3 PERANCANGAN
PELAT LENTUR
Pelat lentur merupakan salah satu elemen penting dari struktur bangunan
gedung. Pada umumnya bangunan gedung tersusun dari pelat lantai, balok anak,
balok induk, kolom,dan pondasi. Idealisasi pelat lentur juga dapat dijumpai pada
pelat atap, lantai jembatan maupun pelabuhan. Berdasarkan komponen gaya
dalam yang bekerja, pelat lentur dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1) pelat satu
arah dimana momen lentur dianggap hanya bekerja pada satu sumbu dengan arah
lenturan utama pada arah sisi yang lebih pendek, dan (2) pelat dua arah dimana
momen lentur dianggap bekerja pada dua sumbu dengan lenturan terjadi pada dua
arah yang saling tegak lurus. Apabila perbandingan ukuran sisi panjang terhadap
sisi pendek pelat lebih besar dari 2 (dua) maka pelat tersebut dapat digolongkan
sebagai pelat satu arah, dengan asumsi perencanaan layaknya elemen balok
dengan tinggi setebal pelat dan lebar satu satuan panjang (umumnya diambil 1
meter lebar).
Berdasarkan kondisi tumpuannya, pelat dapat digolongkan menjadi dua
yaitu: (1) pelat dengan balok sebagai tumpuan pada masing-masing sisinya, dan
(2) pelat tanpa balok penumpu yang seringkali disebut sebagai pelat datar. Pada
kasus pelat datar panel pelat langsung ditumpu oleh kolom sehingga muncul
kerawanan terhadap timbulnya akumulasi gaya geser setempat yang disebut
dengan pons, dimana kolom seolah-olah akan menembus panel pelat ke arah atas.
Untuk menanggulangi fenomena ini biasanya diberikan penebalan pelat setempat
pada pada posisi kolom, yang selanjutnya disebut sebagai drop panel atau
dilakukan pembesaran ukuran ujung kolom yang disebut sebagai kapital kolom
atau kepala kolom. Dengan demikian pelat tanpa balok penumpu dapat dibedakan
dibagi dua, yaitu: (1) tanpa penebalan, dan (2) dengan penebalan.
A. Perencanaan Dimensi Tampang
TABEL 3-1 Ketebalan minimum balok non-pratekan dan plat satu arah bila
lendutan tidak diperhitungkan
Tebal Minimum, h
Dua tumpuan Satu ujung Kedua ujung Kantilever
sederhana menerus menerus
Komponen
struktur Komponen yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan
partisi atau konstruksi lain yang mungkin akan rusak oleh
lendutan yang besar
Pelat masif l l l l
satu arah 20 24 28 10
Balok atau l l l l
pelat rusuk 16 18,5 21 8
satu arah
Catatan: Untuk fy selain 400 MPa, nilainya harus dikalikan dengan (0,4 + fy/700)
dengan:
l = panjang bentang balok atau pelat satu arah, dengan ketentuan:
1) Panjang bentang dari komponen struktur yang tidak menyatu dengan
struktur pendukung dihitung sebagai bentang bersih ditambah dengan
tinggi dari komponen struktur. Besarnya bentang tersebut tidak perlu
melebihi jarak pusat ke pusat komponen struktur pendukung yang ada.
2) Dalam analisis untuk menentukan momen pada rangka atau struktur
menerus, panjang bentang harus diambil sebesar jarak pusat ke pusat
komponen struktur pendukung.
