Anda di halaman 1dari 9

SPPM MZ221B 202018007 ANISA SHOLIKHAH

TUGAS KE-1 (GURU EFEKTIF & MODEL TANGGAL PEMBERIAN TUGAS 8


PEMBELAJARAN) JANUARI 2020

A. GURU YANG EFEKTIF

Guru efektif (Dr. Darhim, M.Si.) adalah guru yang bisa memotivasi peserta didik
untuk belajar dan meningkatkan semangat belajar yang tumbuh dari kesadaran diri
peserta didik, bukan karena takut pada gurunya . Henson & Eller (1999)
mengungkapkan bahwa seorang guru yang efektif akan selalu berpikir untuk mencari
cara yang lebih baik dalam mengajar.

Selain itu, Salvin (2009) mengatakan bahwa terdapat juga kemampuankemampuan


guru yang perlu diterapkan di seluruh level pendidikan, baik di dalam maupun di luar
kelas, seperti memotivasi siswa, mengatur kelas, mengukur pengalaman terdahulu
siswa, mengkomunikasikan ide-ide dengan efektif, memahami karakter siswa,
mengukur hasil pembelajaran, dan meninjau kembali informasi yang diperoleh. Yang
menjadikan seorang guru disebut sebagai guru yang efektif tidak hanya sekedar
mengetahui tentang materi pelajaran tetapi juga harus mengetahui tentang ketrampilan
mengajar. Guru yang efektif tidak hanya tahu materi yang seharusnya diajarkan tetapi
juga dapat mengkomunikasikan pengetahuan mereka kepada para siswa. Yang
terpenting adalah kemampuan menghubungkan konsep-konsep abstrak dengan
pengalaman yang sudah dimiliki oleh para siswa.

Karakteristik Guru yang Efektif Suyanto dan Hisyam (2000) mengemukakan tentang
beberapa kemampuan guru yang mencerminkan guru yang efektif, yaitu:

1. Kemampuan yang terkait didalam kelas, terdiri dari:


 memiliki kemampuan interpersonal, khususnya kemampuan untuk
menunjukkan empati, penghargaan kepada siswa, dan ketulusan
 memiliki hubungan baik dengan siswa
 secara tulus menerima dan memperhatikan siswa
 menunjukkan minat dan antusiasme yang tinggi dalam mengajar
 mampu menciptakan atmosfer untuk bekerja sama dan kohesivitas dalam
kelompok
 melibatkan siswa dalam mengorganisasikan dan merencanakan kegiatan
pembelajaran
 mampu mendengarkan siswa dan menghargai hak siswa untuk berbicara dalam
setiap diskusi
2. Kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik dan penguatan
(reinforcement), terdiri dari:
 mampu memberikan umpan balik yang positif terhadap respon siswa
 mampu memberikan respon yang membantu kepada siswa yang lamban belajar
 mampu memberikan tindak lanjut terhadap jawaban yang kurang memuaskan

1
 mampu memberikan bantuan kepada siswa yang diperlukan.
3. Kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri, terdiri dari:
 mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif
 mampu memperluas dan menambah pengetahuan metode-metode pengajaran

Karakteristik Guru yang Efektif menurut (Dr. Darhim, M.Si.)


a. Berfikir, bertutur, dan berbuat secara positif.
b. Berkomunikasi dengan minat dan antusias.
c. Perhatian terhadap peserta didik yang diajak bicara.
d. Mengungkapkan pertanyaan, arahan, dan pernyataan dengan jelas.
e. Memberikan perhatian pada peserta didik dengan penuh empati.
f. Mengidentifikasi sumber masalah.
g. Memahami kapasitas peserta didik dalam menerima informasi dengan
memberikan
informasi sesuai dengan kapasitas peserta didik.
h. Menjelaskan dan memberi ilustrasi sebuah konsep secara abstrak maupun
dengan
contoh nyata.
i. Mengajar secara urut dan runtut yangmeliputi semua aspek yang harus
diajarkan.
j. Mengudang pendapat peserta didik dengan pertanyaan yang kritis, tetapi
bertanya
dengan suasana rileks.
k. Menggunakan beberapa metode pembelajaran

B. METODE PEMBELAJARAN

A. SCIENTIFIC APPROACH (5M, 7M, DLL)


proses pembelajaran, mengutamakan pengalaman individual melalui
proses mengamati, menanya, menalar, mencoba, (observation based learning),
dan mengomunikasikan. Rangkaian proses pembelajaran seperti ini dikenal
dengan Scientific Approach (pendekatan saintifik model 5M) model 5M
(mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan)

Mengamati merupakan landasan untuk melakukan kegiatan menanya atau


mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Mengamati pada dasarnya melakukan
identifikasi hal-hal yang penting terkait dengan materi pengetahuan yang harus
dipelajari, yaitu menemukan unsur-unsur atau aspek-aspek pengetahuan tersebut.
Mengamati pada dasarnya melakukan identifikasi hal-hal yang penting terkait
dengan materi pengetahuan yang harus dipelajari, yaitu menemukan unsur-unsur
atau aspek-aspek pengetahuan tersebut. Dalam memulai kegiatan ini guru perlu

2
mengingatkan tujuan pembelajaran atau indikator pencapaian kompetensi yang
telah diberikan pada bagian pendahuluan.

