Anda di halaman 1dari 15

NAMA : Al Qalit

NIM : 1004105020005
NAMA ASISTEN : Zia Riski Aulia
TANGGAL PRATIKUM : 21 DESEMBER 2013
JUDUL MODUL : Sinyal
KELOMPOK : 13

LABORATORIUM TEKNIK PENGOLAHAN DATA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2013
BAB I
DASAR TEORI

1.1 Generasi Sinyal Sinewave

Penggunaan penting dari Digital Signal Processing(DSP) adalah Digital Signal


Generator, yaitu pembuat sinyal dihital untuk menghasilkan sinyal periodik misalnya
generasi sinewave, segitiga dan sinyal gelombang persegi.

Pembangunan sistem DSP terdiri dari komputer digital, yang berfungsi sebagai
generator sinyal digital dan DAC untuk mengkonversi sinyal waktu-diskrit digital untuk
sinyal waktu-kontinyu analog.

Digital Signal
DAC
Generator

y [n] y(t)

Fungsi Sinewave:

Dapat direpresentasikan oleh deret taylor:

Keakuratannya tergantung pada nilai n. Semakin besar nilai n, representasi dari


fungsi sinewave secara seri akan semakin akurat. Penerapan seri sebagai algoritma
dalam mikrokontroler adalah waktu-komputasi intensif. Untuk mengurangi waktu
komputasi, bentuk transformasi z dari fungsi sinewave dapat digunakan dan didefinisikan
sebagai berikut :

Sedangkan transformasinya,yaitu :

Inverse transformasi-Z,yaitu :

Untuk dan ekspresi sistem dapat diberikan:

Ekspresi dapat diwakili oleh diagram aliran sinyal berikut:

K konstan untuk frekuensi yang diperlukan, dapat didefinisikan dengan ekspresi


berikut:
Dalam buku teks, struktur ini dijelaskan sebagai resonator digital.

Frekuensi dalam Hz Nilai untuk amp


1 0x08
100 0x800
300 0x1600
500 0x2400
700 0x3200
1300 0x6400

Algoritma berikut untuk mikrokontroler ARM dapat disimpulkan Dari diagram aliran
sinyal:

static double data[3];


void init_sine(void){
data[0]=-1;
data[1]=0;
data[2]=1;
}
short int sine(void)
{
const float k = 1.9938346; // coeffizient for sine wave: k = 2 * cos(2 * PI * f0 / fs)
const short int amp = 0x800;//0x40;
short int out;
data[0] = data[1] * k - data[2];
data[2] = data[1];
data[1] = data[0];
out = (short int)data[0] * amp;
return out;
}

Resonator yang dimulai setelah menginisialisasi y [n] = - 1, y [n-1] = 0, y [n-2] = 1 Untuk


memastikan bahwa amplitudo output memadai telah dihasilkan pada codec, hasil
perhitungan masing-masing harus ditingkatkan dengan nilai amplitudo yang tersimpan
dalam amp variabel. Tabel ini memberikan contoh menginisialisasi diperlukan amp
variabel:
1.2 Generasi Sinyal Square
Gelombang sinyal persegi dapat dihasilkan dalam DSP dengan cara Fourier-series.
Hal ini terkait dengan superimposisi fungsi sinewave tertimbang, menurut aturan berikut :

Dari fungsi ini dapat dilihat bahwa gelombang persegi dalam kasus yang ideal, berisi
jumlah tak terbatas harmonik aneh dengan mengurangi amplitudo. Ilustrasi menunjukkan
osilasi mendasar dengan dua harmonik, bersama dengan respon amplitudo dari sinyal
gelombang persegi didekati.