Tebal minimum untuk pelat dua arah dengan balok yang menghubungkan
tumpuan pada semua sisinya harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Untuk m yang sama atau lebih kecil dari 0,2 diterapkan ketentuan
sebagaimana dipersyaratkan pada pelat tanpa balok interior
2) Untuk m lebih besar dari 0,2 tapi tidak lebih dari 2,0, ketebalan pelat
minimum harus memenuhi
fy
ln 0,8 (3-1)
1500
h
36 5β m 0,2
dan tidak boleh kurang dari 120 mm
3) Untuk m lebih besar dari 2,0, ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang
dari:
fy
ln 0,8 (3-2)
1500
h 36 9β
dan tidak boleh kurang dari 90 mm
dengan:
300 ln / 33 ln / 36 ln / 36 ln / 36 ln / 40 ln / 40
400 ln / 30 ln / 33 ln / 33 ln / 33 ln / 36 ln / 36
500 ln / 28 ln / 31 ln / 31 ln / 31 ln / 34 ln / 34
Catatan: Nilai untuk balok diantara kolom pada tepi luar tidak boleh kurang dari 0,8.
Dimensi penebalan panel setempat harus sesuai dengan hal-hal berikut ini:
Penebalan panel setempat disediakan pada kedua arah sejarak tidak kurang
daripada seperenam jarak pusat-ke-pusat tumpuan pada arah yang ditinjau.
Tebal penebalan panel setempat tidak boleh kurang daripada seperempat tebal
pelat diluar daerah penebalan panel setempat.
40
1/14 1/14
Gambar 3-2 Contoh Penerapan Metode Pendekatan untuk Analisis Balok/Pelat Satu Arah diatas Banyak Tumpuan
mail:
2. Analisis pelat dua arah
TABEL 3-3 Besaran Momen yang Menentukan per-meter Lebar Jalur Tengah pada Pelat Dua Arah Akibat Beban Terbagi Rata
ly
Penyaluran beban berdasarkan Momen per meter lebar lx
Skema
“metode amplop” kali Wu lantai lx
1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0
Ly 1/2 Mlx = 0,001 Wu . lx2 . x 41 54 67 79 87 97
Mly = 0,001 54 35 31 28 26 25
Lx 1/2 1/2 Mtix = ½ Mlx
0,3lx Mtiy = ½ Mly
1/2
0,3lx
1/2 = 0,001 Wu . lx2 . x Mly = 0,001
Mlx 25 42 49 53 58
Mtx = - 0,001 Mty = - 0,001 18 15 15 15
1/2 1/2 34 72 78 81 82
25 55 54 54 53
1/2
22
51
63
51
54
w
8
0,3lx Mtix = ½
1/2
Mlx Mtiy = ½
Mly
0,3lx
0,3lx
1/2 Mlx = 0,001 Wu . lx2 . x 31 45 58 71 81 91
Mly = 0,001 39 37 34 30 27 25
5/ 8 1/2 Mty = - 0,001 91 102 108 111 113 114
Mtix = ½ Mlx
0,3lx Mtiy = ½ Mly
1/2
0,3lx 1/2
Mlx = 0,001 Wu . lx2 . x 39 47 57 64 70 75
Mly = 0,001 31 25 23 21 20 19
0,3lx 1/2 1/2
Mtx == -½0,001
Mtix Mlx 91 98 107 113 118 120
Mtiy = ½ Mly
5/ 8
wi
1/2 Mlx = 0,001 Wu . lx2 . 25 36 47 57 64 70
x Mly = 0,001 28 27 23 20 18 17
s
1/2
1/2 Mtx = - 0,001 54 72 88 100 108 114
Mty = - 0,001 60 69 74 76 76 76
:
5/ 8
Mtix = ½ Mlx
1/2
Mlx = 0,001 Wu . lx2 . x 28 37 45 50 54 58
Mly = 0,001 25 21 19 18 17 17
5/ 8 1/2 Mtx = - 0,001 60 70 76 80 82 83
Mty = - 0,001 54 55 55 54 53 53
1/2 Mtiy = ½ Mly
46
START
Data: Lx, Ly
f’c, fy WDL, WLL
Tidak Ya
Ly 2
Lx
Perencanaan Pelat 1 Arah Perencanaan Pelat 2 Arah
