Fernando [04021381924078]
DOSEN PENGAMPU :
NURNA NINGSIH., SKp., M. Kes
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan kepada kita semua. Sehingga mampu
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tercurah bagi nabi Muhammad SAW serta
para sahabat, keluarga, dan pengikutnya. Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna oleh karena itu kami sangat menghargai segala kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga Allah SWT memberi
balasan yang terbaik bagi orang yang mencari dan berbagi ilmu dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 1 Falsafah
BAB I
PENDAHULUAN
Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan aplikasi dan konsep dari beberapa teori dan
model keperawatan. Kemungkinan diantaranya teori dan model yang mewarnai asuhan
keperawatan yaitu teori yang dikemukakan oleh Ida Jean Orlando yang dikenal dengan teori
disiplin proses keperawatan. Dalam teorinya Orlando mengemukanan tentang beberapa
konsep utama, diantaranya adalah konsep disiplin proses keperawatan (nursing process
discipline).
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Dapat mengetahui konsep teori dari Ida Jean Orlando sehingga dapat diterapkan dalam
asuhan keperawatan. Serta dapat dijadikan sebagai pembanding dengan teori-teori lain.
BAB II
PEMBAHASAN
Ida Jean Orlando dilahirkan pada 12 Agustus 1926, lulusan Diploma pada Medical
College New York tahun 1947, memperoleh Gelar B.S pada Perawatan Kesehatan Publik, di
Universitas St. John’s Brooklyn tahun 1951, dan kemudian memperoleh gelar M.A bidang
konseling kesehatan mental pada Universitas Columbia New York tahun 1954. Setelah
menyelesaikan pendidikan terakhirnya, Orlando kemudian bekerja di Sekolah Keperawatan
New Haven Connecticut, selama 8 tahuan, pada tahun 1958, ia menjadi Asosiasi Peneliti dan
Investigator untuk proyek negara mengenai Konsep kesehatan Mental pada Kurikulum Dasar.
Proyek ini memfokuskan pada mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi integritas prinsip
kesehatan mental untuk kurikulum dasar pendidikan keperawatan.
Orlando memberikan beberapa kontribusi penting dalam teori dan praktek keperawatan.
Konsep mengenai proses keperawatan yang ia berikan meliputi beberapa kriteria antara lain :
Teori Orlando lebih menekankan ada hubungan timbal balik antara pasien dan perawat,
apa yang mereka katakan dan kerjakan akan saling mempengaruhi. Proses aktual interaksi
perawat-pasien sama halnya dengan interaksi antara dua orang, dan Orlando menyebutnya
sebagai ”nursing procces discipline”.
Konsep inti :
a) Tanggungjawab perawat.
b) Mengenal perilaku pasien.
c) Disiplin proses keperawatan.
d) Kemajuan.
1. Perawat
Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang didefinisikan sebagai
fungsi professional keperawatan. Fungsi professional yaitu membantu mengenali dan
menemukan kebutuhan pasien yang bersifat segera. Itu merupakan tanggung jawab perawat
untuk mengetahui kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya. Dalam teorinya tentang
disiplin proses keperawatan mengandung elemen dasar, yaitu perilaku pasien, reaksi perawat
dan tindakan perawatan yang dirancang untuk kebaikan pasien.
2. Manusia
Bertindak atau berperilaku secara verbal dan nonverbal, kadang-kadang dalam situasi
tertentu manusia dalam memenuhi kebutuhannya membutuhkan pertolongan, dan akan
mengalami distress jika mereka tidak dapat melakukannya. Hal ini dijadikan dasar
pernyataan bahwa perawat professional harus berhubungan dengan seseorang yang tidak
dapat menolong dirinya dalam memenuhi kebutuhannya.
3. Sehat
Orlando tidak medefinisikan tentang sehat, tetapi berasumsi bahwa bebas dari ketidak
nyamanan fisik dan mental dan merasa adekuat dan sejahtera berkontribusi terhadap sehat.
Perasaan adekuat dan sejahtera dalam memenuhi kebutuhannya berkontribusi terhadap sehat.
4. Lingkungan
Orlando berasumsi bahwa lingkungan merupakan situasi keperawatan yang terjadi ketika
perawat dan pasien berinteraksi, dan keduanya mempersepsikan, berfikir, dan merasakan dan
bertindak dalam situasi yang bersifat segera. Pasien dapat mengalami distress terhadap
lingkungan terapeutik dalam mencapai tujuannya, perawat perlu mengobservasi perilaku
pasien untuk mengetahui tanda-tanda distress.
