Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN tembaga bekas atapun tembaga dalam


bentuk sponge yang diperoleh dari larutan
I.1 Latar Belakang
CuCl2.
Dalam melakukan analisis kimia
banyak metode yang dapat digunakan. I.2 Rumusan Masalah
Namun secara umum, metode yang Rumusan masalah dari praktikum ini,
digunakan dalam praktikum ini adalah yaitu :
metode analisis gravimetri. Metode 1. Apa saja prinsip-prinsip analisis
analisis gravimetri yang merupakan salah gravimetri ?
satu metode analisis kuantitatif yang 2. Bagaimana kelarutan dan apa saja
didasarkan pada pengukuran berat pada faktor-faktor yang mempengaruhi
suatu sampel atau bahan. (Darsati, S. larutan ?
2007). Metode analisis gravimetri adalah 3. Apa saja langkah-langkah pengerjaan
suatu metode analisis yang didasarkan analisis gravimetri ?
pada pengukuran berat, yang melibatkan 4. Bagaimana kadar suatu unsur dalam
pembentukan, isolasi dan pengukuran contoh atau sampel ?
berat dari suatu endapan.
I.3 Tujuan dan Kegunaan
Analisis gravimetri merupakan bagian Tujuan dari praktikum ini, yaitu :
analisis kuantitatif untuk menentukan 1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip
jumlah zat berdasarkan pada penimbangan analisis gravimetri.
dari hasil reaksi setelah bahan atau analit 2. Untuk mengetahui kelarutan dan
yang dianalisis diperlakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
pereaksi itu.
larutan.
Kristal CuSO4.5H2O merupakan salah 3. Untuk mengetahui langkah-langkah
satu bahan yang banyak dibutuhkan di pengerjaan analisis gravimetri.
industri. Pemanfaatan dari CuSO4.5H2O 4. Untuk mengetahui kadar suatu unsur
ini sangat luas. Diantaranya dari dalam contoh atau sampel.
CuSO4.5H2O ini sebagai fungisida yang Kegunaan yang diharapkam dari
merupakan pestisida yang secara spesifik praktikum ini adalah praktikan dapat
membunuh atau menghambat cendawan memahami dan mengetahui teori tentang
akibat penyakit, reagen analisa kimia, prinsip-prinsip gravimetri, faktor-faktor
sintesis senyawa organik, pelapisan anti yang dapat mempengaruhi larutan,
fokling pada kapal, sebagai kabel langkah-langkah pengerjaan analisis
tembaga, electromagnet, papan sirkuit, gravimetri dan kadar suatu unsur dalam
solder bebas timbal dan magneton dalam contoh
oven microwave. atau sampel.
Kristal CuSO4.5H2O berupa padatan
Kristal biru ini dapat dibuat dengan
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
mereaksikan tembaga dengan asam sulfat
dan asam nitrat yang kemudian II.1 Waktu dan Tempat Praktikum
dipanaskan hingga terbentuk Kristal. Praktikum dilaksanakan pada Selasa,
Selain denga bahan baku logam tembaga, 20 Februari 2019 pukul 13.00, bertempat
Kristal CuSO4.5H2O juga bisa dibuat dari di Laboratorium Analisa dan Pengawasan
Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan
50