Dalam urutan animasi, pendekatan langkah demi langkah dari sinyal dapat dilihat,
karena pendekatan kurva yang ideal, secara harmonic sebagai berikut:

Sebuah sinyal gelombang persegi dapat didekati dengan unit pemrosesan sinyal
32-bit, dengan menggunakan resonator digital dijelaskan pada bagian generasi sinewave,
dengan struktur sebagai berikut hingga tingkat n = 5, secara real-time.
Contoh:
Tiga generator sinyal sinewave pada 100Hz, 300Hz dan 500Hz, harus digunakan
untuk menghasilkan sinyal gelombang persegi dengan frekuensi dasar 100Hz dan dua
harmonisa. Setiap generator sinyal sinewave menyimpan waktu tertunda nilai y [n-1] dan
y [n-2] dalam struktur data yang ditugaskan ganda data0 [3], double data1 [3] bzw. Ganda
data2 [3].
Konstanta k0, k1 dan k2 untuk generasi frekuensi, harus dihitung dengan
menggunakan ekspresi berikut:

Selain itu, setelah selesai satu periode osilasi mendasar, sinyal generator gelombang
persegi harus kembali diinisialisasi, karena sinyal gelombang persegi yang dihasilkan
terdistorsi oleh pembulatan ke atas dalam perhitungan kesalahan. Untuk ini, jumlah nilai
individu yang diperlukan untuk osilasi mendasar harus dihitung. Dimulai pada frekuensi
dasar 100Hz, dalam
contoh, = 80 langkah yang diperlukan untuk menghasilkan periode
lengkap

dengan 8kHz.
1.3 Generasi Sinyal Sawtooth
Perubahan sinyal sawtooth analog ke sinyal gelombang persegi dapat dirumuskan
seperti pada persamaan berikut:

Keakuratannya tergantung pada derajat n aproksimasi. Bentuk sinyal dapat dilihat


langkah-langkahnya disebabkan karena pendekatan kurva yang ideal. Berikut gambar
dalam harmonic.

Penggunaan resonator digital tidak hanya dapat menghasilkan sinyal sinewave, tetapi
juga dapat menghasilkan sinyal sawtooth. Untuk memperoleh bentuk kurva yang jelas, n
harus diubah-ubah. Walaupun resonator digital dengan unit ARM 32-bit hanya dapat
menghasilkan maksimal 5 sinyal sinewave secara real-time, Dengan menggunakan
integrator diskrit, kualitas sinyal output dapat ditingkatkan dan waktu perhitungan dapat
berkurang. Fungsi transfer untuk integrator diskrit:

Secara grafis, generator gigi gergaji diskrit dapat diwakili oleh diagram berikut:
Dengan mengubah ekspresi untuk Y(z):

dan invers transformasi z, memberikan respon denyut nadi dari sistem:

Struktur blok dari sistem, dapat diturunkan dari respon pulsa:

ika langkah unit diterapkan pada input dengan menetapkan x [n-1] = 1, dan
menginisialisasi y [0] = -1, maka untuk n ≥ 0 peningkatan output sinyal dalam bentuk

tegangan ramp dengan tinggi langkah dari , f0 adalah frekuensi sinyal output
yang diperlukan dan fs, frekuensi sampel dari sistem DSP.
1.3 DASAR TEORI TAMBAHAN
Gelombang Sinus (Sinusoida Wave)

Gelombang sinusioda merupakan gelombang dasar yang salah satunya


dihasilkan dari putaran generator. Disebut gelombang sinus karena berbentuk
grafik persamaan sinusoida. Sumber suara atau bunyi dari alam jika dikonversi ke
sinyal listrik dan dilihat dengan osiloskop juga berbentuk gelombang sinus.

Gelombang Kotak ( Square Wave )

Square wave atau gelombang kotak banyak dikenal dalam sistem digital.
Sinyal atau gelombang jenis ini dapat dikonversi ke bentuk sinus dengan mengguakan
sistem ADC (Analog to Digital Converter).

Sistem-sistem audio dewasa ini sudah banyak yang menerapkan pengolah


digital. Sinyal aduio berupa sinyal sinus dirubah ke dalam bentuk gelombang kotak
kemudian dikuantisasi kemudian dirubah ke dalam data stream atau urutan data yang
selanjutnya menjadi data digital. Data tersebut selanjutnya diolah dalam pengolah
digital. Keluaran pengolah digital selanjutnya dirubah lagi ke dalam bentuk sinyal
sinusoida untuk dikuatkan dan digunakan untuk menggerakkan speaker.

. Gelombang Gigi Gergaji ( Saw Tooth Wave )

Sawtooth Wave adalah gelombang gigi gergaji. Gelombang ini dapat


dihasilkan dari gelombang sinusoida dengan rangkaian khusus. Pada sistem audio
sinyal ini jarang digunakan. Penggunaan gelombang ini biasanya pada bagian penguat
vertikal dari system penerima televisi hitam-putih maupun televisi berwarna.

