Motif Keagamaan PDF
Motif Keagamaan PDF
KAJIAN PUSTAKA
dapat dikelompokkan atas bangunan tempat tinggal, tempat ibadah dan beberapa
rumoh Aceh. Rumoh Aceh merupakan rumah panggung yang terdiri atas tiga
ruang, yaitu ruang depan yang disebut (seuramoe keue) , ruang tengah yang
disebut (tungai), dan ruang belakang yang disebut (seuramoe likot). Letak ketiga
ruang itu tidak sama rata, sebab ruang tengah yang meruapak ruang sakral lebih
tinggi dari pada ruang depan dan ruang belakang (Sabila, 2014).
sejumlah tiang-tiang bulat besar yang tempat tegaknya beraturan. Bentuknya segi
empat/persegi panjang dan tinggi lantainya dari tanah antara 4-9 hasta, serta
memiliki struktur yang unik dan ornamen-ornamen khas yang melekat pada
rumah tradisional Aceh. Selain itu rumah tradisional Aceh merupakan hasil proses
yang panjang dalam sejarah yang merupakan produk karya manusia, proses
adalah optimalisasi dari fungsi rumah itu sendiri sebagai pelindung manusia dan
lingkungannya dapat dilihat dari bentuk rumoh Aceh yang berbentuk panggung,
tiang penyangganya yang terbuat dari kayu pilihan, dindingnya dari papan, dan
atapnya dari rumbiah. Pemanfaatan alam juga dapat dilihat ketika mereka hendak
menggunakan pasak atau tali pengikat dari rotan. Walaupun hanya terbuat dari
rumahnya dapat dilihat pada orientasi rumah yang selalu berbentuk dari timur ke
barat, yaitu bagian depan menghadap ke timur dan sisi dalam atau belakang yang
sakral berada di barat. Arah barat mencerminkan upaya masyarakat Aceh untuk
membangun garis imajiner dengan Ka‘bah yang berada di Mekkah. Selain itu,
ganjil, dan anak tangganya yang berjumlah ganjil. Selain sebagai manifestasi dari
banyak hiasan pada rumah tradisional Aceh, maka pastilah penghuninya semakin
kaya. Bagi keluarga yang tidak mempunyai kekayaan berlebih, maka cukup
dengan hiasan yang relatif sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali (Hadjad dkk :
1984).
bentuk rumah tradisional Aceh. Dari jenisnya, rumah tradisional Aceh sebenarnya
memiliki dua jenis rumah, yaitu rumah Aceh dan rumah santeut (datar) atau
(Sumber : http://onlyaceh.blogspot.com)
(Sumber http://onlyaceh.blogspot.com)
yang sama, karena sudah menjadi kebiasaan masyarakat Aceh, penyebutan rumoh
Aceh dalam masyarakat Aceh hanya untuk rumah yang tinggi yaitu rumah
10
keindahan. Bentuk pada sebuah bangunan dapat dilihat dari penampilan luar yang
dapat dilihat melalui struktur formal, tata susun, komposisi yang menghasilkan
unsur utama timbulnya suatu bentuk bangunan adalah adanya titik, garis, bidang
dan ruang. Wujud dasar dari bentuk bangunan adalah berbentuk lengkungan.
bentuk lingkaran, bentuk segitiga, dan bentuk bujur sangkar. Semua bentuk dapat
11
Banda Aceh)
Denah rumah tradisional Aceh berbentuk persegi dan juga persegi panjang
dan terdiri dari tiga jalur lantai memanjang sejajar dengan bubungan atapnya. jalur
lantai yang tengah sengaja ditinggikan 25 sampai 40 cm. Denah Rumah Aceh
terdiri dari tiga atau lima ruang, rumah dengan tiga ruang memiliki 16
seperti gambar diatas. Jalur lantai terdepan dipakai sebagai serambi suami untuk
menerima tamu-tamu laki-laki, sedangkan jalur lantai belakang adalah untuk ibu
dan keluarga dan bersifat pribadi (skaral). Keduanya diantarai oleh dinding
seketeng, yang maksudnya untuk memisahkan serambi depan yang bersifat umum
12
13
ketinggian sekitar 2,5-3 meter dari atas tanah. Rumah tradisional Aceh didirikan
di atas tiang-tiang kayu atau bambu dengan maksud untuk menghindarkan diri
Atap pada rumah tradisional Aceh berbentuk atap pelana yang hanya
yang memiliki andil besar dalam memperingan beban bangunan sehingga saat
gempa tidak mudah roboh. Fungsi yang lain pun rumbia juga menambah
kesejukan ruangan. Keburukan sifat rumbiah yang mudah terbakar pun juga sudah
pemotongan tali ijuk di dekat balok memanjang pada bagian atas dinding
14
2,5-3 meter dari atas tanah sedengakan proporsi dinding memiliki tinggi yang
lebih rendah yaitu berukurana 1,5 – 2 meter. Rumah tradisional Aceh memiliki
tinggi pintu lebih rendah dari ketinggian orang dewasa. Biasanya ketinggian pintu
ini hanya berukuran 120-150 cm sehingga setiap orang yang masuk ke rumah
tradisional Aceh harus menunduk. Namun, begitu masuk, kita akan merasakan
ruang yang sangat lapang karena di dalam rumah tak ada perabot berupa kursi
atau meja. Semua orang duduk bersila di atas tikar ngom (dari bahan sejenis
ilalang yang tumbuh di rawa) yang dilapisi tikar pandan (Hadjad dkk, 1984).
