dengan
menggunakan kebijaksanaan. Kata kebijaksanaan ini
mempunyai dua arti yang berbeda. Arti yang pertama
menyatakan bahwa seorang insinyur disebut bijaksana
jika ia dalam menjalankan tugasnya mampu menyimpan
informasi rahasia tentang klien, pelanggan, atau orang
yang dilayaninya. Arti yang kedua adalah kemampuan
membuat keputusan secara otonom. Untuk mencari
solusi terhadap permasalahan dalam engineering,
seorang insinyur menggunakan material dan tenaga dari
alam yang beragam jenisnya. Hampir tidak terhitung
banyaknya jenis material yang dapat dipilih untuk
dimanfaatkan namun demikian hanya sedikit jenis
sumber energi yang bisa digunakan pada masa kini.

Insinyur dan ilmuan memiliki pengetahuan matematik


dan ilmu yang sama baiknya, namun ilmuan memperoleh
pengetahuan yang baru, sedangkan insyur untuk
merancang dan menghasilkan perangkat-perangkat,
struktur-struktur dan proses-proses yang dapat
digunakan. Dengan kata lain ilmuan berupaya untuk
mengetahui sedangkan ilmuan berupaya melakukan
sebuah ilmu. Beberapa perbedaan Insinyur, Teknolog,
Teknisi, dan Tukang. Insinyur adalah seseorang yang
merancang konsep riset, perancangan proyek, inovasi
produk, pengembangan sistem, mensupervisi pekerjaan
teknolog, teknisi dan pekerja.

5 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Teknolog adalah seseorang pengembang produk secara
rutin, mensurvisi pekerjaan kontruksi technical sales,
merancang dan mengembangkan hardware,
mengkordinir tenaga kerja, bahan bahan dan peralatan,
dan mersupervisi pekerjaan teknisi dan tukang. Teknisi
adalah seseorang pembuat gambar teknik, estimasi
proyek, inspeksi lapangan, pengumpulan data, survei dan
penulisan teknis. Tukang adalah seseorang yang
menggunakan peralatan tangan dan mekanik untuk
mearawat, memperbaiki dan mengoprasikan mesin-
mesin atau produk-produk yang bermanfaat bagi
engineering.

Engineering dipandang sebagai seni dan sekaligus juga


sains. Engineering dipandang sebagai sistem
beranggotakan prinsip-prinsip, metode-metode, dan
keahlian-keahlian yang tidak dapat dikuasai melalui
pendidikan semata. Kemampuan engineering harus
diperoleh setidaknya melalui praktek lapangan dan
pengalaman.

6 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Gambar 2. Seorang Insinyur harus memiliki keahlian di bidangnya

Sumber: jurusan teknik mesin

Pengetahuan insinyur harus diperkuat dengan


pengalaman dilapangan. Solusi-solusi permasalahan
engineering harus memenuhi kriteria yang bisa saja
saling bertentengan dan solusi tidak selalu melalui
prinsip-prinsip dan rumus ilmiah belaka.

Dalam upaya mencari solusi seorang insinyur dituntut


bukan hanya untuk memanfaatkan sumber daya tetapi
juga menyadari sumberdaya tidak terlamanya tersedia.
Menggunakan material bekas, menggunakan material
yang dapat didaur ulang, menggunakan material yang
berlimpah di alam sebagai ganti material yang jarang,

7 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


merupakan cara yang dapat diambil agar material yang
ada di alam dapat terjaga kelestariannya.

Penggunaan peralatan yang hemat energy dan


penggunaan energi terbarukan sebagai pengganti sumber
energy konvensional seperti minyak bumi, batubara, gas
yang semakin sedikit kandungannya di perut bumi perlu
menjadi perhatian dan pertimbangan khusus dari seorang
insinyur dalam mencari solusi permasalahan
engineering. Di dalam memecahkan masalah
engineering, insinyur mencari solusi yang ekonomis. Hal
ini menyatakan manfaat (benefit) solusi harus melebihi
biaya yang dibutuhkan. Oleh sebab itu insinyur wajib
memberikan perhatiannya pada pengelolaan uang,
waktu, material dan sumber daya lainnya.

8 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


BAB II

ETIKA PROFESI ENGINEERING

2.1. Etika

Etika berasal dari kata yunani kuno “ethos” yang dalam


bentuk tunggal artinya adalah kebiasaan, adat, akhlak,
dan watak. Dalam bentuk jamak “ta etha” artinya adalah
adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghindari hal – hal tindakan yang buruk. Etika dan
moral dalam kegiatan sehari – hari terdapat perbedaan,
yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan
yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk
pengkajian sistem nilai – nilai yang berlaku. Ada tiga
macam etika dalam menentukan baik dan buruknya
perilaku manusia, diantaranya :

a. Etika Deskriptif
Etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar
oleh manusia dalam hiup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar
untuk mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap
yang mau diambil.

9 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


b. Etika Normatif
Etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
perilaku ideal yag seharusnya dimiliki oleh manusia
dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika
normative memeberi penilaian sekaligus memberi norma
sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan
diputuskan.

c. Etika Metaetika,
Metaetika mempelajari bahasa atau ucapan etis yang
digunakan pada bidang moral. Sebagai contoh kata
„baik‟, meta etika menanyakan apakah kata „baik‟ ini
jika dipakai dalam konteks etis akan sama artinya
dengan kata „baik‟ yang sering kita gunakan sehari-
hari.

Terdapat berbagai macam sistem etika yang telah


diciptakan oleh ahli-ahli filsafat dari segala jaman.
Disini akan dibahas beberapa sistem pemikiran moral
yang pengaruhnya masih tetap ada sampai sekarang
dan yang berguna dalam pembahasan etika
engineering yaitu etika hak, etika kewajiban,
utilitarianisme dan etika keutamaan.

10 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


d. Etika Hak (Right Ethics)

Etika hak merupakan teori etika yang menekankan hak


manusia. Etika hak menekankan bahwa setiap
manusia mempunyai hak yang harus dihormati oleh
orang lain. Hak adalah klaim yang sah atau klaim yang
dapat dibenarkan. Terdapat berbagai macam hak, yang
pertama dijelaskan disini adalah hak manusia (human
right) atau yang sering kali disebut hak asasi manusia.

Hak manusia adalah hak yang dimiliki oleh manusia


semata-mata karena ia manusia. Ada berbagai macam
hak yang akan dibahas disini adalah hak legal dan hak
moral. Hak legal adalah hak yang didasarkan atas
prinsip hukum yang berasal dari undang - undang atau
peraturan, sedangkan hak moral adalah hak yang
didasarkan atas prinsip moral atau peraturan etis saja.

Hak moral belum tentu merupakan hak legal,


walaupun ada banyak hak moral yang sekaligus
merupakan hak legal. Demikian juga sebaliknya hak
legal belum tentu merupakan hak moral juga.

e. Etika Kewajiban (Duty Ethics)

Sekarang akan dibahas sistem etika yang yang berbeda


dengan sistem etika sebelumnya yang dinamakan
deontology (deontology). Pada deontology baik atau
buruknya suatu tindakan tidak diukur dari

11 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


konsekuensinya seperti halnya pada utilitarianisme,
tapi berdasarkan maksud si pelaku dalam melakukan
perbuatan tersebut. Sistem deontology juga tidak
beorientasi pada tujuan yang dipilih atas suatu
perbuatan tetapi semata-mata wajib tidaknya suatu
perbuatan.

Deontologi berasal dari kata Yunani deon yang


artinya kewajiban dan logos yang artinya pelajaran
(study). Pencetus deontology ini adalah filsuf Jerman
Immanuel Kant (1724-1804). Kant mengatakan dalam
bukunya Grundlegung zur Metaphysik der Sitten:
“nothing is unconditionally good – except a good
will”, tidak ada yang disebut baik tanpa bersyarat-
kecuali suatu kehendak yang baik.

Maksud Kant disini adalah yang bisa disebut baik


dalam arti sesungguhnya hanyalah kehendak yang
baik, semua yang lain bisa disebut baik dengan syarat
atau secara terbatas. Kesehatan, kekayaan, kepandaian
adalah baik hanya jika digunakan dengan kehendak
yang baik, sebaliknya bisa juga menjadi jahat jika
dilandasi oleh kehendak yang jahat. Apakah yang
membuat kehendak yang baik menjadi baik? Kant
mengatakan suatu kehendak menjadi baik hanya jika
bertindak karena kewajiban (duty).

Perbuatan yang dilakukan oleh karena adanya niat


atau motif tertentu, perbuatan itu secara moral tidak

12 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


dapat dikatakan baik. Seseorang yang membantu
orang lain semata -mata karena mengharapkan
keuntungan, perbuatan orang itu dari segi moral tidak
dapat dikatakan baik. Demikian pula seseorang yang
menolong orang lain karena punya watak suka
menolong atau merasa kasihan, perbuatan itupun dari
segi moral tidak dapat disebut baik tapi yang menurut
Kant hanya bersifat netral saja (tidak mempunyai
relevansi etis).

Seseorang yang baru melkukan sesuai dengan norma


mral hanya jika perbuatan itu dilakukan murni karena
kewajibannya, karena ia memang mau memenuhi
kewajibannya. Kehendak taat pada kewajibanlah yang
menetukan moralitas, bukan tujuan dari tindakan.
Jangan membunuh, jangan membuat orang lain
menderita, jangan berbuat curang, adil terhadap orang
lain adalah sebagian dari daftar yang merupakan
kewajiban.

f. Etika Utilitarianisme (Utilitarianism)

Utilitarianisme merupakan suatu pemikiran yang


awalnya dicetuskan oleh filsuf Inggris Jeremy
Betham (1748-1832). Ia mengatakan bahwa manusia
menurut kodratnya mencari kesenangan (pleasure)
dan menghindari ketidaksenangan.

13 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Berdasarkan hal tersebut Betham berpendapat suatu
tindakan dapat dinilai baik apabila akibat-akibatnya
dapat meningkatkan kebahagiaan sebanyak mungkin
orang, dan suatu tindakan dapat dinilai buruk apabila
akibat-akibatnya dapat mengurangi kebahagiaan
banyak orang. Betham kemudian menyimpulkan
pandangannya tersebut kedalam apa yang
dinamakannya the principle of utility yang berbunyi :
the greatest happiness of the greatest number,
„kebahagiaan terbesar dari jumlah orang terbesar‟.
Kata utility ini berasal bahasa latin „utilis‟ yang
artinya adalah kegunaan atau manfaat.

Tujuan utilitarianisme adalah memaksimalkan


kegunaan bagi sebanyak mungkin orang. Pada
utilitarianisme prinsip kegunaan atau manfaat ini
lebih ditekankan dan prinsip tersebut menurut
utilitarianisme harus diterapkan secara kuantitatif
belaka, hal ini karena kualitas kesenangan adalah
selalu sama, satu-satunya yang berbeda adalah
kuantitasnya. Setiap tindakan dihitung atau
diperkirakan konsekuensi baik atau buruknya. Jika
didapatkan total konsekuensi yang baik melebihi
total konsekuensi yang buruk, maka tindakan
tersebut dapat dikatakan baik secara moral.
Sebaliknya apabila dari perhitungan didapatkan total
konsekuensi yang buruk melebihi total konsekuensi
yang baik, maka tindakan tersebut dikatakan buruk
dari segi moral.
14 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR
Sistem etika utilitarianisme menekankan pada hasil
perbuatan, baik tidaknya suatu perbuatan tergantung
pada konsekuensinya. Oleh karena itu sistem
utilitarianisme sering juga dinamakan sistem
konsekuensialistis (consequentialist). Sistem
utiliatarianisme ini juga beorientasi pada tujuan,
dalam hal ini tujuan utilititarianisme adalah
memaksimalkan kegunaan bagi sebanyak mungkin
orang. Oleh karena hal tersebut sistem utilitarianisme
dapat dikatakan bersifat terarah pada tujuan atau
teleologis.

g. Etika Keutamaan (Virtue Etihics)

Sistem etika yang dibahas sebelumnya menekankan


pada prinsip dan aturan yang mengatur perbuatan
manusia, sekarang akan dibahas etika yang lebih
memfokuskan pada manusia itu sendiri. Etika
keutamaan mempelajari karakter moral yang dimiliki
manusia (virtue). Etika keutamaan lebih
memfokuskan perhatiannya pada karakter moral
manusia daripada perbuatan manusia itu sendiri.

15 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


BAB III
INSINYUR
3.1. Pengertian Insinyur
Seseorang yang bidang pekerjaannya adalah dalam
bidang engineering disebut engineer. Apabila dilihat
dalam kamus, kata engineer ini dalam bahasa Indonesia
diartikan salah satunya adalah menjadi kata insinyur.
Kata insinyur ini merupakan kata serapan dari bahasa
Belanda „ingineur‟. Dalam kamus bahasa Indonesia kata
insinyur ini artinya sarjana teknik (sipil, listrik,
pertambangan, pertanian, dan lain sebagainya).

Memang di negara kita kata insinyur sering dihubungkan


dengan seorang yang telah menyelesaikan pendidikan
tinggi dalam bidang teknik dan mendapatkan gelar
sarjana teknik. Namun apabila dihubungkan dengan
definisi engineering seperti yang telah diberikan
sebelumnya yang dimaksud dengan insiyur adalah
seseorang yang mempunyai profesi engineering. Jadi
kata insinyur disini tidak menunjukkan atau berkaitan
dengan suatu gelar akademik, tapi sesuatu yang
berkaitan dengan profesi engineering atau ada juga yang
mengatakan bahwa insinyur itu adalah suatu gelar
profesi.

Dalam tulisan ini kita menggunakan kata insinyur dalam


artian seorang yang profesinya dalam bidang
engineering.

16 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, professional
adalah seorang yang mempunyai profesi. Jadi
professional engineer sebenarnya adalah seorang yang
profesinya di bidang engineering. Di Amerika serikat
seorang bisa disebut professional apabila orang tersebut
mempunyai lisensi dan prosedur untuk mendapatkan
lisensi tersebut diatur oleh masing-masing pemerintah
negara bagian. Seorang insinyur yang berlisensi
mempunyai hak istimewa dan kewajiban untuk
menandatangani dokumen produk. Tanda tangan tersebut
sebagai jaminan dari insinyur bahwa produknya telah
memenuhi syarat-syarat teknis dan sesuai dengan
standar.

