Anda di halaman 1dari 9

Ujian Akhir Semester

Akuntansi & Pelaporan Keuangan

Disusun oleh :
1. Rida Indriyani (S431908028)

Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2019
Soal 1

Pada psak 16 dijelaskan bahwa pengakuan aset tetap jika kemungkinan besar entitas akan
memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset dan dapat diukur secara handal. Perusahaan
membagi dua perlakuan untuk alat maupun sparepart. Kita harus melihat tujuan perusahaan
membagi dua perlakuan untuk alat maupun sparepart. Karena dalam PSAK 16 tidak dijelaskan
bahwa alat maupun sparepart harus bernilai diatas 400 juta untuk di akui menjadi aset tetap,
dalam PSAK hanya dijelaskan bahwa pengakuan aset tetap jika kemungkinan besar entitas akan
memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset dan dapat diukur secara handal. dan ada
beberapa kriteria untuk aset tetap yang berguna untuk informasi bagi perusahaan yaitu

 Tidak ditujukan untuk djual lagi


 Mempunyai wujud fisik
 Memiliki nilai yang material, harga aset tersebut bernilai cukup signifikan
 Memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku dan nilai manfaat
ekonominya bisa diukur dengan handal
 Aset digunakan dalam aktivitas normal perusahaan

Seharusnya perusahaan menggunakan kriteria ini untuk memperlakukan alat maupun sparepart
karna jika perusahaan salah memperlakukan alat maupun sparepart akan berdampak pada
laporan keuangan perusahaan, yang nantinya laporan keuangan tersebut tidak sesuai dengan
PSAK 16 yang mengatur mengenai aset tetap. Pada PSAK 14 dijelaskan bahwa Persediaan
adalah aktiva :

 Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal


 Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
 Atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan / supplies untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa

Pada kriteria persediaan jauh berbeda dengan aset tetap karena perlakuan nya pun berbeda. Pada
aset tetap tidak ditujukan untuk dijual lagi namun pada persediaan dijelaskan bahwa persediaan
digunakan untuk dijual dalam kegiatan usaha normal. Perusahaan harus menjelaskan mengapa
ada dua perlakuan untuk alat maupun sparepart. Karena di dalam PSAK 14 maupun PSAK 16
tidak dijelaskan dalam kriteria bahwa alat maupun sparepart harus diatas 400 juta untuk diakui
menjadi aset tetap dan dibawah 400 juta untuk diakui menjadi persediaan.

Soal 2

Perlakuan untuk aset tetap dan persediaan ini tidak tepat karena Semua aset tetap kecuali tanah
kehilangan kapasitasnya saat digunakan. Kehilangan kapasitas produksi ini diakui sebagai Beban
Depresiasi  Depresiasi  alokasi biaya perolehan. Penurunan nilai juga digunakan untuk
jika ada aset tetap yang sudah rusak sebelum masa ekonomis nya habis atau cadangan dana
tersebut digunakan membeli aset tetap yang baru untuk menggantikan aset tetap yang tidak
berfungsi lagi. Jika perusahaan tidak melakukan penurunan nilai aset tetap tiap tahunnya maka
pencatatan pada laporan keuangan akan sangat besar dan nilai tersebut tidak sesuai dengan
kondisi yang sesungguhnya. Jika nilai di masa depan lebih rendah dari nilai tercatat, maka aset
harus diturunkan.Pengukuran penurunan nilai dapat dilakukan untuk satu unit aset tunggal
maupun satu kelaompok aset. Ada aset yang dapat menghasilkan arus kas independen dari aset
atau kelompok aset lain. Jika satu aset dapat menghasilkan arus kas independen maka
pengukuran penurunan nilai dilakukan berdasarkan unit aset tersebut. Namun ada beberapa aset
yang dapat menghasilkan arus kas jika berada dalam kelompok aset, sehingga penurunan nilai
dilakukan untuk satu unit penghasil kas. PSAK 48 ini berlaku untuk aset keuangan yang
dikelompokkan sebagai investasidalam:
 Entitas anak PSAK 4 :Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri;
 Ventura bersama PSAK 12 : Bagian Partisipasi Dalam Ventura Bersama
 Entitas asosiasi PSAK 15 : Investasi pada Entitas Asosiasi
 Asset Tetap PSAK 16 : Asset Tetap

