Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PASIEN

DENGAN DIABETES MELLITUS

MAKALAH

OLEH:

R.A. Nadia Haq 716.6.2.0795


Diah Ayu M N 716.6.2.0781
Moh. Syahril Ilham 716.6.2.0763
Hadi Frayitno 716.6.2.0772
Brilian Karunia 716.6.2.0790
Mohammad Fauzi 716.6.2.0797
Hermansyah 716.6.2.0804

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Asuhan Keperawatan Pada Penyakit TB
Paru” ini.

Makalah ilmiah ini telah kami susun secara maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan


makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaikinya dalam penulisan makalah selanjutnya.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Asuhan


Keperawatan Pada Penyakit Kanker Prostat” ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Sumenep, 04 November 2019

Penulis

i
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................4
BAB 2......................................................................................................................5
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK..............................................................5
BAB 3....................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..............................................................................................16
3.2 Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17

ii
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sebagai dampak pertumbuhan dan pembangunan, pola penyakit di

Indonesia mengalami pergeseran yang meyakinkan. Selain penyakit infeksi dan

kurang gizi, juga terdapat penyakit menahun yang disebabkan oleh penyakit

degenerative, seperti Diabetes Mellitus (DM) yang mengalami peningkatan sangat

tajam. (Adiningsih, 2011).

Diabetes Mellitus (DM) atau penyakit kencing manis merupakan penyakit

metabolisme yang ditandai dengan menigkatnya kadar gula darah (glukosa)

seseorang di dalam tubuh yang tinggi melebihi batas normal (hyperglikemia).

Kadar gula yang tinggi dikeluarkan melalui urin, sehingga urin mengandung gula

atau biasa disebut kencing manis. (Marewa, 2015)

Kencing manis sering juga disebut sebagai the great imitator, karena

penyakit ini bisa merambah ke seluruh organ tubuh manusia dan menimbulkan

berbagai dampak yang sangat serius. Dampak yang di timbulkan terkadang tidak

memberikan gejala klinis yang bisa segera diketahui oleh penderita, bisa dalam

waktu lama. Penderita akan menyadarinya setelah dilakukan pemeriksaan kadar

gula darah. (Marewa, 2015).

Berdasarkan Atlas Diabetes edisi ke-7 tahun 2015 dari IDF menyebutkan

bahwa dari catatan 220 negara diseluruh dunia, jumlah penderita Diabetes

diperkirakan akan naik dari 415 juta orang di tahun 2015 menjadi 642 juta pada

1
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep
tahun 2040. Hampir semua angka tersebut berada di Asia terutama India, Cina,

Pakistan, dan Indonesia. (Tandra, 2017).

Indonesia sebagai Negara berkembang masuk dalam sepuluh Negara dengan

jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia berdasarkan IDF Diabetes Atlas

tahun 2015. Menurut IDF, Indonesia berada diurutan ke-7 dan diperkirakan akan

naik ke urutan keenam terbanyak di tahun 2040. Pada saat ini dilaporkan bahwa

sudah hampir 10% penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya

mengidap diabetes. Sebagai perbandingan, persentase penderita diabetes yang di

dapatkan di Asia Tenggara adalah Singapura sebesar 12.8%, Thailand sebesar 8%,

Malaysia sebesar 16.6%, dan Indonesia sebesar 6.2% (Tandra, 2018).

Berdasarkan data Riset Kesehatan (RisKesdes), di Indonesia terdapat 10 juta

penderita diabetes dan 17.9 juta orang yang beresiko menderita penyakit ini.

Sementara provinsi Jawa Timur masuk 10 besar prevalensi penderita Diabetes se-

Indonesia atau menempati urutan kesembilan dengan prevalensi 6.8 %. Angka ini

menunjukkan satu tingkat diatas DKI Jakarta yang berada di urutan kesepuluh

dengan prevalensi 11.1 (Kominfo Jawa Timur, 2015).

Di Kabupaten Sumenep, jumlah penyandang DM pada tahun 2017 sebanyak

3.929 dari total sasaran 59.301 jiwa atau sebanyak 6.63 %. (Dinas Kesehatan

Sumenep, 2017).

Tingginya angka kejadian Diabetes disebabkan karena kurangnya produksi

insulin (DM Tipe 1), dan penggunaan insulin yang kurang efektif (DM Tipe 2).