Berdasarkan undang-undang produk-produk misalnya


bangunan tinggi, jembatan tidak dapat dibangun untuk
kepentingan umum jika tidak mencantumkan
tandatangan insinyur yang berlisensi pada dokumen
produk. Di Amerika Serikat kebanyakan insinyur tidak
mempunyai lisensi sebagai professional, hanya sekitar
20-25% dari keseluruhan jumlah di negara itu yang
berlisensi. Namun demikian banyak juga diantara
mereka yang tidak memiliki lisensi tersebut menyatakan
diri mereka sebagai seorang professional engineer
meskipun mereka tidak mempunyai gelar Professional
Engineer (PE) seperti yang diberikan pada seorang
insinyur yang berlisensi.

17 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Accreditation Board for Engineering and Technology
(ABET) suatu badan non pemerintah yang berwenang
mengevaluasi dan mensertifikasi program pendidikan
engineering berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
menyatakan : untuk dipertimbangkan menjadi
terakreditasi, program-program engineering harus
dirancang untuk menyiapkan lulusannya untuk praktek
engineering pada suatu level professional.

Walaupun titik beratnya adalah kriteria dan evaluasi


yang ditetapkan ABET, penetapan akreditasi ini
memberikan suatu bentuk dalam sertifikasi engineer. Di
Amerika Serikat nampaknya seorang yang lulus dari
program engineering yang terakreditasi serta memegang
posisi engineering dapat dianggap sebagai professional
engineer (dengan huruf p kecil), dan sejalan dengan hal
ini lulusan itupun memenuhi syarat untuk diterima
menjadi anggota organisasi profesi.

18 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


BAB IV
SISTEM ETIKA

4.1. Sistem Etika


Etika hak merupakan teori etika yang menekankan hak
manusia. Etika hak menekankan bahwa setiap
manusia mempunyai hak yang harus dihormati oleh
orang lain. Hak adalah klaim yang sah atau klaim yang
dapat dibenarkan. Terdapat berbagai macam hak, yang
pertama dijelaskan disini adalah hak manusia (human
right) atau yang sering kali disebut hak asasi manusia.
Hak manusia adalah hak yang dimiliki oleh manusia
semata-mata karena ia manusia. Ada berbagai macam
hak yang akan dibahas disini adalah hak legal dan hak
moral. Hak legal adalah hak yang didasarkan atas
prinsip hukum yang berasal dari undang-undang atau
peraturan, sedangkan hak moral adalah hak yang
didasarkan atas prinsip moral atau peraturan etis saja.

Etika hak banyak diaplikasikan didalam engineering,


seperti dalam kode etik engineering. Kebanyakan
kode etik engineering menempatkan keselamatan,
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat adalah hal
yang utama. Hal ini dapat juga diartikan sebagai
suatu kepedulian kepada hak public untuk hidup, hak
untuk tidak dilukai oleh produk yang berbahaya, hak
privasi dan lain sebagainya. Insinyur dan pemberi
kerja mempunyai hak moral yang muncul dari

19 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


peranannya masing-masing dan dari kontrak
(perjanjian) yang mereka buat.

Kontrak dan segala jenis perjanjian menciptakan hak


khusus karena orang mempunyai hak manusia yang
akan terlanggar apabila kesepahaman dan komitmen
yang tercantum dalam perjanjian tersebut dilanggar.

4.2. Etika Kewajiban (duty ethics)


Ada banyak hak dan tanggung jawab yang harus dilatih
para insinyur dalam karir profesionalnya. Seringkali, hak
dan tanggung jawab ini bertumpang tindih. Kode etik
organisasi profesional insinyur profesional menguraikan
tanggung jawab kita sebagai insinyur, kadang-
kadang dengan sangat mendetail. Seperti tanggung
jawab profesional, Karakteristik sebuah profesi adalah
persyaratan bahwa profesional harus menjaga informasi
tertentu tentang rahasia atau kepentingan klien.

Beberapa informasi engineering harus dijaga


kerahasiaannya sebab kebanyakan informasi tentang
bagaimana suatu bisnis dijalankan, produk dan
pemasoknya, langsung mempengaruhi kemampuan
perusahaan untuk bersaing di pasar. Contoh: rahasia info
medis pasien, info klien hukun, desain produk
perusahaan.

20 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Tipe informasi yang harus dijaga kerahasiaannya sangat
jelas, termasuk hasil dan data pengujian, informasi
tentang produk masa depan yang belum diluncurkan, dan
rancangan atau formula produk. Informasi lain yang
perlu dirahasiakan tidak sejelas itu, termasuk informasi
bisnis seperti jumlah karyawan yang mengerjakan suatu
proyek, identitas pemasok, strategi pemasaran, biaya
produksi,dan pencapaian produksi. Seringkali,
komunikasi internal perusahaan dianggap “rahasia”.
Sedangkan insinyur yang bekerja untuk pemerintah
memiliki kewajiban yang jauh lebih berat dalam menjaga
kerahasiaan dan memerlukan ijin keamanan yang
dikeluarkan pemerintah melalui investigasi oleh agen
keamanan pemerintah sebelum diperbolehkan bekerja.

4.3. Etika Utlitarianisme (ultilitarianism ethics)


Utilitarianisme merupakan suatu pemikiran yang
awalnya dicetuskan oleh filsuf Inggris Jeremy
Betham (1748-1832). Ia mengatakan bahwa manusia
menurut kodratnya mencari kesenangan (pleasure)
dan menghindari ketidaksenangan. Kebahagiaan
(happiness) manusia akan tercapai jika manusia
mendapatkan kesenangan dan sebaliknya manusia
tidak bahagia jika hidupnya tersiksa.

Berdasarkan hal tersebut Betham berpendapat suatu


tindakan dapat dinilai baik apabila akibat-akibatnya
dapat meningkatkan kebahagiaan sebanyak mungkin

21 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


orang, dan suatu tindakan dapat dinilai buruk apabila
akibat-akibatnya dapat mengurangi kebahagiaan
banyak orang. Betham kemudian menyimpulkan
pandangannya tersebut kedalam apa yang
dinamakannya the principle of utility yang berbunyi :
the greatest happiness of the greatest number,
„kebahagiaan terbesar dari jumlah orang terbesar‟.
Kata utility ini berasal bahasa latin „utilis‟ yang
artinya adalah kegunaan atau manfaat.

Tujuan utilitarianisme adalah memaksimalkan


kegunaan bagi sebanyak mungkin orang. Pada
utilitarianisme prinsip kegunaan atau manfaat ini
lebih ditekankan dan prinsip tersebut menurut
utilitarianisme harus diterapkan secara kuantitatif
belaka, hal ini karena kualitas kesenangan adalah
selalu sama, satu-satunya yang berbeda adalah
kuantitasnya.

Setiap tindakan dihitung atau diperkirakan


konsekuensi baik atau buruknya. Jika didapatkan
total konsekuensi yang baik melebihi total
konsekuensi yang buruk, maka tindakan tersebut
dapat dikatakan baik secara moral. Sebaliknya
apabila dari perhitungan didapatkan total
konsekuensi yang buruk melebihi total konsekuensi
yang baik, maka tindakan tersebut dikatakan buruk
dari segi moral. Sistem etika utilitarianisme

22 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


menekankan pada hasil perbuatan, baik tidaknya
suatu perbuatan tergantung pada konsekuensinya.
Oleh karena itu sistem utilitarianisme sering juga
dinamakan sistem konsekuensialistis
(consequentialist). Sistem utiliatarianisme ini juga
beorientasi pada tujuan, dalam hal ini tujuan
utilititarianisme adalah memaksimalkan kegunaan
bagi sebanyak mungkin orang. Oleh karena hal
tersebut sistem utilitarianisme dapat dikatakan
bersifat terarah pada tujuan atau teleologis.

4.4. Etika Keutamaan (virtue ethics)


Sistem etika yang dibahas sebelumnya menekankan
pada prinsip dan aturan yang mengatur perbuatan
manusia, sekarang akan dibahas etika yang lebih
memfokuskan pada manusia itu sendiri. Etika
keutamaan mempelajari karakter moral yang dimiliki
manusia (virtue). Etika keutamaan lebih
memfokuskan perhatiannya pada karakter moral
manusia daripada perbuatan manusia itu sendiri.

Keutamaan adalah watak yang telah dimiliki


seseorang dan yang memungkinkannya untuk
berbuat baik secara moral [8]. Etika keutamaan tidak
menyelidiki apakah perbuatan manusia itu baik atau
buruk melainkan apakah manusia itu sendiri orang
baik atau buruk. Etika keutamaan hendak menjawab

23 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


pertanyaan „saya harus menjadi orang yang
bagaimana? ‟, berlainan dengan etika kewajiban
yang bertanya „ saya harus berbuat apa?‟ Salah satu
pencetus etika keutamaan ini adalah filsuf Yunani
Aristoteles (384- 322 BCE) .

Menurut Aristoteles keutamaan moral adalah suatu


disposisi atau kecenderungan tetap (tidak berubah-
ubah) untuk melakukan sesuatu yang benar dan
menghindari yang salah. Manusia memperoleh
keutamaan ini dengan jalan membiasakan diri dan
hasil latihan, dengan kata lain suatu karakter yang
baik didapatkan adalah suatu pencapaian dan bukan
suatu yang dimiliki manusia sejak lahir. Aristoteles
menyatakan keutamaan moral sebagai suatu sikap
atau watak yang memungkinkan manusia untuk
memilih jalan tengah (golden mean) diantara dua
ekstrem yang berlawanan, yaitu yang terlalu banyak
(excess) dan kurang (deficiency).

Misalnya keutamaan kemurahan hati adalah jalan


tengah dari ekstrem kekikiran dan pemborosan,
keutamaan keberanian adalah jalan tengah antara
sikap pengecut dan sikap nekad. Apa konkretnya
jalan tengah dalam tiap kasus tidak dapat ditentukan
secara umum, hal ini tergantung pada kepribadian,
situasi dan pengalaman orang yang bersangkutan.

24 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Tetapi pada dasarnya keutamaan dapat dipahami
sebagai sikap mencari keseimbangan dan harmoni,
dan justru sebab itu menunjukkan kematangan dan
kekuatan perkembangan pribadi yang tidak
terombang ambing kesana kemari oleh ekstrem-
ekstrem.

25 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


BAB V
HUKUM ETIKA PROFESI INSINYUR

5.1. Hukum Etika Insinyur

Dalam ketentuan umum hukum yang mengatur


tentang etika profesi insinyur diatur dalam Undang-
Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran
disebutkan bahwa Keinsinyuran adalah kegiatan teknik
dengan menggunakan kepakaran dan keahlian
berdasarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk meningkatkan nilai tambah dan daya guna secara
berkelanjutan dengan memperhatikan keselamatan,
kesehatan, kemaslahatan, serta kesejahteraan masyarakat
dan kelestarian lingkungan. Praktik Keinsinyuran adalah
penyelenggaraan kegiatan Keinsinyuran. Dan Insinyur
adalah seseorang yang mempunyai gelar profesi di
bidang Keinsinyuran.

Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang


Keinsinyuran disahkan Presiden Dr. H. Susilo Bambang
Yudhoyono pada tanggal 22 Maret 2014 di Jakarta.
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang
Keinsinyuran diundangkan oleh Menkumham Amir
Syamsudin pada tanggal 24 Maret 2014 di Jakarta.

26 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang
Keinsinyuran diundangkan dan ditempatkan dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 61. Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 11
tahun 2014 tentang Keinsinyuran diundangkan dan
ditempatkan dalam Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5520. agar setiap orang
mengetahuinya.

Lingkup pengaturan dalam Undang-Undang Nomor 11


tahun 2014 tentang Keinsinyuran mencakup aturan
tentang Keinsinyuran, standar Keinsinyuran, Program
Profesi Insinyur, Registrasi Insinyur, Insinyur Asing,
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, hak dan
kewajiban, kelembagaan Insinyur, organisasi profesi
Insinyur, dan pembinaan Keinsinyuran. Undang-Undang
Nomor 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran mengatur
bahwa Keinsinyuran mencakup disiplin teknik
Keinsinyuran dan bidang Keinsinyuran. Sementara itu,
untuk menjamin mutu kompetensi dan profesionalitas
layanan profesi Insinyur, dikembangkan standar profesi
Keinsinyuran yang terdiri atas standar layanan Insinyur,
standar kompetensi Insinyur, dan standar Program
Profesi Insinyur.

Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang


Keinsinyuran bertujuan untuk meningkatkan daya saing
bangsa dan negara dalam menggali dan memberikan

27 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


nilai tambah atas berbagai potensi yang dimiliki tanah
air, menjawab kebutuhan mengatasi segala kendala dan
masalah dari perubahan global.

5.2. UU Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran

Praktik Keinsinyuran adalah penyelenggaraan


kegiatan Keinsinyuran. Dan Insinyur adalah seseorang
yang mempunyai gelar profesi di bidang Keinsinyuran.

