Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH,

MUSYARAKAH, DAN MURABAHAH TERHADAP


PROFITABILITAS BANK SYARIAH MANDIRI, TBK

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Reinissa R. D. P
115020500111019

JURUSAN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah Terhadap Profitabilitas Bank
Syariah Mandiri, Tbk
Reinissa R. D. P
Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya
Email: reini.ramadhani@gmail.com

ABSTRAK

Bank Syariah di Indonesia tengah popular. Bisa kita lihat banyaknya UUS dan BUS yang hadir di
Indonesia, salah satunya Bank Syariah Mandiri. Bank Syariah hadir karena kebutuhan masyarakat
atas alternatif transaksi yang bersifat tanpa bunga atau riba. Salah satu bentuk transaksi di bank
syariah adalah penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan ini menggunakan berbagai
macam akad dalam aktivitasnya dimana mudharabah, musyarakah dan murabahah merupakan akad
yang paling sering digunakan. Pembiayaan seperti mudharabah, musyarakah, dan murabahah masih
merupakan penyumbang aktiva terbesar dalam bank syariah, sehingga tingginya pembiayaan akan
mempengaruhi tingkat profitabilitas dari Bank Syariah. Penulis ingin meneliti tentang pengaruh dari
pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri
yang akan diproyeksikan dengan rasio ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity), dan return
dari pembiayaan mudharabah, musyarakah dan murabahah. Hasil penelitian menunjukkan
pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROE tetapi tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA dan ROF. Pembiayaan musyarakah berpengaruh signifikan dan positif
terhadap ROA dan ROE tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap ROF. Pembiayaan murabahah
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap ROA dan ROE tetapi tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROF.

Kata kunci: Pembiayaan, Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Profitabilitas, Bank Syariah

A. PENDAHULUAN
Perbankan syariah di Indonesia tengah menjamur dimana-mana. Bank-bank konvensional di
Indonesia banyak membuka Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Umum Syariah (BUS). Fenomena
bank syariah yang tengah populer ini menawarkan masyarakat alternatif lain selain bank konvensional
yang telah jelas diketahui menggunakan riba berbentuk bunga menjadi beralih menggunakan sistem
bagi hasil. Bank Syariah muncul karena adanya dorongan dari kebutuhan masyarakat atas perbankan
syariah. Pengharaman riba memunculkan kebutuhan kepada alternatif produk dan pelayanan
perbankan yang sesuai dengan syariah islam. Bank syariah menawarkan alternatif produk dan jasa
perbankan tanpa mengandung riba. Salah satu bentuk jasa perbankan syariah yang paling sering
digunakan adalah sistem pembiayaan dengan akad mudharabah dan musyarakah, serta akad jual beli
seperti murabahah.
Mudharabah merupakan akad/perjanjian bagi hasil antara pemilik modal baik berupa uang atau
barang dengan pengusaha yang memiliki skill dalam mengelola suatu usaha. Praktik mudharabah yang
dilakukan di Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan pengertian mudharabah dimana Bank Syariah
Mandiri sebagai pemberi dana dan nasabah sebagai penerima dana untuk melakukan usaha. Namun
usaha yang dilakukan telah ditentukan oleh pemberi dana, untuk akad mudharabah diperuntukkan
hanya untuk pembiayaan jasa keuangan seperti koperasi atau multi finance. Disini Bank Syariah
Mandiri membantu membiayai lembaga keuangan atau multi finance untuk memenuhi kebutuhan
anggota mereka.
Selanjutnya, akad musyarakah adalah akad/perjanjian kerja sama antara pemilik modal dan
pengusaha yang memiliki kemampuan dalam mengelola usaha, dimana profit dibagi sesuai perjanjian.
Dalam praktiknya di Bank Syariah Mandiri, akad musyarakah diberlakukan sama dengan akad
mudharabah. Bank Syariah Mandiri berperan sebagai pemberi dana dan nasabah sebagai penerima
dana. Namun pembiayaan musyarakah diperuntukkan untuk pembiayaan stok barang atau persediaan.
Misalnya, ada nasabah yang meminta pembiayaan ke bank syariah mandiri untuk pabrik roti.
Pembiayaan yang nasabah minta adalah untuk barang persediaan seperti tepung, mentega, gula dan
stok-stok barang lainnya. Maka pembiayaan yang cocok adalah dengan menggunakan akad
musyarakah. Disini nasabah akan diberikan plafon pembiayaan oleh bank dan akan diberi jangka
waktu 1 tahun untuk mengembalikan pokoknya tanpa ada aturan cicilan atau angsuran per bulan. Jadi
nasabah tidak diikat untuk rutin membayar pokok setiap bulannya namun disesuaikan dengan kapan
nasabah memiliki dana untuk mengembalikannya. Jika dalam 1 tahun tidak mampu melunasi
pokoknya, maka pembiayaan bisa diperpanjang.
Sedangkan murabahah menggunakan prinsip jual beli dimana bank berperilaku sebagai penjual
dan nasabah sebagai pembeli. Keuntungan disepakati bersama saat transaksi dilaksanakan. Praktik
akad murabahah di Bank Syariah Mandiri menggunakan akad bantuan wakalah, sehingga akadnya
menjadi murabahah bil wakalah. Sebagai lembaga intermediasi, bank syariah tidak diperbolehkan
untuk memiliki persediaan barang, oleh sebab itu adanya akad wakalah ini untuk membantu
berjalannya akad murabahah tersebut. Misalnya, nasabah datang ke Bank Syariah Mandiri untuk
meminta pembiayaan konsumtif seperti rumah atau mobil, maka pembiayaan yang cocok adalah
pembiayaan dengan akad jual beli murabahah. Bank Syariah Mandiri akan menggunakan akad
wakalah atau perwakilan dengan memberikan dana yang dibutuhkan kepada nasabah, dimana nasabah
sendiri yang akan memilih rumah atau mobil yang diinginkan. Setelah dipilih rumah atau mobil yang
diinginkan maka akan dilakukan kontrak akad murabahah dimana akan ditentukan margin keuntungan
yang akan diambil bank dari harga pokok penjualan rumah atau mobil tersebut diawal kontrak yang
tentunya akan diketahui dan disetujui oleh nasabah. Selain pembiayaan konsumtif seperti rumah atau
mobil, akad murabahah juga digunakan untuk pembiayaan yang bersifat investasi seperti mesin, dan
lain-lain.
Keuntungan yang diperoleh oleh bank bisa ditentukan oleh berapa banyak pembiayaan yang
disalurkan. Dengan harapan semakin banyak pembiayaan yang disalurkan semakin meningkat pula
profitabilitas bank syariah yang tercermin dari meningkatnya laba dalam hal ini dilihat dari ROA
(Return on Assets), ROE (Return on Equity) dan return on mudharabah, musyarakah, murabahah
financing tersebut.
Masing-masing produk perbankan syariah tentunya akan memberikan keuntungan bagi bank, tak
terkecuali produk pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah yang merupakan 3 jenis
pembiayaan mayoritas di dalam Bank Syariah Mandiri. Keuntungan ini bisa dilihat dari tingkat
profitabilitas yang diukur dengan rasio keuangan. Rasio keuangan yang akan digunakan adalah ROA
(Return on Assets), ROE (Return on Equity), dan return on mudharabah, musyarakah, dan murabahah
financing.
Berdasarkan statistik Bank Indonesia, komponen penyusun aktiva terbesar pada perbankan syariah
adalah pembiayaan-pembiayaan yang disalurkan pada masyarakat melalui berbagai jenis akad.
Efektivitas pengelolaan pembiayaan baik yang menggunakan akad bagi hasil seperti mudharabah dan
musyarakah maupun akad jual beli seperti murabahah akan mempengaruhi kemampuan bank dalam
menghasilkan laba. Oleh karena itu, ketiga rasio keuangan yaitu ROA, ROE, dan juga return on
mudharabah, musyarakah, dan murabahah financing sangat penting sebagai indikator profitabilitas.
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat dilihat bahwa dalam pencapaian profitabilitas bank syariah
dalam hal ini Bank Syariah Mandiri perlu mengelola aset dan ekuitasnya dengan baik agar
memperoleh keuntungan yang maksimal. Komponen penyusun aset terbesar pada bank syariah mandiri
adalah pembiayaan yang didominasi oleh pola jual beli yaitu murabahah dan pola bagi hasil yaitu
mudharabah dan musyarakah. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui lebih lanjut apakah dari
ketiga pembiayaan tersebut benar berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah mandiri atau hanya
beberapa pembiayaan saja. Dengan alasan yang telah diuraikan di atas, penulis mengangkat penelitian
ini dengan judul “PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MUSYARAKAH, DAN
MURABAHAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH MANDIRI, TBK”
B. KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Bank Syariah
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 dalam buku Sofyan S. Harahap, dkk (2005:3), pengertian dan
prinsip bank syariah yaitu bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan
kegiatan lainnya yang dinyatakan dengan syariah.
Menurut Ascarya dan Yumanita (2005:4) Bank syariah adalah lembaga intermediasi dan penyedia
jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai islam, khususnya yang bebas dari bunga
(riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif, bebas dari hal-hal yang tidak jelas (gharar),
berprinsip keadilan dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal.
Menurut PP pasal 1 ayat (1) no. 72 tahun 1992 dalam buku Dwi Suwiknyo (2010: 6)
tentang Bank berdasarkan prinsip bagi hasil menegaskan bahwa bank berdasarkan prinsip
bagi hasil adalah Bank Umum atau Perkreditan Rakyat yang melakukan kegiatan bagi hasil.
Lebih jauh dijelaskan bahwa prinsip-prinsip syariah harus diterapkan oleh bank yang
berdasarkan pembagian hasil yaitu dalam:
a) Menetapkan imbalan yang akan diberikan kepada masyarakat sehubungan dengan
penggunaan atau pemanfaatan dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya;
b) Menetapkan imbalan yang akan diterima sehubungan dengan penyediaan dana
kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan baik untuk keperluan investasi maupun
modal kerja;
c) Menetapkan imbalan sehubungan dengan kegiatan usaha lainnya yang lazim
dilakukan oleh bank dengan prinsip bagi hasil.

