MZ221B Guru Efektif & Model Pembelajran Anisa Sholikhah 202018007
MZ221B Guru Efektif & Model Pembelajran Anisa Sholikhah 202018007
Guru efektif (Dr. Darhim, M.Si.) adalah guru yang bisa memotivasi peserta didik
untuk belajar dan meningkatkan semangat belajar yang tumbuh dari kesadaran diri
peserta didik, bukan karena takut pada gurunya . Henson & Eller (1999)
mengungkapkan bahwa seorang guru yang efektif akan selalu berpikir untuk mencari
cara yang lebih baik dalam mengajar.
Karakteristik Guru yang Efektif Suyanto dan Hisyam (2000) mengemukakan tentang
beberapa kemampuan guru yang mencerminkan guru yang efektif, yaitu:
1
mampu memberikan bantuan kepada siswa yang diperlukan.
3. Kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri, terdiri dari:
mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif
mampu memperluas dan menambah pengetahuan metode-metode pengajaran
B. METODE PEMBELAJARAN
2
mengingatkan tujuan pembelajaran atau indikator pencapaian kompetensi yang
telah diberikan pada bagian pendahuluan.
Mencoba Hasil belajar yang nyata atau otentik akan didapat bila siswa mencoba
atau melakukan percobaan. Daryanto (2014: 78) mengungkapkan bahwa aplikasi
mencoba atau eksperimen dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah
tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan
3
a. Orientasi siswa pada masalah
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik (bahan dan
alat) apa yang diperlukan bagi penyelesaian masalah serta memberikan
motivasi kepada siswa agar menaruh perhatian terhadap aktivitas penyelesaian
masalah.
b. Mengorganisasi siswa.
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan pembelajaran
agar relevan dengan penyelesaian masalah.
c. Membimbing penyelidikan indvidu maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mencari informasi yang sesuai, melakukan
eksperimen, dan mencari penjelasan dan pemecahan masalah.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil.
Guru membantu siswa dalam perencanaan dan perwujudan hasil yang sesuai
dengan tugas yang diberikan
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap hasil
penyelidikannya serta proses-proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3. Create a schedule
4
Guru dan siswa menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
Aktivitas pada tahap ini antara lain : membuat timeline untuk menyelesaikan
proyek, membuat deadline untuk penyelesaian proyek
D. DISCOVERY LEARNING
Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan pandangan konstruktivisme. Menurut Kurniasih & Sani (2014: 64)
discovery learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan
siswa mengorganisasi sendiri. Selanjutnya, Sani (2014: 97) mengungkapkan
bahwa discovery adalah menemukan konsep melalui serangkaian data atau
informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.
Pernyataan lebih lanjut dikemukakan oleh Hosnan (2014: 282) bahwa discovery
learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan
menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia
dan tahan lama dalam ingatan
5
induktif.
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contohcontoh, ilustrasi,
tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
6
untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang
dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan
masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
5) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah,
2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui
contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil
pengolahan informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah
dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak,
apakah terbukti atau tidak.
E. Model Inkuiri
Inkuiri merupakan model pembelajaran yang membimbing siswa untuk
memperoleh dan mendapatkan informasi serta mencari jawaban atau memecahkan
7
masalah terhadap pertanyaan yang dirumuskan. Kardi (2003: 3) mendefinisikan
inkuiri adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membimbing siswa
bagaimana meneliti masalah dan pertanyaan berdasarkan fakta. Model inkuiri
menekankan pada proses mencari dan menemukan, peran siswa dalam model ini
adalah mencari dan menemukan sendiri pemecahan masalah dalam suatu materi
pelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
Langkah-Langkah Model Inkuiri
Menurut Sanjaya (2006 : 201) mengemukakan secara umum bahwa proses
pembelajaran yang menggunakan model inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak untuk
berpikir memecahkan masalah.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka teki.
3. Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang di
kaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu di uji kebenarannya.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan mengumpulkan data meliputi
percodaan atau eksperimen.
5.Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
8
REFERENSI