Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Ekologi Global”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Dosen
Pengampuh : Ibu. Marini

Disusun oleh: Kelompok 2


1. Moh. Haikal K. Djafar
2. Khairunnisa R. Ismail
3. Srinurningsi K. Rahim
4. Vingki R. Makmur
5. Yuliana Robot

A Biologi Non-Dik

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
GORONTALO
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu


Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia
dan nikmat bagi umat-Nya.Alhamdulillah, makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Ekologi dengan judul “Ekosistem ”.
Kami menyadari bahwa tugas makalah ini tidak akan dapat diselesaikan
tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu Kami mengucapkan
terima kasih kepada: Ibu. Marini, S.Pd, M.Si selaku dosen Biologi serta tim kerja.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi kami dan pembaca.

Gorontalo, 06 April 2019

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................1

1.3 Tujuan .............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................2

2.1 Konsep Ekosistem ..........................................................................................2

2.2 Komonen-komponen Ekosistem ....................................................................3

2.3 Tipe-tipe Ekosistem .......................................................................................7

2.4 Interaksi dalam ekosistem .......................................................................................8

BAB III PENUTUP .............................................................................................10

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................10

3.2 Saran .............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu hamparan atau kawasan misalnya hutan, kolam, danau dan
lain-lain terjadi interaksi antarkomponen abiotik dan biotic. Tumbuhan
memerlukan komponen – komponen hara dari tanah, air, cahaya untuk tumbuh.
Tumbuhan tersebut kemudian menjadi sumber makanan bagi hewan pemakan
tumbuhan atau konsumen, demikian seterusnya. Peristiwa tersebut merupakan
suatu system ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbale balik antara
mahluk hidup dengan lingkungannya atau dikenal pula sebagai ekosistem.
System terdiri atas komponen – komponen yang bekerja secara teratur sebagai
satu kesatuan, sedangkan ekologi adalah ilmu yang mengkaji hubungan timbale
balik antara organism dengan tempat hidupnya (habitat).

Ekosistem diartikan sebagai tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh


antara segenap komponen lingkungan hidup yang saling berinteraksi
membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan tersebut ada dalam suatu
keseimbangan tertentu yang bersifat dinamis. Artinya, bisa terjadi perubahan,
baik besar maupun kecil, yang disebabkan oleh factor maupun akibat ulah
manusia

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan konsep ekosistem?
2. Komponen apa saja yang ada dalam ekosistem?
3. Apa yang dimaksud dengan tipe-tipe ekosistem?
4. Apa saja interaksi dalam ekosistem?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu mengetahui konsep ekosistem
2. Mahasiswa mampu mengetahui komponen – kompenen ekosistem
3. Mahasiswa mampu mengetahui tipe – tipe ekosistem
4. Mahasiswa mampu mengetahui interaksi dalam ekosistem

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Ekosistem
Ekosistem merupakan sistem ekologi yang dibentuk oleh hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dapat
didefinisikan sebagai suatu tatanan kesatuan utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup (faktor biotik dan faktor abiotik) yang saling
memengaruhi. Penggabungan dari setiap unit biosistem melibatkan interaksi
timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi
menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi
antara organisme dan anorganisme. Menurut Hipotesis Gaia, yaitu:
"organisme, khususnya mikroorganisme dengan lingkungan fisik dapat
menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi sesuai untuk
terjadinya kehidupan". Bukti-bukti menunjukkan bahwa kandungan kimia
atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain
dalam tata surya. Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang
bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan
beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya, bahwa organisme juga
memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Berdasarkan interaksi
tersebut menunjukkan bahwa makhluk hidup dan lingkunganya saling
mempengaruhi.
Ekosistem adalah tempat dimana terjadinya proses saling interaksi dan
ketergantungan antara makhluk hidup sebagai komponen biotik, dengan
lingkungan hidupnya yang merupakan komponen abiotik. Komponen abiotik
atau komponen tak hidup meliputi udara (nitrogen, oksigen, karbon dioksida,
angin, kelembapan), suhu, air, mineral, cahaya, keasaman dan salinitas.
Komponen biotik atau komponen hidup terdiri dari produser, konsumer dan
decomposer (pengurai).

