Anda di halaman 1dari 4

A.

Tekanan Hidrostatik adalah tekanan pada zat cair yang diam sesuai dengan namanya (hidro: air dan
statik: diam). Tekanan Hidrostatik pada titik kedalaman berapapun tidak akan dipengaruhi oleh berat air,
luasan permukaan air, ataupun bentuk bejana air. Besarnya tekanan ini bergantung kepada ketinggian zat
cair, massa jenis dan percepatan gravitasi.

B. Transpor Melalui Membran


Membran plasma berfungsi sebagai tempat keluar dan masuknya ion, molekul, serta senyawa dari
atau ke dalam sel. Membran plasma bersifat selektif permeable artinya memiliki kemampuan untuk
melakukan seleksi terhadap ion, molekul, dan senyawa yang melaluinya. Perpindahan molekul atau ion
melewati membrane ada dua macam yaitu transpor pasif dan transpor aktif.
1. Transpor Aktif
(a) Osmosis
Osmosis adalah perpindahan molekul pelarut (misalnya air) melalui selaput selektif permeable dari
kosentrasi pelarut tinggi (hipotonik) menuju kosentrasi pelarut rendah (hipertonik). Dari fenomena
ini dibuat istilah tekanan osmotik, yakni tekanan yang perlu diberikan pada suatu larutan untuk
mencegah masuknya air melalui membran semi-permeable. Tekanan Osmotik merupakan sifat
koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat
zat terlarut itu sendiri.
(a) Difusi
Difusi merupakan proses pergerakan acak partikel-pertikel (atom, molekul, gas cairan, dan
larutan) dari larutan berkosentrasi tinggi (hipertonik) ke larutan berkosentrasi rendah (hipotonik)
sehingga mencapai kesetimbangan. Terdapat perpindahan energi kinetik terjadi pada molekul-
molekul karena tabrakan antar molekul satu sama lain, karena molekul-molekul bergerak secara
acak. Contohnya:
1) Difusi 𝑂2 dan 𝐶𝑂2 antara kapiler darah dengan alveolus.
2) Parfum secara perlahan memenuhi seluruh ruangan karena molekul gas pada parfum mulai
berdifusi dengan sekelilingnya dan menyebar ke seluruh ruangan.

C. Osmoregulasi Pada Tubuh Manusia


 Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta
pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup. Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya
perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya.
 Kosentrasi normal natrium Klorida dalam darah adalah 0,9% (0,9 gram natrium tiap 100 mililiter
air), dan ternyata konsentrasi natrium klorida pada sebuah sel darah merah (eritosit) juga 0,9%. Hal ini
berarti terbentuk kondisi kesetimbangan dinamis, laju gerakan masuk molekul air ke dalam sel tepat
sama dengan laju gerak keluar molekul air dari dalam sel. Volume air yang bergerak masuk dan keluar
dari sel darah merah setiap sekon sekitar 100 kali volume sel yang bersangkutan.
Untuk mejelaskan tentang osmosis dalam sel hidup pada tubuh manusia, perhatikan gambar-gambar
berikut.
(a) Larutan Isotonik
Pada kondisi ini, laju gerak air yang masuk sel sebanding dengan laju air yang keluar dari sel tersebut.
Akibatnya pada sistem tersebut tidak mengalami perubahan apapun. Cotohnya pada infus dengan
tekanan sama seperti cairan tubuh normal yang menggunakan larutan parenteral Normal Saline (NaCI
0,9%) dan Ringer Laktat.
(b) Larutan hipertonik dapat menyebabkan sel mengerut. Larutan yang mengandung natrium klorida
lebih 0,9% merupakan larutan hipertonik bagi tubuh. Contohnya pada infus dengan Tekanan Osmotik
lebih tinggi dari plasma darah yang menggunakan larutan parental Dektstrosa 5%
(c) Larutan hipotonik dapat menyebabkan sel membengkak. Larutan ini mengandung natrium klorida
kurang dari 0,9%.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa perpindahan air ke dalam atau keluar dari sel
akan memengaruhi keadaan tekanan sel. Osmosis merupakan suatu mekanisme dasar untuk
mempertahankan kesetimbangan zat cair dalam tubuh.