5.2.1 Latar Belakang

Pertimbangan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014


tentang Keinsinyuran adalah:

a. bahwa keinsinyuran merupakan kegiatan


penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk memajukan peradaban dan meningkatkan
kesejahteraan umat manusia sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia 1945;
b. bahwa upaya memajukan peradaban dan
meningkatkan kesejahteraan umat manusia
dicapai melalui penyelenggaraan keinsinyuran
yang andal dan profesional yang mampu
meningkatkan nilai tambah, daya guna dan hasil
guna, memberikan pelindungan kepada
masyarakat, serta mewujudkan pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan;

28 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


c. bahwa untuk ketahanan nasional dalam tatanan
global, penyelenggaraan keinsinyuran
sebagaimana dimaksud dalam huruf b
memerlukan peningkatan penguasaan dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui pendidikan, pengembangan keprofesian
berkelanjutan dan riset, percepatan penambahan
jumlah insinyur yang sejajar dengan negara
teknologi maju, peningkatan minat pada
pendidikan teknik, dan peningkatan mutu
insinyur profesional;
d. bahwa saat ini belum ada pengaturan yang
terintegrasi mengenai penyelenggaraan
keinsinyuran yang dapat memberikan
pelindungan dan kepastian hukum untuk
insinyur, pengguna keinsinyuran, dan pemanfaat
keinsinyuran;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan
huruf d perlu membentuk Undang-Undang
tentang Keinsinyuran;

5.2.2 Dasar Hukum

Dasar hukum Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014


tentang Keinsinyuran adalah Pasal 20, Pasal 21, Pasal
28C, Pasal 28D ayat (1) dan ayat (2), dan Pasal 31 ayat

29 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


(5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945;

5.2.3 Penjelasan Umum UU Keinsinyuran

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


1945 mengamanatkan bahwa setiap orang dalam
mengembangkan dirinya memerlukan pendidikan dan
manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan
budaya demi meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan umum. Untuk meningkatkan kualitas
hidup dan kesejahteraan umum tersebut, salah satunya
dapat dicapai dengan tersedianya sumber daya manusia
yang andal dan profesional yang mampu melakukan
rekayasa teknik guna meningkatkan nilai tambah, daya
saing, daya guna, efisiensi dan efektivitas anggaran,
perlindungan publik, kemajuan ilmu dan teknologi, serta
pencapaian kebudayaan dan peradaban bangsa yang
tinggi.

Sumber daya manusia yang mampu melakukan


rekayasa teknik masih tersebar dalam berbagai profesi
dan kelembagaan masing-masing, belum mempunyai
standar keahlian, kemampuan, dan kompetensi Insinyur.
Insinyur sebagai salah satu komponen utama yang
melakukan layanan jasa rekayasa teknik harus memiliki
kompetensi untuk melakukan pekerjaan secara
profesional sehingga kegiatan yang dilakukannya dapat

30 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan dirinya.
Hasil karya Insinyur harus dapat
dipertanggungjawabkan, baik secara moril-materiil
maupun di muka hukum sehingga layanan jasa di bidang
Keinsinyuran memiliki kepastian hukum, memberikan
pelindungan bagi Insinyur dan pengguna, serta dilakukan
secara profesional, bertanggung jawab, dan menjunjung
tinggi etika profesi.

Unsur penting dalam Praktik Keinsinyuran adalah


sikap, penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
keterampilan teknik yang dimiliki, yang diperoleh
melalui pendidikan dan pelatihan. Pengetahuan yang
dimiliki Insinyur harus terus-menerus dipertahankan dan
ditingkatkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta kebutuhan industri. Perangkat
keilmuan yang dimiliki seorang Insinyur mempunyai
karakteristik yang khas yang terlihat dari kemampuan
untuk melakukan upaya rekayasa teknik yang sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik lingkungan serta
menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang
ada.

Pengaturan Praktik Keinsinyuran dilakukan untuk


memberikan landasan dan kepastian hukum serta
pelindungan kepada Pengguna Keinsinyuran dan
Pemanfaat Keinsinyuran. Pengaturan Praktik
Keinsinyuran dimaksudkan juga untuk memberikan arah

31 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


pertumbuhan dan peningkatan profesionalisme Insinyur,
meletakkan Keinsinyuran Indonesia pada peran dalam
pembangunan nasional, serta menjamin terwujudnya
penyelenggaraan Keinsinyuran Indonesia yang baik.
Oleh karena itu, Praktik Keinsinyuran perlu diatur dalam
suatu peraturan perundang-undangan guna memberikan
kepastian dan pelindungan hukum kepada Insinyur,
Pengguna Keinsinyuran, dan Pemanfaat Keinsinyuran.
Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan keselamatan
kerja, keberlanjutan lingkungan, dan keunggulan hasil
rekayasa, untuk meningkatkan kualitas hidup, serta
kesejahteraan Insinyur dan masyarakat.

Lingkup pengaturan Undang-Undang tentang


Keinsinyuran adalah cakupan Keinsinyuran, standar
Keinsinyuran, Program Profesi Insinyur, Registrasi
Insinyur, Insinyur Asing, Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan, hak dan kewajiban, kelembagaan
Insinyur, organisasi profesi Insinyur, dan pembinaan
Keinsinyuran. Undang-Undang ini mengatur bahwa
Keinsinyuran mencakup disiplin teknik Keinsinyuran
dan bidang Keinsinyuran. Sementara itu, untuk
menjamin mutu kompetensi dan profesionalitas layanan
profesi Insinyur, dikembangkan standar profesi
Keinsinyuran yang terdiri atas standar layanan Insinyur,
standar kompetensi Insinyur, dan standar Program
Profesi Insinyur.

32 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Dalam Undang-Undang ini diatur pula bahwa setiap
Insinyur yang melakukan Praktik Keinsinyuran harus
memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur yang
dikeluarkan oleh PII dan berlaku selama 5 (lima) tahun
serta diregistrasi ulang setiap 5 (lima) tahun. Selain itu,
diatur bahwa Insinyur Asing yang melakukan Praktik
Keinsinyuran di Indonesia harus memiliki surat izin
kerja tenaga kerja asing sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan memenuhi ketentuan
dalam Undang-Undang ini.

Dalam rangka meningkatkan profesionalitas profesi


Insinyur, diselenggarakan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan yang bertujuan untuk memelihara
kompetensi dan profesionalitas Insinyur dan
mengembangkan tanggung jawab sosial Insinyur pada
lingkungan profesinya dan masyarakat di sekitarnya.

Kelembagaan Keinsinyuran terdiri atas 2 (dua)


lembaga, yaitu Dewan Insinyur Indonesia dan Persatuan
Insinyur Indonesia (PII). Dewan Insinyur Indonesia
mempunyai fungsi merumuskan kebijakan
penyelenggaraan dan pengawasan pelaksanaan Praktik
Keinsinyuran, sementara itu, PII merupakan lembaga
yang berfungsi melaksanaan Praktik Keinsinyuran.
Pembinaan Praktik Keinsinyuran merupakan tanggung
jawab Pemerintah yang dilakukan oleh menteri yang

33 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan dan menteri lainnya yang terkait.

Undang-Undang ini juga mengatur ketentuan


peralihan guna memberikan kepastian hukum terkait
dengan kenyataan bahwa kegiatan Keinsinyuran telah
lama dipraktikkan dalam masyarakat sebelum lahirnya
Undang-Undang ini, terutama mengenai pengakuan dan
status Insinyur yang sudah bekerja secara profesional di
bidang Keinsinyuran sebelum lahirnya Undang-Undang
ini.

Dengan Undang-Undang ini juga diharapkan


Keinsinyuran dapat meningkatkan daya saing bangsa dan
negara dalam menggali dan memberikan nilai tambah
atas berbagai potensi yang dimiliki tanah air, menjawab
kebutuhan mengatasi segala kendala dan masalah dari
perubahan global yang dihadapi dan selanjutnya dapat
menyumbang banyak bagi kemajuan dan kemandirian
bangsa.

5.3. Isi UU Keinsinyuran

Isi Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang


Keinsinyuran adalah:

Ketentuan Umum (Pasal 1)

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

34 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


1. Keinsinyuran adalah kegiatan teknik dengan
menggunakan kepakaran dan keahlian
berdasarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan
daya guna secara berkelanjutan dengan
memperhatikan keselamatan, kesehatan,
kemaslahatan, serta kesejahteraan masyarakat
dan kelestarian lingkungan.
2. Praktik Keinsinyuran adalah penyelenggaraan
kegiatan Keinsinyuran.
3. Insinyur adalah seseorang yang mempunyai gelar
profesi di bidang Keinsinyuran.
4. Insinyur Asing adalah Insinyur yang
berkewarganegaraan asing.
5. Program Profesi Insinyur adalah program
pendidikan tinggi setelah program sarjana untuk
membentuk kompetensi Keinsinyuran.
6. Uji Kompetensi adalah proses penilaian
kompetensi Keinsinyuran yang secara terukur
dan objektif menilai capaian kompetensi dalam
bidang Keinsinyuran dengan mengacu pada
standar kompetensi Insinyur.
7. Sertifikat Kompetensi Insinyur adalah bukti
tertulis yang diberikan kepada Insinyur yang
telah lulus Uji Kompetensi.
8. Surat Tanda Registrasi Insinyur adalah bukti
tertulis yang dikeluarkan oleh Persatuan Insinyur
Indonesia kepada Insinyur yang telah memiliki

35 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Sertifikat Kompetensi Insinyur dan diakui secara
hukum untuk melakukan Praktik Keinsinyuran.
9. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah
upaya pemeliharaan kompetensi Insinyur untuk
menjalankan Praktik Keinsinyuran secara
berkesinambungan.
10. Pengguna Keinsinyuran adalah pihak yang
menggunakan jasa Insinyur berdasarkan ikatan
hubungan kerja.
11. Pemanfaat Keinsinyuran adalah masyarakat yang
memanfaatkan hasil kerja Keinsinyuran.
12. Dewan Insinyur Indonesia adalah lembaga yang
beranggotakan pemangku kepentingan dalam
penyelenggaraan Keinsinyuran yang berwenang
membuat kebijakan penyelenggaraan
Keinsinyuran dan pengawasan pelaksanaannya.
13. Persatuan Insinyur Indonesia yang selanjutnya
disingkat PII adalah organisasi wadah berhimpun
Insinyur yang melaksanakan penyelenggaraan
Keinsinyuran di Indonesia.
14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pendidikan.

36 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Asas, Tujuan dan Lingkup (Pasal 2)

Pengaturan Keinsinyuran berdasarkan Pancasila dan


berasaskan:

a. profesionalitas;
b. integritas;
c. etika;
d. keadilan;
e. keselarasan;
f. kemanfaatan;
g. keamanan dan keselamatan;
h. kelestarian lingkungan hidup; dan
i. keberlanjutan.

Pasal 3

Pengaturan Keinsinyuran bertujuan:

a. memberikan landasan dan kepastian hukum bagi


penyelenggaraan Keinsinyuran yang bertanggung
jawab;
b. memberikan pelindungan kepada Pengguna
Keinsinyuran dan Pemanfaat Keinsinyuran dari
malapraktik Keinsinyuran melalui penjaminan
kompetensi dan mutu kerja Insinyur;
c. memberikan arah pertumbuhan dan peningkatan
profesionalisme Insinyur sebagai pelaku profesi
yang andal dan berdaya saing tinggi, dengan hasil

37 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


pekerjaan yang bermutu serta terjaminnya
kemaslahatan masyarakat;
d. meletakkan Keinsinyuran Indonesia pada peran
dalam pembangunan nasional melalui
peningkatan nilai tambah kekayaan tanah air
dengan menguasai dan memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta membangun
kemandirian Indonesia; dan
e. menjamin terwujudnya penyelenggaraan
Keinsinyuran Indonesia dengan tatakelola yang
baik, beretika, bermartabat, dan memiliki jati diri
kebangsaan.

Pasal 4

Lingkup pengaturan Keinsinyuran meliputi:

a. cakupan Keinsinyuran;
b. standar Keinsinyuran;
c. Program Profesi Insinyur;
d. registrasi Insinyur;
e. Insinyur Asing;
f. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan;
g. hak dan kewajiban;
h. kelembagaan Insinyur;
i. organisasi profesi Insinyur; dan
j. pembinaan Keinsinyuran.

38 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Cakupan Keinsinyuran (Pasal 5)

1. Keinsinyuran mencakup disiplin teknik:

a. kebumian dan energi;


b. rekayasa sipil dan lingkungan terbangun;
c. industri;
d. konservasi dan pengelolaan sumber daya
alam;
e. pertanian dan hasil pertanian;
f. teknologi kelautan dan perkapalan; dan
g. aeronotika dan astronotika.

2. Keinsinyuran mencakup bidang:

h. pendidikan dan pelatihan teknik/teknologi;


i. penelitian, pengembangan, pengkajian, dan
komersialisasi;
j. konsultansi, rancang bangun, dan konstruksi;
k. teknik dan manajemen industri, manufaktur,
pengolahan, dan proses produk;
l. ekplorasi dan eksploitasi sumber daya
mineral;
m. penggalian, penanaman, peningkatan, dan
pemuliaan sumber daya alami; dan
n. pembangunan, pembentukan, pengoperasian,
dan pemeliharaan aset.

39 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


3. Ketentuan lebih lanjut mengenai cakupan disiplin
teknik Keinsinyuran dan cakupan bidang
Keinsinyuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Standar Keinsinyuran (Pasal 6)

1. Untuk menjamin mutu kompetensi dan


profesionalitas layanan profesi Insinyur,
dikembangkan standar profesi Keinsinyuran yang
terdiri atas:

o. standar layanan Insinyur;


p. standar kompetensi Insinyur; dan
q. standar Program Profesi Insinyur.

2. Standar layanan Insinyur ditetapkan oleh menteri


yang membina bidang Keinsinyuran atas usul PII.
3. Standar kompetensi Insinyur ditetapkan oleh Dewan
Insinyur Indonesia bersama menteri yang membina
bidang Keinsinyuran.
4. Standar Program Profesi Insinyur ditetapkan oleh
Menteri yang disusun atas usul perguruan tinggi
penyelenggara Program Profesi Insinyur bersama
dengan menteri yang membina bidang Keinsinyuran
dan Dewan Insinyur Indonesia.

40 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Program Profesi Insinyur (Pasal 7)

1. Untuk memperoleh gelar profesi Insinyur, seseorang


harus lulus dari Program Profesi Insinyur.
2. Syarat untuk dapat mengikuti Program Profesi
Insinyur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:

r. sarjana bidang teknik atau sarjana terapan


bidang teknik, baik lulusan perguruan tinggi
dalam negeri maupun perguruan tinggi luar
negeri yang telah disetarakan; atau
s. sarjana pendidikan bidang teknik atau sarjana
bidang sains yang disetarakan dengan sarjana
bidang teknik atau sarjana terapan bidang
teknik melalui program penyetaraan.

3. Program Profesi Insinyur dapat diselenggarakan


melalui mekanisme rekognisi pembelajaran lampau.