5
2.2 Komponen – Komponen Ekosistem
a. Komponen Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup merupakan komponen fisik dan kimia
yang medium atau substrat sebagai tempat berlangsungnya kehidupan atau
lingkungan tempat hidup. Sebagian besar dari komponen abiotik memiliki
beragam variasi dalam ruang dan waktu. Komponen abiotik berupa bahan
organik, senyawa anorganik, serta faktor yang memengaruhi distribusi
organisme, antara lain:
1. Suhu yaitu proses biologi dipengaruhi juga oleh suhu. Mamalia dan unggas
akan membutuhkan energi untuk dapat meregulasi temperatur dalam tubuh.
2. Air yaitu Ketersediaan air juga dapat mepengaruhi distribusi organisme.
Organisme yang terdapat pada gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air
yang ada di gurun tersebut
3. Garam yaitu Konsentrasi garam juga memengaruhi kesetimbangan air
dalam organisme dengan melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial
mampu untuk dapat beradaptasi di dalam lingkungan dengan kandungan
garam yang tinggi.
4. Cahaya matahari merupakan Intensitas serta kualitas cahaya matahari dapat
memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga yang
terjadi pada lingkungan air, fotosintesis terjadi pada sekitar permukaan yang
dapat dijangkau oleh cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya matahari
yang sangat besar dapat membuat peningkatan suhu, hal ini dapat
mengakibatkan hewan dan tumbuhan tertekan.
5. Tanah dan batu, Karakteristik tanah yang meliputi antara lain struktur fisik,,
komposisi mineral, dan pH membatasi penyebaran organisme yang
berdasarkan kandungan sumber makanan di tanah dan
6. Iklim adalah kondisi cuaca dalam suatu daerah atau area serta dalam jangka
waktu lama. Iklim makro meliputi iklim global, lokal, dan regional. Iklim
mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni oleh beberapa
komunitas tertentu.
b. Komponen Biotik

6
1. Produser
Semua organisme berhijau daun (berklorofil) tergolong produser.
Produser meliputi organisme bersel satu seperti ganggang,tumbuhan
lumut,tumbuhan paku,dan tumbuhan biji. Produser mampu mengubah zat
anorganik menjadi zat organik dengan pertolongan cahaya. Zat anorganik
yang diperlukan adalah CO2 dan H2O,yang akan diubah menjadi zat
organik yaitu gula(C6H12O6) yang diubah menjadi amilum(pati).
Organisme yang mampu menyusun zat organik disebut hidup secara
autotrof,produser dapat menyediakan bahan makanan bagi makhluk hidup
lain.
2. Konsumen
Konsumen merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai
pemakan bahan organik atau energi yang dihasilkan oleh produsen yang
bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Manusia, hewan, dan
tumbuhan tak berklorofil merupakan konsumen karena tidak dapat
mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik sehingga manusia,
hewan, dan tumbuhan tak berklorofil disebut konsumen. Konsumen dapat
dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu sebagai berikut.
a) Konsumen tingkat pertama (konsumen primer) merupakan konsumen
yang memakan tumbuhan secara langsung, misalnya, hewan pemakan
tumbuhan (herbivor), seperti zooplankton, ulat, belalang, tikus, sapi,
kerbau, kambing, dan kuda.
b) Konsumen tingkat kedua (konsumen sekunder) merupakan konsumen
yang memakan konsumen tingkat pertama, misalnya, burung
pemakan ulat dan ular pemakan tikus. Biasanya adalah hewan
pemakan daging (karnivora
c) Konsumen tingkat ketiga (konsumen tersier) merupakan konsumen
yang memakan konsumen tingkat kedua, misalnya, burung elang
pemakan ular atau burung alap-alap pemakan burung pemakan ulat.
d) Konsumen tingkat keempat (konsumen puncak) merupakan
konsumen yang memakan konsumen tingkat ketiga. Manusia sebagai

7
pemakan tumbuhan dan daging (omnivora) berada pada tingkatan
konsumen.
3. Dekomposer (pengurai)
Mikroorganisme yang berperan menguraikan tubuh makhluk hidup
lain yang mati atau sampahsampah. Makhluk hidup yang tergolong
pengurai adalah jamur dan bakteri. Sampah atau bangkai akan mengalami
pembusukan terlebih dahulu dan akhirnya mengalami penguraian. Zat-zat
makanan yang berupa zat organik yang terkandung didalamnya akan
terurai menjadi gas H2S yang menimbulkan bau busuk,CO2,air dan
mineral yang meresap ke dalam tanah. Di dalam ekosistem terjadi
hubungan saling ketergantungan antar komponennya. Hubungan saling
ketergantungan tersebut terjadi antara :
a) Komponen biotik dengan komponen abiotic, misalnya kandungan
nutrisi tanah akan berpengaruh terhadap tumbuhan yang ditanam di
tanah tersebut.
b) Komponen biotik dengan komponen biotik lainnya (produsen,
konsumen dan pengurai), misalnya terjadinya peristiwa makan dan
dimakan pada rantai makanan
Kumpulan beberapa rantai makanan akan membentuk jaring-jaring
makanan. Pada rantai makanan juga terjadi perpindahan energi dari
makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain. Ekosistem
merupakan penggabungan dari unit biosistem yang melibatkan hubungan
interaksi timbal balik antara organisme serta lingkungan fisik sehingga
aliran energi menuju struktur biotik tertentu sehingga terjadi siklus materi
antara organisme dan anorganisme. Matahari adalah sumber dari semua
energi yang ada dalam ekosistem. Ketergantungan pada ekosistem dapat
terjadi antar komponen biotik atau antara komponen biotik dan abiotik.
Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui:
a) Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses
makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai
makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme

8
pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan
maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai
produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas
hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer.
Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga,
terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu
tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.
b) Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling
berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk
seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi 5 makanan karena
setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk
hidup lainnya. Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik
dapat terjadi melalui siklus materi, seperti: siklus karbon, siklus air,
siklus nitrogen dan siklus sulfur. Siklus ini berfungsi untuk mencegah
suatu bentuk materi menumpuk pada suatu tempat. Ulah manusia
telah membuat suatu sistem yang awalnya siklik menjadi nonsiklik,
manusia cenderung mengganggu keseimbangan lingkungan.
Dalam suatu ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang
secara bersama-sama dengan lingkungan fisik. Organisme tersebut
akan beradaptasi dengan lingkungan fisik dan sebaliknya organisme
juga dapat memengaruhi lingkungan fisik yang digunakan untuk
keperluan hidup. Kehadiran suatu spesies dalam suatu ekosistem
ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya dan kondisi faktor
kimiawi serta fisis yang harus berada pada kisaran yang masih dapat
ditoleransi oleh spesies itu sendiri, itulah yang disebut hukum
toleransi.

2.2 Tipe-tipe Ekosistem


A. Akuatik (air)
1. Ekosistem air tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain: Memiliki fariasi suhu yang tidk
menyolok, cahaya yang kurang serta terpengaruh oleh iklim dan cuaca.

9
2. Ekosistem air laut
Habitat laut ditandai oleh talinitas atau kadar garam yang tinggi dengan ion
mencapai 55% terutama pada daerah laut tropik karena disana memiliki
suhu tinggi
3. Ekosistem estuari
Estuari atau muara merupakan tempat bersatunya sungai dengan air laut.
Komunitas tumbuhan yang dapat hidup di estuariantara lain rumput rawa
garam, pitoplanton dan ganggang. Komunitas hewanya seperti cacing, ikan,
kerang dan kepiting.
4. Ekosistem pantai
Dinamakan ekosistem pantai karena yang paling banyak tumbuh pada
gundukan pasir adalah tumbuhan yang memiliki kemampuan untuk dapat
tahan terhadap hempasan gelombang dan angin.
5. Ekosistem sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir pada satua arah.
6. Ekosistem terumbu karang
Ekosistem terumbu karang terdiri dari coral yang berada dekat pantai
hewan-hewan yang hidup pada karang memakan organisme mikroskopik
serta sisa organic lain.
7. Ekosistem laut dalam
Ekosistem laut dalam memiliki kedalaman yang dapat mencapai lebih dari
6000 meter.
8. Ekosistem lamun
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok yang dapat berbunga
dilingkungan laut. Tumbuhan lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai
macam keperluan.
B. Terestrial (darat)
1. Hujan hujan tropis
Hutan hujan tropis terdapat pada daerah tropic dan subtropik. Hutan hujan
tropis memiliki ciri-ciri curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies
pepohonan relatif cukup banyak dan jenisnya berbeda tergantung letak
geografisnya.
2. Sabana
Sabana dari daerah tropik terdapat pada wilayah yang memiliki curah hujan
40-60 inci per tahun, tetapi temperatur serta kelembaban masih tergantung
terhadap musim. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga serta
mamalia seperti zebra, hyena dan singa.
3. Padang rumput
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke
subtropik. Cii-ciri padang rumput adalah memiliki curah hujan sekitar 25-
30 cm per tahun, hujan turun secara tidak teratur, porositas atau peresapan
air yang tinggi, dan drainase aliran air yang cepat.
4. Gurun
Gurun terdapat pada daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput.
Ekosistem gururn memiliki ciri-ciri gersang dan curah hujan rendah sekitar

