Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI KARDIOVASKULER
“Anatomi dan Fungsi Sistem Kardiovaskuler”

Universitas Andalas

Oleh :
Kelompok 1
Debora Fitri Darwin 1711212029
Izzatul Mardiah Saini 1711211042
Randy Ramadhan 1711212018
Hukma Shabiyya 1711212048
Zuhrah Syartika Fitri 1711213018
Yesa Melam Sari 1811216010

Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga dapat menyelesaikan makalah “Anatomi dan Fungsi Sistem
Kardiovaskuler”. Makalah ini ditulis guna menyelesaikan tugas mata kuliah
Epidemiologi Kardiovaskuler.
Penyusunan tugas ini dilaksanakan atas bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu perkenankan penulis menyampaikan ucapan hormat dan terima
kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Epidemiologi Kardiovaskuler, Vivi
Triana S.K.M., M.P.H., yang telah membimbing dan membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya penulis berharap semoga
makalah tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Padang, 24 Januari 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Anatomi dan Fisiologi...............................................................................3
2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Jantung..........................................................3
2.1.2 Anatomi dan Fisiologi Pembuluh Darah............................................7
2.1.3 Anatomi dan Fisiologi Darah.............................................................9
BAB III PENUTUP...............................................................................................16
3.1 Kesimpulan..............................................................................................16
3.2 Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penghubung antara lingkungan eksternal dan lingkungan cairan internal
tubuh dikenal dengan sistem sirkulasi. Sistem kardiovaskuler adalah bagian dari
sistem sirkulasi yang terdiri atas jantung, pembuluh darah (arteri, kapilar, dan
vena), dan darah yang mengalir didalamnya (Sloane, 1995).
Secara global, penyakit kardiovaskuler merupakan Penyakit Tidak
Menular (PTM) penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya. Penyakit
kardiovaskuler disebabkan oleh gangguan fungsi pembuluh darah dan jantung
seperti penyakit gagal jantung, penyakit jantung koroner, stroke dan hipertensi
(Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Diperkirakan sebanyak 17,3 juta kematian disebabkan oleh penyakit
kardiovaskuler pada tahun 2008 dengan lebih dari 3 juta kemaian tersebut terjadi
pada penduduk berusia kurang dari 60 tahun dan seharusnya dapat dicegah
(Kementerian Kesehatan RI, 2014). Berdasarkan hasil survey Sample Registration
System (SRS) pada tahun 2014 di Indonesia, pada semua kategori umur Penyakit
Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab kematian tertinggi setelah stroke.
Penyakit kardiovaskuler secara substansi berkontribusi terhadap masalah
pembangunan nasional dan disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang secara
potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya penyakit jantung dan pembuluh
darah pada seseorang atau kelompok tertentu (Menteri Kesehatan RI, 2009).
Berdasarkan uraian tersebut maka dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut
mengenai Anatomi dan Fungsi Sistem Kardiovaskuler.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana anatomi dan fungsi dari sistem kardiovaskuler?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui anatomi dan fungsi dari sistem kardiovaskuler.

1
1.3.2 Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui anatomi dari jantung, pembuluh darah, dan darah.
- Untuk mengetahui fisiologi sistem kardiovaskuler.

1.4 Manfaat
Untuk dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Epidemiologi
Kardiovaskuler.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1.5 Anatomi dan Fisiologi
Sistem kardiovaskuler pada prinsipnya terdiri dari jantung, pembuluh
darah dan saluran limfa. Sistem ini berguna untuk mengangkut oksigen,
nutrisi dan zat-zat lain untuk dapat didistribusikan ke semua bagian tubuh
dan membawa bahan-bahan hasil akhir dari metabolisme dan kemudian
dikeluarkan dari tubuh.
1.5.1 Anatomi dan Fisiologi Jantung
Jantung terletak dalam rongga dada sedikit ke kiri diatas diafragma,
dan berukuran sebesar kepalan tangan dan beratnyakira-kira 250-300.
Jantung merupakan organ yang terdiri dariotot-otot jantung antara lain otot
serambi (atrium), otot bilik (ventrikel) dan serat otot khusus penghantar
rangsangan. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau
dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi
cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita
(Syaifuddin, 2006).
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang di mana bagian atasnya
tumpul (pangkal jantung) yang disebut basis kordis.Bagian bawahnya agak
runcing yang disebut aspek kordis.Denyutan jantung disebut dengan iktus
kordis.
Dibawah ini gambaran anatomi jantung :

