Anda di halaman 1dari 1

Multipel Sklerosis

Multipel sklerosis (MS) merupakan kelainan susunan saraf pusat yang paling banyak mengenai usia
muda dan paruh baya. Penyakit ini memiliki manifestasi yang beragam dan perjalanan yang
bervariasi, lesi demielinating memiliki spektrum klinis yang luas, mulai dari episode tunggal yang
ringan hingga yang berpotensi fatal. Studi epidemiologi menunjukkan bahwa MS lebih banyak
didapatkan di area Utara, dua kali lebih banyak pada wanita, dan paling sering muncul pada dekade
ketiga dan keempat. Ras Kaukasia -kulit berwarna- beresiko dua kali lebih besar menderita MS di
United States dan Kanada. Menariknya, ketika MS berkembang di populasi Asia, MS dominan
mempengaruhi nervus optikus dan medula spinalis, keterlibatan otak jarang didapatkan, berbeda
dengan di Amerika Utara dan Eropa. Individu yang lahir di area Utara, dengan ras dan usia yang
sesuai, memiliki resiko bawaan yang lebih kecil karena habitat wilayah jika mereka berpindah ke
area Selatan sebelum usia 15 tahun. Individu lain yang juga berpindah dari Utara ke Selatan, namun
setelah usia 15 tahun, memiliki resiko bawaan yang tetap lebih tinggi. Meskipun ada beberapa
predisposisi faktor genetik yang masih perlu diidentifikasi untuk MS, faktor ini saja bertanggung
jawab terhadap variabilitas yang disebutkan sebelumnya, seperti populasi yang dibandingkan secara
genetik bervariasi dalam prevalensi MS tergantung pada tempat kelahiran dan usia migrasi.
(Aminoff MJ, 2015)

Faktor Genetik
Tidak ada tipe genetik pasti yang ditentukan pada review tentang heritabilitas alami MS. Namun
kadang kala kluster penyakit familial memang ada. Resiko MS pada keluarga dekat (first-degree
relative) pada individu yang terkena (diperkirakan 1 diantara 500-1000) mencapai 20 kali lipat
pada populasi umumnya. Pada pasien dengan MS, setidaknya 10-15% memiliki 1 anggota keluarga
dekat (first-degree relative) yang terkena, namun resikonya tidak jauh berbeda untuk hubungan
orang tua-anak dengan hubungan lainnya, hal ini menyingkirkan penurunan tipe dominan, resesif,
maupun sex-linked. Resiko MS pada first-degree relative tidak pernah lebih dari 5%,
kecuali pada kembar monozigot, dimana angka kecocokannya sekitar 25%. (Mary, AM. 2012)

Patologi dan Patofisiologi


Pada MS klasik, proses primernya salah satunya adalah demielinisasi yang menyebabkan hilangnya
mielin pada akson susunan saraf pusat. Hilangnya mielin muncul bersamaan dengan proses patologi
lain yang juga mempengaruhi akson, elemen glia, atau pembuluh darah. Oligodendrosit pada
susunan saraf pusat bertanggung jawab pada perluasan mielin otak. Struktur ini didominasi lipid
(70%), dengan sisanya adalah protein. Satu bagian, mielin berbahan dasar protein, terutama rentan
secara imunologi dan ensefalitogenik secara eksperimental. (Aminoff MJ, 2015)

Inspeksi otak secara kasar pada pasien MS tidak menunjukkan abnormalitas yang mengindikasikan
perubahan histologi bermakna pada pemeriksaan mikroskopik. Namun, nervus optikus, kiasma
optikus, dan medula spinalis dapat mengalami atropi secara alami. Kadang kala, area patchy
demyelination dapat
Inspeksi otak secara kasar pada pasien MS tidak menunjukkan abnormalitas yang mengindikasikan
perubahan histologi bermakna pada pemeriksaan mikroskopik. Namun, nervus optikus, kiasma
optikus, dan medula spinalis dapat mengalami atropi secara alami. Kadang kala, area patchy
demyelination dapat terlihat pada permukaan basis pontis, pedunkulus serebeli, dan permukaan
medula, dan dasar ventrikel keempat. (Mary, AM. 2012)

Anda mungkin juga menyukai