Anda di halaman 1dari 6

Berakhirnya kepemimpinan Nabi Saw

Nabi Saw wafat di usia 63 tahun, tepatnya pada tanggal 18 Juni 632 M. Penutupan kepemimpinan
Nabi yakni dengan berangkatnya Nabi Saw untuk melakukan haji Wada’ pada tahun kesepuluh
hijriyyah

Pendidikan Pada Masa Khulafaur Rosyidin

Berikut penguraian tentang pendidikan Islam pada masa Khulafa al- Rasyidin:

 Masa Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq (632-634 M)

Setelah Nabi wafat, sebagai pemimpin umat islam adalah Abu Bakar sebagai khalifah. Khalifah
adalah pemimpin yang di angkat setelah Nabi wafat untuk mengantikan Nabi SAW dan
melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan pemerintahan.

Masa awal kekhalifahan Abu bakar di guncang pemberontakan oleh orang-orang murtad, orang-
orang yang mengaku sebagai nabi, dan orang-orang yang enggan membayar zakat. Berdasarkan
hal ini Abu bakar memusatkan perhatianya untuk memerangi para pemberontak yang dapat
mengacaukan keamanan dan memengaruhi orang islam yang masih lemah imannya untuk
menyimpang dari ajaran islam. Dengan demikian, dikirimlah para pasukan untuk memberontak di
Yamamah. Dalam penumpasan ini banyak umat islam yang gugur, yang terdiri dari sahabat dekat
Rasulullah dan para hafidz Al Quran, sehingga mengurangi jumlah sahabat yang hafal Al Quran.
Oleh karena itu, Umar bin Khattab menyarankan kepada khalifah Abu akar untuk mengumpulkan
ayat-ayat Al Quran, kemudian untuk merealisasikan saran tersebut diutuslah Zaid bin Tsabit untuk
mengumpulkan semua tulisan al quran. Pola pendidikan pada masa Abu bakar masih seperti pada
masa Rosul SAW, baik dari segi materi maupun lembaga pendidikannya.

Dari segi materi pendidikan islam terdiri dari pendidikan tauhid atau keimanan, akhlak, ibadah,
kesehatan, dan lain sebagainya.

1. Pendidikan keimanan, yaitu menanamkan bahwa satu-satuya yang wajib di sembah hanya
Alloh SWT
2. Pendidikan akhlak, seperti adab masuk rumah orang, sopan santun bertetangga, dan lain
sebagainya
3. Pendidikan ibadah, seperti peaksanaan sholat, puasa, dan haji
4. Kesehatan, seperti tetang kebersihan.

Menurut Ahmad Syalabi, lembaga untuk membaca menulis ini disebut kuttab. Kutab merupakan
lembaga pendidikan yang dibentuk setelah masjid, selanjutnya Asama Hasan Fahmi mengatakan
bahwa kuttab didirikan oleh orang-orang Arab pada masa Abu Bakar dan pusat pembelajaran pada
masa ini adalah Madinah, sedangkan yang bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para sahabat
Rosul SAW yang terdekat. Lembaga pendidikan islam adalah masjid, masjid dijadikan sebagai
benteng pertahanan rohani, tempat pertemuan dan lembaga pendidikan islam, sebagai tempat
sholat berjama’ah, membaca Al Quran, dan lain sebagainya.

 Masa Khalifah Umar bin Khattab (634-644 M)

Sesuai dengan kedudukan manusia sebagai makhluk yang mulia, pikiran, dan perasaan, merupakan
komponen dari kemuliaan dan kesempurnaan yang melengkapi ciptaan manusia. Firman Alloh
yang terdapat dalam surat At-Tiin (95) ayat 4, artinya : “ Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

Abu Bakar telah menyaksikan persoalan yang timbul di kalangan kaum muslimin setelah Rosul
SAW wafat, berdasarkan hal inilah Abu akar menunjuk penggantinya yaitu Umar, yang tujuannya
adalah untuk menengah supaya tidak terjadi perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam,
kebijakan Abu bakar ternyata diterima masyarakat. Pada masa khalifah Umar, kondisi politik
dalam keadaan stabil, usaha perluasan wilayah meliputi Semenanjung Arabia, Palestina, Syiria,
Irak, Persia, dan Mesir. Dengan meluasnya wilayah islam mengakibatkan meluas pula kehidupan
dalam segala bidang. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan manusia yang memiliki
ketrampilan dan keahlian, sehingga dalam hal ini diperlukan pendidikan.

