I. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Menentukan panas yang ditimbulkan oleh arus listrik.
2. Membuktikan Hukum Joule dan menentukan harga 1 Joule.
*) Tahanan geser digunakan hanya jika arus tidak bisa diatur melalui power supply
III. TEORI :
- +
V
+ Thermometer
E
- - +
A
(a)
_
+
A
+ _ +
E - V
Thermometer
(b)
1 *) Tahanan geser digunakan hanya jika arus tidak bisa diatur melalui
power supply
V. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI :
1. Buat hasil pengukuran dalam tabel.
2. Hitung harga H dengan persamaan (2)
3. Buat grafik pada kertas millimeter, T sebagai fungsi t, selama arus mengalir.
Apa kesimpulan dari grafik yang terjadi?
4. Hitung Q1 dan Q2 dengan persamaan (3) dan (4) lalu bandingkan dengan
harga H yang telah dihitung. Lalu tentukan tara kalor mekanik. (ingat 1
Joule = 0,24 kalori)
5. Buat kesimpulan percobaan ini.
2
VOLTAMETER
I. TUJUAN
Menentukan keseksamaan dari penunjukkan jarum amperemeter dengan
menggunakan voltameter tembaga.
II. PERALATAN
1. Voltameter tembaga dengan perlengkapannya 1 set.
2. Amperemeter 1 buah.
3. Neraca Ohauss 1 set. 4. Resistor 1 buah. *)
5. Adaptor 1 buah.
6. Stopwatch 1 buah.
7. Kertas Gosok (Amplas)
*) digunakan hanya jika arus tidak bisa diatur melalui power supply
III. TEORI
Sifat hantaran listrik zat cair dapat digolongkan :
Isolator: aquades, minyak, dll
Larutan ion : larutan asam basa, larutan garam. Ion yang ada sebagai
konduktor dengan disertai perubahan kimiawi.
Air raksa, logam cair dapat dialiri arus tanpa perubahan kimiawi.
Hukum Faraday I mengatakan bahwa “Massa zat yang dihasilkan di elektrode
pada peristiwa elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah listrik yang dialirkan
selama elektrolisis berlangsung ”. Kemudian dari pernyataan tersebut dapat
dibuat suatu persamaan rumus seperti di bawah ini :
G ~ q maka,
Dimana:
G = Massa endapan logam (gr) a =
Ekivalen elektrokimia (gr/coloumb) i
=Arus (Ampere) t = Waktu (detik)
Jumlah arus yang akan dialirkan, secara kuantitatif dinyatakan sebagai 1
Faraday, sehingga sesuai pula dengan satuan standar kelistrikan yang menyatakan
banyaknya elektron yang melewati elektrolit adalah Coloumb maka
:
1 Faraday = 1 mol elektron = 96500 Coloumb
Larutan yang digunakan adalah CuSO4. Reaksi kimia yang terjadi bila terdapat arus
listrik adalah:
𝐶𝑢𝑆𝑂4 → 𝐶𝑢++ + 𝑆𝑂4−− Reaksi
pada Anoda :
𝐻2𝑂 → 2𝐻+ + 𝑂2 Reaksi
pada Katoda:
𝐶𝑢++ → 𝐶𝑢 + 2𝑒−
Artinya Cu ++ dari larutan garam menuju Katoda dan Anoda kehilanganCu ++
yang dipakai untuk menetralkan SO4- -. Dari persamaan (1) diperoleh :
A+ -
+
2
_
+ - +
*) digunakan hanya jika arus tidak bisa diatur melalui power supply
1
2
3
I. TUJUAN
1. Mempelajari karakteristik rangkaian seri, rangkaian paralel dan rangkaian
seri-pararel
2. Menentukan besarnya arus yang mengalir pada rangkaian seri dan
tegangan pada rangkaian paralel menggunakan hukum kirchoff
I = I1 = I2 = . . . = In
Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan
sama. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing
tahanan seri adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
𝑉 = 𝑉1 + 𝑉2 + … + 𝑉𝑛
𝑅𝑠 = 𝑅1 + 𝑅2 + …+ 𝑅𝑛
𝑉 = 𝑉1 = 𝑉2 = …= 𝑉𝑛
Jika terjadi salah satu cabang tahanan paralel terputus, arus akan terputus hanya
pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa
terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.