Penyaluran Dana: Akad Mudharabah


Mudharabah adalah penyerahan modal uang kepada orang yang berniaga sehingga ia
mendapatkan presentase keuntungan (Al-Mushlih dan Ash-Shawi, 2004 dalam Ascarya, 2011: 60).
Bentuk produk yang berdasarkan prinsip bagi hasil yaitu mudharabah yang artinya akad kerjasama
usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan
pihak lainnya menjadi pengelola (mudharib). Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal
selama kerugian itu bukan akibat kelalailan si pengelola. Seandainya kerugian ini diakibatkan karena
kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
(Ulfi Kartika, 2012: 17).
Mudharabah merupakan akad bagi hasil ketika pemilik dana/modal (pemodal), biasa disebut
shahibul mal/rabbul mal, menyediakan modal 100 persen kepada pengusaha sebagai pengelola, biasa
disebut mudharib, untuk melakukan aktivitas produktif dengan syarat bahwa keuntungan yang
dihasilkan akan dibagi di antara mereka menurut kesepakatn yang ditentukan sebelumnya dalam akad
(yang besarnya juga dipengaruhi oleh kekuatan pasar) (Ismail, 2011: 60).

Penyaluran Dana: Akad Musyarakah


Musyarakah berasal dari kata syirkah yang secara Bahasa berarti al-ikhtilath (penggabungan
atau pencampuran). Menurut ulama Hanafiah, syirkah secara istilah adalah penggabungan harta
(dan/atau keterampilan, pen.) untuk dijadikan modal usaha dan hasilnya yang berupa keuntungan atau
kerugian dibagi bersama (Sabiq, 1983 dalam Hasanudin dan Mubarak, 2012: 19).
Al-Musyarakah merupakan akad kerja sama usaha antara dua pihak atau lebih dalam
menjalankan usaha, di mana masing-masing pihak menyertakan modalnya sesuai dengan kesepakatan,
dan bagi hasil atas usaha bersama diberikan sesuai dengan kontribusi dana atau sesuai kesepakatan
bersama (Ismail, 2011: 176).
Fatwa nomor 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan musyarakah menjelaskan bahwa
pembiayaan musyarakah adalah pembiayaan berdasarkan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu; masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (baca: untuk dijadikan
modal) dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi secara proporsional atau sesuai dengan nisbah
yang disepakati; dan risiko ditanggung bersama secara proporsional (baca: sesuai jumlah modal yang
disertakan). (Hasanudin dan Mubarak, 2012: 82-83)

