Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TOPIK KHUSUS FISIKA SISTEM KOMPLEKS

Konfigurasi pada Metode Geolistrik : Konfigurasi Wenner dan Konfigurasi Schlumberger

Disusun Oleh:

Niken Resminingpuri K. 20219011

Dosen Pembimbing Mata Kuliah


Dr. Eng. Bagus Endar Bachtiar Nurhandoko

PROGRAM PASCASARJANA JURUSAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
Konfigurasi pada Metode Geolistrik
Pendahuluan
Metode Geolistrik (resistivity) merupakan salah satu metode geofisika untuk mengetahui
perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus
listrik DC (Direct Current) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Penyelidikan geolistrik
dilakukan atas dasar sifat fisika batuan terhadap arus listrik, dimana setiap batuan yang berbeda akan
mempunyai harga tahanan jenis yang berbeda pula. Resistivitas batuan (di lapangan) dapat diukur
secara tidak langsung dengan memasukkan (dan juga mengukurnya) arus listrik ke dalam tanah
melalui 2 titik (elektroda) di permukaan tanah dan mengukur beda potensial antara 2 titik yang lain
dipermukaan (Gambar 1).

Gambar 1. Susunan elektroda untuk pengukuran resistivitas di lapangan

Berdasarkan Gambar 1, elektroda A dan B disebut elektroda arus, sedangkan elektroda M dan N
disebut elektroda tegangan (potential electrode).
Asumsinya bahwa kedalaman lapisan batuan yang bisa ditembus oleh arus listrik ini sama
dengan separuh dari jarak AB atau lebih dikenal dengan AB/2, seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Injeksi aliran arus listrik berbentuk setengah bola

Sehingga dapat diperkirakan pengaruh dari injeksi aliran arus listrik ini akan berbentuk setengah bola
dengan jari-jari bola AB/2.
Metode geolistrik dapat mendeteksi lapisan batuan pada posisi miring, tegak dan sejajar
bidang perlapisan di bawah permukaan. Ilustrasi garis ekuipotensial yang terjadi akibat injeksi arus
ditunjukkan pada dua titik arus yang berlawanan di permukaan bumi.
Gambar 3. Pola aliran arus dan bidang ekipotensial antara dua elektroda arus dengan polaritas berlawanan

Asumsi yang selalu digunakan dalam metode geolistrik resistivitas adalah bumi bersifat
homogen isotropis. Faktor yang dapat mempengaruhi homogenitas lapisan batuan adalah fragmen
batuan lain yang tersisipkan pada lapisan, faktor lainnya adalah ketidakseragaman dari pelapukan
batuan induk, material yang terkandung pada keadaan jalan, genangan air pada daerah setempat,
pagar kawat yang terhubung ke tanah, dan lain-lain.
Perbedaan model pada pengukuran 1D, 2D dan 3D Resistivity
1. Pada 1D model, konfigurasi yang dipakai umumnya adalah schlumberger. Pada pemodelan 1D ini
diasumsikan bumi terdiri dari lapisan-lapisan batuan dari n1 sampai n tak hingga, dimana
masing-masing lapisan mempunyai nilai r (tahanan jenis) yang seragam.
2. Pada pemodelan inversi Resistivity 2D, asumsi yang dipakai sudah realistis, karena bumi tidak
diasumsikan berlapis-lapis tetapi mempunyai nilai tahanan jenis yang beragam (tidak seragam).
Pada survey resistivity 2D dikenal metoda pole-pole, pole-dipole, wenner, wenner-schlumberger,
dan lain-lain.
3. Pada inversi Resistivity 3D asumsi lebih baik karena model dibangun berdasarkan bentuk 3D.
Konfigurasi pada Metode Geolistrik
1. Konfigurasi Wenner
Konfigurasi Wenner tersusun atas 2 elektroda arus dan 2 elektroda potensial. Elektroda
potensial ditempatkan pada bagian dalam dan elektroda arus di bagian luar. Pada konfigurasi
Wenner, jarak antar elektroda memiliki nilai yang sama, yaitu rAM = rBM = a dan rAN = rBN = 2a, seperti
yang terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Geometri Konfigurasi Wenner


Substitusikan nilai rAM , rBM , rAN , dan rBN pada persamaan resistivitas semu yang dinyatakan
sebagai berikut.

(1)
Maka didapatkan persamaan resistivitas sebagai berikut.

(2)
Konfigurasi Wenner sangat baik untuk lateral profiling atau lateral mapping, yaitu pemetaan
untuk mengetahui variasi resistivitas secara lateral atau horizontal, karena jarak antar elektroda
tetap pada konfigurasi Wenner. jarak antar elektroda arus listrik yang dibuat tetap menghasilkan
aliran arus listrik yang maksimal pada kedalaman tertentu sehingga kontras resitivitas lateral dapat
diperkirakan.
Keunggulan konfigurasi Wenner adalah ketelitian pembacaan tegangan pada elektroda MN
lebih baik dengan angka yang relatif besar karena elektroda MN yang relatif dekat dengan
elektroda AB. Kelemahan konfigurasi Wenner adalah tidak bisa mendeteksi homogenitas batuan
di dekat permukaan yang bisa berpengaruh terhadap hasil perhitungan.
2. Konfigurasi Schlumberger
Konfigurasi Schlumberger merupakan konfigurasi yang hampir sama dengan Wenner, hanya
saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap, pengukuran dilakukan dengan memindahkan
elektroda arus ke arah luar. Pada konfigurasi Schlumberger, jarak antar elektroda-elektroda arus
listrik dan potensial listrik dapat dilihat pada Gambar 5, yaitu dengan jarak rAM = rBN = L - a dan rAN
= rBM = L + a.

Gambar 5. Geometri Konfigurasi Schlumberger untuk x = 0

Substitusikan nilai rAM , rBM , rAN , dan rBN dari geometri Schlumberger pada persamaan (1) dan
asumsikan L >> a, maka maka akan diperoleh persamaan resistivitas semu seperti berikut.

(3)
Konfigurasi Schlumberger pada metode geolistrik sangat baik untuk vertical electrical
sounding (VES), yaitu untuk memperkirakan variasi resitivitas sebagai fungsi kedalaman. Pada
konfigurasi Schlumberger, jarak titik tengah (antar elektroda potensial) dibuat tetap diantara dua buah
elektroda arus listik yang mengalami pertambahan jarak. Hal ini menyebabkan garis-garis arus listrik
yang diinjeksikan ke dalam bumi akan semakin membesar, bergantung pada distribusi vertikal dari
konduktivitas material, sehingga mampu memetakan resistivitas secara vertikal dengan baik.
Keunggulan konfigurasi Schlumberger adalah kemampuan untuk mendeteksi adanya non-
homogenitas lapisan batuan pada permukaan. Kelemahan konfigurasi Schlumberger adalah
pembacaan tegangan pada elektroda MN adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif jauh.

Anda mungkin juga menyukai