Anda di halaman 1dari 53

BAB ⅠⅠⅠ

LANDASAN TEORI

I. UMUM

Untuk mengalirkan fluida, memindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain
melalui suatu media perpipaan maka dibutuhkan sebuah pompa untuk memindahkannya.
Pompa tersebut akan bekerja secara optimal jika pompa tersebut memiliki instalasi yang
sesuai dengan kemampuan pompa tersebut bekerja. Pedoman dalam membuat instalasi
pompa adalah memperhitungkan kapasitas dan tekanan yang dibutuhkan dalam
memindahkan fluida tersebut.

Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida
dari suatu tempat ke tempat lain melalui suatu sistem perpipaan dengan cara
menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus
menerus. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian
hisap (suction) dimana pada bagiam ini fluida di hisap dari wadah/tangki penyimpanan
dan melanjutkannya ke bagian tekan (discharge) dimana fluida sudah mempunyai
tekanan yg lebih tinggi. Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis
dari suatu sumber tenaga menjadi tenaga kinetis dimana tenaga ini berguna mengalairkan
cairan dengan hambatan yang ada sepanjang pengaliran.

Tujuan dari tekanan tersebut adalah mengatasi friksi atau hambatan yang timbul
di dalam pipa ketika proses pengaliran sedang berlangsung. Friksi tersebut secara umum
disebabkan oleh elevasi yang tidak baik, gaya gesek dan tekanan balik yang harus
dilawan. Tanpa adanya tekanan maka fluida tersebut tidak mungkin di pindahkan.
Perpindahan fluida cair dapat terjadi secara horizontal maupun vertical, seperti zat cair
yang berpindah secara horizonta akan mendapatkan hambatan berupa gesekan dan
turbelensi sedangkan zat cair dengan perpindahan ke arah vertical, akan timbul hambatan
berupa perbedaan tinggi suatu tempat.
II. Jenis-Jenis pompa

Secara garis besar, alat ini hanya di golongkan dalam 2 jenis yaitu pompa
pepindahan positif (positive displacement pump) dan pompa dinamik (dynamic pump).
Pompa positive displacement bekerja dengan cara memberikan gaya tertentu pada volume
fluida secara tetap dari inlet menuju outlet pompa. Kelebihan dari penggunaan pompa
jenis ini adalah dapat menghasilkan power density ( gaya per satuan berat ) yang lebih
besar dam juga memberikan perpindahan fluida tetap/stabil pada setiap putarannya,
berdasarkan cara kerjanya pompa positvie displacement ada 2 yaitu :

1. Pompa Reciprocating piston

Pompa reciprocating piston adalah pompa dimana energi mekanikdari penggerak


pompa diubah menjadi energi aliran dengan menggunakan elemen bolak-balik yang ada
didalam silinder. Pompa ini dirancang untuk menghasilkan kapasitas yang cukup besar,
umumnya menggunakan head yang rendah. Oleh sebab itu pada penggunannya pompa
ini di tempatkan pada sistem dimana perbedaan ketinggian antara suction dan discharge
tidak terlalu besar.

Gambar ⅠⅠ.1 pompa positive displacement.


2. Rotary Pump

Rotary Pump adalah pompa yang menggerakkan fluida dengan menggunakan


prinsip rotasi. Vakum terbentuk oleh rotasi dari pompa dan selanjutnya menghisap fluida
masuk. Keuntungan dari tipe ini adalah efisiensi yang tinggi karena secara natural ia
mengeluarkan udara dari pipa alirannya, dan mengurangi kebutuhan pengguna untuk
mengeluarkan udara tersebut secara manual.

Gambar ⅠⅠ.2 Rotary Pump

Sifat alami pompa jenis ini mengharuskan clearence antara sudut putar dan sudut
pengikutnya harus sekecil mungkin, dimana pompa harus berputar pada kecepatan yang
rendah dan stabil. Apabila pompa bekerja pada kecepatan yang terlalu tinggi, maka fluida
kerjanya justru dapat menyebabkan erosi pada sudut-sudut pompa.

Pompa rotari dapat diklasifikasikan kembali menjadi beberapa tipe yaitu :

a) Gear pumps – sebuah pompa rotari yang simpel dimana fluida ditekan dengan
menggunakan dua roda gigi.
Gambar ⅠⅠ 2.a Gear pumps

b) Screw pumps – pompa ini menggunakan dua ulir yang bertemu dan berputar untuk
menghasilkan aliran fluida sesuai dengan yang diinginkan.

Gambar ⅠⅠ 2.b Screw pump


c) Rotary Vane Pump – memiliki prinsip yang sama dengan kompresor scroll, yang
menggunakan rotor silindrik yang berputar secara harmonis menghasilkan tekanan
fluida tertentu.

Gambar ⅠⅠ 2.c Rotary vane pump

III. Pompa Dinamik

Dynamic pump atau pompa dinamik terbagi menjadi beberapa macam yaitu pompa
sentrifugal, pompa aksial dan pompa spesial-efek (special-effect pump). Pompa-pompa
ini beroperasi dengan menghasilkan kecepatan fluida tinggi dan mengkonversi kecepatan
menjadi tekanan melalui perubahan penampang aliran fluida. Jenis pompa ini biasanya
juga memiliki efisiensi yang lebih rendah daripada tipe positive displacement pump, tetapi
memiliki biaya yang lebih rendah untuk perawatannya. Pompa dinamik juga bisa
beroperasi pada kecepatan yang tinggi dan debit aliran yang juga tinggi.

1. Pompa Aksial

Pompa aksial juga disebut dengan pompa propeler. Pompa ini menghasilkan
sebagian besar tekanan dari propeler dan gaya lifting dari sudu terhadap fluida. Pompa
ini banyak digunakan di sistem drainase dan irigasi. Pompa aksial vertikal single-
stage lebih umum digunakan, akan tetapi kadang pompa aksial two-stage lebih ekonomis
penerapannya. Pompa aksial horisontal digunakan untuk debit aliran fluida yang besar
dengan tekanan yang kecil dan biasanya melibatkan efek sifon dalam alirannya.

Gambar ⅠⅠⅠ.1 Pompa Aksial

2. Special-Effect Pump

Pompa jenis ini digunakan pada industri dengan kondisi tertentu. Dimana pompa ini
tergolong termasuk ke dalam pompa jenis jet (eductor), gas lift, hydraulic ram,
dan electromagnetic. Pompa jet-eductor (injector) adalah sebuah alat yang menggunakan
efek venturi dari nozzle konvergen-divergen untuk mengkonversi energi tekanan dari
fluida bergerak menjadi energi gerak sehingga menciptakan area bertekanan rendah, dan
dapat menghisap fluida di sisi suction.
Gas Lift Pump adalah sebuah cara untuk mengangkat fluida di dalam sebuah
kolom dengan jalan menginjeksikan suatu gas tertentu yang menyebabkan turunnya berat
hidrostatik dari fluida tersebut sehingga reservoir dapat mengangkatnya ke permukaan.
Pompa hydraulic ram adalah pompa air siklik dengan menggunakan tenaga hidro
(hydropower). Pompa elektromagnetik adalah pompa yang menggerakkan fluida logam
dengan jalan menggunakan gaya elektromagnetik.
1. Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugal merupakan pompa kerja dinamis yang paling banyak
digunakan karena mempunyai bentuk yang sederhana dan harga yang relatif murah.
Keuntungan pompa sentrifugal dibandingkan jenis pompa perpindahan positif adalah
gerakan impeler yang kontinyu menyebabkan aliran tunak dan tidak berpulsa ,keandalan
operasi tinggi disebabkan gerakan elemen yang sederhana dan tidak adanya katup-
katup,kemampuan untuk beroperasi pada putaran tinggi, yang dapat dikopel dengan
motor listrik, motor bakar atau turbin uap ukuran kecil sehingga hanya membutuhkan
ruang yang kecil, lebih ringan dan biaya instalasi ringan,harga murah dan biaya perawatan
murah (Sularso dkk,1987).