Pasal 8

1. Program Profesi Insinyur diselenggarakan oleh


perguruan tinggi bekerja sama dengan kementerian
terkait, PII, dan kalangan industri dengan mengikuti
standar Program Profesi Insinyur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4).

41 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


2. Seseorang yang telah memenuhi standar Program
Profesi Insinyur, baik melalui program profesi
maupun melalui mekanisme rekognisi pembelajaran
lampau, serta lulus Program Profesi Insinyur berhak
mendapatkan sertifikat profesi Insinyur dan dicatat
oleh PII.

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai Program Profesi


Insinyur diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 9

1. Gelar profesi Insinyur sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 7 ayat (1) disingkat dengan ”Ir.” dan
dicantumkan di depan nama yang berhak
menyandangnya.
2. Gelar profesi Insinyur sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan oleh perguruan tinggi
penyelenggara Program Profesi Insinyur yang
bekerja sama dengan kementerian terkait dan PII.

Registrasi Insinyur (Pasal 10)

1. Setiap Insinyur yang akan melakukan Praktik


Keinsinyuran di Indonesia harus memiliki Surat
Tanda Registrasi Insinyur.
2. Surat Tanda Registrasi Insinyur sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh PII.

42 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Pasal 11

1. Untuk memperoleh Surat Tanda Registrasi Insinyur


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, seorang
Insinyur harus memiliki Sertifikat Kompetensi
Insinyur.
2. Sertifikat Kompetensi Insinyur sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diperoleh setelah lulus Uji
Kompetensi.
3. Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan oleh lembaga sertifikasi profesi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 12

Surat Tanda Registrasi Insinyur paling sedikit


mencantumkan:

a. jenjang kualifikasi profesi; dan


b. masa berlaku.

Pasal 13

Surat Tanda Registrasi Insinyur berlaku selama 5 (lima)


tahun dan diregistrasi ulang setiap 5 (lima) tahun dengan
tetap memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 dan persyaratan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan.

43 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Pasal 14

Surat Tanda Registrasi Insinyur tidak berlaku karena:

a. habis masa berlakunya dan yang bersangkutan


tidak mendaftarkan ulang;
b. permintaan yang bersangkutan;
c. meninggalnya yang bersangkutan; atau
d. pencabutan Surat Tanda Registrasi Insinyur oleh
PII atas malapraktik atau pelanggaran kode etik
Keinsinyuran yang dilakukan oleh yang
bersangkutan.

Pasal 15

1. Insinyur yang melakukan kegiatan Keinsinyuran


tanpa memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dikenai
sanksi administratif.
2. Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa:
a. peringatan tertulis; dan/atau
b. penghentian sementara kegiatan
Keinsinyuran.
3. Insinyur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang dalam kegiatannya menimbulkan kerugian
materiil dikenai sanksi administratif berupa
denda.

44 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Pasal 16

1. Dalam hal Insinyur yang telah mendapatkan


Surat Tanda Registrasi Insinyur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 melakukan kegiatan
Keinsinyuran yang menimbulkan kerugian
materiil, Insinyur dikenai sanksi administratif.
2. Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa:
a. peringatan tertulis;
b. denda;
c. penghentian sementara kegiatan
Keinsinyuran;
d. pembekuan Surat Tanda Registrasi
Insinyur; dan/atau
e. pencabutan Surat Tanda Registrasi
Insinyur.

Pasal 17

Ketentuan lebih lanjut mengenai registrasi Insinyur


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 sampai dengan
Pasal 14 dan tata cara pengenaan sanksi administratif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan Pasal 16
diatur dalam Peraturan Pemerintah.

45 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Insinyur Asing (Pasal 18)

1. Insinyur Asing hanya dapat melakukan Praktik


Keinsinyuran di Indonesia sesuai dengan
kebutuhan sumber daya manusia ilmu
pengetahuan dan teknologi pembangunan
nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.
2. Insinyur Asing yang melakukan Praktik
Keinsinyuran di Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memiliki surat izin
kerja tenaga kerja asing sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Untuk mendapat surat izin kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Insinyur Asing harus
memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur dari PII
berdasarkan surat tanda registrasi atau sertifikat
kompetensi Insinyur menurut hukum negaranya.
4. Dalam hal Insinyur Asing tidak memiliki surat
tanda registrasi atau sertifikat kompetensi
Insinyur menurut hukum negaranya sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Insinyur Asing harus
memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11.

Pasal 19

1. Insinyur Asing wajib melakukan alih ilmu


pengetahuan dan teknologi.

46 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


2. Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan alih
ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Dewan
Insinyur Indonesia.

Pasal 20

Insinyur Asing yang memberikan jasa Keinsinyuran


dalam penanganan bencana atau konsultasi yang bersifat
insidental tidak memerlukan surat izin kerja, tetapi harus
memberitahukan kepada kementerian terkait.

Pasal 21

1. Insinyur Asing yang melakukan kegiatan


Keinsinyuran di Indonesia tanpa memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
18 dan Pasal 19 dikenai sanksi administratif.
2. Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan
Keinsinyuran;
c. pembekuan izin kerja;
d. pencabutan izin kerja; dan/atau
e. tindakan administratif lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

47 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


3. Insinyur Asing yang dalam kegiatannya
menimbulkan kerugian materiil dikenai sanksi
administratif berupa denda.

Pasal 22

Ketentuan lebih lanjut mengenai Insinyur Asing


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Pasal 19, dan
Pasal 20 serta tata cara pengenaan sanksi administratif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

Pengembangan Keprofresian Berkelanjutan


(Pasal 23)

1. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


bertujuan:
a. memelihara kompetensi dan
profesionalitas Insinyur; dan
b. mengembangkan tanggung jawab sosial
Insinyur pada lingkungan profesinya dan
masyarakat di sekitarnya.
2. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
diselenggarakan oleh PII dan dapat bekerja sama
dengan lembaga pelatihan dan pengembangan
profesi.
3. Standar Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan disusun dan ditetapkan oleh
Dewan Insinyur Indonesia sesuai dengan

48 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
4. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
merupakan syarat untuk perpanjangan Surat
Tanda Registrasi Insinyur.
5. PII melakukan pemantauan dan penilaian atas
pelaksanaan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan.

Hak dan kewajiban Insinyur

Bagian Kesatu Hak dan Kewajiban Insinyur

(Pasal 24)

Insinyur dan Insinyur Asing berhak:

a. melakukan kegiatan Keinsinyuran sesuai dengan


standar Keinsinyuran;
b. memperoleh jaminan pelindungan hukum selama
melaksanakan tugasnya sesuai dengan kode etik
insinyur dan standar Keinsinyuran;
c. memperoleh informasi, data, dan dokumen lain
yang lengkap dan benar dari Pengguna
Keinsinyuran sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. menerima imbalan hasil kerja sesuai dengan
perjanjian kerja; dan

49 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


e. mendapatkan pembinaan dan pemeliharaan
kompetensi profesi Keinsinyuran.

Pasal 25

Insinyur dan Insinyur Asing berkewajiban:

a. melaksanakan kegiatan Keinsinyuran sesuai


dengan keahlian dan kode etik Insinyur;
b. melaksanakan tugas profesi sesuai dengan
keahlian dan kualifikasi yang dimiliki;
c. melaksanakan tugas profesi sesuai dengan
standar Keinsinyuran;
d. menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
perjanjian kerja dengan Pengguna Keinsinyuran;
e. melaksanakan profesinya tanpa membedakan
suku, agama, ras, gender, golongan, latar
belakang sosial, politik, dan budaya;
f. memutakhirkan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta mengikuti Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan;
g. mengutamakan kaidah keselamatan, kesehatan
kerja, dan kelestarian lingkungan hidup;
h. mengupayakan inovasi dan nilai tambah dalam
kegiatan Keinsinyuran secara berkesinambungan;
i. menerapkan keberpihakan pada sumber daya
manusia Keinsinyuran nasional, lembaga kerja
Keinsinyuran nasional, dan produk hasil

50 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Keinsinyuran nasional dalam kegiatan
Keinsinyuran;
j. melaksanakan secara berkala dan teratur kegiatan
Keinsinyuran terkait dengan darma bakti
masyarakat yang bersifat sukarela; dan
k. melakukan pencatatan rekam kerja Keinsinyuran
dalam format sesuai dengan standar
Keinsinyuran.

Bagian Kedua Hak dan Kewajiban Pengguna


Keinsinyuran

Pasal 26

Pengguna Keinsinyuran dalam menerima hasil kerja


Insinyur berhak:

a. mendapatkan cakupan dan mutu pelaksanaan


kegiatan Keinsinyuran sesuai dengan perjanjian
kerja;
b. mendapatkan informasi secara lengkap dan benar
atas jasa dan hasil kegiatan Keinsinyuran;
c. memperoleh pelindungan hukum sebagai
konsumen atas jasa dan hasil kegiatan
Keinsinyuran;
d. menyampaikan pendapat dan memperoleh
tanggapan atas pelaksanaan kegiatan
Keinsinyuran;

51 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


e. menolak hasil kegiatan Keinsinyuran yang tidak
sesuai dengan perjanjian kerja; dan
f. melakukan tindakan hukum atas pelanggaran
perjanjian kerja sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 27

Pengguna Keinsinyuran berkewajiban:

a. memberikan informasi, data, dan dokumen yang


lengkap dan benar tentang kegiatan Keinsinyuran
yang akan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. mengikuti petunjuk Insinyur atas hasil kegiatan
Keinsinyuran yang akan diterima;
c. memberikan imbalan yang setara dan adil atas
jasa yang diterima kepada Insinyur dan Insinyur
Asing sesuai dengan jenjang kualifikasi; dan
d. mematuhi ketentuan yang berlaku di tempat
pelaksanaan Praktik Keinsinyuran.

Bagian Ketiga Hak dan Kewajiban Pemanfaat


Keinsinyuran

Pasal 28

Pemanfaat Keinsinyuran berhak:

52 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


a. mendapatkan informasi atas keselamatan hasil
kegiatan Keinsinyuran;
b. memanfaatkan hasil kegiatan Keinsinyuran
secara aman dan nyaman sesuai dengan standar
Keinsinyuran; dan
c. mendapatkan pelindungan hukum dari
malapraktik Keinsinyuran sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 29

Pemanfaat Keinsinyuran berkewajiban mengikuti


ketentuan standar penggunaan hasil kegiatan
Keinsinyuran.

Dewan Insinyur Indonesia (Pasal 30)

1. Untuk mencapai tujuan pengaturan Keinsinyuran


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dibentuk
Dewan Insinyur Indonesia.
2. Dewan Insinyur Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab
kepada Presiden.
3. Dewan Insinyur Indonesia berkedudukan di ibu
kota Negara Republik Indonesia.
4. Dewan Insinyur Indonesia beranggotakan paling
sedikit 5 (lima) orang yang terdiri atas unsur:
a. Pemerintah;
b. industri;

53 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


c. perguruan tinggi;
d. PII; dan
e. Pemanfaat Keinsinyuran.
5. Keanggotaan Dewan Insinyur Indonesia
ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri.
6. Keanggotaan Dewan Insinyur Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berlaku
selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali
untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

Pasal 31

Dewan Insinyur Indonesia mempunyai fungsi perumusan


kebijakan penyelenggaraan dan pengawasan pelaksanaan
Praktik Keinsinyuran.

Pasal 32

Dewan Insinyur Indonesia mempunyai tugas:

a. menetapkan kebijakan sistem registrasi Insinyur;


b. mengusulkan standar Program Profesi Insinyur;
c. menetapkan standar Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan;
d. melakukan pengawasan pelaksanaan Praktik
Keinsinyuran oleh PII;
e. menetapkan kebijakan sistem Uji Kompetensi;
f. menetapkan standar kompetensi Insinyur;

54 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


g. melakukan perjanjian kerja sama Keinsinyuran
internasional sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
h. mengesahkan perjanjian kerja sama Keinsinyuran
internasional yang dilakukan oleh PII sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 33

Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 32, Dewan Insinyur Indonesia mempunyai
wewenang:

a. mengesahkan sistem registrasi Insinyur;


b. mengesahkan sistem Uji Kompetensi;
c. melakukan pencatatan terhadap Insinyur yang
dikenai sanksi karena melanggar ketentuan kode
etik Insinyur; dan
d. membuat peraturan pelaksanaan mengenai
fungsi, tugas, dan kewenangan Dewan Insinyur
Indonesia.

Pasal 34

1. Pendanaan Dewan Insinyur Indonesia bersumber


dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
2. Pendanaan Dewan Insinyur Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola

55 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


secara transparan dan akuntabel serta diaudit
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. Dewan Insinyur Indonesia dapat membiayai
tugasnya yang dilaksanakan oleh PII.

Pasal 35

Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, struktur


organisasi, rekrutmen dan jumlah anggota, serta
pendanaan Dewan Insinyur Indonesia diatur dengan
Peraturan Presiden.

Persatuan Insinyur Indonesia (Pasal 36)

1. Insinyur Indonesia berhimpun dalam wadah


organisasi PII.
2. Kekuasaan tertinggi PII berada pada kongres.
3. Pimpinan PII dipilih oleh kongres.
4. PII berkedudukan di ibu kota Negara Republik
Indonesia.

Pasal 37

PII mempunyai fungsi pelaksanaan Praktik


Keinsinyuran.

56 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Pasal 38

PII mempunyai tugas:

a. melaksanakan pelayanan Keinsinyuran sesuai


dengan standar;
b. melaksanakan Program Profesi Insinyur bersama
dengan perguruan tinggi sesuai dengan standar;
c. melaksanakan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan;
d. melakukan pengendalian dan pengawasan bagi
terpenuhinya kewajiban Insinyur;
e. melaksanakan registrasi Insinyur;
f. menetapkan, menerapkan, dan menegakkan kode
etik Insinyur;
g. menjalin perjanjian kerja sama Keinsinyuran
internasional; dan
h. memberikan advokasi bagi Insinyur.