Hitung tebal pelat minimum (Tabel 3-1) Hitung tebal pelat minimum (Pers. 3-1, 3-2 atau Tabel 3-2)
do@
Hitung berat sendiri pelat
Hitung Momen perlu: Mlx, Mtx Hitung Momen perlu: Mlx, Mly, Mtx, Mty, Mtix, Mtiy
END
ma
Perencanaan luas tulangan perlu untuk panel pelat lentur pada setiap segmen
(lapangan dan tumpuan dalam arah sumbu x untuk pelat satu arah, serta lapangan
dan tumpuan dalam arah sumbu x dan y untuk pelat dua arah) dapat dijabarkan
dalam beberapa tahap perhitungan berikut:
1. Hitung kebutuhan tulangan untuk setiap satuan lebar pelat (biasanya per-meter
lebar), dengan tinggi efektif d h s
2
dimana d = tinggi efektif
h = tebal pelat
s = tebal selimut beton
= diameter tulangan
2. Hitung batasan rasio tulangan maksimum ( max ) dan minimum ( min )
3. Hitung rasio tulangan perlu ( perlu )
4. Jika
min perlu max lanjutkan dengan menghitung Asperl perlu .b.d , tetapi
u
jika
perlu min hitung Asperlu min.b.d , dan jika perlu maka tebal pelat
max
harus diperbesar
5. Untuk pelat satu arah, harus dihitung kebutuhan pemasangan tulangan susut
dan suhu (dalam arah sumbu y) paling sedikit memiliki rasio luas tulangan
terhadap luas bruto penampang beton sebagai berikut, tetapi tidak kurang dari
0,0014:
a. Pelat dengan batang tulangan ulir mutu 300, disyaratkan rasio tulangan
susut minimum 0,0020,
b. Pelat yang menggunakan batang tulangan ulir atau jaring kawat las (polos
atau ulir) mutu 400, disyaratkan rasio tulangan susut minimum 0,0018,
c. Pelat yang menggunakan tulangan dengan tegangan leleh melebihi 400
MPa yang diukur pada regangan leleh sebesar 0,35%, disyaratkan
minimum 0,0018x400/fY,
d. Tulangan susut dan suhu harus dipasang dengan jarak tidak lebih dari
lima kali tebal pelat, atau 500 mm.
50
Mulai
Selesaibersebelahan).
h. Untuk momen jepit tak terduga harus dipasang menerus hingga jarak dari
1 (baik dalam arah-x maupun
muka tumpuan tidak boleh kurang dari
lx
arah-y). 5
Jalur tengah
il:
Jalur tepi Jalur tepi
d
d
1/10 lx
Astix Astix Astx Astx
ly
ly
@
0,50 Aslx
1/5 lx 1/5 lx 1/4 lx 1/4 lx 0,50 lx ly-lx
0,50 Aslx
1/10 lx
lx
Astiy Astiy
1/5 lx 1/5 lx
D. Contoh-Contoh Aplikasi
Contoh 3-1
Rencanakan penulangan pelat tergambar di bawah ini, jika diketahui:
A B A
ly
ln ln ln
bwbwbwbw
Bentang bersih arah-x (ln) = 3,25 m
Bentang teoritis (as-as) arah-y (ly) =8m
Kuat tekan karakteristik beton (f’c) = 25 MPa
Kuat leleh baja (fy) = 400 MPa
Fungsi bangunan = ruang kuliah
Lebar tumpuan (bw) = 30 cm
Tumpuan ujung = jepit sempurna
w
lx 3550 maka tergolong pelat satu arah
2,2535 2
1 1 1
A 14 B 16 C 14 D
0,25 ly 0,25 ly
0,50 lx 0,50 lx
Daerah tumpuan A dan D
Mu 7,8765
kN.m 7,8765x106 N.mm
MR Mn 7,8765x106 N.mm
perl Mu 9,8456x106
u 0,8
0,85.f 'c. 600
b fy .1. 600 fy ; karena f’c= 25 MPa<30 MPa, maka:
1 0,85
0,0271
0,85.25. 600
b .0,85.