1.1. Pompa Sentrifugal


Sebuah pompa sentrifugal tersusun atas sebuah impeler dan saluran inlet di
tengah-tengahnya. Dengan desain ini maka pada saat impeler berputar, fluida mengalir
menuju casing di sekitar impeler sebagai akibat dari gaya sentrifugal. Casing ini
berfungsi untuk menurunkan kecepatan aliran fluida sementara kecepatan putar impeler
tetap tinggi. Kecepatan fluida dikonversikan menjadi tekanan oleh casing sehingga fluida
dapat menuju titik outletnya. Beberapa keuntungan dari penggunaan pompa sentrifugal
yakni aliran yang halus (smooth) di dalam pompa dan tekanan yang seragam
pada dischargepompa, biaya rendah, serta dapat bekerja pada kecepatan yang tinggi
sehingga pada aplikasi selanjutnya dapat dikoneksikan langung dengan turbin uap dan
motor elektrik. Penggunaan pompa sentrifugal di dunia mencapai angka 80% karena
penggunaannya yang cocok untuk mengatasi jumlah fluida yang besar daripada
pompa positive-displacement.

Gambar 3.5 Gambar pompa Sentrifugal

Fungsi dan Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal

Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat sepert gambar berikut
:

Gambar 3.5 Komponen Utama Pompa Sentrifugal.

A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa
menembus casing.

B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui
poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon

C. Shaft (poros) Komponen Utama Pompa Sentrifugal.


Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan
tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.

D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada
stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan
interstage atau distance sleever.

E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.

F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang
berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat
memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan
menjadi energi dinamis (single stage).

G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.

H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan
pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus
menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk
sebelumnya.

I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian
depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara
casing dengan impeller.

J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat
berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan
poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian
gesek menjadi kecil.

K. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel
serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan
cairan menjadi energi dinamis (single stage).

Dalam pengaplikasianya di lapangan , pompa sentrifugal dianggap lebih ekonomis


dan lebih banyak digunakan bila dibandingkan dengan pompa rotary dan repricating.

1.2. Prinsip -Prinsip Dasar Pompa Sentrifugal


Prinsip-prinsip dasar pompa sentrifugal adalah sebagai berikut:

 gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke sisi lu


ar sehingga kecepatan fluida meningkat.

 kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh casing pompa (volute atau diffuser)
menjadi tekanan atau head.

1.3. Cara kerja Pompa Sentrifugal


Pompa ini digerakkan oleh motor. Daya dari motor diberikan pada poros pompa
untuk memutar impeller yang dipasangkan pada poros tersebut. Akibat dari putaran
impeler yang menimbulkan gaya sentrifugal, maka zat cair akan mengalir dari tengah
impeler keluar lewat saluran di antara sudut-sudut dan meninggalkan impeler dengan
kecepatan yang tinggi.
Zat cair yang keluar dari impeler dengan kecepatan tinggi kemudian melalui
saluran yang penampangnya semakin membesar yang disebut volute, sehingga akan
terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Jadi zat cair yang keluar
dari flens keluar pompa head totalnya bertambah besar. Sedangkan proses pengisapan
terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeller,ruang diantara sudut-sudut
menjadi vakum, sehingga zat cair akana terisap masuk.Selisih energy persatuan berat atau
head total dari zat cair pada flens keluar dan flens masuk disebut sebagai head total
pompa. Sehingga dapat dikatakan bahwa pompa sentrifugal berfungsi megubah energy
mekanik motor menjadi energy aliran fluida. Energi inilah yang mengakibatkan
pertambahan head kecepatan, head tekanan dan head potensial secara kontinu.

1.4. Klasifikasi Pompa Sentrifugal


Pompa sentrifugal diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu:
a) Bentuk arah aliran yang terjadi di impeller. Aliran fluida dalam impeller dapat
berupa axial flow, mixed flow, atau radial flow.
b) Bentuk konstruksi dari impeller. Impeller yang digunakan dalam pompa
sentrifugal dapat berupa open impeller, semi-open impeller, atau close impeller.
c) Banyaknya jumlah suction inlet. Beberapa pompa sentrifugal memiliki suction
inlet lebih daru dua buah . Pompa yang memiliki satu suction inlet disebut single-
suction pump sedangkan untuk pompa yang memiliki dua suction inlet disebut
double- suction pump.
d) Banyaknya impeller. Pompa sentrifugal khusus memiliki beberapa impeller
bersusun . Pompa yang memiliki satu impeller disebut single stage pump
sedangkan pompa yang memiliki lebih dari satu impeller disebut multi-stage
pump.
e) Kapasitas
Kapasitas rendah :< 20 m3/jam
Kapasitas menengah : 20-60 m3 / jam
Kapasitas tinggi : > 60 m3 / jam
Tekanan Discharge
Tekanan Rendah : < 5 Kg / cm2
Tekanan menengah : 5 - 50 Kg / cm2
Tekanan tinggi : > 50 Kg / cm2

1.5. Komponen Utama Pompa Sentrifugal


Pompa ini memiliki beberapa komponen-komponen penyusunnya baik itu
komponen yang bergerak maupun yang tidak bergerak, seperti berikut:
Komponen Utama Pompa Sentrifugal
Pompa ini memiliki beberapa komponen-komponen penyusunnya baik itu
komponen yang bergerak maupun yang tidak bergerak, seperti berikut:
1. Shaft (Poros), bagian ini berfungsi untuk meneruskan momen putar dari penggerak
selama pompa dalam kondisi beroperasi, komponen ini berfungsi juga sebagai dudukan
impeller dan bagian yang bergerak lainnya.

2. Impeller, berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada fluida yang dipompakan secara continue (terus menerus). Dengan adanya
proses ini maka saluran suction (hisap) akan bekerja secara maksimal dan terus menerus
sehingga tidak ada kekosongan fluida dalam rumah pompa.
3. Shaft sleeve, berfungsi untuk melindungi shaft dari erosi, korosi dan keausan
padastuffing box. komponen ini bisa sebagai internal bearing, leakage joint dan distance
sleever.

4. Wearing ring, komponen ini dipasang pada casing (wearing ring casing) dan impeller
(wearing ring impeller). Fungsi utama dari komponen ini yaitu untuk meminimalisir
terjadinya kebocoran akibat adanya celah antara casing dengan impeller.

1.6. Head pompa


Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk
mengalirkan sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai dengan kondisi instalasi pompa,
atau tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair,yang umumnya dinyatakan dalam
satuan panjang.

Menurut persamaan Bernauli, ada tiga macam head (energi) fluida dari sistem
instalasi aliran, yaitu, energi tekanan, energi kinetik dan energi potensial

Hal ini dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

𝑃 𝑉²
𝐻= +𝑍+ ………………
y 2. g

Dimana

H : Head Total Pompa

𝑃
: Head Tekanan
y

Z : Head statis total

𝑉²
: Head kecepatan
2.g

Karena energi itu kekal, maka bentuk head (tinggi tekan) dapat bervariasi pada
penampang yang berbeda. Namun pada kenyataannya selalu ada rugi energi (losses).
1. Head Tekanan

Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat
cair pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada sisi
isap.

Head tekanan dapat dinyatakan dengan rumus :

𝑃 𝑃𝑑 𝑃𝑠
= − ………………
y y y

Dimana :

𝑃
: Head Tekanan
y

𝑃𝑑
: Head Tekanan pada permukaan zat cair pada sisi tekan
y

𝑃𝑠
: Head Tekanan pada permukaan zat cair pada sisi isap
y

2. Head Kecepatan

Head kecepatan adalah perbedaan antar head kecepatan zat cair pada saluran tekan
dengan head kecepatan zat cair pada saluran isap.

Head kecepatan dapat dinyatakan dengan rumus :

𝑉𝑑² 𝑉𝑠²
ℎ𝑘 = − ………………
2. g 2. g

Dimana :

Hk : Head Kecepatan

𝑉𝑑²
: Kcepatan Zat cair pada saluran tekan
2.g

𝑉𝑠²
: Kcepatan Zat cair pada saluran isap
2.g

g : Percepatan gravitasi
3. Head Statis Total

Head statis total adalah perbedaan tinggi antara permukaan zat cair pada sisi tekan
dengan permukaan zat cair pada sisi isap.

Head statis total dapat dinyatakan dengan rumus :

Z = Zd - Zs(5)

Dimana :
Z : Head statis total
Zd : Head statis pada sisi tekan
Zs : Head statis pada sisi isap

Tanda + : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih rendah dari sumbu pompa
(Suction lift).

Tanda - : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih tinggi dari sumbu pompa
(Suction head).

4. Kerugian head (head loss)

Kerugian energi per satuan berat fluida dalam pengaliran cairan dalam sistem
perpipaan disebut sebagai kerugian head (head loss).