Pasal 39

PII mempunyai wewenang:

a. menyatakan terpenuhi atau tidaknya persyaratan


registrasi Insinyur sesuai dengan jenjang
kualifikasi Insinyur;
b. menerbitkan, memperpanjang, membekukan, dan
mencabut Surat Tanda Registrasi Insinyur;

57 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


c. menyatakan terpenuhi atau tidaknya persyaratan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sesuai
dengan jenjang kualifikasi Insinyur;
d. menyatakan terjadi atau tidaknya suatu
pelanggaran kode etik Insinyur berdasarkan hasil
investigasi;
e. menjatuhkan sanksi terhadap Insinyur yang tidak
memenuhi standar Keinsinyuran;
f. menjatuhkan sanksi terhadap Insinyur yang
melakukan pelanggaran kode etik Insinyur;
g. memberikan akreditasi keprofesian pada
himpunan keahlian Keinsinyuran; dan
h. melakukan perjanjian kerja sama Keinsinyuran
internasional.

Pasal 40

1. Untuk menegakkan kode etik Insinyur, PII


membentuk majelis kehormatan etik.
2. Struktur, fungsi, dan tugas majelis kehormatan
etik diatur dalam suatu anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga PII.

Pasal 41

1. Untuk menjamin kelayakan dan kepatutan


Insinyur dalam melaksanakan Praktik
Keinsinyuran, ditetapkan kode etik Insinyur
sebagai pedoman tata laku profesi.

58 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


2. Kode etik Insinyur sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disusun oleh PII.
3. Seseorang yang akan menjadi Insinyur wajib
menyatakan kesanggupan untuk mematuhi kode
etik Insinyur.

Pasal 42

Kode etik Insinyur harus dijadikan pedoman dan


landasan tingkah laku setiap Insinyur dalam
melaksanakan Praktik Keinsinyuran.

Pasal 43

1. Pendanaan PII bersumber dari:


1. iuran anggota; dan
2. sumber pendanaan lain yang sah menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pendanaan PII sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dikelola secara transparan dan akuntabel serta
diaudit sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 44

Struktur, tata kerja, rekrutmen pengurus, kode etik, dan


pendanaan PII diatur dalam suatu anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga PII.

59 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Pembinaan Keinsinyuran (Pasal 45)

1. Pemerintah bertanggung jawab atas pembinaan


Keinsinyuran.
2. Tanggung jawab pembinaan oleh Pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh Menteri dan menteri yang terkait.

Pasal 46

Pembinaan Keinsinyuran sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 45 dilaksanakan dengan:

a. menetapkan kebijakan pengembangan kapasitas


Keinsinyuran berdasarkan rekomendasi Dewan
Insinyur Indonesia;
b. melakukan pemberdayaan Keinsinyuran;
c. meningkatkan kegiatan penelitian,
pengembangan, dan kemampuan perekayasaan;
d. mendorong industri yang berkaitan dengan
Keinsinyuran untuk melakukan penelitian dan
pengembangan dalam rangka meningkatkan nilai
tambah produksi;
e. mendorong Insinyur agar kreatif dan inovatif
untuk menciptakan nilai tambah;
f. melakukan pengawasan atas penyelenggaraan
Keinsinyuran;

60 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


g. melakukan pembinaan dalam kaitan dengan
remunerasi tarif jasa Keinsinyuran yang setara
dan berkeadilan;
h. mendorong peningkatan produksi dalam negeri
yang berdaya saing dari jasa Keinsinyuran;
i. meningkatkan peran Insinyur dalam
pembangunan nasional; dan
j. melakukan sosialisasi dan edukasi guna menarik
minat generasi muda untuk mengikuti pendidikan
di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta
berprofesi sebagai Insinyur.

Pasal 47

1. Pemerintah menetapkan norma, standar,


prosedur, dan kriteria untuk Praktik
Keinsinyuran.
2. Norma, standar, prosedur, dan kriteria
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan
untuk dapat memenuhi syarat pemerolehan
asuransi profesi bagi Insinyur.
3. PII membina anggotanya untuk menerapkan
norma, standar, prosedur, dan kriteria
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

61 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Pasal 48

Dalam rangka pembinaan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 46, Pemerintah dapat melakukan audit kinerja
Keinsinyuran.

Pasal 49

Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan


Keinsinyuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45
sampai dengan Pasal 48 diatur dalam Peraturan
Pemerintah.

Ketentuan Pidana (Pasal 50)

1. Setiap orang bukan Insinyur yang menjalankan


Praktik Keinsinyuran dan bertindak sebagai
Insinyur sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda
paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).
2. Setiap orang bukan Insinyur yang menjalankan
Praktik Keinsinyuran dan bertindak sebagai
insinyur sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini sehingga mengakibatkan kecelakaan,
cacat, hilangnya nyawa seseorang, kegagalan
pekerjaan Keinsinyuran, dan/atau hilangnya harta
benda dipidana dengan pidana penjara paling

62 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).

Pasal 51

Setiap Insinyur atau Insinyur Asing yang


melaksanakan tugas profesi tidak memenuhi standar
Keinsinyuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
huruf c sehingga mengakibatkan kecelakaan, cacat,
hilangnya nyawa seseorang, kegagalan pekerjaan
Keinsinyuran, dan/atau hilangnya harta benda
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Ketentuan Peralihan (Pasal 52)

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:

a. Setiap orang yang telah mendapatkan gelar


Insinyur sebelum Undang-Undang ini berlaku
tetap berhak menggunakan gelarnya.
b. Setiap Insinyur, sarjana teknik, sarjana teknik
terapan yang telah tersertifikasi dinyatakan
sebagai Insinyur teregistrasi dan harus
menyesuaikannya dengan Undang-Undang ini
paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak
Undang-Undang ini diundangkan.

63 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


c. Setiap Insinyur yang telah melakukan Praktik
Keinsinyuran dengan memiliki izin kerja, tetapi
belum tersertifikasi sebelum Undang-Undang ini
diundangkan dinyatakan sebagai Insinyur
teregistrasi dan harus menyesuaikannya dengan
Undang-Undang ini paling lambat 3 (tiga) tahun
terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Pasal 53

Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga PII harus


disesuaikan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini
dan mendapatkan persetujuan dari Menteri paling lambat
2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini
diundangkan.

Pasal-pasal yang telah disebutkan, merupakan Undang-


Undang yang mengatur tentang profesi keinsinyuran
yang ada di Indonesia. Undang-Undang tersebut diambil
dari referensi ketetapan pemerintah Republik Indonesia
yang disahkan pada tanggal 22 Maret 2014 oleh Presiden
Republik Indonesia DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

64 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


BAB VI
KODE ETIK INSINYUR

6.1 ATAS DASAR PRINSIP


Insinyur menegakkan dan memajukan integritas,
kehormatan dan martabat profesi engineering
dengan:
a. Menggunakan pengetahuan dan keterampilan
untuk peningkatan kesejahteraan manusia;
b. Bersikap jujur dan tidak memihak, dan
melayani dengan kesetiaan masyarakat, petinggi
mereka dan klien;
c. Berjuang untuk meningkatkan kompetensi dan
keahlian profesi rekayasa, dan
d. Mendukung masyarakat profesional dan teknis
disiplin ilmu mereka.

6.2 ATAS DASAR NORMA


1. Insinyur harus memegang hal terpenting seperti
keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan

65 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


masyarakat dalam pelaksanaan tugas profesional
mereka.
2. Insinyur harus melakukan pelayanan sesuai
bidang kompetensi mereka.
3. Insinyur harus mengeluarkan pernyataan publik
secara objektif dan benar.
4. Insinyur harus bertindak dalam hal-hal yang
profesional untuk setiap petinggi atau klien
secara jujur kepada agen atau pengawas, dan
harus menghindari konflik kepentingan individu.
5. Insinyur akan membangun reputasi profesional
mereka atas jasa layanan mereka dan tidak akan
bersaing dan bersikap tidak adil dengan orang
lain.
6. Insinyur harus bertindak sedemikian rupa untuk
menjaga dan meningkatkan kehormatan,
integritas dan martabat profesi.
7. Insinyur harus melanjutkan pengembangan
profesi mereka sepanjang karir mereka, dan harus
memberikan peluang bagi pengembangan
profesional untuk insinyur lainnya yang berada di
bawah pengawasan mereka.

66 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Pedoman yang disarankan untuk digunakan dalam
beretika dasar
1. Insinyur harus memegang hal terpenting seperti
keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat dalam pelaksanaan tugas profesional
mereka.
a. Insinyur harus mengakui bahwa hidup,
keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat umum tergantung pada teknik
penilaian, keputusan dan praktek yang
dimasukkan ke dalam struktur, mesin,
produk, proses dan perangkat.
b. Insinyur tidak akan menyetujui atau
menyegel rencana dan / atau spesifikasi yang
bukan dari desain yang aman bagi kesehatan
dan kesejahteraan publik serta tidak sesuai
dengan standar teknis yang berlaku.
c. Jika penilaian profesional insinyur
dikesampingkan dalam keadaan dimana
keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan
publik langka, Insinyur harus memberitahu
klien atau petinggi dari konsekuensi yang

67 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


mungkin dan memberitahukan otoritas dan
situasi tepat yang lain, yang mungkin
diperlukan.
(1) Insinyur harus memungkinkan untuk
melakukan dan menyediakan standar
apapun yang dipublikasikan, tes kode
dan prosedur pengendalian kualitas yang
akan memungkinkan masyarakat untuk
memahami tingkat harapan keselamatan
atau hidup yang terkait dengan
menggunakan produk desain, dan sistem
yang mereka pertanggungjawabkan.
(2) Insinyur akan melakukan review
keselamatan dan keandalan desain,
produk atau sistem yang mereka
pertanggungjawabkan sebelum mereka
memberikan persetujuan untuk rencana
desain.
(3) Jika insinyur mengamati kondisi yang
mereka percaya akan membahayakan
keselamatan umum atau kesehatan,

68 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


mereka harus memberitahu otoritas dan
situasi yang tepat.
d. Insinyur harus memiliki pengetahuan atau
alasan untuk dapat dipercaya oleh orang lain
atau perusahaan yang mungkin melanggar
setiap ketentuan atau pedoman ini. Mereka
akan menyajikan informasi tersebut kepada
otoritas yang tepat secara tertulis dan harus
bekerja sama dengan kewenangan yang
sesuai dalam memberikan informasi lebih
lanjut atau bantuan yang mungkin
diperlukan.
(1) Mereka harus memberitahu otoritas yang
berwenang jika kajian tentang
keselamatan dan keandalan dari produk
atau sistem belum dibuat atau ketika
desain menyebabkan bahaya kepada
masyarakat melalui penggunaannya.
(2) Mereka harus menahan persetujuan
produk atau sistem ketika perubahan
atau modifikasi yang dibuat akan
menghasilkan kinerja yang buruk

69 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


sehingga mempengaruhi keselamatan
dan keandalan yang bersangkutan.
e. Insinyur harus mencari peluang untuk
melayani urusan kewarganegaraan secara
konstruktif dan bekerja untuk kemajuan
kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan
komunitas mereka.
f. Insinyur harus berkomitmen untuk
meningkatkan lingkungan dan meningkatkan
kualitas hidup.
2. Insinyur harus melakukan pelayanan sesuai
bidang kompetensi mereka.
a. Insinyur akan melaksanakan tugas untuk
melakukan rekayasa bila terdaftar dalam
kualifikasi pendidikan atau pengalaman yang
terlibat di bidang teknis dan teknik
tertentu.
b. Insinyur dapat menerima tugas yang
membutuhkan pendidikan atau pengalaman
di luar bidang kompetensi mereka sendiri,
tetapi hanya dibatasi pada tahap-tahap
proyek yang mampu mereka layani secara

70 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


berkualitas. Semua tahapan lain dari proyek
tersebut harus dilakukan oleh kualifikasi
asosiasi, konsultan, atau karyawan.
c. Insinyur tidak wajib melampirkan tanda
tangan dan / atau segel untuk rencana
rekayasa apapun atau dokumen yang
berhubungan dengan materi pelajaran yang
mereka kurang berkompeten berdasarkan
pendidikan atau pengalaman, atau untuk
setiap rencana, ataupun dokumen yang tidak
memiliki kesiapan kendali secara langsung di
bawah pengawasan mereka.
3. Insinyur harus mengeluarkan pernyataan publik
secara objektif dan benar.
a. Insinyur harus berusaha untuk memperluas
pengetahuan publik dan mencegah
kesalahpahaman tentang prestasi teknik.
b. Insinyur harus benar-benar obyektif dan jujur
dalam semua laporan, pernyataan, atau
kesaksian secara profesional. Mereka harus
mencakup semua yang relevan dan

71 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


bersangkutan dengan informasi dalam
laporan atau kesaksian tersebut.
c. Insinyur, ketika melayani sebagai ahli atau
saksi teknis sebelum pengadilan, komisi,
atau pengadilan lainnya, harus menyatakan
pendapat rekayasa jika dilandasi
pengetahuan yang memadai tentang fakta-
fakta yang telah dikeluarkan pada latar
belakang kompetensi teknis dalam materi
pelajaran, dan atas keyakinan dan kejujuran
terhadap ketepatan dan kepatutan kesaksian
mereka.
d. Insinyur tidak akan menerbitkan laporan,
kritik, atau argumen rekayasa yang
menyangkut hal-hal yang terinspirasi atau
dibayar oleh pihak yang berkepentingan, atau
pihak lain, kecuali mereka telah diawali
komentar mereka dengan cara eksplisit atau
mengidentifikasi diri mereka sendiri, dengan
mengungkapkan identitas dari pihak atau
pihak atas nama yang bersangkutan, dan
dengan mengungkapkan keberadaan apapun

72 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


berupa bunga atau uang mereka yang
dimiliki atau didapat dalam hal-hal instan.
e. Insinyur harus bermartabat dan sederhana
dalam menjelaskan pekerjaan dan jasa
mereka, dan akan menghindari tindakan
apapun yang cenderung untuk
mempromosikan kepentingan mereka sendiri
demi mengorbankan kehormatan, integritas
dan martabat profesi.
4. Insinyur harus bertindak dalam hal-hal yang
profesional untuk setiap petinggi atau klien
secara jujur kepada agen atau pengawas, dan
harus menghindari konflik kepentingan individu.
a. Insinyur harus menghindari semua konflik
kepentingan yang dikenal dengan petinggi
atau klien mereka dan harus segera
memberitahukan petinggi atau klien mereka
dari setiap bisnis asosiasi, kepentingan, dari
keadaan yang dapat mempengaruhi penilaian
atau kualitas pelayanan mereka.
b. Insinyur harus berada dibawah tingkat
kesadaran dalam melakukan tugas apapun