400 600 400
max 0,75.b 0,75.0,0271 0,0203
fy
m 0,85.f 'c 400 18,8235
0,85.25
Mnperl 9,8456x106 0,7445
Rn u
2
1000.1152
b.d
1 2.m.Rn 1 2.18,8235.0,7445
1 1 1 1
m 18,8235 400
fy
0,0019
min 1,4 1,4
fy 400 0,0035
MR Mn 12,6025x10 N.mm
perl Mu 6
u
15,7531x106
0,8
0,85.f 'c. 600
b fy .1. 600 fy ; f’c = 25 MPa<30 MPa, 1 0,85
maka
0,0271
0,85.25. 600
b .0,85.
400 600 400
max 0,75.b 0,75.0,0271 0,0203
fy
m 0,85.f 'c 400 18,8235
0,85.25
Mnperl 15,7531x10 1,1912
Rn 6
2
u
b.d 1000.1152
1 2.m.Rn 1 2.18,8235.1,1912
1 1 1 1
m
18,8235 400
fy
0,0031
min 1,4 1,4
fy 400 0,0035
MR Mn 9,0018x10 N.mm
perl Mu 6
11,2523x106
u
0,8
0,85.f 'c. 600
b fy .1. 600 fy ; f’c = 25 MPa<30 MPa, 1 0,85
maka
0,0271
0,85.25. 600
b .0,85.
400 600 400
max 0,75.b 0,75.0,0271 0,0203
fy
m 0,85.f 'c 400 18,8235
0,85.25
Mn 11,2523x10 0,8508
Rn u perl 6
2
b.d 1000.1152
1 2.m.Rn 1 2.18,8235.0,8508
1 1 1 1
m
18,8235 400
fy
0,0022
min 1,4 1,4
fy 400 0,0035
Kontrol rasio penulangan perlu
0,0022 max 0,0203 ; maka digunakan tulangan tunggal
0,0022 min 0,0035 ; maka diperlukan luas tulangan minimum
Luas tulangan perlu
As min .b.d 0,0035.1000.115 402,5mm2
dipasang tulangan tarik:
D10-200 = 471,239 mm2 > 402,5 mm2
MR Mn 7,8765x106 N.mm
perl Mu 9,8456x106
u 0,8
0,85.f 'c. 600
b fy .1. 600 fy ; f’c = 25 MPa<30 MPa, 1 0,85
maka
0,0271
0,85.25. 600
b .0,85.
400 600 400
max 0,75.b 0,75.0,0271 0,0203
fy
m 0,85.f 'c 400 18,8235
0,85.25
Mn 9,8456x10 0,7445
Rn u perl 6
2
b.d 1000.1152
1 2.m.Rn 1 2.18,8235.0,7445
1 1 1 1
m 18,8235 400
fy
0,0019
min 1,4 1,4
fy 400 0,0035
bw
ln-x
bw
ln-y
bw
Bentang bersih arah-x (ln-x)
Bentang bersih arah-y (ln-y) o = 4,7 m
= 5,7 m
Kuat tekan karakteristik beton (f’c) = 25 MPa
Kuat leleh baja (fy) = 400 MPa
bw
Hitung bentang teoritis arah-x dihitung sebagai jarak dari pusat ke pusat tumpuan
lx ln 300
2x 4700 2x
bw 2
2
5000mm
Hitung bentang teoritis arah-y dihitung sebagai jarak dari pusat ke pusat tumpuan
ly ln 300
2x 5700 2x
bw 2
2
6000mm
670 mm
hf = 130 mm
hw = 500 mm
45o
bw = 300 mm
Periksa lebar efektif sayap (flens) yang dianggap menyumbang kekakuan balok
(hw – hf) < 4.hf
(500mm – 130 mm) < 4.130=520 mm
maka ditetapkan b 670mm
wi
Catatan:
Batasan maksimum lebar efektif sayap (flens) yang dianggap menyumbang