Head loss terdiri dari :

a. Mayor head loss (mayor losses)

Merupakan kerugian energi sepanjang saluran pipa yang dinyatakan dengan


rumus :

ℎ𝑙𝑠 = ℎ𝑙𝑝 + ℎ𝑙𝑓 … … … … … … …

atau

𝐿𝑒 𝑉𝑑²
ℎ𝑙 = 𝑓 𝑋 …………………
D 2. g

Dimana :

hl : Total losses
hlp : jumlah mayor losses (kerugian gesekan daalam pipa)

hlf : jumlah minor losses (kerugian head pada fitting dan valve )

Le : Panjang ekivalen dari fitting dan valve yang ditambah panjang pipa

Harga f (faktor gesekan) didapat dari diagram Moody (lampiran - 6) sebagai


fungsi dari Angka Reynold (Reynolds Number) dan Kekasaran relatif (Relative
Roughness - ε/D ), yang nilainya dapat dilihat pada grafik (lampiran) sebagai fungsi
dari nominal diameter pipa dan kekasaran permukaan dalam pipa (e) yang tergantung dari
jenis material pipa.

Sedangkan besarnya Reynolds Number dapat dihitung dengan rumus :

𝜌. 𝑣. 𝑑 𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎
𝑅𝑒 = =
ɥ𝑥 viskositas

1 𝑃
Jika v = xxx / ρ maka = : sehingga :
v XXX
𝑣.𝑑
Re :
𝑣

b. Minor head loss (minor losses)

Merupakan kerugian head pada fitting dan valve yang terdapat sepanjang sistem
perpipaan. Dapat dicari dengan menggunakan Rumus :

Menghitung minor loss :

1 1
P1 + ρ V1² + ρgh1 + HP = P2 + ρ V2² + ρgh2 + h2ρ
2 2

1
P1-p2 = ρ (v2² - v1² ) + ρgh2 + h2ρg
2

𝑄
V2 =
A2

𝑄
V1 =
A1
H2 = 15ft

Hl = hf + h minor

32𝑚𝐿𝑢
Ket : hf => laminar jika Re = 2200 ( Persamaan harga ) hf =
𝜌𝑔𝑑2

4𝑓𝐿𝑢
=> Turbulen jika Re = 4000 ( Persamaan harga ) hf =
2𝑔𝑑

Dalam menghitung kerugian pada fitting dan valve dapat menggunakan tabel pada
lampiran 4. Besaran ini menyatakan kerugian pada fitting dan valve dalam ukuran
panjang ekivalen dari pipa lurus.

c. Total Losses

Total losses merupakan kerugian total sistem perpipaan, yaitu :

Hls = hlp + hlf ……………

Atau

𝐿𝑒 𝐿𝑒²
V2 = 𝑓 . x ……………
D 2.g

Dimana :

Hl : Total losses

Hlp : jumlah mayor losses ( kerugian gesekan dalam pipa )

Hlf : jumlah minor losses ( kerugian pada fitting dan valve )

Le : Panjang ekivalen dari fitting dan valve yang ditambah panjang pipa
1.7. Daya Pompa
Daya pompa adalah besarnya energi persatuan waktu atau kecepatan melakukan
kerja.
Ada beberapa pengertian daya, yaitu :

1.Daya hidrolik (hydraulic horse power)

Daya hidrolik (daya pompa teoritis) adalah daya yang dibutuhkan untuk
mengalirkan sejumlah zat cair. Daya ini dapat dihitung dengan rumus :

𝑄𝑥𝐻𝑥𝑦
HHP= . ……………
75

Dimana :

HHP : Daya Hidrolik Pompa ( Hp)

Q : Kapasitas Pompa

H : Total Head Pompa

y : Berat Spesifik pompa

2. Daya Poros Pompa (Break Horse Power)

Untuk mengatasi kerugian daya yang dibutuhkan oleh poros yang sesungguhnya
adalah lebih besar dari pada daya hidrolik.

Besarnya daya poros sesungguhnya adalah sama dengan effisiensi pompa atau dapat
dirumuskan sebagai berikut :

HHPηρ QxHxy
BHP = atau NP =
ηρ 75xηρ

Dimana :

BHP : Brake Horse Power

HHP : Hidrolik Horse Power


ηρ : Optimasi Optimum Pompa

3. Daya Penggerak (Driver)

Daya penggerak (driver) adalah daya poros dibagi dengan effisiensi mekanis
(effisiensi transmisi). Dapat dihitung dengan rumus :

BHP(l=𝑎)
Nd =
ηρ

Dimana :

Nd : Daya penggerak ( HP)

BHP : Daya Penggerak Power

HHP : Hidrolik Horse Power

𝑎: Faktor cadangan ( untuk motor induksi 0.1 -0.2 )

1.8. Effisiensi Pompa


Effisiensi pada dasarnya didefinisikan sebagai perbandingan antara output dan
input atau perbandingan antara HHP Pompa dengan BHP pompa.

Harga effisiensi yang tertinggi sama dengan satu harga effisiensi pompa yang didapat
dari pabrik pembuatnya.

Effisiensi pompa merupakan perkalian dari beberapa effiaiensi, yaitu:

ηρ =ηh x ηv x ηm

Dimana :

ηρ : Efisiensi Pompa

ηh : Efisiensi hidrolis

ηv : Efisiensi volumetris

ηm : Efisiensi mekanis
Gambar 3.7 Grafik fungsi dari Angka Reynold (Reynolds Number) dan Kekasaran
relatif

1.9. System Penyekat Pada Pompa


Menyambung pembahasan saya mengenai pompa pada tulisan sebelumnya. Kali
ini saya akan sedikit mengulas tentang system penyekatan (Sealing System).

Pemilihan yang tepat pada sebuah seal sangat penting bagi keberhasilan pemakaian
pompa. Untuk mendapatkan kehandalan pompa yang terbaik, pilihan penyekat harus tepat
antara jenis seal dan lingkungan yang dipakai.

 Ada dua jenis seal: statis dan dinamis.


1. Seal statis dipakai di mana tidak ada gerakan yang terjadi pertemuan antara
kedua permukaan yang akan disekat. Gasket dan O-ring merupakan contoh yang
umum dari seal statis.
2. Seal Dinamis digunakan di mana ada permukaan yang bergerak relatif terhadap
satu sama lain. Seal dinamis misalnya digunakan pada poros yang berputar dan
menghantarkan power melalui dinding sebuah tangki (Gambar 1), melalui casing
dari pompa (Gambar 2), atau melalui rumah peralatan berputar lainnya seperti
filter atau layar.

Gambar 3.8 Gambar 1

Gambar 3.9 Gambar 2

Contoh umum dari pemakaian alat-alat penyekat adalah penyekat untuk poros
yang berputar pada pompa. Untuk mengetahui lebih banyak tentang fungsi dari penyekat
ini, kita harus tahu terlebih dahulu dasar-dasar pengetahuan pompa.

Pada pompa sentrifugal, cairan masuk ke pompa melalui bagian ‘suction’ pada pusat (eye)
impeller yang berputar. (gambar 3 dan 4).
Gambar 3.10 Gambar 3

Gambar 3.11 Lintasan Aliran Cairan Pompa Sentrifugal

Pada saat kipas impeller berputar, mereka menghantarkan gerakan untuk


memasukan produk, yang kemudian meninggalkan impeller, dikumpulkan di dalam
rumah pompa(casing) dan meninggalkan pompa melalui tekanan pada sisi keluar
(discharge) pompa.

Tekanan discharge akan menekan beberapa produk ke bawah di belakang impeller


menuju poros, di mana ia akan mencoba keluar sepanjang poros yang berputar. Pabrik
pembuat pompa menggunakan berbagai macam teknik untuk mengurangi adanya tekanan
produk yang mencoba keluar. Beberapa cara yang umum dilakukan adalah:
Penambahan lobang penyeimbang (balance hole) melalui impeller untuk
memberikan jalan bagi tekanan yang akan keluar melalui sisi isap impeller.

Penambahan kipas pada sisi belakang impeller (back pump-out vanes).

Bagaimanapun juga, sepanjang tidak ada jalan untuk mengurangi adanya tekanan ini
seluruhnya, maka peralatan penyekat mutlak diperlukan untuk membatasi keluarnya
produk. Seperti penyekat kompresi (packing )atau penyekat mekanis (mechanical seals).