Pada masa Umar, sahabat-sahabat yang sangat berpengaruh tidak diperbolehkan untuk keluar
daerah kecuali atas izin dari khalifah dan dalam waktu yang terbatas. Jadi, kalau ada di antara umat
islam yang ingin belajar hadits harus pergi ke madinah, ini berarti bahwa penyebaran ilmu dan
pengetahuan para sahabat dan tempat pendidikan adalah terpusat di Madinah.
Berkaitan dengan masalah pendidikan ini, khalifah Umar merupakan seorang pendidik yang
melakukan penyuluhan pendidikan di kota madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di
masjid-masjid dan pasar-pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk tiap-tiap daerah
yang ditaklukkan itu, mereka bertugas mengajarkan isi Al Quran dan ajaran Islam lainnya.[18]

Metode yang dipakai saat itu adalah guru yang ditunjuk khlifah duduk di halaman masjid dan
murid-murid melingkarinya. Mata pelajaran yang diberikan adalah membaca dan menulis Al
Quran dan menghafalnya serta belajar pokok-pokok agama Islam. Dan masa ini menjadi lebih
maju dari sebelumnya. Pada masa ini juga tuntutan untuk belajar bahasa arab mulai tampak, orang
yang baru masuk Islam dan ingin belajar dan memahami pengetahuan Islam harus belajar bahasa
arab. Jadi, pada masa ini sudah terdapat pengajaran bahasa arab.

 Masa Khalifah Utsman bin Affan (644-656 M)

Pada masa kholifah Utsman, pelaksanaan pendidikan islam tidak jauh berbeda dengan masa
sebelumnya. Pendidikan pada masa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada, namun hanya sedikit
terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan Islam. Para sahabat yang dekat dengan Rosul SAW
tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah di masa kholiah Utsman, tetapi diberikan kelonggaran
untuk keluar dan menetap di daerah-daerah yang mereka sukai. Kebijakan ini sangat besar
pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah.

Proses pelaksanan pola pendidikan pada masa Utsman lebih ringan dan lebih mudah di jangkau
oleh seluruh peserta didik sebab pada masa ini pusat pendidikan lebih banyak karena pada masa
ini sahabat bisa memilih tempat yang mereka inginkan untuk memberikan pendidikan kepada
masyarakat.

Tugas mendidik dan mengajar umat pada masa Utsman di serahkan kepada umat itu sendiri,
artinya pemerintah tidak mengangkat guru, dengan demikian para pendidik sendiri melaksanakan
tugasnya hanya dengan mengharapkan ridho Alloh SWT.

Bahwa pada masa kholifah Ustman tidak terjadi perkembangan pendidikan, kalau di bandingkan
dengan masa kekhalifahan Umar, sebab pada masa kholifah Ustman urusan pendidikan diserahkan
saja pada rakyat. Dan apabila dilihat dari segi kondisi pemerintahan Ustman banyak timbul
pergolakan dalam masyarakat sebagai akibat ketidaksenangan mereka terhadap kebijakan Ustman
mengangkat kerabatnya dalam jabatan pemerintahan.

 Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib (656-661 M)

Ali bin Abi Thalib adalah kholifah ke empat. Pada pemerintahannya sudah di guncang dengan
adanya perang jamal karena kesalah fahaman dalam menyikapi pembunuhan terhadap Utsman.
Setelah pemberontakan ini, muncul pemberontakan lain sehingga masa kekuasaan kholifah Ali
tidak pernah mendapatkan ketenangan dan kedamaian.

Muawiyah sebagai gubernur damaskus memberontak untuk menggulingkan kekuasanya.


Peperangan ini disebut dengan perang shiffin, yang pada akhirnya terjadilah peristiwa tahkim.
Pada masa ini telah terjadi kekacauan dan pemberontakan, sehingga di masa kholifah Ali berkuasa
pemerintahannya tidak stabil. Dengan kericuhan politik pada masa Ali berkuasa, kegiatan
pendidikan islam mendapat hambatan dan gangguan. Pada saat itu Ali tidak sempat lagi
memikirkan masalah pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya di tumpahkan pada masalah
kemanan dan kedamaian bagi seluruh masyarakat Islam. Dengan demikian pola pendidikan pada
masa khulafaur Rasyidin tidak jauh berbeda dengan masa nabi yag menekankan pada pengajaran
baca tulis dan ajaran-ajaran Islam yang bersumber pada Al Quran dan hadits Nabi.
TUGAS AGAMA ISLAM

PRAKTEK SEJARAH PADA ZAMAN RASULULLAH DAN KHALIFAH ABU BAKAR


UMAR , USMAN DAN ALI

Disusun

OLEH:

NAMA: FERINA

NIM: E1042171017

Progam Studi Ilmu Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Tanjungpura
2018

Anda mungkin juga menyukai