2. Rangkaian Paralel
R1 = ..... Ω ; R2 = ..... Ω ; R3 = ..... Ω
Rs (Ω) I (A) I1 (A) I2 (A) I3 (A) V1 (V) V2 (V) V3 (V)
3. Rangkaian Gabungan
R1 = ..... Ω ; R2 = ..... Ω ; R3 = ..... Ω ; R4= ..... Ω
Rs (Ω) I (A) I1 (A) I2 (A) I3 (A) V1 (V) V2 (V) V3 (V)
HUKUM KIRCHOFF
1. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mempelajari rangkaian multiloop
2. Menentukan kuat arus pada setiap cabang dalam suatu rangkaian listrik
2. ALAT DAN BAHAN
1. Beberapa buah resistor
2. Multimeter
3. Power supply
4. Breadboard
5. Kabel penghubung
3. DASAR TEORI
Tujuan analisis rangkaian listrik pada umumnya untuk menentukan kuat arus dan
beda potensial (tegangan) pada suatu rangkaian listrik. Untuk analisis rangkaian
listrik ini, di samping hukum Ohm, hukum yang banyak dipakai adalah hukum
Kirchoff. Ada dua hukum Kirchoff yakni hukum I Kirchoff atau KCL (Kirchoff’s
Current Law) dan hukum II Kirchoff atau KVL (Kirchoff’s voltage Law). Hukum
Kirchhoff I menyatakan :
𝐼3 = 𝐼1 + 𝐼2
𝐸1 = 𝐼1𝑅1 + 𝐼3𝑅3
𝐸2 = 𝐼2𝑅2 + 𝐼3𝑅3
4. LANGKAH PERCOBAAN
1. Susun rangkaian seperti gambar 4.2.
2. Ukur masing-masing tegangan E1 dan E2 dalam keadaan terangkai.
3. Ukur arus yang mengalir pada I1, I2, dan I3.
4. Ukur Vab, Vbc, dan Vbd.
5. Ulangi percobaan dengan menggunakan resistor yang berbeda.
V. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI
1. Bandingkan hasil perhitungan anda dengan hasil pengukuran!
I. TUJUAN
Mencari nilai suatu hambatan Pengganti yang tidak diketahui dengan
metode Jembatan Wheatstone
Pada gambar 2.1 arus I1 , I2 , dan I3 menuju titik cabang A, sedangkan arus I4 dan
I5 meninggalkan titik cabang A. Maka pada titik cabang A tersebut berlaku
persamaan :
Rumusnya
Ra = R1 . R2 / (R1 + R2 + R2)
R2 = R1 . R5 / (R1 + R2 + R2)
R3 = R2 . R5 / (R1 + R2 + R2)
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk memahami konsep reaktansi kapasitif
II. ALAT DAN BAHAN
1. 2 Buah kapasitor dengan nilai kapasitansi yang berbeda
2. 2 Buah multimeter
3. Power supply AC
4. Breadboard
5. Kabel penghubung
III. DASAR TEORI
Seperti halnya dalam rangkaian arus searah (DC) dalam arus bolak balik (AC)
punterdapat hubungan antara tegangan (V) dan arus (I). Dalam rangkaian DC
hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk V = I R dengan R adalah hambatan
rangkaian.
Hubungan yang sama juga berlaku dalam rangkaian AC yang tersusun dari sebuah
kapasitor dengan kapasitansi C dan tegangan V. Hubungan tersebut dinyatakan
dalam bentuk V = I Xc dengan Xc disebut reaktansi kapasitor, yang sama halnya
dengan hambatan R dalam rangkaian DC. Huruf dibawah garis C menyatakan
kuantitas yang berhubungan dengan kapasitansi, oleh karena itu disitilahkan
sebagai reaktansi kapasitif kapasitor. Dari hubungan ini, reaktansi Xc dapat
didefinisikan sebagai Satuan reaktansi sama dengan satuan hambatan, yaitu Ohm,
yang dapat dilambangkan dengan Ω. V dan I dapat diukur menggunakan
multimeter. Dengan demikian Xc dapat dihitung.
di mana :
F adalah gaya (dalam satuan/unit newton) B adalah medan
magnet (dalam unit tesla) q adalah muatan listrik (dalam
satuan coulomb) v adalah arah kecepatan muatan (dalam
unit meter per detik) × adalah perkalian silang dari operasi
vektor.
Untuk gaya Lorentz yang ditimbulkan oleh arus listrik, I, dalam suatu medan magnet (B), rumusnya
akan terlihat sebagai berikut (lihat arah gaya dalam kaidah tangan kanan):
di mana :
F = gaya yang diukur dalam unit satuan newton
I = arus listrik dalam ampere
B = medan magnet dalam satuan tesla
X = perkalian silang vektor, dan
L = panjang kawat listrik yang dialiri listrik dalam satuan meter.
KEGIATAN:
Tabel Hasil
Panjang kawat efektif (L)= 2,5 cm, percepatan gravitasi = 9,8 m/s2.
No Kuat Arus Massa Awal Massa Akhir Perubahan Gaya (F) Kuat Medan
Listrik (I) (m0) (m1) Massa (∆m) Magnet (B)
0,5
1,5
2,5
Tugas Pendahuluan
1. Gambarkan garis-garis medan magnet untuk kawat berarus untuk setiap jenis muatan listrik!
2. Jelaskan Hukum Lorentz !
∆𝑚𝑔
3. Buktikan bahwa dari hukum lorentz 𝐹 = 𝑖|𝐿||𝐵| sin 𝜃 menjadi 𝐵 = 𝑖𝐿
4. Jelaskan bagaimana gaya magnet yang dihasilkan kawat berarus dapat bernilai maksimal dan
minimal dalam medan magnet eksternal!