Teknologi Pangan, Departemen kertas saring dan hasil saringannya


Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, disimpan dalam cawan porselin. Pijarkan
Universitas Hasanuddin, Makassar. menggunakan tanur dengan suhu 600℃
selama 2-3 jam dan didinginkan. Timbang
II.2 Alat dan Bahan
kembali bobot sisa pijar (abu) dan hitung
Alat-alat yang digunakan pada
kadar Cu sampel.
praktikum ini adalah neraca analitik,
beaker glass, corong, batang pengaduk,
cawan schoot, cawan porselin dan tanur. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahan-bahan yang digunakan pada III.1 Hasil
Hasil dari penentuan kadar Cu dalam
praktikum ini adalah garam terusi,
garam terusi, yaitu :
NaOH (4 N), H2SO4 (4 N), aquadest,
Tabel 1. Hasil Penentuan Kadar Cu dalam
kertas saring dan kertas lakmus.
Garam Terusi
II.3 Prosedur Praktikum Volume
II.3.1 Preparasi Cawan Porselin No. NaOH Warna Endapan
Cawan porselin dipijarkan terlebih 4N
dahulu didalam tanur pada suhu 600℃ Biru
selama ± 1 jam. Kemudian cawan porselin 1 1 tetes Biru muda
muda
didinginkan dan dimasukkan kedalam Biru
2 2 tetes Biru muda
desikator. Setelah dingin, cawan muda
ditimbang sebagai bobot cawan kosong. Hijau
3 3 tetes Biru
kebiruan
II.3.2 Pembuatan larutan H2SO4 4 N
Hijau
Aquades ditambahkan kedalam 4 4 tetes Biru
kebiruan
gelas piala sebanyak 50 mL dan masukkan Hijau
asam sulfat pekat sebanyak 16,95 mL. 5 5 tetes Hijau
kebiruan
tambahkan aquades hingga batas 100 mL. 6 6 tetes Hijau Hijau
kemudian dihomogenkan hingga menjadi 7 7 tetes Hijau Hijau
larutan H2SO4. Hijau
8 8 tetes Hijau
II.3.3 Pembuatan larutan NaOH 4 N. kecoklatan
NaOH ditimbang sebanyak 32 gr, Hijau Hijau
9 9 tetes
kemudian dilarutkan dengan aquades tosca kecoklatan
Hijau
hingga larut sempurna. Tambahkan 10 10 tetes Coklat
tosca
aquades hingga batas 200 mL dan
11 11 tetes Coklat Coklat
dihomogenkan hingga menjadi larutan
12 12 tetes Coklat Coklat
NaOH.
13 13 tetes Coklat Coklat
II.3.4 Penentuan Kadar CuSO4.5H2O Sumber : Data Primer Hasil Praktikum Kimia
Sampel CuSO4.5H2O ditimbang Analitik, 2019.
0,5 gram dan dilarutkan dalam aquades
III.2 Pembahasan
sebanyak 100 mL. Kemudian diasamkan
Analisis gravimetri adalah analisis
menggunakan H2SO4 4 N sebanyak 2-3
kimia secara kuantitatif berdasarkan
tetes. Kemudian dipanaskan dan
proses pemisahan dan penimbangan suatu
diendapkan menggunakan NaOH 4 N.
unsur atau senyawa tertentu. Prinsip
Setelah diendapkan, saring menggunakan
51

analisis gravimetri adalah melarutkan pereaksi agar terjadi endapan. Proses


sampel dengan aquades sampai terbentuk pemisahan endapan/penyaringan endapan
analit. Analit tersebut diendapkan dan dengan memilih kertas saring yang sesuai.
ditimbang. Hal ini sesuai dengan Setelah itu, cuci dan keringkan endapan.
pernyataan Rodiani (2013) bahwa Endapan yang telah kering, selanjutnya
Analisis gravimetri merupakan analisis dilakukan pengabuan kertas saring dan
kuantitatif metode klasik,dimana analat memijarkan endapan. proses akhir, yaitu
direaksikan, kemudian hasil reaksi menghitung hasil analisa. Hal ini sesuai
ditimbang untuk menentukan jumlah dengan pernyataan Fatimah (2009) bahwa
zat/komponen yang dicari. diagram alir dalam pengerjaan analisis
Kelarutan merupakan suatu zat gravimetri adalah penyiapan sampel,
dalam pelarut pada jumlah dan suhu pelarutan, pengendapan, penyaringan,
tertentu. Faktor-faktor yang dapat dan pemijaran.
mempengaruhi kelarutan, yaitu Kelarutan zat padat dalam air
temperatur karena kebanyakan garam semakin tinggi apabila suhunya
kelarutannya meningkat bila dinaikkan. Adanya panas mengakibatkan
temperatumya dinaikkan, pengaruh ion semakin renggangnya jarak antara
sekutu merupakan suatu endapan molekul zat padat tersebut. pH disebut
umumnya lebih larut dalam air murni juga sebagai derajat keasaman. Nilai pH
daripada dalam suatu larutan yang sangat terkait dengan jumlah
mengandung salah satu ion endapan, karbondioksida yang terlarut dalam air.
pengaruh aktifitas karena semakin kecil Hal ini juga berkaitan dengan nilai
koefisien aktifitas ion, semakin besar hasil alkalinitas. Semakin tinggi alkalinitas
kali konsentrasi molar ion - ion maka pH juga semakin tinggi. Hal ini
pembentuknya. Koefisien aktifitas ion sesuai dengan pernyataan Marganingrum
bivalen lebih kecil daripada koefisien (2012) bahwa suhu yang menghasilkan
aktifitas ion univalen. Pengaruh pH kalor sehingga mengakibatkan
termasuk faktor mempengaruhi kelarutan renggangnya jarak antar molekul zat padat
karena kelarutan garam dari asam lemah menjadikan kekuatan molekul menjadi
bergantung pada pH larutan. Pengaruh lemah dan mudah terlepas dari gaya tarik
kompleks karena kelarutan garam yang molekul air. Tingkat keasaman larutan
sedikit sekali dapat larut juga bergantung basa mudah larut dalam larutan bersifat
pada konsentrasi zat-zat yang membentuk asam.
kompleks dengan kation garam itu. Hal ini Faktor-faktor yang menentukan
sesuai dengan pernyataan Kurniati (2009) keberhasilan proses pengendapan, yaitu
bahwa faktor –faktor yang mempengaruhi suhu, pH, konsentrasi, pembentukan
kelarutan, yaitu temperatur, pengaruh ion kompleks, ukuran partikel dan jenis
sekutu, pengaruh aktifitas, pengaruh pH partikel. Endapan yang dikatakan berhasil
dan pengaruh kompleks. jika mudah saat disaring dan tidak
Langkah-langkah pengerjaan terkontaminan saat dicuci. Hal ini sesuai
analisis gravimetri, yaitu cuplikan dengan pernyataan Anggraini (2015)
ditimbang dan dilarutkan sehingga partikel bahwa kondisi optimum pengendapan
yang akan diendapkan dijadikan ion- tidak hanya dipengaruhi oleh pH, namun
ionnya. Selanjutnya, ditambahkan juga dipengaruhi oleh suhu dan waktu.
52