Penurunan nilai yang dimaksud untuk persediaan adalah penurunan nilai harga pokok
persediaan. Harga pokok persediaan bisa turun karena beberapa hal yaitu rusak, penurunan
harga, dan hilang. Persediaan ada 3 metode yaitu fifo, lifo dan average. Ketiga metode ini
digunakan untuk melihat stok persediaan digudang dan untuk melihat metode mana yang
menguntungkan bagi perusahaan. Sejauh ini, metode fifo lah yang sangat menguntungkan bagi
perusahaan. irst in first out yang artinya masuk pertama keluar pertama, maka pada metode ini
unit persediaan yang pertama kali masuk ke gudang perusahaan akan dijual pertama. Metode
FIFO ini didasarkan pada asumsi bahwa aliran cost masuk persediaan harus dipertemukan
dengan hasil penjualannya. Sebagai akibatnya, biaya per unit persediaan yang masuk terakhir
dipakai sebagai dasar penentuan biaya barang yang masih dalam persediaan pada akhir periode
(persediaan akhir).

Dalam penerapan metode FIFO berarti perusahaan akan menggunakan persediaan barang yang
lama/pertama masuk untuk dijual terlebih dahulu. Jadi biasanya persediaan akhir barang
dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk. Metode FIFO
cocok diterapkan pada perusahaan yang menjual produk yang memiliki masa kadaluarsa, seperti
makanan, minuman, obat dan lain sebagainya.

Soal 3

Pengembalian kepada negara pada tahun ke 11 bukan merupakan jual beli aset namun termasuk
kepada hibah pemerintah. asset di catat dalam perusahaan swasta, di catat dan diakui pada
tanggal kejadian pemberian atau tanggal penyerahaan ke pihak negara. Pengembalian ini juga
pihak swasta telah mendapatkan manfaatnya selama 11 tahun kontrak. Pada PSAK 61
menjelaskan bahwa Hibah yang terkait dengan aset hibah pemerintah yang kondisi utamanya
adalahbahwa entitas yang memenuhi syarat harus melakukan pembelian, membangun
ataumembeli aset jangka panjang. Kondisi tambahan mungkin juga ditetapkan dengan
membatasi mungkin juga ditetapkan dengan membatasi jenis atau lokasi aset atau periode aset
tersebutdiperoleh atau dimiliki
Soal 4

Jika iya memiliki saham sekitar 20% sd 50% maka iya dikatakan perusahaan asosiasi dan
melakukan pencatatan investasi menggunkan metode ekuitas. Jika investor mempunyai pengaruh
signifikan terhadap perusahaan investi, perusahaan investi disebut sebagai perusahaan asosiasi.
Dari segi akuntansi, investor harus mempertanggungjawabkan investasinya pada perusahaan aso-
siasi dengan metode ekuitas. Dalam metode ekuitas, investasi pada tanggal akuisisi dicatat
sebesar biaya perolehannya, dan sepanjang periode setelah tanggal akuisisi nilai tercatat investasi
tersebut disesuaikan sejalan dengan perubahan ekuitas perusahaan asosiasi. Penerapan metode
ekuitas untuk investasi dalam perusahaan asosiasi secara substansial merupakan perluasan
(bentuk lain) dari pengkonsolidasian laporan keuang-an. Hanya saja, laporan keuangan
konsolidasi disusun dengan cara menggabungkan masing-masing akun perusahaan investor
(induk perusahaan) dan perusahaan investi (anak perusahaan) dengan terlebih dahulu
mengeliminasi akun-akun silang (reciprocal account); sedangkan metode ekuitas hanya
menggabungkan bagian hak kepemilikan atas aktiva neto perusahaan asosiasi dalam akun
tunggal yaitu akun investasi serta meng-gabungkan bagian hak atas laba atau rugi perusahaan
asosiasi dalam akun tunggal pendapatan investasi”. Penerapan akuntansi metode ekuitas untuk
investasi dalam perusahaan asosiasi diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi No.15. Investasi
dipertanggungjawabkan dengan metode ekuitas sejak tanggal investasi dimaksud memenuhi
definisi perusahaan asosiasi. Mulai tanggal tersebut, paragrap 10 PSAK No. 15 menyatakan
bahwa selisih antara biaya perolehan dengan bagian investor atas nilai wajar aktiva neto yang
dapat diidentifikasi pada tanggal akuisisi dipertanggungjawabkan sebagai yang diuraikan pada
bagian mengenai penggabungan usaha yang dibukukan dengan metode akuisisi (PSAK No.22).