Stuffing Box Packing

Pengaturan penggunaaan ‘stuffing box’ ditunjukan pada gambar di bawah. Ia terdiri dari:

5 ring packing.

Sebuah lantern ring yang digunakan untuk menginjeksi peluamas dan atau untuk
membuang cairan

Sebuah penekan (gland) untuk menahan packing dan menjaga kebutuhan tekanan yang
disesuaikan dengan kondisi pengencangan packing.

Gambar 3.12 gambar ring packing.

Fungsi dari packing adalah untuk mengontrol kebocoran, bukan untuk mencegah
seluruh kebocoran. Karena packing harus selalu terlumasi dan kebocoran yang dianjurkan
untuk menjaga adanya pelumasan adalah sekitar 40 sampai 60 tetes per menit.

Metode pelumasan pada packing tergantung pada ko0ndisi cairan yang dipompa dan juga
tekanan pada stuffing box. Ketika tekanan stuffing box di atas tekanan atmosfir dan cairan
yang ditekan bersih dan tidak korosif, maka cairan pada pompa itulah yang berfungsi
sebagai pelumas paking. (gambar 6).

Gambar 3.13 gambar ring packing.

1.10. Tatkala tekanan pada stuffing box di bawah tekanan atmosfir, sebuah lantern
ring di pasang dan pelumas di injeksikan ke dalam stuffing box. (gambar 7).
Sebuah pipa bypass dari sisi tekan pompa ke penghubung lantern ring
umumnya dipakai untuk menyediakan aliran cairan jika cairannya bersih.
Manakala cairan yang dipompakan kotor atau berpartikel, perlu diinjeksikan
cairan pelumas yang bersih dari luar melalui lantern ring (gambar 8). Aliran
sebanyak 0.2 sampai 0.5 gpm diperlukan dan sebuah keran pengatur serta
flowmeter perlu dipasang untuk mendapatkan aliran yang akurat. Lantern ring
biasanya dipasang pada tengah System Penyekat Pada Pompa
Menyambung pembahasan saya mengenai pompa pada tulisan sebelumnya. Kali
ini saya akan sedikit mengulas tentang system penyekatan (Sealing System).

Pemilihan yang tepat pada sebuah seal sangat penting bagi keberhasilan pemakaian
pompa. Untuk mendapatkan kehandalan pompa yang terbaik, pilihan penyekat harus tepat
antara jenis seal dan lingkungan yang dipakai.

 Ada dua jenis seal: statis dan dinamis.


3. Seal statis dipakai di mana tidak ada gerakan yang terjadi pertemuan antara
kedua permukaan yang akan disekat. Gasket dan O-ring merupakan contoh yang
umum dari seal statis.
4. Seal Dinamis digunakan di mana ada permukaan yang bergerak relatif terhadap
satu sama lain. Seal dinamis misalnya digunakan pada poros yang berputar dan
menghantarkan power melalui dinding sebuah tangki (Gambar 1), melalui casing
dari pompa (Gambar 2), atau melalui rumah peralatan berputar lainnya seperti
filter atau layar.

Gambar 3.8 Gambar 1

Gambar 3.9 Gambar 2

Contoh umum dari pemakaian alat-alat penyekat adalah penyekat untuk poros
yang berputar pada pompa. Untuk mengetahui lebih banyak tentang fungsi dari penyekat
ini, kita harus tahu terlebih dahulu dasar-dasar pengetahuan pompa.

Pada pompa sentrifugal, cairan masuk ke pompa melalui bagian ‘suction’ pada pusat (eye)
impeller yang berputar. (gambar 3 dan 4).
Gambar 3.10 Gambar 3

Gambar 3.11 Lintasan Aliran Cairan Pompa Sentrifugal

Pada saat kipas impeller berputar, mereka menghantarkan gerakan untuk


memasukan produk, yang kemudian meninggalkan impeller, dikumpulkan di dalam
rumah pompa(casing) dan meninggalkan pompa melalui tekanan pada sisi keluar
(discharge) pompa.

Tekanan discharge akan menekan beberapa produk ke bawah di belakang impeller


menuju poros, di mana ia akan mencoba keluar sepanjang poros yang berputar. Pabrik
pembuat pompa menggunakan berbagai macam teknik untuk mengurangi adanya tekanan
produk yang mencoba keluar. Beberapa cara yang umum dilakukan adalah:
Penambahan lobang penyeimbang (balance hole) melalui impeller untuk
memberikan jalan bagi tekanan yang akan keluar melalui sisi isap impeller.

Penambahan kipas pada sisi belakang impeller (back pump-out vanes).

Bagaimanapun juga, sepanjang tidak ada jalan untuk mengurangi adanya tekanan
ini seluruhnya, maka peralatan penyekat mutlak diperlukan untuk membatasi keluarnya
produk. Seperti penyekat kompresi (packing )atau penyekat mekanis (mechanical seals).

Stuffing Box Packing

Pengaturan penggunaaan ‘stuffing box’ ditunjukan pada gambar di bawah. Ia terdiri dari:

5 ring packing.

Sebuah lantern ring yang digunakan untuk menginjeksi peluamas dan atau untuk
membuang cairan

Sebuah penekan (gland) untuk menahan packing dan menjaga kebutuhan tekanan yang
disesuaikan dengan kondisi pengencangan packing.

Gambar 3.12 gambar ring packing.

Fungsi dari packing adalah untuk mengontrol kebocoran, bukan untuk mencegah
seluruh kebocoran. Karena packing harus selalu terlumasi dan kebocoran yang dianjurkan
untuk menjaga adanya pelumasan adalah sekitar 40 sampai 60 tetes per menit.

Metode pelumasan pada packing tergantung pada ko0ndisi cairan yang dipompa dan juga
tekanan pada stuffing box. Ketika tekanan stuffing box di atas tekanan atmosfir dan cairan
yang ditekan bersih dan tidak korosif, maka cairan pada pompa itulah yang berfungsi
sebagai pelumas paking. (gambar 6).

Gambar 3.13 gambar ring packing.

stuffing box, tetapi untuk cairan yang sangat kental seperti bahan baku kertas disarankan
dipasang di leher stuffing box untuk menghindari tersumbatnya lantern ring.

Gambar 3.14 gambar ring packing.


Rumah packing (gland) pada gambar 5 sampai 8 merupakan tipe ‘quench gland’.
Air, minyak atau cairan lainnya dapat diinjeksi ke dalam gland untuk mengurangi panas
poros, ia dapat memperkecil perpindahan panas dari poros ke rumah bearing. Alasan
inilah yang membolehkan temperatur kerja dari pompa lebih tinggi dari tempertur desain
bearing dan pelumas.Tipe ‘quench gland’ yang sama dapat digunakan untuk mencegah
keluarnya racun atau cairan berbahaya keluar ke udara luar di sekitar pompa. Ini
dinamakan ‘smothering gland’, dengan mengalirkan cairan dari luar dan membawa
kebocoran yang tidak diinginkan ke parit atau tangki pengumpul cairan bekas.
1.11. Mechanical Seal
Mechanical Seal, apabila diterjemahkan secara bebas, adalah alat pengeblok
mekanis. Namun penerjemahan tersebut menjadi lebih susah dimengerti dan dibayangkan
bila dibandingkan pengertian teknisnya. Mengapa? Karena pengertian seal mekanis
mengandung arti begitu luas. Apakah semua tipe seal mekanis bisa disebut dengan
mechanical seal? O-ring merupakan seal mekanikal, demikian juga Labyrinth Seal,
namun keduanya jelas bukan MechanicalSeal.

Gambar 3.15 gambar mechanical seal

Mechanical seal adalah suatu tipe Seal yang dipakai pada pompa-pompa kelas
industri, agitator, mixer, chiller dan semua rotating equipment (mesin-mesin yang
berputar).

Mechanical seal yang ideal adalah Mechanical Seal dan disepakati terlebih dahulu
bahwa mechanical seal pada dasarnya adalah masuk golongan seal. Seal tidak akan
diterjemahkan namun diperjelas pengertiannya lewat serangkaian contoh.