73 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


yang akan sengaja dapat menciptakan
potensi konflik atau kepentingan individu
antara mereka sendiri dan klien atau petinggi
mereka.
c. Insinyur tidak akan menerima kompensasi,
keuangan atau sebaliknya, lebih dari satu
pihak untuk melayani proyek yang sama,
atau untuk melayani proyek yang sama dan
berkaitan, kecuali keadaan sepenuhnya
diungkapkan atau disetujui kepada, untuk,
dan oleh semua pihak yang berkepentingan.
d. Insinyur tidak akan meminta atau menerima
keuangan atau pertimbangan berharga
lainnya, termasuk desain teknik bebas, dari
bahan atau peralatan pemasok untuk
menentukan produk mereka.
e. Insinyur tidak akan meminta atau menerima
gratifikasi secara langsung atau tidak
langsung dari kontraktor, agen mereka, atau
pihak lain yang berhubungan dengan klien
mereka atau pengusaha, sehubungan dengan

74 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


pekerjaan yang mereka
pertanggungjawabkan.
f. Ketika dalam pelayanan publik sebagai
anggota, penasehat, atau karyawan dari
badan pemerintah atau departemen, Insinyur
tidak akan berpartisipasi dalam pertimbangan
atau tindakan sehubungan dengan layanan
yang disediakan oleh mereka atau organisasi
dalam praktek rekayasa pribadi atau produk
mereka.
g. Insinyur tidak akan meminta atau menerima
kontrak teknik dari pihak pemerintahan
dimana suatu pokok, pejabat atau karyawan
dalam organisasi mereka berfungsi sebagai
anggota.
h. Ketika terdapat hasil dari studi mereka, tetapi
Insinyur percaya proyek tidak akan berhasil,
mereka akan memberitahu petinggi atau
klien mereka.
i. Insinyur harus menerima informasi yang
datang kepada mereka dalam menjalankan
tugas dan menjamin kerahasiaannya, dan

75 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


tidak akan memanfaatkan informasi demi
keuntungan pribadi, jika tindakan tersebut
merugikan kepentingan klien, petinggi, atau
masyarakat.
(1) Mereka tidak akan mengungkapkan
informasi rahasia mengenai urusan
bisnis atau proses teknis dari klien
sekarang atau mantan atau klien atau
penawar dalam suatu evaluasi tanpa
persetujuannya.
(2) Mereka tidak akan mengungkapkan
informasi rahasia atau temuan apapun
kepada komisi atau dewan yang menjadi
anggota mereka.
(3) Ketika mereka menggunakan desain
yang diberikan kepada mereka oleh
klien, desain ini tidak akan diduplikasi
oleh Insinyur bagi orang lain tanpa
meminta izin kepada pihak yang
bersangkutan.
(4) Sedangkan dalam mempekerjakan orang
lain tidak akan menggunakan upaya

76 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


promosi atau negosiasi untuk bekerja
atau membuat pengaturan kerja lainnya
sebagai seorang kepala sehubungan
dengan proyek-proyek khusus yang telah
mereka dapatkan dalam suatu
pengetahuan tertentu dan khususnya
tanpa persetujuan dari semua pihak yang
berkepentingan.
j. Insinyur harus bertindak secara adil kepada
semua pihak ketika menyelenggarakan suatu
kontrak konstruksi (atau lainnya).
k. Sebelum melakukan pekerjaan untuk orang
lain dimana Insinyur dapat membuat
perbaikan, rencana, desain, penemuan, atau
catatan lain yang mungkin sesuai dengan
hak cipta atau hak paten, mereka akan masuk
ke dalam perjanjian yang positif tentang
kepemilikan.
l. Insinyur harus mengakui dan menerima
kesalahan mereka sendiri ketika terbukti
salah dan menahan diri dari memanipulasi

77 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


atau mengubah fakta untuk membenarkan
keputusannya.
m. Insinyur tidak akan menerima pekerjaan
di luar bidang profesi mereka atau uang
tanpa sepengetahuan petinggi mereka.
n. Insinyur tidak akan berupaya untuk
menarik karyawan dari petinggi lain
menggunakan keterangan palsu atau
menyesatkan.
o. Insinyur tidak akan meninjau pekerjaan
insinyur lain kecuali dengan pengetahuan
tentang insinyur tersebut, kecuali tugas /
perjanjian kontrak untuk pekerjaan yang
telah dihentikan.
(1) Insinyur yang berada dalam
pemerintahan, industri atau pendidikan
berhak untuk meninjau dan mengevaluasi
karya insinyur lainnya ketika diperlukan
untuk tugastugas mereka.
(2) Insinyur yang berada dalam bidang
penjualan atau industri kerja berhak untuk

78 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


membuat perbandingan rekayasa produk
mereka dengan produk lain dari pemasok.
(3) Insinyur yang berada dalam bidang
penjualan tidak akan menawarkan atau
memberikan rekayasa konsultasi atau
desain atau saran selain hal yang khusus
berlaku untuk peralatan, bahan atau sistem
yang dijual atau ditawarkan untuk dijual
oleh mereka.
5. Insinyur akan membangun reputasi profesional
mereka atas jasa layanan mereka dan tidak akan
bersaing dan bersikap tidak adil dengan orang
lain.
a. Insinyur tidak akan membayar atau
menawarkan suatu hal untuk melakukan
kecurangan, baik secara langsung maupun
tidak langsung, kepada komisi, kontribusi
politik, atau hadiah, atau pertimbangan lain
dalam rangka untuk profesionalitas kerja, dan
berusaha mendapat gaji melalui kerja
lembaga.

79 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


b. Insinyur harus melakukan negosiasi kontrak
untuk bidang jasa secara adil dan atas dasar
kompetensi dan kualifikasi untuk jenis profesi
yang diperlukan.
c. Insinyur harus menegosiasikan metode dan
tingkat kompensasi yang sepadan dengan yang
telah disepakati oleh pihak yang bersangkutan.
Sebuah pikiran yang searah antara satu pihak
dengan pihak lain dalam suatu kontrak sangat
penting untuk menimbulkan rasa keyakinan.
Kepentingan umum mengharuskan bahwa
biaya teknik harus dilakukan secara adil dan
wajar, tetapi bukan berarti adanya
pertimbangan atau pengendalian dalam
memilih seorang individu atau perusahaan
untuk menyediakan kontrak ini.
(1) Prinsip-prinsip ini harus diterapkan oleh
Insinyur dalam memperoleh bidang
profesi lainnya.
d. Insinyur tidak akan berupaya untuk
menggantikan insinyur lain yang bekerja
setelah menyadari bahwa langkah yang pasti

80 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


telah diambil terhadap pekerjaan yang lain
atau setelah mereka dipekerjakan.
(1) Mereka tidak akan meminta pekerjaan
dari klien yang sudah memiliki Insinyur
dan terikat kontrak untuk pekerjaan yang
sama.
(2) Mereka tidak akan menerima pekerjaan
dari klien yang sudah memiliki Insinyur
untuk pekerjaan yang sama sebelum
selesai atau sebelum dibayar kecuali
persyaratan kerja atau pembayaran dalam
kontrak sedang diproses atau jasa kontrak
Insinyur yang bersangkutan telah
dihentikan secara tertulis oleh salah satu
pihak.
(3) Dalam hal penyelesaian kontrak kerja,
calon insinyur harus memberi saran untuk
Insinyur yang bersangkutan sedang
terlibat dalam proses penyelesaian
kontrak.
e. Insinyur tidak diperbolehkan untuk meminta,
mengusulkan atau menerima suatu komisi

81 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


secara kontingen dalam keadaan apapun,
dimana penilaian profesi mereka akan
dikompromikan / didiskusikan, atau di saat
darurat dengan ketentuan yang telah
digunakan sebagai alat untuk mempromosikan
atau mengamankan komisi seorang
profesional.
f. Insinyur tidak akan memalsukan atau
mengizinkan penafsiran yang salah atas
mereka, atau asosiasi mereka, kualifikasi
akademis atau profesional. Mereka tidak akan
menggambarkan atau melebih-lebihkan derajat
dalam tanggung jawab mereka atau tugas
pokok untuk sebelumnya. Brosur atau
presentasi lainnya merupakan suatu pekerjaan
policitation, brosur atau slide yang
bersangkutan tersebut tidak akan
menggambarkan fakta tentang pengusaha,
karyawan, asosiasi, usaha patungan, atau
prestasi masa lalu mereka dengan maksud dan
tujuan untuk meningkatkan kualifikasi dari
pekerjaan mereka.

82 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


g. Insinyur dapat mengiklankan bidang
profesinya hanya sebagai sarana informasi dan
terbatas pada hal berikut:
(1) kartu dan daftar suatu profesi diakui dan
layak untuk dipublikasikan, asalkan
adanya konsistensi dalam ukuran dan
berada dalam bagian publikasi secara
teratur yang dikhususkan untuk bidang
profesi seperti kartu dan listing. Informasi
yang ditampilkan harus dibatasi oleh
nama perusahaan, alamat, nomor telepon,
simbol yang sesuai, nama-nama peserta
pokok dan bidang praktek dari perusahaan
tersebut secara berkualitas.
(2) Tanda pada peralatan, kantor, dan lokasi
proyek yang memberikan pelayanan
kepada mereka terbatas pada nama
perusahaan, alamat, nomor telepon dan
jenis pelayanan yang sesuai.
(3) Brosur, kartu nama, kop surat dan lainnya
seperti representasi pengalaman, fasilitas,
personil dan kapasitas untuk membuat

83 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


suatu pelayanan, menyediakan dan tidak
menyesatkan terhadap tingkat partisipasi
dalam proyek-proyek yang bersangkutan
dan pendistribusiannya tersebut tidak
pandang bulu.
(4) Bagian listing diklasifikasikan direktori
telepon, nama, alamat, nomor telepon dan
spesialisasi di mana perusahaan tersebut
telah memenuhi syarat tanpa
menggunakan jenis khusus atau tebal.
h. Insinyur dapat menggunakan serta
menampilkan iklan dalam sebuah bisnis yang
diakui dan bermartabat, sesuai dengan
kenyataan, dan hanya menyangkut bidang
teknik, bebas dari kesombongan, tidak
mengandung ungkapan pujian atau
implikasinya, tidak menyesatkan sehubungan
dengan sejauh mana partisipasi insinyur
tersebut dalam bidang jasa atau proyek yang
dijelaskan.
i. Insinyur dapat mempersiapkan artikel untuk
persiapan atau penyajian fakta yang

84 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


bermartabat dan bebas dari kesombongan atau
implikasi pujian. Artikel tersebut tidak akan
berarti tanpa partisipasi langsung dari mereka
dalam pekerjaan yang bersangkutan kecuali
kredit yang diberikan kepada orang lain untuk
berbagi pekerjaan.
j. Insinyur dapat memperpanjang izin untuk
nama-nama mereka yang akan digunakan
dalam iklan komersial, yang mungkin
diterbitkan oleh produsen, kontraktor,
pemasok bahan, dll, hal tersebut hanya dapat
dilakukan dengan cara yang sederhana,
mengakui martabat dari partisipasi dan
lingkup dari proyek atau produk yang
dijelaskan. Izin tersebut tidak termasuk
dukungan publik terhadap produk proprietary.
k. Insinyur dapat mengiklankan perekrutan
personil dengan publikasi atau dengan
distribusi khusus. Informasi yang disajikan
harus ditampilkan dengan cara yang
bermartabat, terbatas pada nama perusahaan,
alamat, nomor telepon, simbol yang sesuai,

85 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


nama-nama peserta pokok, bidang praktek di
mana perusahaan yang memenuhi syarat dan
gambaran perusahaan yang sesuai, kualifikasi
yang dibutuhkan dan manfaat yang
didapatkan.
l. Insinyur tidak dikatakan kompeten apabila
desain yang digunakan bertujuan untuk
mendapatkan komisi dalam proyek-proyek
tertentu, kecuali adanya ketentuan yang telah
dibuat untuk kompensasi yang layak
didapatkan untuk semua desain yang dikirim.
m. Insinyur tidak akan bersikap jahat atau
memalsukan sesuatu secara langsung atau
tidak langsung, melukai reputasi bidang
profesi, prospek, praktek atau pekerjaan
insinyur yang lain, dan mengkritik karya
insinyur lain tanpa pandang bulu.
n. Insinyur tidak harus melakukan tindakan
rekayasa apapun terhadap pelayanan yang
dilakukan secara gratis, kecuali terdapat pada
bidang profesi jasa untuk organisasi yang
sifatnya non-profit sipil, amal, agama atau

86 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


yang lainnya. Ketika menjabat sebagai
anggota organisasi tersebut, insinyur berhak
mempergunakan pengetahuan teknik pribadi
mereka dalam organisasi yang bersangkutan.
o. Insinyur tidak akan menggunakan peralatan,
perlengkapan, laboratorium maupun fasilitas
kantor dari petinggi mereka untuk
melaksanakan praktek di luar perusahaan
tersebut tanpa persetujuan dari pihak yang
bersangkutan.
p. Dalam hal menggunakan fasilitas bebas pajak
atau pajak dibantu oleh pihak lain, insinyur
tidak harus menggunakan pelayanan
mahasiswa kurang dari tingkat kompetensi
atau sebanding karyawan lainnya, termasuk
tunjangan.
6. Insinyur harus bertindak sedemikian rupa untuk
menjaga dan meningkatkan kehormatan,
integritas dan martabat profesi.
a. Insinyur harus menyadari tindakan dengan
tidak menggunakan izin dari nama atau nama
perusahaan dalam usaha bisnis oleh setiap

