NIM : 1004105020005
NAMA ASISTEN : Zia Riski Aulia
TANGGAL PRATIKUM : 21 DESEMBER 2013
JUDUL MODUL : Sinyal
KELOMPOK : 13
Pembangunan sistem DSP terdiri dari komputer digital, yang berfungsi sebagai
generator sinyal digital dan DAC untuk mengkonversi sinyal waktu-diskrit digital untuk
sinyal waktu-kontinyu analog.
Digital Signal
DAC
Generator
y [n] y(t)
Fungsi Sinewave:
Sedangkan transformasinya,yaitu :
Inverse transformasi-Z,yaitu :
Algoritma berikut untuk mikrokontroler ARM dapat disimpulkan Dari diagram aliran
sinyal:
Dari fungsi ini dapat dilihat bahwa gelombang persegi dalam kasus yang ideal, berisi
jumlah tak terbatas harmonik aneh dengan mengurangi amplitudo. Ilustrasi menunjukkan
osilasi mendasar dengan dua harmonik, bersama dengan respon amplitudo dari sinyal
gelombang persegi didekati.
Dalam urutan animasi, pendekatan langkah demi langkah dari sinyal dapat dilihat,
karena pendekatan kurva yang ideal, secara harmonic sebagai berikut:
Sebuah sinyal gelombang persegi dapat didekati dengan unit pemrosesan sinyal
32-bit, dengan menggunakan resonator digital dijelaskan pada bagian generasi sinewave,
dengan struktur sebagai berikut hingga tingkat n = 5, secara real-time.
Contoh:
Tiga generator sinyal sinewave pada 100Hz, 300Hz dan 500Hz, harus digunakan
untuk menghasilkan sinyal gelombang persegi dengan frekuensi dasar 100Hz dan dua
harmonisa. Setiap generator sinyal sinewave menyimpan waktu tertunda nilai y [n-1] dan
y [n-2] dalam struktur data yang ditugaskan ganda data0 [3], double data1 [3] bzw. Ganda
data2 [3].
Konstanta k0, k1 dan k2 untuk generasi frekuensi, harus dihitung dengan
menggunakan ekspresi berikut:
Selain itu, setelah selesai satu periode osilasi mendasar, sinyal generator gelombang
persegi harus kembali diinisialisasi, karena sinyal gelombang persegi yang dihasilkan
terdistorsi oleh pembulatan ke atas dalam perhitungan kesalahan. Untuk ini, jumlah nilai
individu yang diperlukan untuk osilasi mendasar harus dihitung. Dimulai pada frekuensi
dasar 100Hz, dalam
contoh, = 80 langkah yang diperlukan untuk menghasilkan periode
lengkap
dengan 8kHz.
1.3 Generasi Sinyal Sawtooth
Perubahan sinyal sawtooth analog ke sinyal gelombang persegi dapat dirumuskan
seperti pada persamaan berikut:
Penggunaan resonator digital tidak hanya dapat menghasilkan sinyal sinewave, tetapi
juga dapat menghasilkan sinyal sawtooth. Untuk memperoleh bentuk kurva yang jelas, n
harus diubah-ubah. Walaupun resonator digital dengan unit ARM 32-bit hanya dapat
menghasilkan maksimal 5 sinyal sinewave secara real-time, Dengan menggunakan
integrator diskrit, kualitas sinyal output dapat ditingkatkan dan waktu perhitungan dapat
berkurang. Fungsi transfer untuk integrator diskrit:
Secara grafis, generator gigi gergaji diskrit dapat diwakili oleh diagram berikut:
Dengan mengubah ekspresi untuk Y(z):
ika langkah unit diterapkan pada input dengan menetapkan x [n-1] = 1, dan
menginisialisasi y [0] = -1, maka untuk n ≥ 0 peningkatan output sinyal dalam bentuk
tegangan ramp dengan tinggi langkah dari , f0 adalah frekuensi sinyal output
yang diperlukan dan fs, frekuensi sampel dari sistem DSP.
1.3 DASAR TEORI TAMBAHAN
Gelombang Sinus (Sinusoida Wave)
Square wave atau gelombang kotak banyak dikenal dalam sistem digital.
Sinyal atau gelombang jenis ini dapat dikonversi ke bentuk sinus dengan mengguakan
sistem ADC (Analog to Digital Converter).
Sumber :
http://edywijaya29.blogspot.com/2013/01/pengertian-gelombang-dan-jenis-jenis.html
BAB II
HASIL PRATIKUM
1. Percoban Sinewave
f0=100 Hz, fs = 8000Hz , k = 1.9938346
T: 5 ms/DIV
T: 5 ms/DIV
Pada bab ini akan membahas hasil dari praktikum pengolahan sinyal digital mengenai
Pembangkit sinyal yang terdiri dari Sine wave(sinyal sinus), Sawtooth(sinyal gerigi,
Squarewave(sinyal kotak). Pada percobaan pertama tentang Sinewave dilakukan
pengujian mengenai pembentukan Sinewave dengan mengatur frekuensi resonator
sebesar f0 = 100 Hz, fs = 8KHz dan nilai konstanta k = 1.9938346. Sehingga didapati
bentuk Gelombang seperti pada Bab II. Gelombang yang didapat berbentuk sinusoidal.
Pada Percobaan kedua tentang Square wave latihan pertama dilakukan pengujian
dengan dengan frekuensi resonator sebesar f0 = 100 Hz, fs = 8KH dan mengatur 3 sinyal
Sinewave untuk menghasilkan Squarewave yaitu pada frekuensi k0 = 1.9938346 , k1 =
1.9447398, k2 = 1.8477590. Sehingga didapati bentuk gelombang seperti pada Bab II.
Gelombang yang didapati berbentuk kotak. Pada Latihan kedua diberikan 3 sinyal
sinewave untuk menghasilkan Squarewave diubah seperti berikut k0 = 1.9999830, k1 =
1.9558820, k2 = 1.8555772. Sehingga didapati bentuk gelobang seperti pada hasil
percobaan Bab II, bentuk gelombang yang didapat hampir sama, tetapi gelobang kotak
pada latihan kedua ini lebih rapat panjang gelombangnya.
Pada Percobaan ketiga tentang Sawtooth wave. Latihan pertama dilakukan pengujian
dengan frekuensi sample fs = 8000 Hz, f0 = 100Hz. Sehingga didapati bentuk gelombang
seperti pada Bab II, gelombang yang didapati berbentuk gigi gerigi. Pada latihan kedua
dirubah nilai frekuensi dengan fs = 8000 Hz, f0 = 150Hz. Sehingga didapati bentuk
gelombang hampir sama seperti latihan pertama, tetapi pada latihan kedua ini bentuk
gelombang yang didapati lebih rapat panjang gelombangnya.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada bab ini dapat diambil kesimpulan dari praktikum dengan penyusuaian dasar
teori sehingga di dapat disumpulkan bahwa :
1. Gelombang sinus