Penyaluran Dana: Akad Murabahah


Murabahah adalah kesepakatan untuk transaksi jual beli antara bank sebagai penjual dan
nasabah sebagai pembeli terhadap barang sebesar harga perolehan ditambah keuntungan (margin) yang
disepakati dan dengan informasi yang lengkap dan transparan (jujur) diantara dua pihak (Slamet
Haryona, 2009: 84).
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang
disepakati. Dalam murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan
suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya (Antonio, 2002: 101).
Murabahah berasal dari kata ribhu (keuntungan) adalah transaksi jual beli di mana bank
menyebut jumlah keuntungannya, bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli.
Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan kedua pihak harus menyepakati
harga jual dan jangka waktu pembayaran, harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah
disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad (Rodono, 2006: 31).
Pembiayaan Murabahah dalam perbankan syariah yaitu akad jual beli antara bank dengan
nasabah dimana bank membeli barang yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah
tersebut dengan harga pokok ditambah margin keuntungan yang disepakati oleh bank dan nasabah.
Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual menyebutkan harga
pembelian barang kepada pembeli kemudian menjual kepada pihak pembeli dengan mensyaratkan
keuntungan yang diharapkan sesuai jumlah tertentu. (Ismail, 2011: 138) Dalam akad murabahah,
penjual menjual barangnya dengan meminta kelebihan atas harga beli dengan harga jual. Perbedaan
antara harga beli dan harga jual barang disebut margin keuntungan.
Dalam aplikasinya di bank syariah, bank merupakan penjual atas objek barang dan nasabah
merupakan pembeli. Bank menyediakan barang yang dibutuhkan oleh nasabah dengan membeli barang
dari supplier, kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang lebih tinggi dibanding dengan
harga beli yang dilakukan oleh bank syariah. Pembayaran atas transaksi murabahah dapat dilakukan
dengan cara membayar sekaligus pada saat jatuh tempo atau melakukan pembayaran angsuran selama
jangka waktu yang disepakati (Ismail, 2011: 138-139).

Konsep Laba Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam


Smith (1980) dalam Elia mengemukakan bahwa laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan,
dan dikaitkan dengan praktik bisnis. Dimana mereka memisahkan antara modal tetap dan modal kerja,
antara modal fisik dan laba, dan menekankan realisasi sebagai pengujian pengakuan laba.
Konsep laba dalam Islam, secara teoritis dan realita tidak hanya berasaskan pada logika
semata, akan tetapi juga berasaskan pada nilai-nilai moral dan etika serta tetap berpedoman kepada
petunjuk-petunjuk Allah SWT. Sedangkan teori laba dalam konvensional dibangun di atas filosofi
materialism dan sekulerisme. Ilmu ekonomi konvensional sangat memegang teguh asumsi bahwa
tindakan individu adalah rasional. Rasionalitas yang dimaksud adalah tindakan individu yang
bertumpu pada kepentingan diri sendiri yang menjadi satu-satunya tujuan bagi seluruh aktivitas (Fachri
Fachrudin, 2012).
Dari perbedaan terminology, orientasi serta landasan ideology diantara ekonomi islam dan
konvensional, tentunya berdampak pada kriteria penilaian sumber dari laba itu sendiri. Dengan prinsip
dan tujuan bisnis yang telah ditetapkan dalam kaidah muamalah, laba dalam islam tidak hanya
berpatokan pada bagaimana memaksimalkan nilai kauntitas laba tersebut, akan tetapi juga
menyelaraskannya dengan nilai kualitas yang diharapkan secara fitrah kemanusiaan dalam islam.
Untuk mendapatkan laba yang bersih dari unsur riba dan kecurangan, islam menentukan
prinsip dasar dalam mekanisme transaksinya. Prinsip saling ridha dalam betransaksi adalah merupakan
proses yang terjadi ketika barang yang akan dijual jelas kepemilikannya, tidak termasuk barang yang
diharamkan, serta jelas pula penetapan harganya. Prinsip kemudahan atau ta’awun dalam bertransaksi
menunjukkan laba yang diperoleh bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi penjual, akan tetapi
juga diharapkan dapat memberikan manfaat kepada sesama dan menutupi kebutuhan masyarakat.