Menanya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang


tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati.

Menalar Kegiatan menalar menurut Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013


(Dalam Daryanto, 2014: 70) adalah memproses informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan atau eksperimen
maupun hasil dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kegiatan ini dilakukan
untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya,
menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut

Mencoba Hasil belajar yang nyata atau otentik akan didapat bila siswa mencoba
atau melakukan percobaan. Daryanto (2014: 78) mengungkapkan bahwa aplikasi
mencoba atau eksperimen dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah
tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan

Mengumpulkan Data/Informasi yaitu kegiatan mengumpulkan informasi adalah


tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Siswa bisa
membaca berbagai sumber, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti,
atau bahkan melakukan eksperimen.

Mengomunikasikan pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi


kesempatan pada siswa untuk mengkomunikasikan apa yang sudah dipelajari.
Kegiatan ini bisa dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang
ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan
pola.

B. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH


Wardani (2007:27) mengatakan, “Model pembelajaran berbasis masalah dapat
menyajikan masalah autentik dan bermakna sehingga siswa dapat melakukan
penyelidikan dan menemukan sendiri”. Dan model pembelajaran berbasis
masalah menurut Suradijono (dalam Pitriani, 2014:32) adalah metode belajar
yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan data
dan mengintegrasikan pengetahuan baru”. Adapun pendapat Riyanto (2010:285)
mengatakan, “Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran
yang dirancang dan dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah”.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah.


Arends (dalam Hariyanto dan Warsono, 2012, h. 401) mengemukakan sintaks
pembelajaran berbasis masalah yaitu:

3
a. Orientasi siswa pada masalah
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik (bahan dan
alat) apa yang diperlukan bagi penyelesaian masalah serta memberikan
motivasi kepada siswa agar menaruh perhatian terhadap aktivitas penyelesaian
masalah.
b. Mengorganisasi siswa.
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan pembelajaran
agar relevan dengan penyelesaian masalah.
c. Membimbing penyelidikan indvidu maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mencari informasi yang sesuai, melakukan
eksperimen, dan mencari penjelasan dan pemecahan masalah.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil.
Guru membantu siswa dalam perencanaan dan perwujudan hasil yang sesuai
dengan tugas yang diberikan
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap hasil
penyelidikannya serta proses-proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

C. PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK


Pembelajaran berbasis proyek merupakan pengorganisasian proses belajar yang
dikaitkan dengan suatu objek konkret yang dapat ditinjau dari berbagai disiplin
keilmuan atau mata pelajaran (BSNP, 2007:32). Menurut Djamarah dan Zain
(2006:83) metode proyek adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari
suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga
pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna .
Langkah-langkah pembelajaran dalam Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project based learning) yang dikembangkan oleh The George Lucas
Educational Foundation (dalam Nurohman 2012:10) adalah sebagai berikut :
1. Start with the essential question
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat
memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil
topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah
investigasi mendalam. Pada tahapan ini, guru dan siswa menyepakati tema
proyek yang akan dilakukan oleh masing-masing kelompok dan
menghubungkan tema tersebut dengan beberapa bidang studi lain.

2. Design a plan for the project


Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa, hal ini
bertujuan agar siswa merasa “memiliki” terhadap proyek tersebut. Perencanaan
ini berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
menjawab pertanyaan esensial, serta menentukan alat dan bahan yang dapat
diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

3. Create a schedule

4
Guru dan siswa menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
Aktivitas pada tahap ini antara lain : membuat timeline untuk menyelesaikan
proyek, membuat deadline untuk penyelesaian proyek

4. Monitor the students and the progress of the project


Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitoring terhadap aktivitas
siswa selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
memfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan kata lain, guru berperan sebagai
mentor bagi siswa.

5. Assess the outcome


Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai oleh
siswa.

6. Evaluate the experience


Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek, baik secara individu maupun secara kelompok.

D. DISCOVERY LEARNING
Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan pandangan konstruktivisme. Menurut Kurniasih & Sani (2014: 64)
discovery learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan
siswa mengorganisasi sendiri. Selanjutnya, Sani (2014: 97) mengungkapkan
bahwa discovery adalah menemukan konsep melalui serangkaian data atau
informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.