D. Penerapan Tekanan Zat Cair Mengalir dalam Aspek Kehidupan


1. Prinsip Tekanan Hidrostatik menjadi dasar penggunaan infus intravena (infus). Jadi makin tinggi
tempat kantong infus dengan pergelangan lengan makan tekanan cairan infus makin besar juga,
begitu juga sebaliknya.
2. Pada saat berenang semakin dalam kita menyelam maka telinga akan terasa sakit. Hal ini karena
semakin dalam kita menyelam maka tekanan hidrostatis juga semakin besar.
3. Desalinasi Air Laut Melalui Metode Osmosis Terbalik
 Desalinasi adalah proses pengurangan kadar garam pada air laut, air payau, atau air limbah.
Proses desalinasi biasanya digunakan untuk mengolah air laut menjadi air bebas mineral yang
dapat dikonsumsi oleh manusia. Produk proses desalinasi umumnya merupakan air dengan
kandungan garam terlarut kurang dari 500 mg/l, yang dapat digunakan untuk keperluan domestik,
industri, dan pertanian.
 Air hasil desalinasi murni biasanya sangat asam dan menyebabkan korosi pada pipa jadi harus
harus dicampur dengan sumber air lain yang diambil dari luar atau dengan mengatur pH dan
alkalitas sebelum dialirkan keluar.
 Dalam pemisahan air asin menjadi air tawar, ada beberapa teknologi proses desalinasi yaitu
dengan metode osmosis terbalik.
 Metode dan Proses desalinasi menggunakan sistem RO terdiri dari 4 proses utama, yaitu:
a) Pretreatment
Air umpan pada tahap pretreatment disesuaikan dengan membran dengan cara memisahkan
padatan tersuspensi untuk mengontrol scaling yang dapat disebabkan oleh senyawa tetentu,
seperti kalsium sulfat.
b) Pressurization
Pompa akan meningkatkan tekanan yang sudah melalui proses pretreatment hingga tekanan
operasi yang sesuai dengan membran dan salinitas air
c) Membrane separation
Membran permeable akan menghalangi aliran garam terlarut, sementara membran akan
memperbolehkan air produk terdesalinasi melewatinya. Efek permeabilitas membran ini akan
menyebabkan terdapatnya dua aliran, yaitu aliran produk air bersih, dan aliran brine
terkonsentrasi.
d) Post treatment stabilization.
Air produk hasil pemisahan dengan membran biasanya membutuhkan penyesuaian pH
sebelum dialirkan ke sistem distribusi untuk dapat digunakan sebagai air minum. Produk
mengalir melalui kolom aerasi dimana pH akan ditingkatkan dari sekitar 5 hingga mendekati 7.

Air baku yang mengandung Fe dan Mn dialirkan ke suatu filter yang medianya mengandung MnO 2.nH2O.
Selama mengalir melalui media tersebut Fe dan Mn yang terdapat dalam air baku akan teroksidasi menjadi
bentuk Fe (OH)3 dan Mn2O3 oksigen terlarut dalam air, dengan oksigen sebagai oksidator.
Reaksinya adalah sebagai berikut:
4 Fe2+ + O2 + 10 H2O 4 Fe(OH)3 + 8 H+
Mn2+ + MnO2.nH2O MnO2.MnO.nH2O + H+
Untuk reaksi penghilangan besi tersebut diatas adalah merupakan reaksi katalitik dengan
MnO2 sebagai katalis, sedangkan untuk reaksi penghilangan Mn adalah merupakan reaksi antara Mn2+
dengan hidrat mangandioksida. Jika kandungan mangan dalam air baku besar maka hidrat mangandioksida
yang ada dalam media filter akan habis dan terbentuk senyawa MnO2.MnO.nH2O sehingga kemampuan
penghilangan Fe dan Mn nya makin lama makin berkurang.
Untuk memperbaharui daya reaksi dari media fiternya dapat dilakukan dengan memberikan klorin
kedalam filter yang telah jenuh tersebut.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
MnO2.MnO.nH2O + 2 H2O + Cl2 2 MnO2.nH2O + 2 H+ + 2Cl–
Air baku yamg mengandung besi dan mangan dialirkan melalui suatu filter bed yang media filternya
terdiri dari mangan-zeolite (K2Z.MnO.Mn2O7). Mangan Zeolit berfungsi sebagai katalis dan pada waktu
yang bersamaan besi dan mangan yang ada dalam air teroksidasi menjadi bentuk ferri-oksida dan
mangandioksida yang tak larut dalam air.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
K2Z.MnO.Mn2O7 + 4 Fe(HCO3)2 K2Z + 3 MnO2 + 2 Fe2O3 + 8 CO2 +
4 H2O
K2Z.MnO.Mn2O7 + 2 Mn(HCO3) K2Z + 5 MnO2 + 4 CO2 + 2 H2O
Reaksi penghilangan besi dan mangan dengan mangan zeoite tidak sama dengan proses pertukaran
ion, tetapi merupakan reaksi dari Fe2+ dan Mn2+ dengan oksida mangan tinggi (higher mangan oxide).Filtrat
yang terjadi mengandung mengandung ferri-oksida dan mangan-dioksida yang tak larut dalam air dan dapat
dipisahkan dengan pengendapan dan penyaringan. Selama proses berlangsung kemampunan reaksinya
makin lama makin berkurang dan akhirnya menjadi jenuh. Untuk regenerasinya dapat dilakukan dengan
menambahkan larutan Kalium permanganat kedalam zeolite yang telah jenuh tersebut sehingga akan
terbentuk lagi mangan zeolite (K2Z.MnO.Mn2O7).
Pada pengolahan air minum, membran RO didesain untuk dapat melewatkan molekul-molekul air
dan menahan solid, seperti ion-ion garam. Membran RO dapat memisahkan dan menyisihkan zat terlarut, zat
organik, pirogen, koloid, virus, dan bakteri dari air baku. Efisiensi penyisihan membran RO untuk zat
terlarut total (TDS) dan bakteri masing-masing adalah 95-99% dan 99%. Sehingga pada akhir proses akan
dihasilkan air yang murni. Efisiensi penyisihan membran RO yang tinggi menyebabkan terjadinya
penyisihan mineral-mineral alami pada air baku.

Anda mungkin juga menyukai