Profitabilitas
Essayad, M., & Madani, H (2003) dalam Ulfi Kartika, artikel ini memfokuskan untuk
menginvestigasi efisiensi dan profitabilitas bank komersial yang beroperasi di Saudi. Artikel ini
menggunakan analisis regresi untuk mengidentifikasi penentu efisiensi dan profitabilitas.
Menurut Sri Sudarsi (2002: 119) menyatakan bahwa profitabilitas adalah merupakan tingkat
keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada ssat menjalankan operasinya. Mandala
Manurung (2004: 209) mendefinisikan profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Dalam teori ekonomi mikro, tujuan perusahaan adalah mencari laba (profit). Secara teoritis,
laba adalah kompensasi atas risiko yang ditanggung oleh perusahaan. Makin besar risiko, laba yang
diperoleh harus semakin besar. Laba atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan
dikurangi biaya total yang dikeluarkan perusahaan. (Pratama dan Mandala, 2008: 133).
Alat-alat analisis yang sering digunakan untuk analisis profitabilitas adalah dengan
menggunakan rasio keuangan Return on Asset (ROA). Return on Asset merupakan salah satu rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba)
secara keseluruhan. Semakin besar ROA maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asetnya (Sofyan Syafri
Harahap (2000) dalam Yesi Oktriani).
Selain ROA adapula ROE (Return on Equity) yaitu merupakan indikator untuk mengukur
kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan keuntungan.
Semakin tinggi rasio ini semakin baik perusahaan dalam menghasilkan profitabilitas, jadi informasi
ROE yang mengidentifikasi tingkat kemampuan perusahaan menggunakan modalnya untuk
memperoleh pendapatan bersih, akan di respon oleh investor, baik secara positif maupun negative.
(Harahap 1998: 310) dalam M. Ziqri.
Kemudian ada return on mudharabah, musharakah, dan murabahah financing yang
dikhususkan pada penelitian ini karena menggunakan variabel independen mudharabah, musyarakah,
murabahah. Dari rasio ini bisa dilihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari
pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah.
Menurut Zainal Arifin (2003: 64) bahwa ada dua rasio yang biasanya dipakai untuk mengukur
kinerja bank yaitu:
1. Return on Asset (ROA), adalah perbandingan antara pendapatan bersih (net income)
dengan rata-rata aktiva (average assets) atau perbandingan dari laba sebelum pajak
terhadap total asset yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
ROA = x 100%
Perhitungan ROA diatas sesuai dengan SE.BI 30/11/KEP DIR tanggal 30 April 1997
tentang penilaian kesehatan bank.
2. Return on Equity (ROE) didefinisikan sebagai perbandingan antara pendapatan bersih
(net income) dengan rata-rata modal (average equity) atau investasi para pemilik bank.
Dari pandangan para pemilik, ROE adalah ukuran yang lebih penting karena
merefleksikan kepentingan kepemilikan mereka. Secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
ROE = x 100%
Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan dalam menilai tingkat profitabilitas atau adalah
Return on Asset, Return on Equity, dan Return on Mudharabah, Musharakah, dan Murabahah
Financing. Rasio ROE digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank syariah dalam
memperoleh keuntungan (laba) atas modal yang diinvestasikan pada perusahaan. (Fasial, 2001: 60).
Rasio ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalm menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan total asetnya, sedangkan rasio yang ketiga yaitu untuk mengukur kemampuan bank
dalam meperoleh keuntungan berdasarkan pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah.
C. METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang
terdapat dalam penelitian. Singkatnya metode penelitian dapat diartikan sebagai cara bagaimana suatu
penelitian dilaksanakan. Metode dan rancangan penelitian menentukan validnya penelitian. Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain konklusif yang berupa asosiatif
(hubungan). Desain konklusif bertujuan menguji hipotesis. Dalam desain konklusif tujuannya
memperoleh kesimpulan yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Metode yang digunakan
adalah metode kuantitatif. Desain konklusif dapat berupa desain deskriptif, desain kasual (sebab
akibat), desain komparatif, dan juga desain asosiatif (hubungan).
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan pendekatan studi kasus,
karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Penelitian ini dilaksanakan di PT Bank Syariah
Mandiri, Tbk dengan melihat tingkat profitabilitas di Bank Syariah Mandiri dengan melihat laporan
keuangan bulanan Bank Syariah Mandiri, Tbk tahun 2009-2012.
Variabel bebas (X) yang digunakan ada 3 yaitu pembiayaan Mudharabah (X1), embiayaan
Musyarakah (X2), dan pembiayaan dengan sistem jual beli Murabahah (X3). Tingkat pembiayaan
dalam penelitian ini merupakan variabel bebas (independent variable) dan diberi simbol X1 untuk
Pembiayaan Mudharabah, X2 untuk Pembiayaan Musyarakah, dan X3 untuk pembiayaan dengan
sistem jual beli Murabahah. Pembiayaan ini diukur dari berapa jumlah pembiayaan yang dikeluarkan
dari masing-masing akad mudharabah, musyarakah, dan murabahah.
Variabel Terikat (Y) yaitu tingkat profitabilitas yaitu ROA (Return on Asset), ROE (Return
on Equity) dan return on mudharabah, musharakah, dan murabahah financing pada PT Bank Syariah
Mandiri. Penulis menggunakan tingkat profitabilitas dalam penelitian ini sebagai variabel terikat
(dependent variable) yang diberi simbol Y. Indikator profitabilitas yang penulis gunakan adalah
Return on Asset (ROA) yang mengukur kemampuan bank untuk memperoleh laba dari aset yang
dimilikinya, kemudian Return on Equity (ROE) yang mengukur kemampuan bank untuk memperoleh
laba dari modal yang dimilikinya dan Return on Mudharabah, Musharakah, dan Murabahah
Financing

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier
berganda. Analisis regresi linear digunakan untuk mempelajari dependen dalam suatu fenomena.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode regresi linear berganda dikarenakan variabel
independennya lebih dari satu. Analisis data akan dilakukan dengan bantuan program eviews 6.0.
Untuk menguji asumsi klasik dilakukan uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinieritas.
Pengujian hiotesis dilakukan dengan uji hipotesis simultan (Uji F), Uji hipotesis parsial (Uji T),
melihat nilai koefisien determinasi R2. Model persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut;
Persamaan analisis regresi linear berganda yaitu sebagai berikut:

Dimana:
Y1 = Variabel ROA (Return on Assets) dalam persen
Y2 = Variabel ROE (Return on Equity) dalam persen
Y3 =Variabel return on mudharabah, musyarakah, dan murabahah financing dalam
persen
a = Konstanta intersepsi
b1 = Parameter (ukuran – ukuran dalam populasi) X1
b2 = Parameter (ukuran – ukuran dalam populasi) X2
b3 = Parameter (ukuran – ukuran dalam populasi) X3
X1 = Variabel pembiayaan Mudharabah (dalam milyar rupiah)
X2 = Variabel pembiayaan Musyarakah (dalam milyar rupiah)
X3 = Variabel pembiayaan Murabahah (dalam milyar rupiah)
µ = error term

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Analisis Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, maka
dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap data yang digunakan untuk mengetahui apakah data
memenuhi asumsi klasik. Hal ini dikarenakan analisis regresi berganda menggunakan pendekatan
Ordinary Least Squares (OLS) yang terikat dengan sejumlah asumsi agar taksiran parameter memiliki
sifat Best Linear Unbiases Estimator (BLUE). Asumsi yang harus dipenuhi agar estimasi tidak bias
meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Berikut adalah tabel dari hasil uji asumsi normalitas :
Tabel 1. Uji Asumsi Normalitas
Regresi Jarque-Bera Signifikansi Keterangan
X1, X2, X3 terhadap Y1 (ROA) 2,228 0,328 Normal
X1, X2, X3 terhadap Y2 (ROE) 1,798 0,407 Normal
X1, X2, X3 terhadap Y3 (ROF) 0,432 0,805 Normal
Sumber : data primer diolah 2015

Berdasarkan hasil uji Jarque-Bera pada Tabel 4.7, didapatkan signifikansi yang masing-
masing model regresi adalah 0,328, 0,407, dan 0,805 di mana nilai tersebut lebih besar dari α
= 0,05. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 maka terima H0 dan
disimpulkan bahwa data menyebar normal dan asumsi normalitas telah terpenuhi pada semua
regresi.

2. Uji Multikolinearitas
Berikut adalah tabel dari hasil uji multikolinearitas:

Tabel 2. Uji Asumsi Multikolinieritas


Variabel Independen VIF Keterangan
Mudharabah (X1) 11,533 Multikolinier
Musyarakah (X2) 43,002 Multikolinier
Murabahah (X3) 18,479 Multikolinier
Sumber : data primer diolah 2015

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa semua variabel bebas menunjukkan nilai VIF lebih dari 10,
sehingga disimpulkan bahwa data belum memenuhi asumsi non-multikolinieritas. Hal ini
disebabkan karena dari data awal adanya hubungan korelasi yang kuat antar variabel
independen. Adanya kesamaan pada mekanisme operasional pada ketiga pembiayaan serta
adanya pooling of fund (pencampuran dana) menyebabkan pengaruh korelasi yang kuat antara
variabel independen. Model regresi tetap berisifat BLUE meskipun terjadi multikolinearitas dan
tidak berpengaruh banyak terhadap analisis regresi linier berganda. Namun, memang hasil
estimasi akan menjadi overestimated dan standard error menjadi besar.