87 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


orang atau perusahaan yang mereka tahu, atau
memiliki alasan lain agar dipercaya terlibat
dalam bisnis atau praktek-praktek profesi yang
bersifat penipuan atau tidak jujur.
b. Insinyur tidak akan menggunakan asosiasi
dengan non-insinyur, perusahaan, atau
kemitraan sebagai tindakan menutup-nutupi
untuk tindakan yang tidak etis.
7. Insinyur harus melanjutkan pengembangan
profesi mereka sepanjang karir mereka, dan harus
memberikan peluang bagi pengembangan
profesional untuk insinyur lainnya yang berada di
bawah pengawasan mereka.
a. Insinyur harus mendorong karyawan mereka
untuk melakukan rekayasa lebih lanjut
terhadap pendidikan mereka.
b. Insinyur harus mendorong karyawan mereka
agar terdaftar pada bidang profesi tertentu
sedini mungkin.
c. Insinyur harus mendorong karyawan untuk
menghadiri dan mempresentasikan makalah

88 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


pada pertemuan dengan masyarakat secara
profesional.
d. Insinyur harus mendukung bidang profesi
masyarakat dan teknis menyangkut disiplin
mereka.
e. Insinyur harus memberikan kredit yang tepat
untuk pekerjaan rekayasa mereka yang
kreditnya akan jatuh tempo, dan mengakui
kepentingan kepemilikan orang lain. Kapan
saja mungkin bisa dilakukan karena kredit
tersebut adalah milik orang-orang yang
mungkin bertanggung jawab untuk desain,
penemuan, tulisan atau prestasi lainnya.
f. Insinyur akan berusaha untuk memperluas
pengetahuan umum teknik, dan tidak akan
berpartisipasi dalam suatu hal yang tidak
benar, tidak adil atau manipulasi laporan
yang berlebihan tentang bidang profesi
teknik.
g. Insinyur harus menjunjung tinggi semua
prinsip yang sesuai dan kompensasi yang

89 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


memadai untuk mereka yang terlibat dalam
pekerjaan rekayasa.
h. Insinyur harus menetapkan tugas profesional
insinyur yang akan digunakan dalam
pelatihan dan pengalaman mereka sejauh
mungkin, dan mendelegasikan fungsi-fungsi
yang lebih rendah untuk subprofesi atau
teknisi.
i. Insinyur harus menyediakan calon karyawan
rekayasa dengan informasi yang lengkap
tentang kondisi kerja dan status yang
diusulkan pada tempat kerja mereka, dan
setelah bekerja harus menjaga segala
informasi maupun perubahan yang terjadi
pada mereka.

90 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


BAB VII
ETIKA PROFESI TEKNIK ELEKTRO

7.1. Etika Profesi Seorang Teknik Elektro

Seorang yang memiliki profesi sudah pasti memiliki


Etika dalam berprofesi dan juga Kode Etik yang
dimilikinya, dimana Etika Profesi dan Kode Etik harus
dipahami oleh para Profesional. Berikut merupakan
Etika Profesi dan Kode Etik sebagai orang teknik.

Etika profesi yang harus dimiliki oleh seorang teknik


antara lain:

1. Mengetahui seluk beluk permesinan.


2. Mampu menjalin hubungan kerja yang harmonis
dengan rekan kerja yang lain.
3. Selalu memperhatikan keselamatan kerja sesuai
dengan standar yang berlaku.
4. Selalu mendayagunakan disiplin.
5. Mampu melaksanakan & menjaga kredibilitas
ketika dilimpahkakn wewenang oleh atasannya.

Untuk itu adapun kode-kode etik yang harus dimiliki


oleh teknik yaitu sbb:

1. Menerima tanggung jawab dalam pengambilan


keputusan engineering yang taat asas pada

91 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


keamanan, kesehatan, dan kesejahteraan publik,
dan segera menyatakan secara terbuka fatktor-
faktor yang dapat membahayakan publik atau
lingkungan.
2. Menghindari konflik interes nyata atau yang
terperkirakan sedapat mungkin, dan
membukakannya pada para pihak yang
terpengaruh ketika muncul.
3. Akan jujur dan realistis dalam menyatakan klaim
atau perkiraan menurut data yang tersedia.
4. Menolak sogokan dalam segala bentuknya.
5. Mengembangkan pemahaman teknologi, aplikasi
yang sesuai, dan kemungkinan konsekuensinya.
6. Menjaga dan mengembangkan kompetensi teknis
dan mengambil tugas teknologi yang lain hanya
bila memiliki kualifikasi melalui pelatihan atau
pengalaman, atau setelah menyatakan secara
terbuka keterbatasan relevansi kami.
7. Memperlakukan dengan adil semua orang tanpa
bergantung pada faktor-faktor seperti ras, agama,
jenis kelamin, keterbatasan fisik, umur dan asal
kebangsaan.
8. Berupaya menghindari kecelakaan pada orang
lain, milik, reputasi, atau pekerjaan dengan
tindakan salah atau maksud jahat.
9. Membatu rekan sejawat dan rekan sekerja dalam
pengembangan profesi mereka dan mendukung
mereka dalam mengikuti kode etik ini.

92 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


7.2. Etika PDKB dalam Pengukuran Isolator

Mempersiapkan serta menggunakan Peralatan


Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang diperlukan
dalam pekerjaan pengukuran isolator, yaitu :

1. Full body Hardness.


2. Safety Helmets
3. Safety Shoes
4. Safety Gloves
5. Kacamata Pengaman
6. Lanyards
7. Perlengkapan P3K
8. Peralatan Komunikasi

- Mempersiapkan Peralatan kerja yang dibutuhkan dalam


pekerjaan pengukuran isolator, yaitu :

1. Live Line Rope


2. Guy rope
3. Tools
4. Tool bag Set
5. Wibbing sling
6. Karabiner besar
7. Karabiner kecil
8. Insulator tester
9. Universal stick

93 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


10. Teropong

11. Snatch block

12. Silicon cloths

Besiap memulai pekerjaan pengukuran isolator


setelah pengawas pekerjaan menyatakan pekerjaan siap
dimulai. Memulai pekerjaan yang diawali dengan berdoa
bersama yang dipimpin oleh Pengawas Kesehatan dan
Keselamatan kerja (K3). Melaksanakan pekerjaan sesui
dengan Instruksi kerja yaitu :

1. Persiapan dan pengecekan alat


2. Tail gate session
3. Naikkan dan pasang handline
4. Naikkan Universal stick dan Insulator tester
5. Laksanakan pengukuran insulator
6. Catat hasil pengukuran isolator sesuai formulir
(terlampir)
7. Balik urutan instruksi kerja untuk mengakhiri
pekerjaan
8. Melaksanakan evaluasi dan melengkapi dokumen
yang diperlukan Menyelesaikan pekerjaan ketika
Pengawa Pekerjaan menyatakan pekerjaan
selesai. Mengakhiri pekerjaan dengan berdoa
bersama yang dipimpin oleh Pengawas K3.

94 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


7.3. Sistem tentang Ketenagalistrikan (UU RI No.
30/2009)

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang


menyangkut penedia dan pemanfaatan tenaga
listrik serta usaha penunjang tenaga listrik.
2. Tenaga listrik adalah suatu bentuk energi
sekunder yang dibangkitkan, ditransmisikan, dan
didistribusikan untuk segala macam keperluan,
tetapi tidak meliputi listrik yang dipakai untuk
komunikasi, elektronika, atau isyarat.
3. Usaha penyedia tenaga listrik adalah pengadaan
tenaga listrik meliputi pembangkit, transmisi,
distribusi dan penjualan tenaga listrik kepada
konsumen.
4. Pembangkit tenaga listrik adalah kegiatan
memproduksi tenaga listrik.
5. Transmisi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga
listrik dari pembangkit ke sistem didtribus atau
ke konsumen, atau penyalur tenaga listrik antar
sistem.
6. Distribusi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga
listrik dari sistem transmisi atau dari pembangkit
ke konsumen.
7. Konsumen adalah setiap orang atau badan yang
membeli tenaga listrik dari pemegang izin usaha
penyediantenaga listrik.

95 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


8. Usaha penunjang tenaga listrik adalah kegiatan
usaha penunjang tenaga listrik kepada konsumen.
9. Rencana umum ketenagalistrikan adalah rencana
pengembangan sistem penyedia tenaga listrik
yang meliputi bidang pembangkitan, transmisi,
dan didtribusi tenaga listrik yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik.
10. Izin usaha penyedia tenaga listrik adalah izin
untuk melakukan usaha penyedia tenaga listrik
untuk kepentingan umum.
11. Izin orasi adalah izin untuk melakukan
penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan
sendiri.
12. Wilayah usaha adalah wilayah yang ditetapkan
pemerintah sebagai tempat badan usaha distribusi
dan/atau penjualan tenaga listrik melakukan
usaha penyediaan tenaga listrik.
13. Ganti rugi hak atas tanah adalah penggantian atas
pelepasan atau penyerahan hak atas yanah berikut
bangunan, tanaman, dan/atau benda lain yang
terdapat di atas tanah tersebut.
14. Kompensasi adalah pemberia sejumlah uang
kepada pemegang hak atas tanah berikut
bangunan, tanaman, dan/atau benda lain yang
terdapat di atas tanah tersebut karena tanah
tersebut digunakan digunakan secara tidak
langsung untuk pembangunan ketenagalistrikan

96 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


tanpa dilakukan pelepasan atau penyerahan hak
atas tanak.
15. Pemerintah pusat, yang selanjutnya disebut
Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemegang kekuasaan
pemerintah negara Republik Indonesia
segagaimana dimaksud dalam UUD RI tahun
1945.
16. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau
walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
17. Menteri adalah mentri yang membidangi usaha
ketenagalistrikan.
18. Setiap orang adalah orang perorangan atau badan
baik yang berbadan hukum maupun yang bukan
berbadan hukum.

7.4. Usaha Penunjang Tenaga Listrik

Usaha jasa penunjang tenaga listrik meliputi:

a. Konsultasi dalam bidang instalasi penyediaan


tenaga listrik
b. Pembagunan dan pemasangan instalasi
penyediaan tenaga listrik
c. Pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga
listrik Pengoperasian instalasi tenaga listrik
d. Pemeliharaan instalasi tenaga listrik
e. Penelitian dan pengembagan

97 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


f. Pendidikan dan pelatihan
g. Laboratorium pengujian peralatan dan
pemanfaatan tenaga lisrik
h. Sertifikat peralatan dan pemanfaatan tenaga
listrik
i. Setifikasi kompetensi tenaga teknik
ketenagalistrikan;atau
j. Usaha jasa lain yang secara langsung berjaitan
dengan penyediaan tenaga listrik.

Usaha jasa penunjang tenaga listrik sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh badan usaha
milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha
swasta, dan koperasi yeng memiliki setrifikasi ,
klasifikasi, dan kualifikasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah,


badan usaha swasta, dan koperasi dalam melakukan
usaha jasa penunjang tenanga listrik wajib
mengutamakan produk dan potensi dalam negeri.
Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi, klasifikasi,
dan kualifikasi usaha jasa penunjang tenaga listrik diatur
dengan peraturan pemerintahan.

98 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


7.5. Hak dan Kewajiban Pemenang Izin Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik

Untuk kepentingan umum, pemegang izin usaha


penyediaan tenaga listrik dalam melaksanakan usaha
penyedia tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam
pesal 10 ayat (1) berhak untuk:

a. Melintasi sungai atau danau baik di atas maupun


di bawah permukaan
b. Melintasi laut baik diatas maupun dibawah
permukaan
c. Melintasi jalan umum dan jalan kereta api.
d. Masuk ke tempat umum atau perorangan dan
menggunakannya untuk sementara waktu.
e. Menggunakan tanah dan melintasi diatas atau di
bawah tanah.
f. Melintas diatas atau di bawah bangunan yang di
bangun di atas atau di bawah tanah; dan
g. Memotong dan/atau menebang tanaman yang
menghalanginya
h. Dalam pelaksanaan kegiatan sebagimana
dimaksud pada ayat (1), pemegang izin usaha
penyediaan tenaga listrik harus
melaksanakannya berdasarkan peraturan
perundang-undangan

Pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik wajib:

99 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


a. Menyediakan tenaga listrik yang memnuhi
standar mutu dan keandalan yang berlaku
b. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
kepada konsumen dan masyarakat
c. Memenuhi ketentuan keselamatan
ketenagalistrikan dan Mengutamakan produk dan
potensi dalam negeri

Hak dan kewaiban konsumen, Konsumen berhak untuk:

a. Mendapat pelayanan yang baik


b. Mendapat tenaga listrik secara terus menerus
dengan mutu dan keandalan yang baik
c. Memperoleh tenaga listrik yang menjadi haknya
engan harga yang wajar
d. Mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada
gangguan tenaga listrik dan
e. Mendapat ganti rugi apabila terjadi pemadaman
yang diakibatkan kesalahan dan/atau kelalaian
pengoperasian oleh pemegang izin usaha
penyediaan tenaga listrik sesuai syarat yang
diatur dalam perjanjian jual beli tenaga listrik.

Konsumen wajib:

a. Melaksanakan pengamanan terhadap bahaya


yang mungkin timbul akibat pemanfatan tenaga
listrik.
b. Menjaga keamanan instalasi tenaga listrik milik
konsumen

100 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


c. Memanfaatkan tenaga listrik sesuai dengan
peruntukannya.
d. Membayar tagihan pemakaian tenaga listrik dan
e. Menaati persyaratan teknis dibidang
ketenagalistrikan

Konsumen bertanggung jawab apabila karena


kalalaian mengakibatkan kerugian pemegang izin usaha
penyediaan tenaga listrik. Ketentuan lebih lanjut
mengenai tanggung jawab konsumen sebagaimana pada
ayat (3) diatur dengan peraturan menteri.

7.6. Program Sertifikasi Insinyur Profesional – PII

Persatuan Insinyur Indonesia (PII), dimulai oleh


Pengurus Pusat masa bakti 1994-1999,
menyelenggarakan apa yang disebut sebagai Program
Insinyur Profesional. Dalam program ini akan
diperkenalkan ke dalam masyarakat : Sebutan (gelar)
profesi yang baru, yaitu Insinyur dan
Sertifikatkeprofesionalan yang baru, yaitu Insinyur
Profesional.