Teori keperawatan Orlando menekankan ada hubungan timbal balik antara pasien dan
perawat, apa yang mereka katakan dan kerjakan akan saling mempengaruhi. Dan sebagai
orang pertama yang mengidentifikasi dan menekankan elemen-elemen pada proses
keperawatan dan hal-hal kritis penting dari partisipasi pasien dalam proses keperawatan.
Proses aktual interaksi perawat-pasien sama halnya dengan interaksi antara dua orang.
Ketika perawat menggunakan proses ini untuk mengkomunikasikan reaksinya dalam
merawat pasien, Orlando menyebutnya sebagai ”nursing procces discipline”. Itu merupakan
alat yang dapat perawat gunakan untuk melaksanakan fungsinya dalam merawat pasien.
Orlando menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama yaitu fungsi perawat
profesional, mengenal perilaku pasien, respon internal atau kesegeraan, disiplin proses
keperawatan serta kemajuan.
c. Reaksi segera
Reaksi segera meliputi persepsi, ide dan perasaan perawat dan pasien. Reaksi segera
adalah respon segera atau respon internal dari perawat dan persepsi individu pasien,
berfikir dan merasakan.
Hampir keseluruhan dari teori Orlando digambarkan secara implicit. Schmieding (1993)
memberikan beberapa asumsi dari hasil tulisan Orlando mengenai empat bidang dan
pandangan Orlando :
1. Asumsi mengenai Keperawatan
a. Keperawatan merupakan profesi yang berbeda dengan disiplin ilmu lain.
b. Keperawatan professional mempunyai fungsi dan dan menghasilkan produk yang
berbeda (hasil).
c. Terdapat perbedaan antara sekadar membaringkan dengan tindakan keperawatan
yang professional.
2. Asumsi mengenai Pasien
a. Kebutuhan pasien akan pertolongan merupakan suatu hal yang unik.
b. Pasien memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhannya akan
pertolongan.
c. Ketika pasien tidak memperoleh kebutuhannya maka ia akan mengalami
kemunduran.
d. Tingkah laku dari seorang pasien merupakan suatu hal yang memberikan makna.
e. Pasien mampu dan bersedia berkomunikasi secara verbal (atau tidak verbal).
3. Asumsi mengenai Perawat
a. Reaksi seorang perawat terhadap pasiennya merupakan suatu hal yang unik.
b. Perawat seharusnya tidak menambah tekanan pada seorang pasien.
c. Pemikiran dari seorang perawat merupakan alat utama dalam menolong seorang
pasien.
d. Perawat menggunakan respon yang spontan dalam menjalankan tanggungjawab
keperawatannya.
e. Praktek keperawatan seorang perawat dikembangkan berdasarkan gambaran dari diri
mereka masing-masing.
4. Asumsi mengenai situasi yang terjadi antara Pasien dan Perawat
a. Situasi hubungan antar perawat dan pasien merupakan suatu hal yang dinamis.
b. Hal-hal yang terjadi dalam interaksi antara pasien dan perawat merupakan bahan
utama dalam mengembangkan pengetahuan seorang perawat.
2.6 Disiplin Proses Keperawatan dalam Teori Keperawatan Ida Jean Orlando
Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa disiplin proses keperawatan dalam nursing
procces theory dikenal dengan sebutan proses disiplin atau proses keperawatan. Disiplin
proses keperawatan meliputi komunikasi perawat kepada pasiennya yang sifatnya segera,
mengidentifikasi permasalahan klien yang disampaikan kepada perawat, menanyakan untuk
validasi atau perbaikan. (Tomey, 2006 hlm 434).