3. Uji Autokorelasi
Berikut adalah tabel dari hasil uji autokorelasi:
Tabel 3. Uji Asumsi Autokorelasi
Signifikansi (Prob.
Regresi Keterangan
Chi-Square(3))
X1, X2, X3 terhadap Y1 (ROA) 0,4402 Tidak terdapat autokorelasi
X1, X2, X3 terhadap Y2 (ROE) 0,8951 Tidak terdapat autokorelasi
X1, X2, X3 terhadap Y3 (ROF) 0,9338 Tidak terdapat autokorelasi
Sumber : data primer diolah 2015
Berdasarkan hasil uji Breusch-Godfrey Serial Correlation pada Tabel 3., diperoleh Prob. Chi-
Square(3) pada masing-masing model regresi sebesar 0,4402, 0,8951, dan 0,9338. Diperoleh
bahwa Prob. Chi-Square pada semua model regresi lebih besar dari 0,05. Sehingga
disimpulkan bahwa tidak ada korelasi serial diantara disturbance terms, sehingga tidak ada
autokorelasi pada semua model regresi.

4. Uji Heteroskedastisitas
Berikut adalah tabel hasil uji heteroskedastisitas:

Tabel 4. Uji Asumsi Heteroskedastisitas


Signifikansi (Prob.
Regresi Keterangan
Chi-Square(9))
Tidak terdapat
X1, X2, X3 terhadap Y1 (ROA) 0,5114
heteroskedastisitas
Tidak terdapat
X1, X2, X3 terhadap Y2 (ROE) 0,1611 heteroskedastisitas
Tidak terdapat
X1, X2, X3 terhadap Y3 (ROF) 0,8017 heteroskedastisitas
Sumber : data primer diolah 2015

Berdasarkan hasil uji Jarque-Bera White pada Tabel 4., diperoleh Prob. Chi-Square(9) pada
masing-masing model regresi sebesar 0,5114, 0,1611, dan 0,8017. Diperoleh bahwa Prob.
Chi-Square bernilai lebih dari α = 0.05 pada semua model regresi. Sehingga disimpulkan
bahwa asumsi bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas (homoskedastisitas) telah terpenuhi
pada semua model regresi.

Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan melalui tahap pengujian model regresi
secara parsial atau (uji t), pengujian hipotesis simultan atau (uji F), pengujian koofisien determinasi (R
Square) dan pengujian analisis regresi berganda.

1. Hasil Uji Hipotesis Simultan (uji F)


Hipotesis yang digunakan dalam pengujian koefisien model regresi secara simultan adalah
sebagai berikut :
Tabel 5. Uji Hipotesis Model Regresi 1 Secara Simultan
Hipotesis Nilai Keputusan

H0 : b1 = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara F = 4,4623 Tolak H0


variabel Mudharabah, Musyarakah, dan Muharabah sig = 0,008
terhadap ROA) Ftabel = 2,802
Ha : b1 ≠ 0 (terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel Mudharabah, Musyarakah, dan Muharabah
terhadap ROA)
α = 0,05
Sumber : data primer diolah 2015

Hasil proses menunjukkan bahwa nilai F adalah sebesar 4,4623 dengan nilai probabilitas
sebesar 0.008. Karena nilai probabilitas ini lebih kecil dari = 0,05 sehingga H0 ditolak yang berarti
persamaan regresi yang diperoleh telah signifikan dalam menjelaskan keragaman variabel Y 1.

Tabel 6. Uji Hipotesis Model Regresi 2 Secara Simultan


Hipotesis Nilai Keputusan

H0 : b1 = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara F = 105,3533 Tolak H0


variabel Mudharabah, Musyarakah, dan Muharabah sig = 0,000
terhadap ROE) Ftabel = 2,802
Ha : b1 ≠ 0 (terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel Mudharabah, Musyarakah, dan Muharabah
terhadap ROE)
α = 0,05
Sumber : data primer diolah 2015

Hasil proses menunjukkan bahwa nilai F adalah sebesar 105,3533 dengan nilai probabilitas
sebesar 0.000. Karena nilai probabilitas ini lebih kecil dari = 0,05 sehingga H0 ditolak yang berarti
persamaan regresi yang diperoleh telah signifikan dalam menjelaskan keragaman variabel Y 2.

Tabel 7. Uji Hipotesis Model Regresi Secara Simultan


Hipotesis Nilai Keputusan

H0 : b1 = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara F = 0,2283 Terima H0


variabel Mudharabah, Musyarakah, dan Muharabah sig = 0,877
terhadap ROF) Ftabel = 2,802
Ha : b1 ≠ 0 (terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel Mudharabah, Musyarakah, dan Muharabah
terhadap ROF)
α = 0,05
Sumber : data primer diolah 2015

Hasil proses menunjukkan bahwa nilai F adalah sebesar 0,2283 dengan nilai probabilitas
sebesar 0.877. Karena nilai probabilitas ini lebih besar dari = 0,05 sehingga H0 diterima yang berarti
persamaan regresi yang diperoleh tidak signifikan dalam menjelaskan keragaman variabel Y 3.

2. Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji T) dan Analisis Regresi Berganda


Berikut adalah tabel hasil ringkasan Model Regresi 1:
Tabel 8. Hasil Ringkas Analisis Regresi Berganda Model Regresi 1
Variabel Variabel
Dependen Independen Β thitung Signifikan Keterangan

Konstanta 0,019139
Ln_X1 (Mudharabah) - - 0,2014 Tidak
0,001100 1,297 Signifikan
Y1 (ROA) Ln_X2 (Musyarakah) 0,002217 2,347 0,0235 Signifikan
(5%)
Ln_X3 (Murabahah) - - 0,0524 Signifikan
0,000211 1,993 (10%)
α = 0,050
R2 = 0,233
Koefisien Determinasi (Adj. R2) = 0,181
F-hitung = 4,462
F-tabel (F3, 47, 0.05) = 2,802
signifikansi = 0,000
t-tabel (t47, 0.05) = 2,012
Sumber : data primer diolah 2015