1. Ruang Jantung

3
Menurut Palupi Widyastuti (2003), ruang jantung ada empat bagian
yaitu:
a. Atrium (serambi)
Memiliki dinding yang tipis dan menerima darah dari vena yang
membawa darah kembali ke jantung.
 Atrium Kanan yaitu terletak dalam bagian superior kanan
jantung. Menerima darah dari seluruh jaringan kecuali paru-paru
yaitu:
o Vena Kava Superior
Vena ini membawa darah yang mengandung CO2 dari
bagian atas tubuh (kepala, leher, dan anggota badan atas) ke
serambi kanan jantung.
o Venan Kava Superior
Vena ini menbawa darah yang mengandung CO2 dari
bagian tubuh lainnya dan anggota badan bawah tubuh ke
serambi kanan jantung.
 Atrium Kiri yaitu menerima darah dari paru-paru melalui
empat vena pulmonalis. Darah ini kemudian mengalir ke
ventrikel kiri melalui atrioventrikular (AV) yang terletak di
bawah dinding posterior atrium kanan.
b. Ventrikel (bilik)
Berdinding tebal dan mendorong darah ke luar ke jantung
menuju arteri yang memebawa darah meninggalkan jantung.
 Ventrikel kanan terletak di bagian inferior kanan pada
apeks jantung.
Ventrikel kiri terletak di bagian inferior kiri pada apeks
jantung. Dindingnya lebih tebal dari ventrikel kanan.
Menerima aliran darah dari atrium kiri
kemudian memompakannya ke seluruh tubuh melalui aorta.

2. Lapisan Jantung

4
Sisi kanan dan kiri jantung dipisahkan oleh dinding otot tebal
yang fisebut sekat. Jantung terbuat dari jaringan otot khusus yang
tidak terdapat dimanapun di seluruh tubuh. Jaringan khusus ini
disebut otot jantung dan memiliki 3 lapisan utama, yaitu :
a. Lapisan pertama atau endokardium yang berfungsi sebagai
lapisan dalam jantung. Endokardium merupakan dinding
dalam atrium yang meliputi membran yang mengkilat yang
terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium
kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.
b. Lapisan kedua atau miokardium. Lapisan ini adalah otot
utama jantung dan untuk memompa sirkulasi darah.Lapisan ini
merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot
jantung, otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot
yaitu:
 Bundalan otot artia, yang terdapat di baian kiri/kanan dan
basis kordis yang membentuk serambi atau aurikula kordis.
 Bundalan otot ventrikel, yang membentuk bilik jantung,
dimulai dari cincin atrioventrikuler sampai di apeks
jantung.
 Bundalan otot antriovertikuler merupakan dinding
c. Lapisan ketiga atau epikardium merupakan membran
protektif yang menutup sebelah luar jantung. Epikardium
sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong
pembungkus jantung yang terletak pada mediastinum minus
dan dibelakang korpus stemi dan rawan iga II-IV yang terdiri
dari 2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietal dan
viseral. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender yang
digunakan sebagai pelicin untuk menjaga agar gesekan
perikardium tidak mengganggu jantung

3. Katup Jantung
Jantung mempunyai empat katup utama yang terbuat dari
jaringan endokardium. Katup merupakan bangunan mirip penutup

5
untuk membuka dan menutuo sebagai respon terhadap pemompaan
jantung. Dengan kegiatan membuka dan menutup memungkinkan
darah mengalir ke jantung dan paru-paru dan mencegah aliran
darah kembali
Katup terletak pada daerah jantung berikut:
1. Katup trikuspidal antara atrium kanan dan ventrikel kanan.
Katup ini mengatur masuknya aliran darah dari atrium kanan
ke ventrikel kanan;
2. Katup pulmonal antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis.
Katu ini mengatur keluarnya aliran darah dari ventrikel kanan
ke arteri pulmonaris yang berfungsi sebagai saluran pembawa
darah menuju paru-paru untuk mengambil oksigen.
3. Katup mitral antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup ini
mengatur masuknya darah dari paru-paru yang kaya akan
oksigen melewati atrium kiri menuju ke ventrikel kiri.
4. Katup aorta antara ventrikel kiri dan aorta, arteri utama dalam
tubuh, Katup ini mengatur keluarnya darah yang kaya akan
oksigen dari ventrikel kiri menuju ke aorta, yang merupakan
arteri terbesar tubuh.