Pernyataan lebih lanjut dikemukakan oleh Hosnan (2014: 282) bahwa discovery
learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan
menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia
dan tahan lama dalam ingatan

Langkah-langkah Model Discovery Learning


Pengaplikasian model discovery learning dalam pembelajaran, terdapat beberapa
tahapan yang harus dilaksanakan. Kurniasih & Sani (2014: 68-71)
mengemukakan langkah-langkah operasional model discovery learning yaitu
sebagai berikut.
a. Langkah persiapan model discovery learning
1) Menentukan tujuan pembelajaran.
2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa.
3) Memilih materi pelajaran.
4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara

5
induktif.
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contohcontoh, ilustrasi,
tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa.

b. Prosedur aplikasi model discovery learning


1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu
guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah.

Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi


belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam
mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini Bruner memberikan stimulation dengan
menggunakan teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal yang
mendorong eksplorasi.

2) Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)


Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda
agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara
atas pertanyaan masalah) (Syah 2004:244), sedangkan menurut permasalahan
yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau
hipotesis, yakni pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang
diajukan. Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan
menganalisispermasasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang
berguna dalam membangun siswa agar mereka terbiasa untuk menemukan
suatu masalah.

3) Collection (Pengumpulan Data)


Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para
siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada
tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar
tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca
literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, uji coba sendiri
dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif

6
untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang
dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan
masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

4) Processing (Pengolahan Data)


Menurut Syah (2004:244), pengolahan data merupakan kegiatan mengolah
data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara,
observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan,
wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu
serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22).
Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang
berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi
tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif
jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.

5) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah,
2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui
contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil
pengolahan informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah
dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak,
apakah terbukti atau tidak.

6) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)


Tahap generalisasi / menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi
(Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-
prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus
memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan
pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang
mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan
generalisasi dari pengalamanpengalaman itu.

E. Model Inkuiri
Inkuiri merupakan model pembelajaran yang membimbing siswa untuk
memperoleh dan mendapatkan informasi serta mencari jawaban atau memecahkan

7
masalah terhadap pertanyaan yang dirumuskan. Kardi (2003: 3) mendefinisikan
inkuiri adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membimbing siswa
bagaimana meneliti masalah dan pertanyaan berdasarkan fakta. Model inkuiri
menekankan pada proses mencari dan menemukan, peran siswa dalam model ini
adalah mencari dan menemukan sendiri pemecahan masalah dalam suatu materi
pelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
Langkah-Langkah Model Inkuiri
Menurut Sanjaya (2006 : 201) mengemukakan secara umum bahwa proses
pembelajaran yang menggunakan model inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak untuk
berpikir memecahkan masalah.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka teki.
3. Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang di
kaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu di uji kebenarannya.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan mengumpulkan data meliputi
percodaan atau eksperimen.
5.Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

8
REFERENSI

Arumi Savitri Fatimaningru, KARAKTERISTIK GURU DAN SEKOLAH YANG


EFEKTIF DALAM
PEMBELAJARAN,http://staffnew.uny.ac.id/upload/132319973/penelitian/Jurnal+TP_Gur
u+yang+Efektif_Arumi+SF.pdf . diakses tanggal 10 januari 2020 pukul 12: 37

Bambang Prihadi .PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN


PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131662618/pengabdian/penerapan-pendekatan-
saintifik.pdf. diakses tanggal 10 januari 2020 pukul 12: 50

Dr. Darhim, M.Si., GURU EFEKTIF.


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/195503031980021-
DARHIM/Strategi_dan_Perenc_Pemb_Mat/GuruEfektif.pdf. diakses tanggal 10 januari
2020 pukul 12: 37
http://digilib.unila.ac.id/10116/15/BAB%20II.pdf. diakses tanggal 10 januari 2020 pukul 14:
50
http://digilib.unila.ac.id/15050/16/BAB%20II.pdf. diakses tanggal 10 januari 2020 pukul 13:
00
http://digilib.unila.ac.id/20797/11/BAB%20II.pdf. diakses tanggal 10 januari 2020 pukul 18:
42
http://digilib.unila.ac.id/373/7/BAB%20II.pdf. diakses tanggal 10 januari 2020 pukul 19: 01

http://repository.unpas.ac.id/15456/5/BAB%20II.pdf. diakses tanggal 10 januari 2020 pukul


14: 20
http://repository.unpas.ac.id/30925/3/9a%20BAB%20II.pdf. diakses tanggal 10 januari 2020
pukul 15: 50

Anda mungkin juga menyukai