Uji parsial pada model regresi 1 bisa dilihat pada nilai signifikan masing-masing variabel
independen. Untuk variabel mudharabah nilai signifikan sebesar 0.2014 yang mengartikan bahwa nilai
tersebut lebih besar dari nilai α 5% sehingga bisa disimpulkan bahwa pengaruh variabel mudharabah
terhadap return on assets tidak berpengaruh signifikan. Untuk variabel musyarakah menunjukkan nilai
signifikan sebesar 0.0235 yang mengartikan bahwa nilai tersebut lebih kecil daripada nilai α 5%
sehingga bisa disimpulkan bahwa pengaruh variabel musyarakah terhadap return on assets
berpengaruh signifikan dan positif. Untuk variabel murabahah menunjukkan nilai signifikan sebesar
0.0524. Jika menggunakan α 5% maka hasilnya akan tidak berpengaruh signifikan namun jika
menggunakan α 10% maka variabel murabahah berpengaruh signifikan dan negatif terhadap return on
assets.
Dari Tabel di atas, diperoleh model regresi sebagai berikut :
Y = 0,019139 – 0,001100Ln_X1 + 0,002217Ln_X2 – 0,000211Ln_X3
di mana :
Y1 = ROA
X1 = Mudharabah (dalam milyar rupiah)
X2 = Musyarakah (dalam milyar rupiah)
X3 = Muharabah (dalam milyar rupiah)

Selanjutnya berikut adalah tabel hasil ringkasan model regresi 2:

Tabel 9. Hasil Ringkas Analisis Regresi Berganda Model Regresi 2

Variabel Variabel
Dependen Β thitung Signifikan Keterangan
Independen
Konstanta 0,075111
Ln_X1 (Mudharabah) 0,014051 1,903 0,0636 Signifikan
(10%)
Y2 (ROE) Ln_X2 (Musyarakah) 0,038581 4,690 0,0000 Signifikan
(5%)
Ln_X3 (Murabahah) - - 0,0000 Signifikan
0,004653 5,039 (5%)
α = 0,050
R2 = 0,878
Koefisien Determinasi (Adj. R2) = 0,869
F-hitung = 105,353
F-tabel (F3, 47, 0.05) = 2,802
signifikansi = 0,000
t-tabel (t47, 0.05) = 2,012
Sumber : data primer diolah 2015

Uji parsial pada model regresi 2 bisa dilihat pada nilai signifikan masing-masing variabel
independen. Untuk variabel mudharabah nilai signifikan sebesar 0.0636, jika menggunakan α 5%
maka hasilnya akan tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE, namun jika menggunakan α 10%
maka variabel mudharabah berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROE (return on equity). Untuk
variabel musyarakah menunjukkan nilai signifikan sebesar 0.0000 yang mengartikan bahwa nilai
tersebut lebih kecil daripada nilai α 5% sehingga bisa disimpulkan bahwa pengaruh variabel
musyarakah terhadap return on equity berpengaruh signifikan dan positif. Untuk variabel murabahah
menunjukkan nilai signifikan sebesar 0.0000 yang mengartikan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari α
5% sehingga bisa disimpulkan bahwa pengaruh variabel murabahah berpengaruh signifikan dan
negatif terhadap ROE (return on equity).
Dari Tabel di atas, diperoleh model regresi sebagai berikut :
Y = 0,075111 + 0,014051X1 + 0,038581X2 – 0,004653X3
di mana :
Y1 = ROE
X1 = Mudharabah (dalam milyar rupiah)
X2 = Musyarakah (dalam milyar rupiah)
X3 = Murabahah (dalam milyar rupiah)

Selanjutnya berikut adalah tabel hasil ringkasan model regresi 3:

Tabel 10. Hasil Ringkas Analisis Regresi Berganda Model Regresi 3


Variabel
Dependen Variabel Independen Β thitung Signifikan Keterangan

Konstanta 0,011058
Ln_X1 (Mudharabah) - - 0,7488 Tidak
0,000147 0,322 Signifikan
Y3 (ROF) Ln_X2 (Musyarakah) 0,000131 0,258 0,7979 Tidak
Signifikan
Ln_X3 (Murabahah) - - 0,7348 Tidak
0,000020 0,341 Signifikan
α = 0,050
R2 = 0,015
Koefisien Determinasi (Adj. R2) = -0,052
F-hitung = 0,228
F-tabel (F3, 47, 0.05) = 2,802
signifikansi = 0,877
t-tabel (t47, 0.05) = 2,012

Sumber : data primer diolah 2015

Untuk uji parsial atau uji t pada model regresi 3 bisa kita lihat pada nilai signifikansi t masing-
masing variabel independen. Baik variabel mudharabah, musyarakah dan murabahah nilai signifikansi
t sebesar 0.7488, 0.7979, dan 0.7348. Nilai signifikansi t ketiga variabel independen lebih besar dari
nilai α 5% sehingga bisa disimpulkan bahwa baik variabel mudharabah, musyarakah, maupun
murabahah tidak berpengaruh signifikan terhadap ROF (return on mudharabah, musyarakah,
murabahah financing).

Pembahasan
Pada model regresi 1 bisa disimpulkan bahwa secara simultan variabel x1 (mudharabah), x2
(musyarakah), dan x3 (murabahah) berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sedangkan pada uji parsial
variabel mudharabah tidak berpengaruh signifikan namun variabel musyarakah dan murabahah
berpengaruh signifikan terhadap ROA. Pada model regresi 2 bisa disimpulkan bahwa secara simultan
variabel x1 (mudharabah), x2 (musyarakah), dan x3 (murabahah) berpengaruh signifikan terhadap
ROE. Sedangkan pada uji parsial, baik variabel mudharabah, musyarakah, maupun murabahah secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap ROE. Pada model regresi 3 bisa disimpulkan bahwa variabel
x1 (mudharabah), x2 (musyarakah), dan x3 (murabahah) secara simultan tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROF. Begitu pula dengan uji parsial atau uji t-nya, baik variabel mudharabah, musyarakah,
dan murabahah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROF.

1) Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah Terhadap Profitabilitas


(Return on Asset)\
Pada model regresi 1, variabel mudharabah secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap return on assets. Mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak
dimana pihak pertama (Shahibul Maal) dalam hal ini Bank Syariah Mandiri menyediakan
modal 100%, sedangkan pihak lainnya sebagai pengelola. Keuntungan dibagi berdasarkan
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila terdapat kerugian akan ditanggung oleh
pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Namun bila pengelola
punya andil dalam kerugian maka pengelola wajib menanggungnya. (Antonio 2001: 365).
Keuntungan atau nisbah bagi hasil dari pembiayaan mudharabah bersifat tidak pasti
dikarenakan nisbah bagi hasil ditentukan oleh bank syariah mandiri sesuai dengan omset
usaha yang diperoleh. Oleh sebab itu, perhitungan pendapatan senantiasa berubah sesuai
dengan pencapaian omset usaha, sehingga menyebabkan pembiayaan mudharabah tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA (Return on Assets).
Variabel musyarakah pada model regresi 1 secara parsial berpengaruh signifikan dan
positif terhadap return on assets (ROA). Praktik pembiayaan musyarakah sebenarnya tidak
jauh berbeda dengan praktik pembiayaan mudharabah di Bank Syariah Mandiri, yang
membedakannya adalah kepada siapa pembiayaan tersebut disalurkan. Pembiayaan
mudharabah disalurkan kepada koperasi, BMT (baitul maal wa tamwil), serta multifinance.
Sedangkan untuk pembiayaan musyarakah disalurkan untuk modal usaha kerja seperti
perdagangan atau jasa. Pada praktiknya di Bank Syariah Mandiri, penyaluran dana untuk
modal usaha kerja sperti perdagangan dan jasa sangat banyak digunakan dibandingkan dengan
penyaluran pembiayaan kepada koperasi atau BMT. Pembiayaan musyarakah lebih sering
digunakan dibandingkan dengan pembiayaan mudharabah, menyebabkan mengapa
pembiayaan musyarakah berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Variabel murabahah pada model regresi 1 secara parsial berpengaruh signifikan dan
negatif terhadap return on assets (ROA). Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan
yang paling banyak digunakan dalam perbankan syariah begitu juga dengan bank syariah
mandiri. Banyaknya sumbangan dari pembiayaan murabahah memberikan pengaruh bagi
profitabilitas bank dalam hal ini Return on Assets (ROA). Namun, mengapa pembiayaan
murabahah ini justru berbanding terbalik dengan profitabilitas ROA? Dalam pembiayaan
murabahah, ada yang disebut run off atau penurunan kewajiban murabahah. Setiap bulan
nasabah akan membayar kewajibannya kepada bank sampai lunas sehingga kewajiban
murabahah nasabah akan menurun setiap bulannya sehingga tidak memiliki kewajiban lagi.
Penurunan kewajiban murabahah ini lebih besar dibandingkan dengan pembiayaan
murabahah yang baru dibentuk sehingga berdampak pada menurunnya profitabilitas. Selain
itu dalam pembiayaan murabahah terdapat percepatan pelunasan. Misal nasabah memiliki
kewajiban Rp 5.000.000 kepada bank dengan membayar angsuran Rp 1.000.000 dan margin
bulan berjalan sebesar Rp 100.000 namun nasabah ingin langsung melunasi seluruh
kewajibannya kepada bank yang disebut dengan percepatan pelunasan, sehingga yang
seharusnya nasabah membayar sebesar Rp 5.500.000 jadi hanya membayar sebesar Rp
5.100.000 yaitu pokok dan margin bulan berjalan saja. Margin yang seharusnya akan masuk
menjadi profit tetapi hilang karena adanya percepatan pelunasan akan mengurangi profit yang
juga akan mengurangi asset sehingga Return on Assets juga menurun.

2) Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah Terhadap Profitabilitas


(Return on Equity)
Pada model regresi 2, variabel mudharabah secara parsial berpengaruh signifikan
dan positif terhadap return on equity (ROE). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori dimana
pembiayaan mudharabah akan mendapatkan bagi hasil dimana pendapatan bagi hasil yang
diperoleh dapat mempengaruhi profitabilitas. Pembiayaan mudharabah lebih berpengaruh
terhadap ROE dibandingkan dengan ROA. ROA atau return on assets menghitung
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba secara keseluruhan, sedangkan ROE atau
return on equity menghitung kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari mengolah
modal sendiri. Aset terdiri dari ekuitas dan kewajiban, sedangkan ekuitas terdiri dari asset
yang telah dikurangi dengan kewajiban, sehingga menyebabkan mengapa pembiayaan
mudharabah ini lebih berpengaruh terhadap ROE dibandingkan ROA.
Variabel musyarakah pada model regresi 2 secara parsial berpengaruh signifikan dan
positif terhadap return on equity (ROE). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori dimana
pembiayaan musyarakah akan mendapatkan bagi hasil dimana pendapatan bagi hasil yang
diperoleh dapat mempengaruhi profitabilitas. Pembiayaan musyarakah yang jauh lebih
banyak digunakan dibandingkan dengan mudharabah juga berpengaruh terhadap ROE. Sama
seperti alasan pada mudharabah, ekuitas adalah asset yang telah dikurangi dengan kewajiban
sehingga pembiayaan akan lebih berpengaruh terhadap ROE dibandingkan dengan ROA.
Variabel murabahah pada model regresi 2 secara parsial berpnegaruh signifikan dan
negatif terhadap return on equity (ROE). Pembiayaan murabahah mempengaruhi ROE secara
negatif karena sebab yang sama seperti yang terjadi pada ROA. Percepatan pelunasan yang
akhirnya akan menurunkan profit akan masuk di net income dan berpengaruh ke neraca. Aset
yang menurun juga akan berdampak pada ekuitas yang menurun pula.

3) Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah Terhadap Profitabilitas


(Return on Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah Financing)
Pada model regresi 3 Pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROF Bank Syariah Mandiri. Jika melihat dari data return on
mudharabah, musyarakah , murabahah financing setiap bulannya, kenaikan hanya sekitar
0.01 atau 0.02%. Nilai ROF pun tidak jauh dari angka 1% yang menunjukkan bahwa setiap
bulannya kenaikan return dari pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah tidak
terlalu besar. Jika kita bandingkan dengan jumlah pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan
murabahah setiap bulannya memiliki kenaikan yang besar sekitar jutaan rupiah. Jika kita
hubungkan, kenaikan yang besar pada jumlah pembiayaan pada tiap bulannya dengan
kenaikan ROF yang hanya sekitar 0.01% tiap bulannya menunjukkan bahwa besarnya
kenaikan jumlah pembiayaan tidak akan berpengaruh terhadap return bagi hasil maupun
margin keuntungan dari pembiayaan tersebut. Selain itu, tingkat bagi hasil dan margin
keuntungan dari pembiayaan lebih dipengaruhi kuat oleh rasio NPF (Net Performing
Financing), rasio FDR (Financing Deposit Ratio), dan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio).