10
25 cm/tahun. Perbedaan suhu yang terjadi antara siang dan malam sangat
besar.
5. Hutan gugur
Hutan gugur terdapat pada daerah beriklim sedang yang memiliki 4 musim
dan memiliki ciri-ciri curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon
dalam ekosistem hutan gugur sedikit dan tidak terlalu rapat. Hewan yang
terdapat di ekosistem hutan gugur antara lain rusa, rubah, beruang dan
rakun.
6. Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan pegunungan daerah tropic.
Taiga memiliki ciri-ciri suhu di musim dingin yang rendah. Hutan taiga
seperti konifer, pinus, dan sejenisnnya. Hewan yang hidup di taiga antara
lain moose, beruang hitam, dan burung-burung yang berimigrasi ke selatan
pada saat musim gugur.
7. Tundara
Tundara terdapat pada belahan bumi sebelah utara dalam lingkaran kutub
utara serta terdapat dipuncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di
daerah tundara hnaya sekitar 60 hari.
8. Karst (batu gamping/gua)
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping yang terdapat pada wilayah
Yugoslavia. Karst memiliki ciri-ciri tanahnya kurang subur untuk pertanian,
mudah longsor, sensitif terhadap erosi.
9. Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptkan sendiri oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhan. Contoh ekosistem buatan adalah: bendungan,
hutan tanaman produksi seperti jati serta pinus, agroekosistem yang berupa
sawah tandah hujan, sawah irigasi, perkebunan sawit.
2.3 Interaksi dalam Ekosistem
Interaksi dalam sebuah ekosistem di golongkan menjadi 5, dimana
semuanya memiliki peran masing-masing. interaksinya adalah sebagai berikut :

Jenis interaksi dalam ekosistem yang pertama adalah simbiosis. Simbiosis


merupakan hubungan yang terjadi antara 2 organisme. Simbiosis itu sendiri dibagi
menjadi 3, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis komensalisme, dan simbiosis
parasitisme.

1. Simbiosis mutualisme
Simbiosis ini merupakan hubungan yang saling menguntungkan antara
individu yang terlibat. Contohnya antara lebah dan bunga atau ikan badut
dan anemon laut.
2. Simbiosis komensalisme

11
Simbiosis ini merupakan hubungan yang terjadi ketika satu individu
diuntungkan, tetapi individu yang lain tidak merasa dirugikan atau di
untungkan. Contohnya, ikan remora dan ikan hiiu.
3. Simbiosis parasitisme
Pada jenis simbiosis ini, ada satu pihak yang di untungkan, sedangkan pihak
yang lainnya dirugikan. Contohnya antara lain, benalu dan inangnya serta
kutu dan rambut manusia.

Jenis interaksi yang kedua yaitu kompetisi. Kompetisi adalah interaksi 2 jenis
makhluk hidup yang saling bersaing untuk mendapatkan atau memperebutkan
sebuah hal yang sama. Misalnya, persaingan antara kerbau dan kambing untuk
mendapatkan rumput dalam sebuah ekosistem padang rumput.

Jenis interaksi yang ketiga yaitu antibiosis. Antibiosis adalah interaksi antara
makhluk hidup dimana makhluk hidup yang satu menghambat pertumbuhan
makhluk hidup lainnya. Contohnya, jamur penicillium. Jamur ini menghambat
pertumbuhan beberapa jenis bakteri sehingga tidak bisa berkembang biak
disekitarnya, jamur ini digunakan oleh manusia sebagai obat antibiotik dengan
nama penisislin.

Jenis interaksi yang keempat yaitu predasi. Predasi adalah interaksi antara mangsa
dan pemangsa dalam sebuah ekosistem, interaksi ini menjaga keseimbangan jumlah
pemangsa dan mangsa dalam sebuah ekosistem. Contoh interaksinya adalah zebra
dan singa. Dengan adanya singa sebagai predator, singa berfungsi untuk
mengontrol populasi zebra agar tidak terlalu banyak, sehingga zebra tidak
mengalami ledakan populasidan mengganggu jalannya ekosistem.

Jenis interaksi yang terakhir yaitu netral. Jika makhluk hidup berinteraksi tetapi
tidak mengganggu satu sama lain, maka interaksi yang terjadi adalah netral. Mereka
hanya hidup di dalam ekosistem yang sama, tidak ada persaingan dan mangsa-
memangsa dalam interaksi ini.

12
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa, ekosistem adalah
kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal balik.
Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan komponen
abiotik. Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk tak hidup
atau benda mati. Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk
hidup yang meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia.

3.2 Saran

saran yang perlu disampaikan kepada pembaca adalah kami mengharapkan para
pembaca bisa mengambil pelajaran dari makalah kami ini, dan memberi kritikan
dari setiap kesalahan yang ada karena kami manusia biasa yang dhaif, dan jika ada
benarnya itu semata-mata dari Allah SWT.

14
DAFTAR PUSTAKA

Campbell NA, Reece JB. 2009. Biology. USA: Pearson Benjamin Cummings.
Yogyakarta : Universitas Gajah Mada

EITB. 2004. Ekosistem sebagai lingkungan hidup manusia. Bandung : Erlangga

Hutagalung RA. 2010. Ekologi Dasar. Jakarta : Erlangga

15

Anda mungkin juga menyukai