2. Terminologi
Yang paling susah buat pemula adalah pengertian atas istilah-istilah yang
digunakan dalam penyebutan bagian mechanical seal. Untuk itu mari kita
samakan persepsi dahulu atas hal-hal sebagai berikut:
3. SHAFT adalah as/bagian poros sebuah alat dan merupakan bagian utama dari
mesin-mesin yang berputar. Buku manual mesin-mesin lebih sering menggunakan
kata shaft dibandingkan as.
4. SHAFT SLEEVE adalah sebuah bushing/adapter yang berbentuk selongsong
yang terpasang pada shaft dengan tujuan melindungi shaft akibat pengencangan
baut/screw MechanicalSeal.
5. SEAL adalah suatu part/bagian dalam sebuah konstruksi alat/mesin yang
berfungsi untuk sebagai penghalang/pengeblok keluar/masuknya cairan, baik itu
fluida proses maupun pelumas. Pada sepeda motor atau mobil sering kali bengkel
bilang karet sil, sil-as kruk, oil-seal. Analogi lainnya, coba anda bayangkan
sebuah aquarium. Apa yang akan terjadi jika kaca-kaca ditempelkan tanpa diberi
lem kaca/sealant?
6. Lem kaca setelah mengeras, pada kondisi tersebut adalah seal. Bisa disepakati
bahwa Seal lebih merujuk pada pengertian suatu fungsi. Apapun bentuk dan
materialnya, apabila berfungsi untuk mencegah kebocoran, maka dia disebut
sebagai Seal.
7. O-RING awalnya adalah merujuk pada karet berbentuk bundar yang berfungsi
sebagai Seal. Perkembangan teknologi o-ring sebagai alat pengeblok cairan
sekunder (secondary sealing device) menghasilkan berbagai tipe o-ring
berdasarkan materialnya. Material o-ring, ada dari karet alam, EPDM, Buna,
Neoprene, Viton, Chemraz, Kalrez, Isolast hingga tipe Encapsulated O-Ring,
dimana o-ring dibalut dengan PTFE. Ada pula yang murni dibuat dari PTFE dan
disebut dengan Wedge.
8. SEALFACE adalah bagian paling penting, paling utama dan paling kritis dari
sebuah Mechanical Seal dan merupakan titik PENGEBLOK CAIRAN UTAMA
(primary sealing device) Terbuat dari bahan Carbon atau Silicone
Carbide atau Tungsten Carbide atau keramik atau Ni-resist, dengan serangkaian
teknik pencampuran. Permukaan material yang saling bertemu (contact) dibuat
sedemikian halusnya hingga tingkat kehalusan / kerataan permukaan mencapai 1
- 2 lightband.
Seringkali Sealface disebut juga dengan contact face. Seal faces berarti ada 2 sealface.
Yang satu diam dan melekat pada dinding pompa, dan yang lainnya berputar, melekat
pada shaft.

Yang berputar biasanya terbuat dari bahan yang lebih lunak/soft. Kombinasinya bisa
berupa carbon versus silicone carbide, carbon vs ceramic, carbon vs tungten carbide,
silicone carbide vs silicone carbide, silicone carbide vs tungsten carbide.

Setelah memahami bagian-bagian yang menyusun Mechanical Seal, maka bisa


dilanjutkan bahwa MechanicalSeal adalah suatu sealing device yang merupakan
kombinasi menyatu antara sealface yang melekat pada shaft yang berputar dan sealface
yang diam dan melekat pada dinding statis casing/housing pompa/tangki/vessel/kipas.

Sealface yang ada pada shaft yang berputar seringkali disebut sebagai Rotary
Face/Primary Ring. Sedangkan Sealface yang diam atau dalam kondisi stasioner sering
disebut sebagai StationaryFace / Mating Ring / Seat.
Gambar 3.16 gambar mechanical seal

Dengan demikian bisa diambil simpulan definisi Mechanical Seal adalah Sebuah
alat pengeblok cairan/gas pada suatu rotating equipment, yang terdiri atas:

Dua buah sealface yang bisa aus, dimana salah satu diam dan satunya lagi berputar,
membentuk titik pengeblokan primer (primary sealing).

Satu atau sekelompok o-ring/bellows/PTFE wedge yang merupakan titik pengeblokan


sekunder (secondary sealing).

Alat pembeban mekanis untuk membuat sealface saling menekan.

Asesoris metal yang diperlukan untuk melengkapi rangkaian Mechanical Seal.

1.12. Cara Kerja Mechanical Seal


Titik utama pengeblokan dilakukan oleh dua sealfaces yang permukaannya sangat
halus dan rata. Gesekan gerak berputar antara keduanya meminimalkan terjadinya
kebocoran. Satu sealface berputar mengikuti putaran shaft, satu lagi diam menancap pada
suatu dinding yang disebut dengan Glandplate.

Meterial dua sealfaces itu biasanya berbeda. Yang satu biasanya bersifat lunak,
biasanyacarbon-graphite, yang lainnya terbuat dari material yang lebih keras
seperti silicone-carbide.Pembedaan antara material yang digunakan pada stationary
sealface dan rotating sealfaceaalah untuk mencegah terjadinya adhesi antara dua buah
sealfaces tersebut. Pada sealface yang lebih lunak biasanya terdapat ujung yang lebih
kecil sehingga sering dikenal sebagai wear-nose (ujung yang bisa habis atau aus tergesek).
Gambar 3.17 mechanical seal

Ada 4 (empat) titik sealing/pengeblokan, yang juga merupakan jalur kebocoran


jika titik pengeblokan tersebut gagal.
Silakan lihat gambar di atas. Titik pengeblokan utama (primary sealing) adalah pada
contactface, titik pertemuan 2 buah sealfaces, lihat Point A. Jalur kebocoran di Point B
diblok oleh suatu O-Ring, atau V-Ring atau Wedge (baca: WED). Sedangkan jalur
kebocoran di Point C dan Point D, diblok dengan gasket atau O-Ring.
Point B, C & D disebut dengan secondary sealing.

1.13. KAVITASI
Kavitasi adalah fenomena perubahan phase uap dari zat cair yang sedang
mengalir, karena tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya. Pada
pompa bagian yang sering mengalami kavitasi adalah sisi isap pompa. Hal ini terjadi jika
tekanan isap pompa terlalu rendah hingga dibawah tekanan uap jenuhnya, hal ini dapat
menyebabkan : Suara berisik, getaran atau kerusakan komponen pompa tatkala
gelembung-gelembung fluida tersebut pecah ketika melalui daerah yang lebih tinggi
tekanannya.

Efek dari adanya kavitasi adalah :

 Kapasitas pompa menjadi berkurang


Pompa tidak mampu membangkitkan head (tekanan)

 Berkurangnya efisiensi pompa.


Secara umum, terjadinya kavitasi diklasifikasikan atas 5 alasan dasar :

1) Vaporisation - Penguapan.

Fluida menguap bila tekanannya menjadi sangat rendah atau temperaturnya


menjadi sangat tinggi. Setiap pompa sentrifugal memerlukan head(tekanan) pada sisi isap
untuk mencegah penguapan. Tekanan yang diperlukan ini, disiapkan oleh pabrik pembuat
pompa dan dihitung berdasarkan asumsi bahwa air yang dipompakan adalah 'fresh water'
pada suhu 68o.F. Dan ini disebut Net Positive Suction Head Available (NPSHA)

Karena ada pengurangan tekanan (head losses) pada sisi suction( karena adanya
valve, elbow, reduser, dll), maka kita harus menghitung head total pada sisi suction dan
biasa disebut Net Positive Suction Head is Required (NPSHR).

Nah nilai keduanya mempengaruhi terjadinya penguapan, maka untuk mencegah


penguapan, syaratnya adalah :

NPSHA - Vp ≥ NPSHR

Dimana Vp : Vapor pressure fluida yang dipompa.

Dengan kata lain untuk memelihara supaya vaporization tidak terjadi maka kita harus
melakukan hal berikut :

a) Menambah Suction head, dengan :


Menambah level liquid di tangki.

Meninggikan tangki.

Memberi tekanan tangki.

Menurunkan posisi pompa(untuk pompa portable).