Seperti diketahui, ada perbedaan antara : Gelar


Akademis yaitu gelar yang diperoleh setelah
menamatkan pendidikan akademis, seperti misalnya
SarjanaHukum (SH), atau Sarjana Farmasi (SF), serta
Gelar Akademis lanjutan seperti S2 (Magister) dan S-3
(Doktor) yang menunjukkan tingkat kemampuan
akademis dan penelitian (riset),dengan Sebutan Profesi

101 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


seperti misalnya Pengacara/Notaris/Jaksa/Hakim, atau
Apoteker, yaitu sebutan bagi para penyandang gelar
akademis yang mempraktekkan hasil pendidikan
akademisnya itu sebagai profesinya sehari-hari. Dan
umumnya sebutan profesi ini diperoleh setelah yang
bersangkutan memenuhi beberapa persyaratan
kemampuan dan pengalaman profesional yang
ditambahkan atas pendidikan akademisnya.

Ketentuan Pemerintah mengenai Sebutan Profesi ini


menyebutkan bahwa penetapan mengenai suatu sebutan
profesi dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan cq. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi,
berdasarkan rekomendasi Organisasi Profesi yang
bersangkutan. Dengan mengikuti ketentuan sedemikian
itu, maka PII, sebagai wadah berhimpunnya para Sarjana
Teknik dan Sarjana Pertanian yang berprofesi di dunia
keinsinyuran (engineering), akan meluncurkan sebutan
profesi Insinyur bagi para anggotanya. Sebutan profesi
Insinyur ini, yang disingkat Ir., dapat dicantumkan oleh
penyandangnya di depan namanya.

Sertifikat Keprofesionalan

Selanjutnya PII akan pula meluncurkan sertifikat


keprofesionalan Insinyur Profesional, yang
disertifikasikan pada penyandang Sebutan Profesi
Insinyur yang :

102 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


a. Mempunyai dasar pengetahuan kesarjanaan
(knowledge base) untuk profesi keinsinyuran.
b. Telah mengumpulkan pengalaman dan
kemampuan profesi keinsinyuran yang cukup
untuk memenuhi suatu persyaratan bakuan
kompetensi (competency standard) yang
ditetapkan PII.
c. Mandiri dalam mengemban tanggungjawab
profesinya.
d. Melaksanakan tugas-tugas keinsinyuran itu
sebagai profesinya sehari-hari.
e. Memelihara kemutakhiran kemampuan
profesionalnya.

Sertifikasi keprofesionalan Insinyur Profesional ini,


yang disingkat IP, dapat dicantumkan oleh
penyandangnya di belakang namanya. Sertifikasi
keprofesionalan IP mempunyai 3 (tiga) jenjang :

1. Insinyur Profesional Muda (IP) : Mampu


melaksanakan tugas profesional keinsinyuran :
Secara mandiri, untuk kegiatan keinsinyuran
yang umum dan/atau baku. atau Di bawah
bimbingan IPM/IPU, untuk kegiatan
keinsinyuran yang lebih canggih di mana
diperlukan kreativitas dan/atau inovasi.
2. Insinyur Profesional Madya (IPM) : Mampu
melaksanakan tugas profesional keinsinyuran
secara mandiri.

103 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


3. Insinyur Profesional Utama (IPU): Mampu
melaksanakan tugas eksekutif profesional
keinsinyuran :
a. Yang sangat menjurus (super specialised)
dan/atau
b. Yang sangat mendalam (mumpuni) dan/atau
c. Dengan memimpin sejumlah IPM dan/atau IP
multi disiplin.

Dalam pelaksanaan Program IP ini, PII menjalin


kemitraan dengan Insititution of Engineers, Australia
(I.E.Aust.), suatu lembaga yang setara dengan PII di
Australia, untuk dapat lebih menjamin bahwa sistem
sertifikasi IP Indonesia ini akan mencapai standar
internasional. PII juga menjadi anggota tetap Delegasi
Indonesia pada APEC Human Resources Development
Working Group (HRD-WG) on Mutual Recognition,
suatu lembaga yang merumuskan pengakuan timbal-
balik atas sertifikasi keprofesionalan di antara negara-
negara APEC, sehingga PII mempunyai akses untuk
menjamin bahwa sistem sertifikasi IP Indonesia ini akan
memperoleh pengakuan kesetaraan internasional.

Tujuan diselenggarakannya Program IP ini adalah :

1. Berkembangnya dunia keinsinyuran Indonesia


sehingga menjadi :
 Sumber daya profesionalisme yang tangguh,
yang dapat lebih mampu menghadapi tantangan

104 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


peningkatan pembangunan serta peningkatan
keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
 Sumber daya keinsinyuran dengan bakuan
keahlian, kemahiran dan profesionalisme yang
setara dengan bakuan internasional sehingga
lebih siap menghadapi persaingan global.
 Bidang profesi yang mempunyai keabsahan,
pertanggung-jawaban perdata (legal liability) dan
perlindungan yang jelas dan pasti.
2. Tertransformasikannya PII menjadi organisasi
profesi yang sesungguhnya, yang merupakan
kancah bagi anggotanya untuk berkiprah
mengembangkan dan menerapkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi serta
mengabdikannya bagi kejayaan Bangsa dan
Negara.

Manfaat diselenggarakannya Program IP ini adalah :

Manfaat Nasional :
1. Berkembangnya sistem pembinaan anggota PII
sebagai bagian sumber daya profesionalisme
nasional yang selalu dimutakhirkan sesuai
perkembangan Iptek.
2. Terwujudnya perlindungan bagi masyarakat atas
keselamatan kerja dan mutu pekerjaan
keinsinyuran, karena hanya insinyur yang
berkompeten yang boleh menangani pekerjaan-
pekerjaan keinsinyuran.

105 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


3. Terbentuknya jalur pertanggung-jawaban perdata
atas hasil karya, produk dan jasa keinsinyuran.
4. Terciptanya kesetaraan internasional bagi jenjang
keprofesionalan tenaga keinsinyuran nasional,
yang sekaligus dapat dipergunakan untuk bench-
marking tenaga keinsinyuran asing yang akan
bekerja di Indonesia.

Manfaat Perorangan :

1. Adanya pengakuan yang resmi dan berlaku


secara nasional terhadap kompetensi, keahlian
dan kemampuan keinsinyuran dari seseorang
yang menyandang sertifikasi IP.
2. Tersedianya kesempatan peningkatan
kompetensi, keahlian dan kemampuan itu melalui
pembinaan keprofesian yang berkelanjutan.
3. Terciptanya jalur profesi sebagai jalur jenjang
karier, di samping jalur struktural dan
manajemen, sehingga lebih meningkatkan
kesetiaan seseorang pada profesi, yang kembali
akan meningkatkan keprofesionalan orang
tersebut.
4. Terdapatnya kemudahan untuk turut-serta dalam
proyek-proyek pembangunan keinsinyuran bila
persyaratan keprofesionalan kelak telah
diberlakukan Pemerintah.
5. Terbukanya akses ke pasaran tenaga kerja
keinsinyuran karena data-data pribadi dan

106 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


kualifikasinya tercantum dalam data-base yang
on-line.
6. Terbukanya akses langsung ke pasaran tenaga
kerja keinsinyuran di luar negeri karena
diakuinya sertifikasi IP Indonesia di luar negeri.

Manfaat Kelembagaan :

1. Tersedianya sumber informasi yang terinci,


terklasifikasi dan mutakhir bagi lembaga
kedinasan atau perusahaan yang hendak
melakukan rekrutmen insinyur. Terciptanya
iklim keprofesionalan dalam
lembaga/perusahaan, yang kembali akan
mendorong si insinyur untuk makin menekuni
dan meningkatkan keahliannya.
2. Tersedianya instrumen untuk mengatur jenjang
karier dan skala imbalan kerja yang lebih pasti,
adil dan memadai.
3. Tersedianya instrumen untuk mengatur billing-
rate yang sesuai dengan klasifikasi yang
berdasarkan kualifikasi.
4. Terdorong naiknya kinerja lembaga/perusahaan
akibat peningkatan motivasi dan produktivitas
tenaga kerja.

107 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Persyaratan Sertifikasi

Calon IP dapat disertifikasi menjadi IP setelah


menunjukkan bahwa ia :

1. Mempunyai Dasar Pengetahuan (Knowledge


Base) Profesi Keinsinyuran
2. Mempunyai Pengalaman Profesi Keinsinyuran
3. Memenuhi Syarat Bakuan Kompetensi
(Competency Standard) Profesi

Keinsinyuran

1) Persyaratan Dasar Pengetahuan Pada dasarnya,


secara universal, dasar pengetahuan (knowledge
base) profesi keinsinyuran adalah apa yang
diperoleh seseorang ketika mengikuti dan
menamatkan pendidikan kesarjanaan ilmu teknik
atau pertanian. Namun dalam konteks situasi dan
kondisi dunia pendidikan tinggi di Indonesia,
maka untuk pelaksanaan program IP perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Cakupan Kurikulum : Kurikulum pendidikan
tinggi teknik dan pertanian harus dapat mencakup
semua dasar pengetahuan yang diperlukan
seseorang untuk memungkinkannya terjun
berprofesi di dunia keinsinyuran. Berdasar
kurikulumnya itu, sarjana Teknik dan Pertanian
harus : Mempunyai kwalifikasi kesarjanaan :

108 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


1. Memiliki penguasaan ilmu-ilmu dasar dan
perangkat kerekayasaan yang cukup serta cakap
dan trampil dalam menggunakannya, sehingga
dapat beradaptasi dengan cepat di bidang
pekerjaannya.
2. Memiliki penguasaan ilmu-ilmu sains dan
keinsinyuran yang cukup, sehingga dapat
mengikuti perkembangan baru di bidang
kejuruannya, dapat melaksanakan penelitian dan
pengembangan, serta dapat mengikuti program
pelatihan, penataran, pemutakhiran dan/atau studi
lanjutan.

Dapat bekerja :

1. Cakap dan trampil di bidang kejuruannya.


2. Dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan.
3. Dapat menggunakan nalar untuk menyelesaikan
masalah berdasarkan data dan informasi yang
ada.
4. Mengetahui dan dapat memanfaatkan kaidah-
kaidah matematika dan fisika untuk
melaksanakan tugas pekerjaan.
5. Dapat menggunakan konsep-konsep iptek untuk
menjelaskan hal-hal yang kurang/tidak jelas.

109 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Dapat belajar :

1. Mengetahui bagaimana belajar dengan efektif,


efisien dan berkelanjutan.
2. Menyadari bahwa iptek selalu maju dan
berkembang.
3. Mampu berkomunikasi dengan yang lebih ahli
untuk memperoleh bantuan mereka.

Mempunyai etos kerja yang baik :

1. Memahami peranan penting dan perlunya


keseriusan dan konsentrasi dalam melaksanakan
tugas pekerjaan.
2. Mampu mandiri dalam bekerja, berupaya dan
mengambil keputusan.
3. Memiliki martabat dan mutu kecendekiaan.
4. Mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan.
5. Kalau dilihat kebutuhan-kebutuhan tersebut di
atas ini, maka sebenarnya yang kompeten untuk
menetapkan cakupan kurikulum terhadap
pengetahuan dasar profesi adalah organisasi
profesi keinsinyuran, dalam hal ini PII.

110 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Mutu Perguruan Tinggi :

Untuk dapat memberikan dasar pengetahuan tersebut di


atas, proses belajar-mengajar dalam suatu perguruan
tinggi teknik atau pertanian harus terjamin mutunya. Di
samping pengelolaan mutu secara internal, perguruan
tinggi harus menjalin hubungan dengan para pemakai
insinyur (employers) dan pengguna produk/jasa
keinsinyuran, untuk dapat senantiasa memperoleh umpan
balik dari pihak eksternal mengenai mutu akademisnya.
Pada galibnya, lembaga masyarakat yang mampu
membawakan aspirasi para pemakai insinyur dan
pengguna produk/jasa keinsinyuran, dalam memberikan
umpan-balik sedemikian itu, adalah organisasi profesi
PII.

Jaminan Cakupan Kurikulum dan Mutu Akademis


Perguruan Tinggi :

a. Akreditasi :

Untuk menjamin bahwa suatu perguruan tinggi


menetapkan kurikulum yang mencakup pengetahuan
dasar profesi keinsinyuran, dan bahwa perguruan tinggi
itu menyelenggarakan kegiatan akademis yang bermutu
tinggi, maka perlu ada proses akreditasi bagi perguruan
tinggi. Menurut ketentuan Pemerintah, akreditasi itu
dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN),
suatu badan otonom yang dibentuk oleh Departemen

111 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


Pendidikan dan Kebudayaan. Namun hingga sekarang
BAN belum sampai pada mengakreditasi perguruan-
perguruan tinggi teknik dan pertanian. Bahkan melihat
kemajuan lingkup pekerjaan BAN sampai kini,
kelihatannya lima tahun mendatangpun perguruan tinggi
teknik dan pertanian belum akan tersentuh oleh BAN.

Dalam hal BAN belum berfungsi, acuan yang ada adalah


klasifikasi perguruan tinggi yang sekarang masih
berlaku, yaitu “Terdaftar”, Diakui” dan “Disamakan”.
Tetapi klasifikasi ini berlaku hanya untuk Perguruan
Tinggi Swasta, dengan anggapan dasar bahwa Perguruan
Tinggi Negeri yang manapun sudah pasti mutunya baik.
Padahal kebenaran anggapan dasar tersebut sangat
diragukan.

112 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


DAFTAR PUSTAKA

1. Pengantar Engineering Edisi ketiga. Karya PAUL


H. Wright. Tempat school of civil and
enviromental engineering georgia institute
technology.
2. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang
Keinsinyuran.
3. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 61.
4. SISTEM TENTANG KETENAGALISTRIKAN
(UU RI NO. 30 /2009 )
5. USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA
KONSTRUKSI (PP NO. 4/ 2010 )
6. UU. No. 5 Thn 1999, Tentang Larangan Praktek
Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
7. http://alemokids.blogspot.com/2011/05/kode-
etik-insinyur-etika-profesi.html diakses 13
September 2012

113 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR


114 | KELOMPOK 4 ETIKA INSINYUR

Anda mungkin juga menyukai