Fungsi Jantung
Jantung berfungsi sebagai pompa yang memberi tekanan pada
darah untuk menghasilkan gradien tekanan yang dibutuhkan untuk
mengalirkan darah ke jaringan. Seperti semua cairan, darah mengalir
menuruni gradien tekanan dari daerah dengan tekanan tinggi ke daerah
dengan tekanan rendah.

1.5.2 Anatomi dan Fisiologi Pembuluh Darah


System peredaran darah juga tersusun atas pembuluh-pembuluh darah
yang memiliki peranan penting dalam sirkulasi darah kesemua tubuh
maupun dari seluruh tubuh. Pembuluh darah terdapat diseluruh tubuh yang
menghubungkan antara oragan-organ vital tubuh seperti paru-paru, hati,
pancreas, ginjal dengan organ jantung.

6
Pembuluh darah manusia mempunyai bentuk seperti pipa saluran
panjang yang bersifat elastic dan kenyal, berongga dibagian tengahnya
yang disebut Lumen, tersusun atas tiga lapis dinding penyusun pembuluh
darah. Terdapat beberapa perbedaan karakteristik diantara arteri dan vena
yaitu:

Dinding pembuluh arteri dan vena tersusun atas tiga lapisan, yaitu:
a. Tunika Intima
Tunika intima adalah lapisan paling dalam dari dinding
pembuluh darah yang teridir dari lapisan endothelium dan
jaringan konektif elastic dan jaringan kolagen. Lapisan ini yang
berbatasan dengan lumen pembuluh darah.
b. Tunika Media
Tunika media adalah lapisan kedua dari dinding pembuluh
darah yang paling tebal dan tersusun atas otot-otot polos polos
serat elastic. Adanya otot-otot plos inilah yang memungkinkan
terjadinya mekanisme kerja otot yaitu konstraksi dan relaksasi
pembuluh darah dalam bentuk pelebaran dan penyempitan
pembuluh darah.
c. Tunika Adventika
Tunika adventisia adalah ketiga lapisan paling luar dari
dinding pembuluh darah yang terususu atas jaringan ikat serat
elastic

7
Dinding dari pembuluh darah kapiler hanya terdiri atas sebuah
lapisan tunggal endothelium dan membrane basalis. Atas dasar
inilah kenapa pembuluh darah kapiler mempunyai ukuran lebih
kecil dan lebih tipis apabila dibandingkan dengan ukuran arteri
dan vena.

Perbedaan structural pembuluh darah vena dan pembuluh darah


arteri
1. Dinding arteri lebih tebal dibandingkan dengan vena. Dinding
vena lebih tipis memudahkan petugas kesehatan untuk melakukan
penyuntikan untuk mengambil atau mamsukan darah
2. Tunika media arteri lebih tebal dibandingkan dengan tunika media
vena
3. Diameter lumen arteri lebih kecil dibandingkan lumen vena
4. Terdapat katup/valve dibagian dalam lumen vena, fungsi katup
vena adalah untuk mencegah aliran balik darah yang mengalir di
lumen vena

Fungsi Pembuluh Darah


Pembuluh darah mempunyai fungsi vital sebagai saluran
tranportasi utama bagi darah dari jantung ke seluruh tubuh dan
sebaliknya. PEMBuluh darah ikut membantu menjaga keseimbangan
tekana darah melaui mekanisme kontraksi dan relaksasi otot-otot
penyusun pembuluh darah.

