Anda di halaman 1dari 5

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.

01
KLINIK DKT PANGRANGO

KEPUTUSAN KEPALA KLINIK DKT PANGRANGO


Nomor Kep / / /

tentang

PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS

KEPALA KLINIK DKT PANGRANGO,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan Klinik terhadap


tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih
bermutu, perlu disusun tentang penerapan Manajemen Resiko
Klinis;

b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas ditetapkan


Manajemen Resiko Klinis dengan keputusan Kepala Klinik;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999


Tentang Perlindungan Konsumen, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 42;

2. Undang-Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009


Tentang Kesehatan, Lembaran Negara Republic Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 Tentang Fasilitas


Pelayanan Kesehatan;

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012


Tentang Sistem Kesehatan Nasional, Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71


Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan
Kesehatan Nasional;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9


Tahun 2014 Tentang Klinik;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46


Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11


Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien;

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27


Tahun 2017 Tentang Pencegahan Pengenalian Infeksi;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : 1. Keputusan Kepala Klinik DKT Pangrango tentang penerapan
manajemen resiko klinis.

2. Penerapan Manajemen Resiko Klinis seperti tertera dalam


lampiran surat keputusan ini.
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka
akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Sukabumi
pada tanggal

Kepala klinik DKT Pangrango

drg. Inawati Gandhi


Pembina- IV/a Nip. 1964030219902003
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.01 Lampiran Kepala Klinik DKT Pangrango
Nomor Kep / / /
KLINIK DKT PANGRANGO
Tanggal

PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS

A. Pendahuluan
Manajemen Resiko Klinis merupakan suatu upaya sistematis yang dilakukan baik di rumah
sakit maupun Klinik dalam rangka mengurangi resiko akibat pelaksanaan pelayanan medis.
Resiko Klinis dapat berupa bahaya, kesalahan, musibah atau potensi terjadinya hal-hal yang
merugikan pasien, terkait dengan atau sebagai dampak asuhan klinik yang diberikan
kepadanya.

B. Tujuan
1. Meminimumkan terjadinya ‘medical error’,’ adverse events’, dan ‘harms’ pada pasien
(membuat asuhan pasien lebih aman).
2. Meminimumkan kemungkinan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya klaim yang
harus menjadi tanggungan institusi (Mencegah kerugian finansial bagi Klinik) dan dokter.

C. Sasaran
1. Klinik

D. Tahapan Manajemen Resiko Klinis


1. Identifikasi resiko : keluhan pasien, klaim, incident report, audit medik.
2. Pembahasan : Tim Manajemen Medik, Koordinator Pemegang Program.
3. Kesimpulan : RCA: Tipe Medical Error, Sumber Medical Error, FMEA: perbaikan
prosedur, kebijakan, peraturan dll.
4. Tindak Lanjut.

E. Incident Report
1. Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dari yang direncanakan atau
secara normal seharusnya tidak terjadi dan berdampak pada keselamatan pasien
(Patient Care and Ptient Safety)
2. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan pasien pada keadaan
beresiko.
3. Pelaporan atas masalah/kejadian yang bertendensi/berpotensi menghadapkan klinik
terhadap tuntutan hukum.
4. Masalah/ kejadian tidak harus selalu sudah menyebabkan cedera, tetapi termasuk juga
kejadian yg potensial menyebabkan cedera.
5. Pelaporan atas masalah/ kejadian yang dapat dijadikan pelajaran untuk meneliminasi
atau menurunkan resiko.
6. Pelaporan masalah/kejadian yang mempunyai dampak terhadap anggaran dan resiko
ketersediaan keuangan, peralatan maupun supplies.
F. Sumber Medical Report
1. Manusia:
a. Kelelahan
b. Kurang terlatih
c. Komunikasi yang buruk
d. Kekuasaan/pengendalian
e. Keterbatasan waktu
f. Poor judgment
g. Keragu-raguan
h. Logic error
i. Over confidence
2. Organisasi
a. Rancang bangun kerja
b. Perencanaan kebijakan
c. Adminidtrasi/ pembiayaan
d. Insentif/disinsentif/ kepemimpinan
e. Manajemen supplai
f. Supervisi/umpan balik
g. Ketidakjelasan tugas
h. Salah menempatkan personil
3. Teknikal
a. Poor automation
b. Peralatan yang buruk
c. Keterbatasan peralatan
d. Tidak memiliki decision support
e. Kompleksitas
f. Kurang integrasi
g. Terlalu banyak informasi
h. Tidakmenggunakan checklist

G. Tipe Medical Error


1. KEKELIRUAN KONSEP
a. Wrong Concept of Disease
b. Wrong Concept of Treatment
2. KEKELIRUAN DIAGNOSTIK
a. Misdiagnosis
b. Late diagnosis
c. Gagal melakukan prosedur diagnosis
d. Menggunakan prosedur yang usang
e. Gagal melakukan pemantauan dan follow-up
f. hasil pemeriksaan penunjang.
3. KEKELIRUAN TERAPI
a. Error melakukan tindakan medic
b. Error memberikan terapi
c. Error menetapkan dosis
d. Error menetapkan jenis obat
e. Terlambat memberikan terapi padahal indikasi berdasarkan diagnostic sudah jelas
f. Melakukan tindakan medic yang tidak adekuat dan tidak ada indikasi
g. Teknik yang keliru

4. KEKELIRUAN PENCEGAHAN
a. Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang diperlukan.
b. tidak adekuat melakukan pemantauan hasil terapi

5. Lainnya
a. Gagal dalam berkomunikasi :
1) komukasi dengan pasien
2) komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
b. Equipment failure
c. Kegagalan system lainnya

H. Penutup
Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai penerapan
Manajemen Resiko Klinis di Klinik DKT Pangrango.

Kepala klinik DKT Pangrango

drg. Inawati Gandhi


Pembina- IV/a Nip. 1964030219902003

Anda mungkin juga menyukai