Mengurangi head losses pada suction piping system. Misalnya dengan mengurangi
jumlah fitting, membersihkan striner, cek mungkin venting tangki tertutup) atau
bertambahnya speed pompa.

b) Mengurangi Tempertur fluida, dengan :


Mendinginkan suction dengan fluida pendingin

Mengisolasi suction pompa

Mencegah naiknya temperature dari bypass system dari pipa discharge.

c) Mengurangi NPSHR, dengan :


 Gunakan double suction. Ini bias mengurangi NPSHR sekitar 25 % dan dalam
beberapa kasus memungkinkan penambahan speed pompa sebesar 40 %.
 Gunakan pompa dengan speed yang lebih rendah.
 Gunakan impeller pompa yang memiliki bukaan 'lobang' (eye) yang lebih besar.
 Install Induser, dapat mereduksi NPSHR sampai 50 %.
 Gunakan pompa yang lebih kecil. Menggunakan 3 buah pompa kecil dengan ukuran
kapasitas separuhnya, hitungannya lebih murah dari pada menggunakan pompa besar
dan spare-nya. Lagi pula dapat menghemat energy.
2) Air Ingestion - Masuknya Udara Luar ke Dalam System

Pompa sentrifugal hanya mampu meng'handle' 0.5% udara dari total volume.
Lebih dari 6% udara, akibatnya bisa sangat berbahaya, dapat merusak komponen pompa.

Udara dapat masuk ke dalam system melalui beberapa sebab, antara lain :

Dari packing stuffing box (Bagian A - Lihat Gambar). Ini terjadi, jika pompa dari
kondensor, evaporator atau peralatan lainnya bekerja pada kondisi vakum.

Letak valve di atas garis permukaan air (water line).

3) Flens (sambungan pipa) yang bocor.

Tarikan udara melalui pusaran cairan (vortexing fluid).

Jika 'bypass line' letaknya terlalu dekat dengan sisi isap, hal ini akan menambah suhu
udara pada sisi isap.

Berkurangnya fluida pada sisi isap, hal ini dapat terjadi jika level cairan terlalu rendah.
Gambar 3.18 Gambar Masuknya Udara Luar ke Dalam System

 Vortexing Fluida
Keduanya, baik penguapan maupun masuknya udara ke dalam system
berpengaruh besar terhadap kinerja pompa yaitu pada saat gelembung-gelembung udara
itu pecah ketika melewati 'eye impeller'(Bagian G - Lihat Gambar) sampai pada sisi
keluar (Sisi dengan tekanan yang lebih tinggi). Terkadang, dalam beberapa kasus dapat
merusak impeller atau casing. Pengaruh terbesar dari adanya jebakan udara ini adalah
berkurangnya kapasitas pompa.

3. Internal Recirculation - Sirkulasi Balik di dalam System

Kondisi ini dapat terlihat pada sudut terluar (leading edge) impeller, dekat dengan
diameter luar, berputar balik ke bagian tengah kipas. Ia dapat juga terjadi pada sisi awal
isap pompa.

Efek putaran balik ini dapat menambah kecepatannya sampai ia, kit

Suction specific speed = rpm x vcapacity

Dimana : menguap dan kemudian 'pecah' ketika melalui tempat yang tekanannya lebih
tinggi. Ini selalu terjadi pada pompa dengan NPSHA yang rendah. Untuk mengatasi hal
tersebut

rpm = Kecepatan Pompa

Capacity = Gallons per menit, atau liters per detik dari impeller terbesar pada nilai
BEP(Best Efficiency Point) -nya.

Head = Net Positive Suction Head is Required (feet atau meter)pada nilai rpm-nya.

Untuk pompa double suction, kapasitas dibagi 2 karena ada 2 impeller eyes.

Ideal untuk 'membeli' pompa dengan nilai Suction Spesific Speed kurang dari 8500(5200
metrik) kecuali untuk kondisi yang ekstrim.

Maka harus tahu nilai Suction Spesific Speed , yang dapat digunakan untuk
mengontrol pompa saat beroperasi, berapa nilai terdekat yang teraman terhadap nilai
BEP(Best Efficiency Point) pompa yang harus diambil untuk mencegah terjadinya
masalah.
Nilai Suction Spesific Speed yang diijinkan adalah antara 3.000 sampai 20.000.
Rumus yang dipakai adalah :

Mixed Hydrocarbon dan air panas idealnya pada 9000 ÷ 12000 (5500÷7300 metric) atau
lebih tinggi, lebih bagus.

Nilai Suction Spesific Speed yang tinggi menandakan impeller eye-nya lebih besar dari
biasanya dan biasanya nilai efisiensinya disesuaikan dengan nilai NPSHR yang rendah.

Lebih tinggi nilai Suction Spesific Speed memerlukan desain khusus, operasinya
memungkinkan adanya kavitasi.

Biasanya, pompa yang beroperasi dibawah 50% dari nilai BEP-nya tidak reliable.

Gambar 3.19 Gambar Diagram BEP

Jika kita memakai open impeller, kita dapat mengoreksi internal recirculation dengan
mengatur suaian(clearance) impeller sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuatnya.
Gambar 3.19 Gambar impeller

4) Jenis impeller

Untuk jenis Closed Impeller lebih banyak masalahnya dan kebanyakan pada
prakteknya dikembalikan ke pabrik pembuatnya untuk di evaluasi atau mungkin didesain
ulang pada impellernya atau perubahan ukuran suaian(clearance) pada wearing ring.

Kita selalu menginginkan aliran fluida pada kecepatan yang konstan. Korosi dan
hambatan yang ada pada system perpipaan dapat merubah kecepatan fluida dan setiap ada
perubahan kecepatan, tekanannya juga berubah. Untuk menghambat hal tersebut, perlu
dilakukan perancangan system perpipaan yang baik. Antara lain memenuhi kondisi
berikut :

Jarak minimum antara suction pompa dengan elbow yang pertama minimal 10 X
diameter pipa.Pada pengaturan banyak pompa, pasang suction bells pada bays yang
terpisah, sehingga satu sisi isap pompa tidak akan mengganggu yang lainnya. Jika ini
tidak memungkinkan, beberapa buah pompa bisa dipasang pada satu bak isap (sump)
yang besar, dengan syarat :

Posisi pompa tegak lurus dengan arah aliran.

Jarak antara dua 'center line' pompa minimum dua kali suction diameter.

Semua pompa dalam keadaan 'runing'.

Bagian piping upstream paling tidak memiliki pipa yang lurus dengan panjang minimal
10 x diameter pipa.

apasitas Kedalaman Minimum

20,000 GPM 4 FEET

100,000 GPM 8 FEET


180,000 GPM 10 FEET

200,000 GPM 11 FEET

250,000 GPM 12 FEET

Untuk metrik :

Kapasitas Kedalaman Minimum

4,500 M3/HR 1.2 METERS

22,500 M3/HR 2.5 METERS

40,000 M3/HR 3.0 METERS

45,000 M3/HR 3.4 METERS

55,000 M3/HR 3.7 METERS

Setiap pompa harus memiliki kapasitas kurang dari 15.000 gpm.

Suaian dasar pompa seharusnya sekitar 30% diameter pipa isap.

Hubungan kedalaman pemasangan pompa dengan kapasitas disesuaikan dengan table


berikut :

5) Vane Passing Syndrome

Kerusakan akibat kavitasi jenis ini terjadi ketika diameter luar impeller lewat
terlalu dekat dengan 'cutwater' pompa. Kecepatan aliran fluida ini bertambah tatkala
alirannya melalui lintasan kecil tersebut, tekanan berkurang dan menyebabkan penguapan
lokal. Gelembung udara yang terbentuk kemudian pecah pada tempat yang memiliki
tekanan yang lebih tinggi, sedikit diluar alur cutwater. Hal inilah yang menyebabkan
kerusakan padavolute(rumah keong) pompa.

Untuk mencegah pergerakan poros yang berlebihan, beberapa pabrik pembuat


memasangbulkhead rings pada suction eye. Pada sisi keluar (discharge), ring dapat dibuat
untuk memperpanjang sisi keluar dari dinding discharge sampai selubung impeller.
 KAVITASI PADA POMPA

Pada dua tulisan yang lalu : di sini dan di sini, kita telah mengenal apa itu kavitasi, efek
yang ditimbulkannya dan klasifikasi kavitasi,yaitu :

1. Vaporisation - Penguapan.

2. Air Ingestion - Masuknya Udara Luar ke Dalam System

3. Internal Recirculation - Sirkulasi Balik di dalam System

4. Turbulence - Pergolakan Aliran

1.14. PENGARUH KAVITASI TERHADAP KINERJA POMPA


Pengaruh kavitasi ini secara lebih detil. Sebelumnya kita telah tahu pengaruh
kavitasi secara umum adalah sebagai berikut :

 Berkurangnya kapasitas pompa


 Berkurangnya head (pressure)
 Terbentuknya gelembung-gelembung udara pada area bertekanan rendah di dalam
selubung pompa (volute)
 Suara bising saat pompa berjalan.
 Kerusakan pada impeller atau selubung pompa(volute).
Kavitasi dinyatakan dengan cavities atau lubang di dalam fluida yang kita pompa.
Lubang ini juga dapat dijelaskan sebagai gelembung-gelembung, maka kavitasi
sebenarnya adalah pembentukan gelembung-gelembung dan pecahnya gelembung
tersebut. Gelembung terbentuk tatkala cairan mendidih. Hati-hati untuk menyatakan
mendidih itu sama dengan air yang panas untuk disentuh, karena oksigen cair juga akan
mendidih dan tak seorang pun menyatakan itu panas.