8
1.5.3 Anatomi dan Fisiologi Darah
A. Definisi Darah
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang berbentuk cairan yang terdapat di
dalam pembuluh darah. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang
diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah terdiri dari dua komponen,
yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira-
kira merupakan 1/12 berat badan atau kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya
adalah cairan, sedangkan 45% sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini
dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah yang dipadatkan
yang berkisar anatara 40-47. Diwaktu sehat volume darah adalah konstan dan
sampai batas tertentu diatur oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan
dalam jaringan.

B. Fungsi Darah
1. Sebagai alat Pengangkut, yaitu :
 Mengambil oksigen / zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan
keseluruh jaringan tubuh.
 Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui
paru-paru.
 Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan
dibagikan keseluruh jaringan / alat tubuh.
 Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh
untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
 Mengedarkan hormon yaitu hormon untuk membantu proses fisiologis.
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam
tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibodi / zat-zat anti racun.
3. Menyebarkan panas ke seluruh tubuh.
4. Menjaga kesetimbangan asam basa jaringan tubuh untuk menghindari
kerusakan.

C. Komposisi Darah
1. Air: 91%
2. Protein: 3% (albumin, globulin, protombin, dan fibrinigen)
3. Mineral: 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat,
magnesium, kalsium dan zat besi.

9
4. Bahan Organik: 0.1% (glukosa, lemakasam urat, keratinin, kolesterol, dan
asam amino)

D. Bagian-bagian Darah
1. Sel sel Darah
a. Sel Darah Merah(Eritrosit)
Anatomi sel darah merah (eritrosit), bentuknya seperti cakram/
bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit
(0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1
mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya
mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan
bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen. Eritrosit
terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas tinggi. Membran ini
elastis dan flexible, sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapilar
(pembuluh darah terkecil). Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta
molekul hemoglobin, sejenis pernafasan yang mengikat oksigen. Volume
hemoglobin mencapai sepertiga volume sel. Hemoglobin adalah protein
pigmen yang memberi warna merah pada darah. Setiap hemoglobin terdiri
dari protein yang disebut globin dan pigmen non-protein yang disebut
heme. Setiap heme berikatan dengan rantai polipeptida yang mengandung
besi (Fe2+).
Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru
untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida
dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan
oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah
bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4
Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai
oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan:
Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa
dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb +
karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut
akan dikeluarkan di paru-paru.

10
b. Sel Darah Putih(Leukosit)
Anatomi sel darah putih (leukosit), bentuk dan sifat leukosit berlainan
dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di bawah mikroskop maka akan
terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan
perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam- macam inti
sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening
(tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darah kira-kira 6000-9000.
Leukosit memiliki sebuah nukleus, tidak berwarna dan menunukkan
gerakan amuboid.
Fungsi sel darah putih adalah sebagai pertahanan tubuh yaitu
membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam
jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam
limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu
mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke
pembuluh darah.
Pembagian Leukosit
1. Agranulosit
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri
dari:
a. Linfosit, Leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe,
bentuknya ada yang besar dan kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat
glandula dan intinya besar, banyaknya kira- kira 20%-15% dan fungsinya
membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jarigan tubuh.
Rentang hidupnya dapat mencapai beberapa tahun.
Struktur: limfosit mengandung nukleus bulat berwarna biru gelap
yang dikelilingi lapisan tipis sitoplasma. Ukurannya bervariasi ; ukuran
kecil 5µm sampai 8 µm. Ukuran terbesar 15 µm.
Asal dan fungsi: limfosit berasal dari sel-sel batang sumsum tulang
merah, tetapi melanjutkan diferensiasi dan poliferasinya dalam organ lain.
Sel ini berfungsi dalam reaksi imunologis.
b. Monosit, terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit,
mencapai 3-8% jumlah total.