Soal 5

Laba operasi atau usaha Perseroan pada Semester I 2015 sebesar Rp24,7 triliun, nilai tersebut
turun 14,2 persen sebesar Rp 4,1 triliundibanding periode lalu sebesar Rp 28,8 triliun. Pada
waktu yang sama, Perseroan mengalami rugi bersih sebesar Rp 10,5 triliun atau turun sebesar Rp
25,0 triliun dibanding dengan Semester I 2014 sebesar Rp 14,5 triliun. penurunan laba bersih
tersebut terutama karena adanya rugi selisih kurs yaitu dari laba kurs Rp 4,4 trilliun pada
Semester I 2014 menjadi rugi selisih kurs Rp 16,9 trilliun pada Semester I 2015. Sepertinya jika
PLN melakukan penerapan ISAK 8, hutang valas Indonesia seolah bertambah karena adanya
double counting, tapi disisi lain harus melihat sisi pertauran keuangan yang telah di tetapkan di
Indonesia tetapi kasus ini. Maka dari itu pihak PLN melakukan pengajuan. permohonan kepada
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mendapatkan pengecualian (waiver) penerapan ISAK-8.
Menteri keuangan mendukung langkah dari PLN untuk mendapatkan pengecualian sehingga
menteri keuangan mengeluarkan peraturan nomor S-246/MK/2016 tanggal 5 April 2016 perihal
dukungan atas pengecualian penerapan ISAK 8 pada laporan keuangan PT PLN (Persero).

