Anda di halaman 1dari 8

PERILAKU DALAM ORGANISASI

TUGAS MATA KULIAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

OLEH :

MUH ADNANDA SUWARSYAH FIQRIH (A031171505)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
ORGANISASI
Organisasi merupakan suatu perkumpulan orang yang memiliki tujuan
bersama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Teori Organisasi
 Teori Organisasi yang Berorientasi ke Dalam. Teori ini mencakup baik
struktur formal maupun informal. Struktur informal memandang organisasi
sebagai kumpulan orang yang terlibat pada kegiatan-kegiatan informal
terbuka dan partisitipasif untuk mencapai tujuan. Organisasi formal
berorientasi ke dalam menganggap bahwa dalam menghadapi manusia,
manajemen harus memperlakukan mereka sebagai elemen pasif yang harus
diarahkan, dimotivasi, diawasi, dan dimodifikasi agar sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
 Teori Organisasi yang Berorientasi ke Luar. Teori ini mengatakan bahwa
dalam organisasi saling berhubungan dengan lingkungannya. Teori ini
mengasumsikan adanya hubungan yang terus menerus antara lingkungan
dan organisasi. Teori ini mengasumsikan bahwa akan memungkinkan
manajer lokal untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi di
lingkungannya.

Tujuan Organisasi
Berikut beberapa tujuan dari organisasi :
 Tujuan organisasi laba profitabilitas.
 Memaksimalkan nilai pemegang saham
 Pengambilan resiko
 Pendekatan Multiple Stakeholder

PERILAKU DALAM ORGANISASI


Perilaku organisasi merupakan pembelajaran tentang suatu sifat atau
karakteristik individu yang tercipta di lingkungan suatu organisasi. Karena manusia
berbeda – beda karakteristik, maka perilaku organisasi berguna untuk mengetahui
sifat – sifat individu dalam berkinerja suatu organisasi. Pembelajaran perilaku
organisasi akan mengetahui tentang cara – cara mengatasi masalah yang ada di
lingkungan organisasi.

Teori Perilaku Organisasi


 Teori Jenjang Kebutuhan. Teori ini menyiratkan bahwa Sistem
Pengendalian Manajemen haruslah didasarkan pada keinginan manusia
untuk memuaskan, yang berbeda disetiap saat, untuk setiap keadaaan dan
bagi orang yang berbeda. Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki
lima tingkat kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi
sepanjang masa hidupnya, yaitu :
 Kebutuhan Fisiologis. Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga
hal pokok, sandang, pangan dan papan.
 Kebutuhan Keamanan. Kebutuhan ini mengarah kepada rasa
keamanan, ketenteraman dan jaminan seseorang dalam
kedudukannya, jabatannya, wewenangnya dan tanggung jawabnya
sebagai karyawan.
 Kebutuhan Sosial (Kasih Sayang). Kebutuhan akan kasih sayang
dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar
kelompok.
 Kebutuhan Akan Penghargaan. Kebutuhan akan kedudukan dan
promosi dibidang kepegawaian.
 Kebutuhan Aktualisasi Diri. Pada tingkat ini diperlukan kemampuan
manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita
organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi
yang lebih tinggi.
 Teori Motivasi Pencapaian. Teori ini mengenai perilaku manajer dalam
organisasi mengatakan bahwa seseorang dipengaruhi keinginannya untuk
berhasil, berkuasa, dan kebutukan akan pergaulan. Teori ini menyiratkan
bahwa Sistem Pengendalian Manajemen dalam menggunakan struktur
imbalan dan hukuman haruslah didasarkan pada motif-motif ini.
McClelland menyatakan ada 3 keperluan yang penting untuk motivasi kerja,
yaitu :
 Kebutuhan akan Prestasi (n-ACH). n-ACH adalah motivasi untuk
berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi
tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi
menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu
mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk
pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
 Kebutuhan akan Kekuasaan (n-pow). n-pow adalah motivasi
terhadap kekuasaan. Karyawan memiliki motivasi untuk
berpengaruh terhadap lingkungannya, memiliki karakter kuat untuk
memimpin dan memiliki ide-ide untuk menang. Ada juga motivasi
untuk peningkatan status dan prestise pribadi.
 Kebutuhan untuk berafiliasi atau bersahabat (n-affil). Individu
merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat,
kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain.
Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya
berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang
tinggi.

Unsur Utama Perilaku Organisasi


Secara keseluruhan dalam mempelajari perilaku organisasi tercakup 4
(empat) unsur utama yaitu :
 Aspek psikologi tindakan manusia itu sendiri sebagai hasil studi psikologi.
 Pandangan Ekonomi. Uang misalnya merupakan salah satu faktor
pertimbangan mengapa seseorang memasuki organisasi.
 Perilaku organisasi sebagai suatu disiplin mengakui bahwa individu
dipengaruhi oleh bagaimana diatas dan siapa yang mengawasi mereka.
 Walaupun disadari akan adanya keunikan masing masing individu, perilaku
organisasi lebih banyak menekankan pada tuntutan manajer bagi
tercapainya tujuan organisasi secara keseluruhan.

