Perencanaan dan Diagnosis Keperawatan : Gangguan Interaksi Sosial

pada Anak Autisme

Oleh, Syena Aulia Tasya Pratiwi , 1806140363, HG-1, Keperawatan Jiwa II, A

Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Penyandang autisme seakan-akan hidup
dalam dunianya sendiri. Istilah autisme baru diperkenalkan oleh Leo Kanner sejak tahun 1943
(Handojo, 2008). Autisme bukan suatu gejala penyakit, tetapi berupa sindroma (kumpulan gejala)
yang terjadi penyimpangan perkembangan sosial, kemampuan berbahasa, dan kepedulian terhadap
sekitar (Yatim, 2003). Menurut kamus psikologi, pengertian dari autisme adalah anak dengan
kecenderungan diam dan suka menyendiri yang ekstrem. Anak autisme bisa duduk dan bermain
berjam-jam lamanya dengan jemarinya sendiri atau dengan serpihan kertas, serta tampaknya
mereka itu tenggelam dalam satu dunia sendiri. Setelah mengetahui pengertian dari autisme pada
LTM ini saya akan menjelaskan lebih lanjut mengenai perencanaan dan Diagnosis yaitu Gangguan
Interaksi Sosial pada anak autisme

Setelah dilakukan pengkajian terhadap anak autisme dan mendapatkan data yang
diperlukan selanjutnya berbagai diagnosa keperawatan muncul diantaranya yaitu Risiko mutilasi
diri sendiri berhubungan dengan gangguan neurologis, Kerusakan interaksi sosial berhubungan
dengan gangguan neurologis, Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan stimulasi sensori
yang kurang, menarik diri dan Gangguan identitas diri berhubungan dengan stimulasi sensori yang
kurang ( NANDA, 2018).

Gejala yang timbul pada anak autism dengan diagnosis Gangguan dalam bidang interaksi
sosial menurut (IDAI, 2004) yaitu Menolak atau menghindar untuk bertatap mata, Tak mau
menengok bila dipanggil, Sering kali menolak untuk dipeluk, Tak ada usaha untuk melakukan
interaksi dengan orang lain, lebih asyik main sendiri dan Bila didekati untuk diajak main, ia malah
menjauh.

Berikut adalah tabel Perencanaan dan Diagnosa Asuhan Keperawatan terkait Gangguan
Interaksi Sosial pada anak autisme menurut , NANDA (2018) :
 Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan yang di
Harapkan
Gangguan interaksi 1. Menunjukan 1. Kaji pola interaksi 1. Mengetahui pola
sosial partisipasi antara pasien dan interaksi agar dapat
Definisi : menarik diri bermain orang lain memberikan
2. Menunjukan intervensi yang
berhubungan dengan
keterampilan tepat
gangguan konsep diri interaksi sosial 2. Berikan informasi
autism. 3. Menunjukan tentang sumber- 2. Membantu pasien
perkembangan sumber dikomunitas atau meningkatkan
anak interaksi sosial
4. Menunjukan 3. Berikan anak benda- setelah pemulangan
keterlibatan benda yang dikenal
sosial (misalnya mainan 3. Benda-benda ini
5. Merangsang kesukaan memberikan rasa
tingkat aman dalam waktu-
hiperaktivitas 4. Sampaikan sikap waktu aman bila
yang anak merasa distres
hangat,dukungan,dan
kebersediaan ketika
pasien berusaha 4. Karakteristik-
untuk memenuhi karakteristik ini
kbutuhan-kebutuhan meningkatkan
dasarnya. pembentukan dan
mempertahankan
5. Mulai dengan hubungan saling
penguatan yang mempercayai
positif pada kontak
mata ,perkenalkan 5. Pasien autistik
secara berangsung- dapat merasa
angsur dengan terancam oleh suatu
sentuhan,pelukan . rangsangan yang
gencar pada pasien
6. Tingkatkan kontak tidak terbiasa
fisik secara tahap
demi tahap 6. Agar tidak dapat
diinterprestasikan
 menggunakan sebagai suatu
sntuhan sampai ancaman oleh
kepercayaan anak pasien
telah terbentuk

7. Beritahu orang tua 7. Dapat

tentang pentingnya meningkatkan
perhatian dan pencapaian
dukungan mereka harga diri
terhadap konsep diri
yang positif pada
perkembangan
anaknya

Referensi

Handojo, Y. (2008). Autisme: Petunjuk Praktis dan Pedoman Materi untuk Mengajar Anak
Normal, Autis, dan Perilaku Lain. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer

IDAI, (2004), Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, Edisi 1, Penerbit IDAI, Jakarta

NANDA. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. (T. H.
Herdman & S. Kamitsuru, Eds.) (11th ed.). Jakarta: EGC.

Yatim, F. (2003). Autisme: Suatu Gangguan Jiwa pada Anak. Jakarta: Pustaka Populer Obor.