Soal 6

a. Kasus
Kasus pembobolan melalui pengajuan kredit yang dilakukan oleh salah satu debitur yaitu PT
Tirta Amarta Bottling Company (TAB) pada tahun 2015. Kasus ini merugikan negara sebesar Rp
1,83 triliun. Badan pemeriksa keuangan (BPK) menyerahkan laporan hasil pemeriksaan kepada
kejaksaan agung. PT tab menjadi nasabah bank mandiri sejak desember 2008. Ada penambahan
kredit pada akhir tahun 2015 total hingga 1,4 triliun. Kondisi pada kurun waktu 2015 hingga
2016 sedang ada pelemahan ekonomi di Indonesia yang berdampak pada sektor pertambangan
dan komoditas. Dari hal tersebut, sektor kredit perbankan untuk small and medium enterprises
(SME) turut kena imbas. Karenanya, bank pelat merah ini memutuskan melakukan review
portofolio kredit para debiturnya. Ada lima perusahaan sekaligus debitur Bank Mandiri kala itu
yang datanya dicurigai tidak benar. Salah satunya, PT TAB. Hasil investigasi tersebut dilaporkan
Bank Mandiri ke Kejaksaan Agung. Belakangan terungkap ada kerja sama PT TAB dengan
oknum karyawan Bank Mandiri Cabang Bandung yang berujung pembobolan dengan dalih
pemberian kredit tambahan
Berdasarkan data awal, total kerugian negara akibat pembobolan tersebut sebesar Rp 1,4 triliun
atau setara dengan nilai pemberian kredit kepada PT TAB kala itu. Namun, BPK memastikan
kerugian negara bertambah jadi Rp 1,83 triliun setelah dihitung bunga dan dendanya. tambahan
Rp 400 miliar dari perhitungan awal kerugian negara sebesar Rp 1,4 triliun merupakan
bunganya. Sehingga, hitungan kerugian negara dari BPK sebesar Rp 1,8 triliun. Kejaksaan
Agung sebelumnya juga telah menetapkan enam orang sebagai tersangka, baik dari PT TAB
maupun oknum karyawan dan pejabat Bank Mandiri yang diduga terlibat merekayasa data.
Berkas perkara untuk penuntutan salah satu tersangka, yaitu Direktur PT TAB Rony Tedy,
ditargetkan rampung dalam pekan ini. Kejaksaan Agung juga sudah menahan Direktur PT TAB
Rony Tedy. Rony berperan mengajukan perpanjangan dan tambahan fasilitas kredit kepada Bank
Mandiri dengan salah satu syaratnya menjaminkan sejumlah aset perusahaan serta laporan
keuangan perusahaan yang diklaim positif. Namun belakangan, dana pinjaman yang seharusnya
hanya untuk kepentingan kredit investasi dan kredit modal kerja itu digunakan untuk keperluan
lain.
b. Analisi kasus yang berkaitan dengan PSAK 31
Pada PSAK 26 dijelaskan bahwa Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lain yang ditanggung
entitas sehubungan dengan peminjaman dana. Biaya pinjaman dapat meliputi:(a) beban bunga
yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif seperti dijelaskan dalam PSAK 55
(revisi 2011): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran;(b) beban keuangan dalam sewa
pembiayaan yang diakui sesuai dengan PSAK 30 (revisi 2011): Sewa; dan(c) selisih kurs yang
berasal dari pinjaman dalam mata uang asing sepanjang selisih kurs tersebut diperlakukan
sebagai penyesuaian atas biaya bunga. Dalam kasus PT TAB dan bank Mandiri adanya
pengajuan kredit yang tidak terdeteksi oleh bank Mandiri hingga mencapai 1,4 triliun. Hal ini
mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi negara karena sampai 1,8 triliun. Dan dalam
kasus ini pihak mandiri yaitu karyawan bank Mandiri cabang bandung dan direktur PT TAB
yaitu Rony Tedy. dana pinjaman yang seharusnya hanya untuk kepentingan kredit investasi dan
kredit modal kerja itu digunakan untuk keperluan lain. Hal ini sudah menyalahi aturan karena
pinjaman kepada pihak ketiga biasanya digunakan untuk keperluan ekspansi perusahaan atau
pemenuhan dana untuk operasional perusahaan namun jika pinjaman kepada pihak ketiga
digunakan untuk keperluan yang tidak ada sangkutpaut dengan kegiatan perusahaan maka sudah
menyalahi aturan yang berlaku. Direktur PT TAB Rony Tedy. Rony berperan mengajukan
perpanjangan dan tambahan fasilitas kredit kepada Bank Mandiri dengan salah satu syaratnya
menjaminkan sejumlah aset perusahaan serta laporan keuangan perusahaan yang diklaim positif.
Hal ini sudah menyalahi aturan karena memanipulasi data untuk memperoleh pinjaman dari
pihak ketiga. Karena kredit yang dilakukan oleh PT TAB termasuk kredit fiktif maka PT TAB
tidak membayar suku bunga efektif yang berlaku dan hal ini merugikan negara.
c. saran agar kasus seperti ini tidak terjadi
 memperkuat sistem yang ada dalam perusahaan agar terdeteksi kemana dana keperluan dan
pihak mana yang mengeluarkan serta menerima dana tersebut terlebih perusahaan itu
perbankan yang merupakan penjamin dana
 merekrut karyawan yang memiliki loyalitas dan kejujuran yang tinggi serta pemberian
sanksi bagi karyawan yang menyalahi aturan yang berlaku
 memperkuat sistem untuk pinjaman apalagi jika pinjaman tersebut dalam jumlah yang
sangat besar serta tidak mudah melakukan ACC bagi kreditur, pihak bank harus
memastikan bahwa laporan yang digunakan untuk pengajuan adalah data yang sebenarnya

Anda mungkin juga menyukai