Mendidihnya cairan terjadi ketika ia terlalu panas atau tekananya terlalu rendah. Pada
tekanan permukaan air laut 1 bar (14,7 psia) air akan mendidih pada suhu 212oF (100oC).
Jika tekanannya turun air akan mendidih pada suhu yang lebih rendah. Ada tabel yang
menyatakan titik didih air pada setiap suhu yang berbeda. Sebagai contoh dapat dilihat
tabel berikut :
Fahrenheit Centigrade Vapor pressure lb/in2 A Vapor pressure (Bar) A

40 4.4 0.1217 0.00839

100 37.8 0.9492 0.06546

180 82.2 7.510 0.5179

212 100 14.696 1.0135

300 148.9 67.01 4.62

Satuan tekanan di sini yang digunakan adalah absolute bukan pressure gauge, ini jamak dipakai
tatkala kita berbicara mengenai sisi isap pompa untuk menghindari tanda minus. Maka
saat menyebut tekanan atmosfir nol, kita katakan 1 atm sama dengan 14,7 psia pada
permukaan air laut dan pada sistim metrik kita biasa memakai 1 bar atau 100 kPa.

1.15. Kapasitas Pompa Berkurang


Ini terjadi karena gelembung-gelembung udara banyak mengambil tempat(space),
dan kita tidak bisa memompa cairan dan udara pada tempat dan waktu yang sama.
Otomatis cairan yang kita perlukan menjadi berkurang.

Jika gelembung itu besar pada eye impeller, pompa akan kehilangan pemasukan dan
akhirnya perlu priming (tambahan cairan pada sisi isap untuk menghilangkan udara).

 Tekanan (Head) kadang berkurang


Gelembung-gelembung tidak seperti cairan, ia bisa dikompresi (compressible). Nah, hasil
kompresi inilah yang menggantikan head, sehingga head pompa sebenarnya menjadi
berkurang.

Pembentukan gelembung pada tekanan rendah karena mereka tidak bisa terbentuk pada
tekanan tinggi.

Kita harus selalu ingat bahwa jika kecepatan fluida bertambah, maka tekanan fluida akan
berkurang. Ini artinya kecepatan fluida yang tinggi pasti di daerah bertekanan rendah.

Ini akan menjadi masalah setiap saat jika ada aliran fluida melalui pipa terbatas, volute
atau perubahan arah yang mendadak. Keadaan ini sama dengan aliran fluida pada
penampang kecil antara ujung impeller dengan volute cut water.
1.16. Net Positive Suction Head (NPSH)
Net Positive Suction Head (NPSH) Seperti uraian diatas bahwa kavitasi akan
terjadi 0pbila tekanan suatu

aliran zat cair turun sampai dibawah tekanan uapnya. Jadi untuk menghindari

kavitasi, harus diusahakan agar tidak ada satu bagianpun dari aliran didalam

sistem pompa yang mempunyai tekanan lebih rendah dari tekanan uap jenuh

cairan pada temperatur yang bersangkutan. Begitu sebaliknya, untuk

menciptakan kavitasi.

Dalam hal ini perlu diperhatikan 2 macam tekanan yang memegang

peranan penting yaitu:

1. Tekanan yang ditentukan oleh kondisi lingkungan dimana pompa

dipasang.

2. Tekanan yang ditentukan oleh keadaan aliran didalam pompa.

Berhubung dengan hal tersebut diatas maka NPSH atau Net Positive

Suction Head, dipakai sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi.

Dibawah ini akan diuraikan dua macam NPSH, yaitu :

1. NPSH yang tersedia

NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi

isap pompa, dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat cair ditempat

tersebut. Dalam hal ini pompa yang menghisap dari tempat terbuka

dengan tekanan atmosfer pada permukaan zat cair, NPSH yang tersedia

dapat ditulis sebagai berikut :

hsv = ls sa va h h γ P γ P − −−..................................... (13

Pv = Tekanan uap jenuh (kgf/m2)

Dimana: hsv = NPSH yang tersedia (m)


Pa = Tekanan atmosfir (kgf/m2)

γ = Berat zat air per satuan volume (kgf/m3)

hsa = Head isap statis (m)

hls = Kerugian head sepanjang pipa isap

Dan persamaan diatas dapat dilihat bahwa tinggi hisap hs biasanya

diukur dari permukaan zat cair sampai titik tertinggi pada lubang hisap

impeler (pada pompa dengan poros mendatar maupun tegak). Jika zat

cair dihisap dari tangki tertutup, maka Pa dalam persamaan diatas

menyatakan tekanan absolut yang bekerja pada permukaan zat cair

didalam tangki tertutup tersebut.

Gambar 3.20. Gambar NPSH

2. NPSH yang diperlukan

NPSH yang diperlukan adalah NPSH minimum yang dibutuhkan

untuk membiarkan pompa bekerja tanpa kavitasi. Sebelum ini telah


terlihat bahwa antara flens hisap dan permukaan sudu kipas terjadi

penurunan tekanan.

Turunnya tekanan itu disebabkan karena kerugian

aliran dan kerugian gesek dan kemungkinan peningkatan kecepatan

aliran dalam pompa.

Pembetukan gelembung akan terjadi, setelah

tekanan sama dengan tekanan uap jenuh zat cair yang dipompakan pada

suhu pemompaan. NPSH pompa yang diperlukan sama dengan jumlah

tekanan dinamis atau tinggi kecepatan pada permukaan sudu dan

semua kerugian aliran antara flens hisap dan permulaan sudu. Kerugian

aliran dan kecepatan aliran volume (Q) dan dari jumlah putaran (ns)

akan tetapi kerugian aliran dan kecepatan aliran tersebut tergantung

pula dari bentuk sudu, jumlah sudu, tebal sudu, besarnya lubang

laluan, dan unsur-unsur konstruksi yang lain, NPSH pompa yang

diperlukan itu dapat dinyatakan dalam rumus berikut:

2. NPSH yang diperlukan

NPSH yang diperlukan adalah NPSH minimum yang dibutuhkan

untuk membiarkan pompa bekerja tanpa kavitasi. Sebelum ini telah

terlihat bahwa antara flens hisap dan permukaan sudu kipas terjadi

penurunan tekanan. Turunnya tekanan itu disebabkan karena kerugian

aliran dan kerugian gesek dan kemungkinan peningkatan kecepatan

aliran dalam pompa. Pembetukan gelembung akan terjadi, setelah

tekanan sama dengan tekanan uap jenuh zat cair yang dipompakan pada

suhu pemompaan. NPSH pompa yang diperlukan sama dengan jumlah

tekanan dinamis atau tinggi kecepatan pada permukaan sudu dan


semua kerugian aliran antara flens hisap dan permulaan sudu. Kerugian

aliran dan kecepatan aliran volume (Q) dan dari jumlah putaran (ns)

akan tetapi kerugian aliran dan kecepatan aliran tersebut tergantung

pula dari bentuk sudu, jumlah sudu, tebal sudu, besarnya lubang

laluan, dan unsur-unsur konstruksi yang lain, NPSH pompa yang

diperlukan itu dapat dinyatakan dalam rumus berikut:

Dimana : HsvN = NPSH yang diperlukan (m)

S = Kecepatan spesifik isap

n = Putaran pompa (rpm) Qn = Kecepatan aliran air (m3/min)

ns = Kecepatan spesifik

σ = Koefisien kavitasi

Agar pompa dapat bekerja tanpa kavitasi, maka NPSH pompa yang

tersedia harus lebih besar dari NPSH pompa yang diperlukan.