1. Perilaku Pasien
Disiplin proses keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perilaku pasien. Seluruh
perilaku pasien yang tidak sesuai dengan permasalahan dapat dianggap sebagai
ekpresi yang membutuhkan pertolongan, ini sangat berarti pada pasien tertentu dalam
kondisi gawat harus dipahami. Orlando menekankan hal ini pada prinsip pertamanya
”dengan diketahuinya perilaku pasien, atau tidak diketahuinya yang seharusnya ada
hal tersebut menunjukan pasien membutuhkan suatu batuan”. Perilaku pasien dapat
verbal dan non verbal. Inkonsistensi antara dua perilaku ini dapat dijadikan faktor
kesiapan perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien. Perilaku verbal yang
menunjukan perlunya pertolongan seperti keluhan, permintaan, pertanyaan,
kebutuhan dan lain sebagainya. Sedangkan perilaku nonverbal misalnya heart rate,
edema, aktivitas motorik: senyum, berjalan, menghindar kontak mata dan lain
sebagainya. Walaupun seluruh perilaku pasien dapat menjadi indikasi perlunya
bantuan tetapi jika hal itu tidak dikomunikasikan dapat menimbulkan masalah dalam
interaksi perawat-pasien. Tidak efektifnya perilaku pasien merupakan indikasi dalam
memelihara hubungan perawat-pasien, ketidakak uratan dalam mengidentifikasi
kebutuhan pasien yang diperlukan perawat, atau reaksi negatif pasien terhadap
tindakan perawat. Penyelesaian masalah tidak efektifnya perilaku pasien layak
diprioritaskan. Reaksi dan tindakan perawat harus dirancang untuk menyelesaikan
perilaku seperti halnya memenuhi kebutuhan yang emergency.
2. Reaksi Perawat
Perilaku pasien menjadi stimulus bagi perawat, reaksi ini terdiri dari 3 bagian yaitu :
a. Perawat merasakan melalui indranya.
b. Perawat berfikir secara otomatis.
c. Adanya hasil pemikiran sebagai suatu yang dirasakan. Contoh perawat
melihat pasien merintih, perawat berfikir bahwa pasien mengalami nyeri
kemudian memberikan perhatian.
Persepsi, berfikir, dan merasakan terjadi secara otomatis dan hampir simultan. Oleh
karena itu perawat harus belajar mengidentifikasi setiap bagian dari reaksinya. Hal
ini akan membantu dalam menganalisis reaksi yang menentukan mengapa ia
berespon demikian. Perawat harus dapat menggunakan reaksinya untuk tujuan
membantu pasien. Displin proses keperawatan menentukan bagaimana perawat
membagi reaksinya dengan pasien. Orlando menawarkan prinsip untuk menjelaskan
penggunaan dalam hal berbagi “beberapa observasi dilakukan dan dieksplorasi
dengan pasien adalah penting untuk memastikan dan memenuhi kebutuhannya atau
mengenal yang tidak dapat dipenuhi oleh pasien pada waktu itu. Orlando (1972)
menyampaikan 3 kriteria untuk memastikan keberhasilan perawat dalam
mengeksplor dan bereaksi dengan pasien, yaitu ;
Tindakan otomatis tidak akan memenuhi kriteria tersebut. Beberapa contoh tindakan
otomatis tindakan rutinitas, melaksanakan instruksi dokter, tindakan perlindungan
kesehatan secara umum. Semua itu tidak membutuhkan validasi reaksi perawat.
4. Fungsi professional
Tindakan yang tidak profesional dapat menghambat perawat dalam menyelesaikan
fungsi profesionalnya, dan dapat menyebabkan tidak adekuatnya perawatan pasien.
Perawat harus tetap menyadari bahwa aktivias termasuk profesional jika aktivitas
tersebut direncanakan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan pasien. Disiplin
proses keperawatan adalah serangkaian tindakan dengan suatu perilaku pasien yang
membutuhkan bantuan. Perawat harus bereaksi terhadap perilaku pasien dengan
mempersepsikan, berfikir dan merasakan. Perawat membagi aspek reaksinya dengan
pasien, meyakinkan bahwa tindakan verbal dan nonverbalnya adalah konsisten
dengan reaksinya, dan mengidentifikasi reaksi sebagai dirinya sendiri, dan perawat
mengunjungi pasien untuk memvalidasi reaksinya. Membagi reaksinya oleh perawat
membantu pasien untuk menggunakan proses yang sama agar lebih efektif perlu
komunikasinya. Selajutnya tindakan yang sesuai untuk menyelesaikan kebutuhan
adalah saling menguntungkan antara pasien dan perawat. Setelah perawat bertindak ,
perawat segera katakan kepada pasien jika tindakannya berhasil interaksi. Secara
keseluruhan interaksi , perawat meyakinkan bahwa perawat bebas terhadap stimulasi
tambahan yang bertentangan dengan reaksinya terhadap pasien.