Dimensi Perilaku Organisasi


Perilaku organisasi mempunyai tiga dimensi, yaitu :
 Dimensi Konsep. Sebuah rancangan khusus yang dijadikan sebagai acuan
dalam menjalankan sebuah organisasi,
 Dimensi Sistem. Dimensi sistem mencakup bagaimana proses manajemen
yang dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan secara efektif dan efisien
yang di kemas dengan pendekatan-pendekatan matematis atau logika.
 Dimensi Manusia. Dimensi manusia, adalah dimensi yang paling utama
dalam sebuah organisasi karena tanpa adanya dimensi manusia otomatis
suatu organisasi tidak akan pernah ada karena tidak ada yang membuat
organisasi dalam arti membentuk sebuah organisasi dan tidak ada penggerak
yang melakukan suatu kegiatan organisasi tersebut.

KESELARASAN TUJUAN (Goal Congruance)


Tujuan utama dari sistem pengendalian manajemen adalah memastikan
(sejauh mungkin) tingkat “ keselarasan tujuan (goal congruence) ” yang
tinggi. Dalam proses yang sejajar dengan tujuan, manusia diarahkan untuk
mengambil tindakan yang sesuai dengan kepentingan pribadi mereka sendiri, yang
sekaligus juga merupakan kepentingan perusahaan.

Faktor – Faktor Informal yang Memengaruhi Keselarasan Tujuan


Baik sistem formal maupun proses informal memengaruhi perilaku manusia
dalam organisasi perusahaan. Konsekuensinya, kedua hal tersebut akan
berpengaruh pada tingkat pencapaian keselarasan tujuan. Tanggung jawab utama
dari sistem pengendalian manajemen adalah memastikan tindakan-tindakan yang
paling baik bagi kepentingan organisasi, tetapi ia juga harus mengupayakan
keselarasan tujuan sedapat mungkin.

Faktor Faktor Eksternal


 Loyalitas. Loyalitas kerja atau kesetiaan merupakan salah satu unsur yang
digunakan dalam penilaian karyawan yang mencakup kesetiaan terhadap
pekerjaannya, jabatannya dan organisasi.
 Keuletan. Organisasi dapat mengembangkan keuletan melalui beberapa
kompetensi, yaitu proses memikirkan secara mendalam dan proses
mengalihkan sumber daya dengan cara yang berbeda.
 Semangat. Begitu pentingnya peran karyawan maka perusahaan perlu
memberikan semangat kerja kepada karyawan dan dapat merangsang
karyawan untuk dapat bekerja dengan giat sehingga dapat meyelesaikan
pekerjaan tepat waktu, hal ini akan mempengaruhi tingkat produktivitas
karyawan untuk tercapainya tujuan perusahaan.

Faktor Faktor Internal


 Budaya. Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi
itu sendiri, yang meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut,
norma-norma perilaku serta asumsi-asumsi yang implisit diterima dan
secara eksplisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi.
 Gaya Manajemen. Faktor internal yang barangkali memiliki dampak yang
paling kuat terhadap pengendalian manajemen adalah gaya manajemen.
Biasanya, sikap-sikap bawahan mencerminkan apa yang mereka anggap
sebagai sikap atasan mereka, dan sikap para atasan itu pada akhirnya
berpijak pada apa yang menjadi sikap CEO.
 Organisasi Informal. Garis-garis dalam bagan organisasi menggambarkan
hubungan-hubungan formal yaitu, pemegang otoritas resmi dan
bertanggung jawab dari setiap manajer.
 Persepsi dan Komunikasi. Pesan-pesan yang diserap dari berbagai sumber
bisa jadi bertentangan satu sama lain, atau bahkan memiliki interpretasi
yang sangat beragam. Maka komunikasi perlu dibangun untuk menyamakan
persepsi.
 Kerjasama dan Konflik

SISTEM PENGENDALIAN FORMAL


Faktor-faktor informal memiliki pengaruh besar pada efektifitas sistem
pengendalian manajemen. Pengaruh besar lainnya adalah sistem yang bersifat
formal. Sistem ini bisa kita klasifikasikan ke dalam dua jenis :
 Sistem pengendalian manajemen itu sendiri dan
 Aturan-aturan. Berikut ini beberapa jenis aturan diantaranya :
 Pengendalian Fisik
 Pengamanan Sistem
 Sistem Pengendalian Tugas

JENIS JENIS STRUKTUR ORGANISASI


Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap
strukturnya. Pada gilirannya, jenis struktur akan memengaruhi rancangan sistem
pengendalian manajemen organisasi. Meskipun kualitas dan ukuran organisasi itu
sangat beragam, setidaknya organisasi bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori
umum :
 Struktur organisasi fungsional, didalamnya setiap manajer bertanggung
jawab atas fungsi-fungsi yang terspesialisasi seperti produksi atau
pemasaran.
 Struktur unit bisnis, didalamnya para unit manager bertanggung jawab
atas aktivitas-aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi
sebagai bagian independen dari perusahaan.
 Struktur organisasi matriks, di dalamnya unit-unit fungsional memiliki
tanggung jawab ganda.

FUNGSI KONTROLER
Controller adalah orang yang bertugas merancang, mengoperasikan dan
mengawasi kegiatan untuk menjamin keberhasilan sistem pengendalian manajemen
ke arah pencapaian tujuan. Sebenarnya, di banyak organisasi, jabatan orang ini
adalah Chief Financial Officer (CFO). Kontroler biasanya menjalankan fungsi-
fungsi sebagai berikut:
 Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian.
 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasuk
pengembalian pajak) kepada para pemegang saham dan pihak-pihak
eksternal lainnya.
 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer, menganalisis program dan
proposal-proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan.
 Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi, menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap pencurian dan kecurangan serta
menjalankan audit operasional.
 Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi
dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi
pengendali.

Anda mungkin juga menyukai