Cara Menghindari Kavitasi Kavitasi pada dasarnya dapat dicegah dengan membuat
NPSH yang tersedia lebih besar dari pada NPSH yang diperlukan. Dalam perencanaan

instalasi pompa, hal – hal berikut harus diperhitungkan untuk menghindari

kavitasi adalah sebagai berikut :

1. Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap harus

dibuat serendah mungkin agar head isap statis menjadi rendah pula.

2. Pipa isap harus dibuat sependek mungkin. Jika terpaksa dipakai pipa isap

yang panjang, sebaiknya diambil pipa yang berdiameter satu nomor

lebih besar untuk mengurangi kerugian gesek.

3. Hindari penggunaan katup yang tak perlu dan menekuk pipa

pengisapan.

4. Hindari masuknya udara pada sisi isap pompa.


1.17. Operasi pompa parallel dan seri
Net Positive Suction Head (NPSH) Seperti uraian diatas bahwa kavitasi Pompa
dapat kita pasang atau operasikan pararel atau seri, jika kita ingin menaikan qapasitas,
pompa akan kita operasikan Pararel, dengan syarat Head pompa sama. Sedangkan jika
kita ingin meanikan Head/ tekanan discharger pompa, kita dapat mengoperasikannya
secara seri dan syartnya pompa ke 2 harus lebih rendah qapasitasnya, sebab jika sama
maka akan ada kapitasi. Pompa pertama kita sebut pompa pengirim atau pompa utama,
sementara pompa ke 2 kita sebut sebagi pompa Booster atau pompa peningkat tekanan.

Gambar 3.21 Gambar Pompa

Dalam mendesain (pararel/series) pompa, jumlah 2 atau lebih pompa sentrifugal


disebut dengan multiple centrifugal pump. Dalam mendesain multiple centrifugal pump
ini utamanya adalah ketika melakukan instalasi, sangatlah penting untuk memperhatikan
hubungan antara kurva pompa (pump curve) dan kurva sistem perpipaan. (piping system
curve). Efek dari menambahkan 2 buah pompa yang identik dalam rangkaian paralel
dapat di lihat pada gambar grafik di bawah ini.

Gambar 3.22 Gambar Grafik rangkaian pompa parallel


 2 Buah Pompa yang Identik dengan Rangkaian Pararel

Kurva A adalah kurva pompa untuk satu buah pompa. Kurva B terbentuk dengan
mempararelkan laju aliran sehingga dapat memperlihatkan karakteristik pompa di
rangkaian operasi paralel. kurva C merepresentasikan sistem pipa ketika penambahan
pompa kedua adalah sebesar 50 % pada sistem yang di lalui, kurva D memperlihatkan
kepada kita kurva yang lebih curam dari sistem pipa jika sistem dinaikan sebesar 20 %.
Gambar di bawah ini memperlihatkan efek dari pemasangan 2 pompa dalam
rangkaian seri. Kurva A adalah kurva head flow rate untuk satu buah pompa. Kurva
kombinasi untuk kedua pompa. B. dibentuk dengan mempararel kurva A head untuk
setuap nilai dari laju aliran. Keuntungan dari penambahan pompa dapat di lihat dengan
memeriksa perpotongan dari kurva sistem pipa. yaitu kurva C dan D dengan kurva
Pompa.

Gambar 3.23 Gambar Grafik rangkaian pompa seri

Pemilihan kapan kita harus menambahkan pompa menggunakan rangkain seri


atau paralel di ilustrasikan dalam grafik 6.13 di bawah ini. Jika kurva sistem pipa landai,
maka keluaran didapatkan dari operasi pararel. sedang jika kurva sistem curam, maka
keluaran didapatkan dari pesangan secara seri.
Gambar 3.24 Diagram Seri Vs. Pararel

Dari beberapa pengalaman beberapa engineer di lapangan, mengatakan jika 2


pompa di gabungkan maka kelipatan yang dihasilkan secara rata-rata menjadi 2/3 dari
satu pompa. dan jika lebih maka akan jauh lebih sedikit kelipatanya. saya belum mencoba
untuk ber eksperimen dari para engineer tersebut. semoga suatu saat dapat
membuktikanya.
Pressure indicator, serta alat pengukur aliran, sederhana dan brilian. Gambar
dibawah ini merupakan rangkaian parallel. Terlihat dari bak penampungan dengan 2
pompa dengan rangkaian parallel serta terdapat alat pengukur aliran dan tekanan.
Untuk lebih memahami kita anggap pompa A = kurva biru,dan pompa B = kurva
merah. Sementara kurva hitam = kurva system perpipaan. Sayangnya tidak ada
keterangan spesifikasi dari pipa tersebut.

Gambar 3.25 percobaan pompa parallel


Dari percobaan diatas didapatkan grafik seperti di bawah ini, perbandingan tiap
single pump yaitu pompa A dengan kurva biru dan Pompa B dengan kurva merah.
dengan rangkaian pararel. kurva merah dan biru merupakan kemampuan dari single pump
sedang kurva hijau setelah ke 2 pompa tersebut di pararel kan. terlihat kenaikan dari
rangkaian pararel tidak 2 kali dari gabungan ke dua pompa tersebut.

Gambar 3.26 grafik percobaan pompa parallel vs seri

Selanjutnya pada kondisi dimana salah satu pompa tidak berfungsi, misalkan
pompa A (kurva biru) maka terlihat seperti pada gambar di bawah ini. terlihat grafik kurva
pompa pararel langsung terjun bebas.
Gambar 3.27 grafik percobaan pompa parallel vs seri

Setelah di bahas pada rangkaian pararel, maka bagaimana dengan rangkaian seri.
mari kita lihat bersama terjadi kenaikan tekanan yang cukup tinggi, rata - rata 2 kalil lipat,
akan tetapi tidak begitu banyak berpengaruh terhadap laju aliranya.

Gambar 3.28 percobaan pompa seri


Gambar 3.29 grafik percobaan pompa parallel vs seri

jika salah satu pompa A mati maka penurunan tekanan dan laju aliran jauh lebih
sedikit dari pompa rangkaian pararel.

Gambar 3.30 grafik percobaan pompa seri


Kesimpulanya adalah rangkaian seri pada pompa lebih baik pada semua kondisi.
akan tetapi beberapa hal yang diabaikan pada percobaan ini,

1. Pompa A dan B tidak identik


2. Antara pompa A dan Pompa B ketika di rangkai secara seri maupun pararel tidak terdapat
Valve baik valve buka tutup, atau not return valve.
3. Pompa hasil uji adalah pompa akuarium :D

Gambar 3.31 grafik percobaan pompa parallel vs seri

Berikut ini adalah gambar jika pompa dirakit pararel maupun di rakit seri :
Gambar 3.32 gambar pompa yg dirakit seri/ parallel

1.18. Keunggulan dan Kekurangan Pompa Sentrifugal


Pada beberapa kasus pemanfaatan pompa sentrifugal , pompa ini memberikan
efisiensi yang lebih baik dibandingkan pompa jenis displacement. Hal ini dikarenakan
pompa ini memiliki keunggulan dari pompa lainnya.

a) Keunggulan-keunggulan tersebut diantaranya :


1. Principle kerjanya sederhana.
2. Mempunyai banyak jenis.
3. Konstruksinya kuat.
4. Tersedia berbagai jenis pilihan kapasitas output debit fluida.
5. Poros motor penggerak dapat langsung disambungkan ke pompa.
6. Pada umumnya untuk volume yang sama dengan pompa displacement, harga
pembelian pompa sentrifugal lebih rendah.
7. Tidak banyak bagian-bagian yang bergerak (tidak ada katup dan sebagainya),
sehingga pemeliharaannya mudah.
8. Lebih sedikit memerlukan tempat.
9. Jumlah putaran tinggi, sehingga memberi kemungkinan untuk pergerakan
langsung oleh sebuah elektromotor atau turbin.
10. Jalannya tenang, sehingga pondasi dapat dibuat ringan.
11. Bila konstruksinya disesuaikan, memberi kemungkinan untuk mengerjakan zat
cair yang mengandung kotoran.
12. Aliran zat cair tidak terputus-putus.

b) Kelemahan dari pompa sentrifugal adalah :


1. Dalam keadaan normal pompa sentrifugal tidak dapat menghisap sendiri (tidak
dapat memompakan udara).
2. Kurang cocok untuk mengerjakan zat cair kental, terutama pada aliran volume
yang kecil(Sularso dkk,1987).

Anda mungkin juga menyukai