Pada diabetes Tipe 1, tubuh kehilangan kemampuan untuk memprduksi insulin

karena sistem imunitas menghancurkan sel yang bertugas memproduksi insulin.

2
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep
Sedangkan pada Tipe-2, insulin diproduksi dalam jumlah yang cukup, namun

karena factor tertentu menyebabkan glukosa gagal masuk ke dalam sel. (Lingga,

2012).

Selain itu, diabetes juga dipengaruhi oleh beberapa factor pendukung seperti

life style yang tidak sehat, genetic, keberadaan penyakit lain, obesitas, kurangnya

aktifitas dan kekurangan produksi hormone insulin. Kurangnya produksi hormone

insulin bisa terjadi akibat adanya gangguan pada sekresi insulin, dan kerja insulin

atau biasa disebut resistensi insulin. Resistensi insulin menyebabkan gangguan

serta menurunnya kadar kolesterol “baik” di dalam darah. (Holistic Health

Solution, 2011).

Peningkatan kadar glukosa darah tidak hanya berdampak pada kesehatan

fisik, tapi juga berpengaruh pada kesehatan psikologis. (IDF 2011 dalam Astuti

2017). Hal ini disebabkan karena DM merupakan penyakit menahun yang bisa

diderita seumur hidup. Selain itu, pengobatan yang dilakukan untuk perawatan

penderita DM akan memerlukan biaya besar jika kadar glukosa darah berada di

atas normal dan tentunya akan lebih beresiko terjadi komplikasi, seperti gangrene.

Oleh karena itu, penting sekali dilakukan penanganan DM untuk mencegah

terjadinya komplikasi.

Penanganan Diabetes Mellitus bukan untuk menyembuhkan, melainkan

untuk mengontrol kadar gula dalam darah menjadi normal. Terdapat “Empat pilar

pengendalian Diabetes” yaitu edukasi, pengaturan makanan, olahraga/gerak

badan, dan pengobatan. (Hartini, 2009). Hal serupa juga disampaikan oleh

Kemenkes RI, bahwa penerapan gaya hidup sehat seperti mempertahankan berat

3
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep
badan ideal, memperbanyak makan buah dan sayuran, olahraga, dan melakukan

aktifitas fisik yang lain sangat berpengaruh dalam pengendalian kadar glukosa

dalam darah. (Kemenkes RI, 2018).

Aktifitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot

rangka yang memerlukan energy. Kurangnya aktifitas fisik merupakan factor

risiko independent untuk terjadinya penyakit kronis (WHO, 2013). Pada saat

tubuh melakukan aktifitas / gerakan, maka sejumlah gula akan dibakar untuk

dijadikan sebagai energy. Hal ini akan mengurangi jumlah gula di dalam tubuh

dan dengan demikian kebutuhan hormone insulin juga akan berkurang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana aplikasi Asuhan keperawatan Gerontik padapasien dengan
Diabetes Mellitus?.

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui aplikasi Asuhan keperawatan Gerontik padapasien
dengan Diabetes Mellitus.

4
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal Pengkajian :
Identitas Klien : Ny.T

A. Data Biografi
1. Nama : Ny. T
2. Tempat dan tanggal lahir /usia : 62 Thn
3. Pendidikan terahir : SLTP
4. Gol Darah :O
5. Agama : Islam
6. Status Perkawinan : Kawin
7. TB/BB : 157 cm / 59 kg
8. Penampilan : Baik
9. Ciri-ciri tubuh : Putih, badan agak berisi, beruban
10. Orang terdekat yang bisa di hubungi : Tn. W
11. Jenis Kelamin : Laki-laki
12. Hubungan dengan lansia : Anak
13. Alamat : Boyolali
14. Tanggal masuk panti : 26 Oktober 2017

B. Alasan datang ke panti Wreda


Pasien dibawa ke panti karena anaknya sibuk, dan khawatir tidak dapat
merawat ibunya secara efektif. Selain itu, alasan yang diutarakan adalah
agar pasien dapat penanganan yang baik terhadap penyakitnya.
C. Keluhan Utama
Klien mengatakan kepalanya Pusing dan sering kesemutan pada bagian
kaki, jika kelamaan berdiri / duduk. Pasien juga sering merasa nyeri di
bagian kaki, dan merasa lemas.
D. Riwayat Keluarga

5
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep
Genogram (buatlah 3 generasi)

6
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep
E. Riwayat Pekerjaan
Saat ini pasien tidak bekerja. Untuk kebutuhan sehari-hari, sebagian biaya
hidupnya bergantung pada pendapatan anaknya. Sebelumnya pasien
merupakan salah satu wiraswasta, namun karena usianya yang sudah menua,
maka pasien berhenti dari pekerjaanya dan dilanjutkan oleh anaknya.