11
Struktur: merupakan sel darah terbesar. Di bawah mikroskop terlihat
bahwa protoplasmanya lebar, warna biru abu-abu mempunyai bintik-bintik
sedikit kemerahan. Inti selnya bulat dan panjang, warnanya lembayung
muda.
Fungsi: sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini siap bermigrasi
melalui pembuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan aliran darah,
maka sel ini menjadi histiosit jaringan (makrofag tetap)
2. Granulosit
Disebut juga leukosit granular terdiri dari:
a. Neutrofil, atau disebut juga (polimorfonuklear leukosit) banyaknya
mencapai 50% - 60%
Struktur: neutrofil memiliki granula kecil berwarna merah muda
dalam sitoplasmanya dan banyak bintik-bintik halus / glandula.
Nukleusnya memiliki tiga sampai lima lobus yang terhubungkan
dengan benang kromatin tipis. Diametrnya mencapain9 µm -12 µm
b. Eusinofil, mencapai 1-3% jumlah sel darah putih
Struktur: memiliki granula sitoplasma yang kasar dan besar,
dengan pewarnaan oranye kemerahan. Sel ini memiliki nukleus
berlobus dua, dan berdiameter 12µm-15µm.
Fungsi: merupakan fagositik lemah, jumlahnya akan menigkat saat
terjadi alergi atau penyakit parasit , tetapi akan berkurang selama
sters berkepanjangan. Sel ini berfungsi dalam detoksifikasi
hestamin yang diproduksi sel mast dan jaringan yang cedera saat
inflamasi berlangsung.
c. Basofil, mencapai kurang dari 1% jumlah leukosit
Struktur: memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang
bentuknya tidak beraturan dan akan berwarna keunguan sampai
hitam serta memperlihatkan nukleus berbentuk S. diameternya
12µm-15µm.
Fungsi: basofil menyerupai sel mast. Sel ini mengandung histamin
mungkin untuk menigkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera
dan juga antiglukagon heparin mungkin untuk membantu
mencegah penggumpalan darah intravaskuler, fungsi sebenarnya
belum diketahui.
c. Sel Pembeku Darah(Trombosit)/Keping Darah

12
Anatomi trombosit, bentuknya berupa benda-benda kecil yang mati
yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan
lonjong, warnanya putih, normal pada orang dewasa 200.000-
300.000/mm3.bagian ini merupakan fragmen sel tanpa nukleus yang
berasal dari sumsum tulang. Ukuran trombosit mencapai setengah ukuran
sel darah merah. Sitoplasmanya terbungkus suatu membran plasma dan
mengandung berbagai jenis granula yang berhubungan dengan proses
koagulasi darah.
Fungsi trombosit yaitu memegang peranan penting dalam pembekuan
darah (hemostasis). Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada
luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus-
menerus.

2. Plasma Darah
Plasma darah adalah bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5%
dari berat badan, merupakan media sirkulasi elemen-elemen darah yang
membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan sel pembeku darah juga
sebagai media transportasi bahan organik dan anorganik dari suatu
jaringan atau organ. Plasma darah adalah bagian darah yang cair. Plasma
darah tersusun dari 91,5% air dan 8,5% zat-zat terlarut. Dalam plasma
darah terlarut molekul-molekul dan berbagai ion, yang meliputi glukosa
sebagai sumber utama energi untuk sel-sel tubuh dan asam-asam amino.
Ion-ion yang banyak terdapat dalam plasma darah adalah natrium (Na+)
dan klor (Cl-). Ion-ion dan molekul tersebut akan diedarkan ke seluruh
tubuh atau berfungsi untuk membentuk peredaran zat-zat lainnya. Sekitar
7% plasma darah terdiri dari molekul-molekul protein, yaitu serum
albumin 4%; serum globulin 2,7%; dan fibrinogen 0,3%.
1. Serum adalah cairan darah yang tidak mengandung fibrinogen
(komponen untuk proses pembekuan darah ). Serum berfungsi sebagai
penghasil zat antibodi yang dapat membunuh bakteri atau benda asing
yang masuk ke dalam tubuh kita.