2.7 Analisa Teori Orlando
Teori Ida Orlando mengandung konsep kerangka kerja untuk perawat professional
yang mengandung 3 elemen yaitu : perilaku klien, reaksi dan tindakan keperawatan,
mengubah situasi perawat setelah perawat memperkirakan kebutuhan klien, perawat
mengetahui penyebab yang mempengaruhi derajat kesehatan, lalu bertindak secara
spontan atau berkolaborasi untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Teori Orlando, dapat dianalisa sebagai berikut :
1. Kejelasan (Clarity) Pada buku pertamanya ”The Dynamic Nurse Patient
Relationship Function, Process and Principles Of Professional Nursing Practice”
(1961), Orlando memperkenalkan konsep dengan jelas. Ia secara konsisten
menggunakan terminologi yang sama pada teorinya. Pada buku keduanya ”The
Discipline and Teaching Of Nursing Prosess ; An Evaluative Study” (1972), Ia
menggambarkan kembali proses keperawatan yang berhati-hati adalah proses
keperawatan yang disiplin. Yang lain selain perubahan ini, Orlando secara
konsisten menggunakan kata yang sama untuk komponen prosesnya. Orlando
menggambarkan konsep yang minimal pada mulanya dan kemudian
mengembangkannya di seluruh buku.
2. Kesederhanaan (Simplicity) Karena teori Orlando berhubungan dengan sedikit
konsep dan hubungan antar masing-masing konsep, maka teorinya sederhana.
Teorinya juga dapat dilihat secara sederhana, sebab ia dapat membuat beberapa
pernyataan prediksi dan tidak hanya menggambarkandan menjelaskan.
Kesederhanaan dari teori Orlando menguntungkan pada panggunaan penelitian.
3. Keadaan Umum (Generality) Orlando mengilustrasikan kontak perawat–pasien
pada keadaan pasien sadar, dapat berkomunikasi dan memerlukan pertolongan.
Meskipun tidak fokus pada pasien yang tidak sadar ataupun berkelompok.
Aplikasi dari teorinya tetap dapat dikerjakan dengan mudah. Perilaku non verbal
adalah unsur dari perumusannya, oleh karena itu perawat dapat fokus pada hal ini
untuk menentukan kebutuhan pasien dan mengobservasi perubahan perilaku non
verbal setelah tindakan perawatan.
4. Ketepatan Empirik (Empirical Precision) Pada buku Orlando yang kedua ”The
Discipline And Teaching Of Nursing Process ; An Evaluative Study” (1972),
adalah laporan dari proyek penelitiannya untuk menguji ketepatan rumusan
perawatannya. Program pelatihan ini berdasarkan rumusannya sudah berjalan
selama 3 tahun sebelum proyek penelitian dimulai. Perawat dilatih untuk
menggunakan proses keperawatan secara disiplin pada hubungan perawat–
pasien. Tujuan dari proyek adalah untuk mengevaluasi keefektifan disiplin proses
perawatan pada kontak perawat di tempat kerja dan keefektifan program
pelatihan, keefektifan ditentukan oleh ada atau tidak hasil yang bermanfaat, yang
dinilai oleh 2 penilai dari luar yang dapat dipercaya. Penilai ini membandingkan
antara perilaku awal dari subjek dengan perilaku akhirnya.
5. Konsekuensi untuk diturunkan (Derivable Consequences)
Teori Orlando tetap efektif dan efisien dalam mencapai hasil yang bernilai segera
mengidentifikasi kebutuhan pasien dan kemampuan perawat untuk menentukan
kebutuhan pasien adalah kemajuan dari praktek keperawatan. Keteraturan proses
perawatan membuat perawat dapat melihat pasien dari sudut pandang
keperawatan daripada orientasi penyakit medisnya. Menggunakan teori Orlando
menguntungkan pasien, meningkatkan profesionalisme perawat dan memajukan
profesi perawat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Diharapkan setelah kita memahami teori dan konsep Orlando dapat menambah
wawasan dan bisa diimplementasikan dalam asuhan keperawatan dengan ikut menyesuaikan
dengan perkembangan teori lainnya, sehingga dapat menjadi pembanding dan acuan.
DAFTAR PUSTAKA
Tomey Ann Marriner, Alligood M.R.(2006). Nursing Theorists and Their work. 6 Ed. USA :
Mosby Inc.