F. Riwayat lingkungan Hidup


Ny. W tinggal dilingkungan yang cukup bersih. Ny. W tinggal di sebuah
rumah dengan ventilasi yang cukup baik. Ny. W tinggal bersama anak,
menantunya, dan kedua cucunya.

G. Riwayat Rekreasi
Ny. W sering dibawa berekreasi oleh anaknya. Hal tersebut dilakukan
sebagai salah satu bentuk untuk menyenangkan Ny. W Karena Ny. W sering
mengeluh bosan ketika berada didalam rumah terus.

H. Sistem Pendukung
Dokter : -
RS :-
Klinik :-
Home Care : Posyandu Lansia

I. Deskripsi Kekhususan
Ny. F memiliki riwayat Insomnia.

J. Status Kesehatan
Buatlah PQRST : Provocation atau paliative, qualiti, region, severity scale,
dan timming).
P: Diabetes Mellitus
Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk.

7
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep
R: Kesemutan Berat
S: 6
T: Saat terlalu lama duduk / berdiri.
K. ADL (Activity Daily Living)

NO KRITERIA DENGAN MANDIRI


BANTUAN
1 Makan 0 10
2 Aktifitas ke toilet 0 10
3 Berpindah dari kursi roda atau 0 15
sebaliknya, termasuk duduk di
tempat tidur
4 Kebersihan diri mencuci muka 0 5
menyisir rambut dan menggosok
gigi
5 Mandi 0 5
6 Berjalan di permukaan datar 0 15
7 Naik turun tetangga 5 0
8 Berpakaian 0 10
9 Mengontrol defekasi 0 10
10 Mengontrol berkemih 0 10
TOTAL 95
Kesimpulan:
Jumlah skor 95 = ketergantungan ringan.

L. Tinjauan sistem Organ


Keadaan Umum : Ny. W tampak meringis karena merasa nyeri di kaki yang
mengalami kesemutan.
Tingkat kesadaran : Compos mentis
Verbal :6
Psikomotor :5
Mata :4
Tanda-tanda Vital
Nadi : 108x/m
Suhu : 36.8°C

8
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Laju Pernafasan : 18 x / menit

HEAD TO TOE
1. Kepala :
Kepala : Bentuk mesosepal
Rambut : warna agak keputihan (beruban), bersih.
Kulit kepala : bersih, tidak berketombe, tidak ada lesi

2. Mata, telinga, dan hidung :


Mata : Mengunakan kaca mata, penglihatan kurang baik, kontungtiva
tidak anemis, sklera tidak ikhterik.
Telinga : Bersih, simetris, tidak ada gangguan pendengaran
Mulut : Lidah bersih, mukosa lembab, tidak ada karang gigi, gusi baik,
dan tidak ada perdarahan

3. Leher :
Tidak terjadi pembesaran kelenjar getah bening

4. Dada dan Punggung :


I: Tidak terdapat jejas dan benjolan
P: Ictus Cordis teraba
P: Tidak ada pembesaran jantung.
A: BJ I/ BJ II : Lup / Dup

5. Abdomen dan Pinggang :


I: bentuk simetris, tidak ada asites
A: Peristaltic Usus 10 x / menit
P: Tympani kuadran 1,2,3,4
P: Tidak ada nyeri tekan,

9
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep
6. Ekstremitas atas dan bawah :
Atas : tangan kiri terpasang infuse RL 20 tpm, tidak ada edema
Bawah : tidak ada odema, sering kesemutan pada telapak kaki

7. Sistem Imun :
Pasien mengalamni penurunan sistem imun. Hal ini mengakibatkan pasien
lebih mudah terserang penyakit.

8. Genetalia :
Tidak ada kelainan, tidak terpasang DC tidak ada luka.
Anus: tidak terdapat iritasi disekitar anus.

9. Sistem Reproduksi :
Ny. W memiliki satu anak. Pasien sudah mengalami menopaus.

10. Sistem Pernafasan :


I: Simetris, Perkembangan dada Kanan – kiri sama
P: Vocal Fremitus kanan dan kiri sama
P: Suara Sonor
A: Bunyi Vesikuler tidak ada hambatan

11. Sistem Pengecapan :


Sistem pengecapan normal. Pasien masih bisa membedakan rasa yang
ditangkap oleh indera pengecap (lidah).