13
2. Albumin adalah protein plasma yang terbanyak ,tetapi ukurannya
paling kecil. Albumin disintesis di hati dan bertanggung jawab untuk
tekanan osmotik koloid darah.
3. Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma. Ada dua globulin
yaitu : alfa dan beta globulin dan gamma globulin. Berfungsi untuk
membentuk zat antibodi
4. Fibrinogen disintesis di hati dan merupakan komponen asensial dalam
mekanisme pembekuan darah.
Protein plasma juga berperan sebagai antibodi. Antibodi merupakan
protein yang dapat mengenali dan mengikat antigen tertentu. Sedangkan
antigen merupakan molekul (protein) asing yang memacu pembentukan
antibodi. Antibodi terebntuk jika ada antigen yang masuk ke dalam tubuh.
Antibodi ini berasal dari globulin dalam sel-sel plasma.
Antibodi bekerja melalui dua cara yang berbeda untuk
mempertahankan tubuh terhadap penyebab penyakit, yaitu dengan
menyerang langsung penyebab penyakit tersebut, atau dengan
mengaktifkan sistem komplemen yang kemudian akan merusak penyebab
penyakit tersebut. Antibodi dapat melemahkan penyebab penyakit dengan
cara sebagai berikut:
1. Aglutinasi: terbentuknya gumpalan-gumpalan yang terdiri dari
struktur besar berupa antigen pada permukaannya, misalnya bekteri atau
sel darah merah.
1. Presipitasi : terbentuknya molekul yang besar antara antigen yang
larut, misalnya racun tetanus dengan sehingga berubah menjadi tidak larut
dan akan mengendap.
2. Netralisasi: Antibodi yang bersifat antigenik akan menutupi
tempat-tempat yang toksik dari agen penyebab penyakit
3. Lisis: beberapa antibodi yang bersifat antigenik yang sangat kuat
kadamg-kadang mampu langsung menyerang membran sel agen penyebab
penyakit sehingga menyebabkan sel-sel tersebut rusak.

14
BAB III
PENUTUP
1.6 Kesimpulan
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri otot. Cara bekerjanya
menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf
otonom) Lapisan jantung terdiri dari: Endokardium, Miokardium, Pericardium
Ruang Jantung terbagi atas empat ruang: Atrium kanan dan atrium kiri yang
dipisahkan oleh septum intratrial, Ventrikel kanan dan ventrikel kiri yang
dipisahkan oleh septum. Katup jantung terdiri dari: Katup Trikuspidalis, Katup
pulmonal, Katup Bikuspid, Katup Aorta.
Pembuluh darah dalam jantung : Arteri Koroner, Vena Kava Superior,
Vena kava Inferior, Vena Pulmonalis, Aorta, Arteri Pulmonalis. Fisiologi jantung
terbagi dalam beberapa bagian diantaranya Sistem pengaturan jantung terdapat
serabut parkinje yang merupakan serabut otot jantung khusus, nodus sinoatrial,
nodus atrioventrikular, dan berkas A-V. Aktivitas kelistrikan jantung, siklus
jantung, bunyi jantung, frekuensi jantung, curah jantung, cara kerja jantung.

1.7 Saran
Diharapkan makalah ini semoga berguna bagi pembaca, khususnya
mahasiswa. Namun, alangkah baiknya jika pembaca tidak puas dengan materi
yang kami buat dan bisa lebih memahami materi tentang anatomi jantung.

15
DAFTAR PUSTAKA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2014. Situasi Kesehatan Jantung. Jakarta:


Pusdatin Kemenkes RI.
MENTERI KESEHATAN RI 2009. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 854/MENKES/SK/IX/2009. In: RI, K. K. (ed.). Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
SLOANE, E. 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Bakta, I made. Hematologi Klinik ringkas. 2012. Jakarta: EGC.
C. Pearce, Evelyn. 1992. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Guyton, Arthur C. 1993. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 7 bagian 1.
Jakarta: EGC
Syaifuddin, Drs, H. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3.
Jakarta: EGC
Sherwood, lauralee. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. 2012. Jakarta:
EGC.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :
EGC
Kabo, Peter. 2008. Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama
TIM MGMP Pati. 2015. Farmakologi Jilid III. Yogyakarta: Deepublish
Guntur.2019. Sistem Kardiovaskuler. Ponorogo : Uwais Inspirasi Indonesia
Kuntoadi, Kama Bagus. 2019. BUKU AJAR ANATOMI FISIOLOGI: Untuk
Mahasiswa APIKES. Jakarta : Pancatera
Fikriana, Riza. 2018. Sistem Kardiovaskuler. YOGyakarta: Deepublish
Ethel, S. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. alih bahasa James Veldman,
Palupi Widyastuti Indonesia. Jakarta ecg

16

Anda mungkin juga menyukai