Endapan murni dapat dilakukan 1. Prinsip gravimetri adalah untuk analisa


dua cara, yaitu pengendapan bersama dan kuantitatif didasarkan pada stokiometri
susulan. Pengendapan bersama dapat reaksi pengendapan.
dibedakan empat macam yaitu adsorpsi 2. Kelarutan adalah suatu zat dalam
permukaan, inklusi isomorf, inklusi tak pelarut menyatakan jumlah maksimum
isomorf dan oklusi. Sedangkan suatu zat yang dapat larut dalam suatu
pengendapan susulan yaitu proses ini pelarut. Faktor-faktor yang
berupa pengendapan zat pengotor setelah mempengaruhi kelarutan, yaitu
selesainya pengendapan zat yang temperatur, pengaruh ion sekutu,
diinginkan atau terjadinya endapan kedua pengaruh aktifitas, pH dan pengaruh
pada permukaan endapan pertama. kompleks.
Berbeda dengan pengendapan bersama, 3. Langkah pengerjaan analisis
dimana endapan dan pengotor mengendap gravimetri, yaitu persiapan larutan
bersama-sama. Pada proses ini senyawa sampel, pengendapan, digest,
yang diinginkan mengendap dulu, lalu zat penyaringan, pencucian, pemijaran,
pengotor menyusul mengendap. Makin penimbangan dan perhitungan.
lama endapan dibiarkan dalam induk 4. Hasil pengukuran kadar Cu dalam
larutannya, makin meningkat jumlah zat garam terusi adalah 3,1956%.
pengotor menyusul mengendap. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Salim (2016) IV.2 Saran
bahwa cara menentukan kesempurnaan Saran untuk praktikum selanjutnya,
dengan ditetesi pereaksi pengendapnya praktikan lebih mengetahui teori saat
serta dapat dilakukan dua acara yaitu praktikum dan praktikum lebih
pengendapan bersama dan susulan. memanfaatkan waktu yang ada. Asisten
Praktikum ini, dihasilkan bobot Cu lebih mengawasi praktikan yang sedang
setelah dipijarkan yaitu 3,1956 %. praktikum agar meminimalisir kesalahan
Mendapatkan hasil bobot cawan dimulai yang terjadi.
dari mengetahui massa relatif Cu. Bobot
DAFTAR PUSTAKA
cawan yang kosong ditimbang dan
menghasilkan 22,94 gram. Sedangkan Anggriani, M. dkk. 2015. Pengendapan
bobot cawan setelah pemijaran, yaitu Uranium dan Thorium Hasil Pelarutan
22,96 gram dan garam terusi sebanyak 0,5 Slag II. Jurnal 36(2).
gram. Mendapatkan bobot sampel setelah Fatimah, S. dkk. 2009. Verifikasi Metode
pemijaran dengan cara faktor kimia dikali Gravimetri Untuk Penentuan
bobot sisa pijar dan dibagi bobot sampel Thorium. Jurnal II(3).
sebelum pemijaran dan akan
Kurniati, E. Penurunan Konsentrasi
menghasilkan sebanyak 3,1956 %.
Detergent Pada Limbah Industry
Laundry Dengan Metode
IV. PENUTUP
Pengendapan Menggunakan
IV.1 Kesimpulan 𝐶𝑎(𝑂𝐻)2 . Jurnal Ilmiah Teknik
Kesimpulan dari praktikum ini, Lingkungan 1(1).
yaitu: Paneo, M. A. dkk. 2017. Pengaruh
Penambahan Vitamin E-TPGS (D-α-
53

Tocopherol Polyethyleneglycol
Succinat) Terhadap Peningkatan
Kelarutan Obat. Jurnal 15(1).
Rodiani, T. Suprijadi. 2013. Analisis
Titrimetri dan Ggravimetri. Cianjur:
Kementerian Pendidikan Nasional.
Salim,Y. 2017. Kimia Analisis. Makassar:
SMK-SMAK Makassar.
Widodo, D.S. 2009. Analisis Kuantitatif.
Modul.

Anda mungkin juga menyukai