Sumber :
http://edywijaya29.blogspot.com/2013/01/pengertian-gelombang-dan-jenis-jenis.html
BAB II
HASIL PRATIKUM

1. Percoban Sinewave
f0=100 Hz, fs = 8000Hz , k = 1.9938346
T: 5 ms/DIV

CHN A [1 V/DIV] DC CHN B [1 V/DIV] DC XT

Gambar 2.1 Sinyal Sinewave


2. Percobaan Squarewave
a) Percobaan pertama
Nilai k0 = 1.9938346 , k1 = 1.9447398, k2 = 1.8477590

T: 5 ms/DIV

CHN A [1 V/DIV] DC CHN B [1 V/DIV] DC XT

Gambar 2.2 Sinyal Squarewave percobaan 1


b) Percobaan kedua
Nilai k0 = 1.9999830, k1 = 1.9558820, k2 = 1.8555772
T: 5 ms/DIV

CHN A [1 V/DIV] DC CHN B [1 V/DIV] DC XT

Gambar 2.3 Sinyal Squarewave percobaan 2


3. Percobaan Sawtooth
c) Percobaan pertama
fs = 8000 Hz, f0 = 100Hz,
T: 5 ms/DIV

CHN A [1 V/DIV] DC CHN B [1 V/DIV] DC XT

Gambar 2.4 Sinyal Sawtooth percobaan 1


d) Percobaan kedua
fs = 8000 Hz, f0 = 150Hz,
T: 5 ms/DIV

CHN A [1 V/DIV] DC CHN B [1 V/DIV] DC XT

Gambar 2.5 Sinyal Sawtooth percobaan 2


BAB III
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas hasil dari praktikum pengolahan sinyal digital mengenai
Pembangkit sinyal yang terdiri dari Sine wave(sinyal sinus), Sawtooth(sinyal gerigi,
Squarewave(sinyal kotak). Pada percobaan pertama tentang Sinewave dilakukan
pengujian mengenai pembentukan Sinewave dengan mengatur frekuensi resonator
sebesar f0 = 100 Hz, fs = 8KHz dan nilai konstanta k = 1.9938346. Sehingga didapati
bentuk Gelombang seperti pada Bab II. Gelombang yang didapat berbentuk sinusoidal.
Pada Percobaan kedua tentang Square wave latihan pertama dilakukan pengujian
dengan dengan frekuensi resonator sebesar f0 = 100 Hz, fs = 8KH dan mengatur 3 sinyal
Sinewave untuk menghasilkan Squarewave yaitu pada frekuensi k0 = 1.9938346 , k1 =
1.9447398, k2 = 1.8477590. Sehingga didapati bentuk gelombang seperti pada Bab II.
Gelombang yang didapati berbentuk kotak. Pada Latihan kedua diberikan 3 sinyal
sinewave untuk menghasilkan Squarewave diubah seperti berikut k0 = 1.9999830, k1 =
1.9558820, k2 = 1.8555772. Sehingga didapati bentuk gelobang seperti pada hasil
percobaan Bab II, bentuk gelombang yang didapat hampir sama, tetapi gelobang kotak
pada latihan kedua ini lebih rapat panjang gelombangnya.
Pada Percobaan ketiga tentang Sawtooth wave. Latihan pertama dilakukan pengujian
dengan frekuensi sample fs = 8000 Hz, f0 = 100Hz. Sehingga didapati bentuk gelombang
seperti pada Bab II, gelombang yang didapati berbentuk gigi gerigi. Pada latihan kedua
dirubah nilai frekuensi dengan fs = 8000 Hz, f0 = 150Hz. Sehingga didapati bentuk
gelombang hampir sama seperti latihan pertama, tetapi pada latihan kedua ini bentuk
gelombang yang didapati lebih rapat panjang gelombangnya.
BAB IV
KESIMPULAN

Pada bab ini dapat diambil kesimpulan dari praktikum dengan penyusuaian dasar
teori sehingga di dapat disumpulkan bahwa :
1. Gelombang sinus

Anda mungkin juga menyukai