kekakuan balok pada bagian eksterior dan interior ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
hw 4hf bw + 2hw bw + 8hf
hf
hw
m
b
w
Hitung momen inersia balok
hf
hw
(435x670x130) (185x300x370)
y
(670x130) (300x370)
294,9192mm
1 3
Ib 2
.670.130 670.130,(435 294,9192) +
12
1 3
.300.370 300.370,(185 294,9192)
2
12
4439249541mm4
Wu 1,2.WDL 1,6.WLL
1,2.444 1,6.250
kg
932,8 ≈ 950 kg 9,5 kN 2
m2 m 2 m
Nilai-nilai momen yang menentukan menggunakan Tabel 3-3 tergolong kasus I
dengan ly 1,2
lx
Bagian lapangan
Mlx 0,001. .l2.x
Wu x
0,001. 9,5 . 52 . 54 12,825kN.m
Mly 0,001. .l l 2 . x
Wu
x
0,001. 9,5 . 52 . 35 8,3125kN.m
Bagian tumpuan
Mtix 1 .M 1
.12,825 6,4125kN.m
2 2
Mtiy lx 1
.8,3125 4,1563kN.m
1 2
.M
2
ly
Hitung penulangan lentur
Daerah lapangan arah-x
Tinggi efektif balok (d):
dhs 130 25 10 100mm
2 2
Mu 12,825
kN.m 12,825x106 N.mm
MR Mn 12,825x106 N.mm
perl Mu
u 0,8 16,0313x106
1 1 1 1
m
18,8235 400
fy
0,0042
min 1,4 1,4
fy 400 0,0035
Kontrol rasio penulangan perlu
0,0042 max 0,0203 ; maka digunakan tulangan tunggal
0,0042 min 0,0035 ; memenuhi syarat
Luas tulangan perlu
As perl .b.d 0,0042.1000.100 417,1612mm2
u
MR Mn 8,3125x106 N.mm
perl Mu
u 0,8 10,3906x106
fy
0,0033
min 1,4 1,4
fy 400 0,0035
MR Mn 6,4125x106 N.mm
perl Mu 8,0156x106
u 0,8
0,85.f 'c. 600
b fy .1. 600 fy ; karena f’c= 25 MPa<30 MPa, maka:
1 0,85
0,85.25. 600
.0,85.
0,0271
b
400 600 400
max 0,75.b 0,75.0,0271 0,0203
fy
m 0,85.f 'c 400 18,8235
0,85.25
Mn 8,0156x106 0,80156
Rn u perl
2
1000.1002
b.d
1 2.m.Rn 1 2.18,8235.0,80156
1 1
1 1
m
18,8235 400
fy
0,0021
min 1,4 1,4
fy 400 0,0035
MR Mn 4,1563x106 N.mm
perl Mu 5,1954x106
u 0,8
0,85.f 'c. 600
b fy .1. 600 fy ; karena f’c= 25 MPa<30 MPa, maka:
1 0,85
0,85.25. 600
. 0,0271
b 0,85.
400 600 400
max 0,75.b 0,75.0,0271 0,0203
fy
m 0,85.f 'c 400 18,8235
0,85.25
Mn 5,1954x106 0,6414
Rn u perl
2
1000.902
b.d
1 2.m.Rn 1 2.18,8235.0,6414
1 1 1 1
m
18,8235 400
fy
0,0016
min 1,4 1,4
fy 400 0,0035
Kontrol rasio penulangan perlu
0,0016 max 0,0203 ; maka digunakan tulangan tunggal
0,0016 min 0,0035 ; maka diperlukan luas tulangan minimum
Luas tulangan perlu
As min.b.d 0,0035.1000.90 315mm2
dipasang tulangan tarik:
D10-250 = 314,1593 mm2 ≈ 315 mm2