12. Sistem Penciuman :


Tidak ada masalah

13. Respon Taktil : Baik

M. Status Kognitif/Afektif/Sosial

10
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep
Benar Salah Nomor Pertanyaan
 1 Tanggal berapa hari ini ?
 2 Hari apa sekarang ?
 3 Apa nama tempat ini ?
 4 Dimana alamat anda ?
 5 Berapa anak anda ?
 6 Kapan anda lahir ?
 7 Siapakah Presiden Indonesia saat ini ?
 8 Siapakah Presiden Indonesia
sebelumnya ?
 9 Siapakah nama Ibu anda ?
 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan
3 dari setiap angka baru semua secara
berurutan?
Jumlah 10

N. Data penunjang

11
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep
O. ANALISA DATA
No Data Problem Etiologi
1 DS: Pasien mengatakan sering Nyeri Kronis Gg fungsi
merasa nyeri di bagian kaki. metabolic
P: DM
Q: Ditusuk-tusuk
R: Kesemutan berat
S: 6
T: saat terlalu lama duduk /
berdiri
DO:
Pasien tampak meringis ketika
terlalu lama berdiri / duduk.
TTV:
Nadi : 108x/m
Suhu : 36.8°C
TD : 130/90 mmHg
RR : 18 x / menit
2 DS: Pasien mengtakan badannya Kondisi fisiologis Keletihan
terasa lemas.
DO:
Pasien tampak lemas.
Sebagaian aktifitasnya dbantu
oleh orang lain

P. Prioritas Masalah Keperawatan


1. Nyeri kronis b.d gagguan fisiologis.
2. Keletihan b.d kondisi fisiologis.

12
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep
Q. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri Kronis b.d gg fungsi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat nyeri (PQRST). 1. Pengkajian PQRST
metabolic keperawatan selama 4 x 15 menunjukkan intensitas
menit, nyeri pada pasien 2. Berikan posisi yang nyaman nyeri secara mendalam.
berkurang : (sesuaikan dengan keadaan 2. Posisi membantu
Kriteria hasil: pasien). meminimalisir rasa
- Pasien tampak rileks. 3. Ajarkan relaksasi distraksi nyeri.
- Ekspresi wajah tidak dan relaksasi. 3. Distraksi dan relaksasi
menunjukkan nyeri. 4. Kaji perubahan ekspresi meminimalisir nyeri.
- Skala nyeri 1-3. pasien. 4. Pasien yang mengalami
- TTV dalam batas normal: 5. Kolaborasi dengan pemberian nyeri akan menunjukkan
TD: 100-140 mmHg Analgesik perubahan ekspresi.
N: 60 – 100 x / menit
5. Untuk mengurangi nyeri
RR: 16-24 x / menit
T: 36.5 – 37.2 C
4 Keletihan b.d gg fisiologis Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV 1. Mengetahui keadaan
keperawatan selama 3 x 24 2. Ajarkan teknik ROM umum pasien.
jam pasien dapat beraktifitas 3. Kompres hangat pada 2. ROM dilakukan untuk
kemballi. persendiaan mencegah kekakuan
Kriteria Hasil: 4. Anjurkan untuk aktifitas yang sendi.
- Pasien mengatakan badan ringan 3. Agar tidak terjadi
tidak terasa lemas. 5. Kolaborasi dengan tim medis kekakuan pada sendi.
- Aktifitas pasien dapat dalam pemberan fisioterapi 4. Untuk melatih pasien
dilakukan sendiri. supaya dapat
- Kekuatan otot 5555 beraktifitqas sendiri.