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat siginifikansi pengaruh pembiayaan
mudharabah, musyarakah, dan murabahah terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan Return on
Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Return on Mudharabah, Musyarakah, and Murabahah
Financing (ROF) pada Bank Syariah Mandiri periode Januari 2009 sampai Desember 2012, baik
secara parsial maupun secara simultan. Penenlitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda
dalam menganalisis data. Berikut ini merupakan kesimpulan dari pegujian hipotesis yang telah
dilakukan:
1. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
mudharabah tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dan ROF tetapi berpengaruh
signifikan dan positif terhadap ROE (Return on Equity). Hal ini disebabkan karena
pembiayaan mudharabah lebih berpengaruh terhadap ekuitas dibandingkan asset. Asset
mencakup keseluruhan aktiva perusahaan sedangkan ekuitas adalah modal perusahaan dimana
modal adalah asset yang dikurangi dengan kewajiban. Pembiayaan mudharabah juga
termasuk pembiayaan yang masih sedikit digunakan di perbankan syariah dibandingkan
dengan pembiayaan musyarakah dan murabahah. Masih sedikitnya kontribusi pembiayaan
mudhrabah menyebabkan pembiayaan ini tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
(ROA). Sedangkan untuk ROF, pembiayaan mudharabah memang tidak berpengaruh
terhadap tingkat bagi hasilnya, karena yang berpangaruh kuat terhadap tingkat bagi hasil
adalah rasio dari CAR, FDR, juga NPF.
2. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
musyarakah berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROA dan ROE tetapi tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROF (Return on Mudharabah, Musyarakah, and Murabahah
Financing). Pembiayaan musyarakah dalam bank syariah mandiri disalurkan untuk modal
kerja atau usaha. Modal kerja atau usaha adalah sektor yang paling banyak dibeirkan
pembiayaan selain konsumsi. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan musyarakah banyak
digunakan dalam perbankan syariah sehingga pembiayaan ini menunjukkan hasil yang
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri (ROE). Sedangkan
untuk ROF, pembiayaan musyarakah memang tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi
hasilnya, karena yang berpangaruh kuat terhadap tingkat bagi hasil adalah rasio dari CAR,
FDR, juga NPF.
3. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
murabahah berpengaruh signifikan dan negatif terhadap ROA dan ROE tetapi tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROF (Return on Mudharabah, Musyarakah, and Murabahah
Financing). Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang paling sering digunakan
dan paling banyak dalam perbankan syariah. Namun tingginya pembiayaan murabahah dalam
bank syariah mandiri justru akan menurunkan ROA maupun ROE dari bank. Hal ini
disebabkan dalam pembiayaan murabahah adanya percepatan pelunasan dalam transaksinya.
Profit yang bisa dihasilkan menjadi hilang karena adanya percepatan pelunasan sehingga bisa
menurunkan profitabilitas dari bank syariah (ROA dan ROE). Sedangkan untuk ROF,
pembiayaan murabahah memang tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasilnya, karena
yang berpangaruh kuat terhadap tingkat bagi hasil adalah rasio dari CAR, FDR, juga NPF.

Saran
Berdasarkan hasil temuan pada penelitian ini, penulis memberikan beberapa saran kepada
perbankan syariah, terutama Bank Syariah Mandiri selaku objek penelitian dan juga bagi peneliti
selanjutnya. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pihak Bank Syariah Mandiri
Diharapkan Bank tetap meningkatkan jumlah pembiayaannya terutama pada pembiayaan
musyarakah dimana pembiayaan ini menunjukkan semakin tinggi jumlah pembiayaan maka
akan berpengaruh positif terhadap ROA maupun ROE Bank Syariah Mandiri. Bank
diharapkan lebih berhati-hati dalam melakukan pembiayaan murabahah dikarenakan adanya
sistem percepatan pelunasan pada pembiayaan ini bisa memberikan pengaruh negatif
terhadap profitabilitas yang diproksikan oleh ROA dan ROE.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan mempertimbangkan pengaruh lain seperti istishna, ijarah,
dana pihak ketiga, investasi pada surat-surat berharga untuk dimasukkan ke dalam penelitian.
Jangka waktu laporan keuangan diharapkan lebih panjang serta menggunakan net operating
margin sebagai proksi dari profitabilitasnya. Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya
menggunakan data yang sudah diaudit sehingga sumber data lebih akurat.

Daftar Pustaka

A Karim, Adiwarman. 2011. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Edisi ke 4. Jakarta: Rajawali
Pers.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani
Ariefianto, Doddy M. 2012. Ekonometrika: Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan EViews.
Jakarta: Erlangga
Ascarya. 2007. Akad dan Produk Bank Syariah. Cetakan ke 3. Jakarta: Rajawali Press
Azmy, M. Showwam. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil
Simpanan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2005-2008.
Yogyakarta: Jurusan Muamalah UIN Sunan Kalijaga.
Bank Syariah Mandiri. Laporan Publikasi Bulanan 2009-2012. Jakarta: Bank Syariah Mandiri.
(http://www.syariahmandiri.co.id/category/investor-relation/laporan-bulanan/, diakses
Januari 2015)
Hasanudin, Maulana dan Mubarok, Jaih. 2012. Perkembangan Akad Musyarakah. Jakarta: Kencana
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana
Muhammad dan Dwi, Suwiknyo. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah. Yogyakarta: Trust Media
Nafiudin. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus
Bank Muamalat Indonesia Tahun 2002-2007). Jakarta: Jurusan Manajemen UIN Syarif
Hidayatullah.
Novariani. 2005. Penetapan Pembiayaan Murabahah Terhadap Profitabilitas (Study Kausus pada PT.
Bank Syariah Syarif Hidayatulloh Cirebon). Yogyakarta: Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Gajah Mada
Oktriani, Yesi. 2012. Pengaruh Pembiayaan Musyarakah, Mudharabah, dan Murabahah Terhadap
Profitablitas (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.). Tasikmalaya:
Jurusan Akuntansi Universitas Siliwangi
Permata, Russely Inti Dewi. 2014. Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Tehadap Tingkat Profitabilitas (Return on Equity) Studi Pada Bank Umum Syariah yang
Terdaftar di Bank Indonesia Periode 2009-2012. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan
Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya
Raffiny, Gayuh Oksita. 2011. Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan dalam Penetepan Besarnya
Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah Pada Baitul Maal Wattamwil (BMT). Jember:
Jurusan Akuntansi Universitas Jember.
Ramadhan, Achmad Aditya. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank
Syariah Indonesia. Jakarta: Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah.
Rochmanika, Ridha. 2012. Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, dan Rasio Non
Performing Financing Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya
Wijaya, Tony. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis: Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Ziqri, Muhammad. 2009. Analisis Pengaruh Pendapatan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah
Terhadap Profitabilitas Bank. Jakarta: Jurusan Manajemen UIN Syarief Hidayatullah.

Anda mungkin juga menyukai