13
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep
5. Berfungsi untuk
mengoptimalkan /
memulihkan tenaga
pasien supaya dapat
mentoleransi aktifitas

R. Implementasi dan Evaluasi


No Diagnosa keperawatan Hari/Tgl/Jam Implementasi TTD Evaluasi TTD
Nyeri Kronis b.d gg 1. Mengkaji tingkat nyeri S: Pasien mengatakan,
metabolism fisik (PQRST). dada bagian kirinya
2. Memberikan posisi yang terasa nyeri ketika
nyaman (sesuaikan dengan batuk.
keadaan pasien). P: dada bagian kiri.
3. Mengajarkan relaksasi Q: ditusuk-tusuk.
distraksi dan relaksasi. R:
4. Mengkaji perubahan S: 6
ekspresi pasien. T: Ketika batuk
5. Berkolaborasi dengan O:
- Pasien tampak
pemberian Analgesik
meringis.
- Mengeluh nyeri,
- Bersikap protektif.
- TTV:
TD = 100/70 mmHg

14
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep
N = 98x/menit
S = 36,3oC
R = 27x/menit
A: Masalah nyeri belum
teratasi.
P: Lanjutkan semua
intervensi
Keletihan Intolerasi 1. Mengobservasi TTV. - S : Pasien mengatakan
aktifitas b.d 2. Mengajarkan teknik ROM lemas.
kelemahan 3. Memberikan kompres O:
hangat pada persendiaan. - Tampak lemah.
4. Menganjurkan untuk - Aktifitas dibantu
aktifitas yang ringan. orang lain.
5. Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberan
fisioterapi

15
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah pankreas dapat menghasilkan cukup
jumlah insulin untuk metabolisme glukosa (gula), tetapi tubuh tidak mampu untuk
memanfaatkan secara efisien. Seiring waktu, penurunan produksi insulin dan
kadar glukosa darah meningkat. Dalam patofisiologi diabetes melitus tipe 2,
dimulai dengan gangguan fase earlypeak yang menyebabkan hiperglikemi dan
selanjutnya gangguan fase sekresi insulin dimulai 20 menit setelah stimulasi
glukosa untuk menghasilkan insulin lebih banyak, tetapi sudah tidak mampu
meningkatkan sekresi insulin sebagaimana pada orang normal di mana tidak
terjadi hiperinsulinemi akan tetapi gangguan sel beta.
Gambaran klini terjadinya DM tipe 2 ini yaitu melalui keluhan klasik
seperti penurunan berat badan, banyak kencing, banyak minum, banyak makan.
adapun keluhan lain yang terjadi yaitu gangguan saraf tepi / kesemutan, gatal /
bisul, gangguan ereksi dan keputihan. dalam menegakkan diagosis dm dapat
dilakukan berdasarkan cara pelaksanaan TTGO menurut WHO 1985.
Faktor risiko DM tipe 2 seperti genetik, usia, stres, minim gerak, pola
makan yang salah, dan obesitas. Pencegahannya dilakukan pada tiga level, yaitu
primer berupa penyuluhan pada faktor risiko; sekunder berupa diagnosis dini
(skirning), pengobatan, dan diet; tersier berupa tindakan rehabilitatif untuk
mencapai kualitas hidup yang optimal.

3.2 Saran
Dalam penanggulangan DM harus tetap memprioritaskan pada pencegahan
dini melalui upaya pencegahan faktor risiko DM seperti upaya promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dan adapun
faktor penanggulangan Diabetes Melitus Tipe 2 yaitu melalui Edukasi,
Perencanaan Makan, Aktivitas fisik dan Pengobatan.

16
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep
DAFTAR PUSTAKA

Hartini, Sri. 2009. Diabetes? Siapa Takut!!. Bandung: Pt Mizan Pustaka.


Holistic Health Solution. 2011. Diabetes Di Usia Muda. Jakarta: Pt Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Kemenkes RI. 2018. Gaya Hidup Sehat Cegah Diabetes. Jakarta.
Lingga, Lanny. 2012. Bebas Diabetes Tipe-2 Tanpa Obat. Jakarta: Pt. Agromedia
Pustaka.
Marewa, Lw. 2015. Kencing Manis (Diabetes Mellitus) Di Sulawesi Selatan.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Mehmet, Dkk. 2009. Staying Young. Bandung: Qanita / Pt Mizan Pustaka.
Skripsi: Adiningsih, Ru. 2011. Faktor –Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Orang Dewasa Di Kota Padang
Panjang.
Suryo, Joko. Rahasia Herbal Penyembuh Diabetes. Yogyakarta: Pt Bintang
Pustaka.
Tandra, Hans. 2017. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tenang Diabetes.
Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama.
Tandra, Hans. 2018. Dari Diabetes Menuju Jantung & Stroke. Jakarta: Pt.
Gramedia Pustaka Utama.

17
Prodi Ners FIK UNIJA Sumenep

Anda mungkin juga menyukai