15
Dinding rumah tradisional Aceh terbuat dari papan kayu atau bilah bambu,
karena udara dapat pengalir melalui selah selah antara atap dan dinding. Pada
bagian dinding rumah tradisional Aceh terdapat tempelan tempelan ornamen yang
16
pintu masuk yang disebut pinto rumah, yang berukuran lebih kurang lebar 0,8
meter, dan tingginya 1.8 meter. Pintu masuk ini kadang-kadang terdapat pada
Pada dinding sebelah samping kanan dan kiri terdapat jendela yang
berukuran lebih kurang lebar 0.6 meter dan tingginya 1 meter yang disebut
tingkap. Kadang-kadang jendela terdapat juga pada dinding sisi depan. Jendela-
jendela tersebut terdapat pada rumah yang berdinding papan, sedangkan pada
17
krem dan merah, orange, hitam yang kadang kadang di kombinasikan dengan
warna putih. Jika terdapat warna warna lain itu merupakan akibat pengaruh masa
Tabel 2.1. Kesan Warna Pada Rumah Tradisional Aceh (Hadjad dkk, 1984)
Warna Kesan
menumbuhkan semangat.
18
dan menyenangkan.
kesan suci.
dan kegembiraan.
masyarakat Aceh pada hakekatnya termasuk suku bangsa yang berjiwa seni.
seperti tersebut di atas mempunyai berbagai motif atau ragam hias. Motif-motif
tersebut adalah motif yang berhubungan dengan lingkungan alam seperti : flora,
fauna, awan, bintang dan bulan. Fungsi utama dari berbagai jenis motif dan ragam
hias itu adalah sebagai hiasan semata-mata, sehingga dari ukirin tersebut tidak
mengandung arti dak maksud-maksud tertentu, kecuali motif bintang dan bulan,
yang menunjukkan lambang kesuburan, dan motif tali berpintal (taloe meuputa)
yang menunjukkan ikatan persaudaraan yang kuat bagi masyarakat Aceh ( Hadjad
dkk, 1984).
19
(2) Motif flora. Motif flora yang digunakan adalah stelirisasi tumbuh-
jikapun ada, warna yang digunakan adalah Merah dan Hitam. Ragam
hias ini biasanya terdapat pada rinyeuen (tangga), dinding, tulak angen,
20
(3) Motif fauna. Motif binatang yang biasanya digunakan adalah binatang-
21
antaranya adalah: langit dan awannya, langit dan bulan, dan bintang
didukung oleh konstruksi yang kokoh dan mutu bahan bangunan yang berkualitas.
rumah tradisional Aceh pada umumnya terdiri tiga ruang bertiang 16 atau lima
ruang bertiang 24. Rumah tradisional Aceh didirikan di atas tiang-tiang kayu atau
bambu dengan maksud untuk menghindarkan diri dari serangan binatang buas dan
banjir. Karena berkolong maka orang hidup di atas lantai yang selalu kering, jadi
struktur utama yang kokoh dan elastis. Kunci kekokohan dan keelastisan ini ada
pada hubungan antar struktur utama yang saling mengunci, hanya dengan pasak
dan bajoe, tanpa paku, serta membentuk kotak tiga dimensional yang utuh (rigid).
Keelastisan ini menyebabkan struktur bangunan tidak mudah patah, namun hanya
ke tempat semula. Jika bangunan bergeser pun hanya beberapa centimeter saja
22
kemudian tiang dan balok antar tiang (komponen badan) sebagai penyalur beban
dari atas dan dari samping, serta rangka atap (komponen kepala) sebagai
penyangga beban elemen paling atas bangunan dan dari samping atas (Widosari :
2010).
Rangka Atap
23
ditusukkan dan dikancing dengan pasak dari bambu. Untuk unsur-unsur bangunan
yang kecil dipakai sistim ikat, dengan tali rotan, ijuk dan lain sebagainya
Tradisional Aceh
24
bahasa Aceh atau mesjid dalam bahasa Indonesia berasal dari perkataan masjid
Gambar 2.24. Jenis Jenis Mesjid Tradisional Aceh dari Berbagai daerah di Aceh.
(Sumber : gpswisataindonesia.blogspot.com)
25
sebuah ruangan saja, yaitu ruangan tempat salat. Ruangan tersebut merupakan
(Sumber : portalsatu.com)
Struktur bangunan pada masjid tradisonal Aceh ditunjang oleh empat buah
tiang utama yang bersegi delapan yang disebut tameh teungoh. Keempat buah
tiang utama itu tepat di tengah-tengah bangunan mesjid tradisional Aceh dan
menjadi penunjang pokok atap lapisan atas yang berbentuk limas. Selain empat
Aceh, maka pada keempat sisi bangunan mesjid tradisional Aceh itu terdapat juga
tiang-tiang pendek yang juga bersegi delapan yang disebut tameh Ungka yang
26
(Sumber : portalsatu.com)
hanya satu setengah meter. Lantai ruangan terbuat terbuat dari semen. Pada sisi
sebelah Timur (sisi depan) terdapat tangga dari beton setinggi dinding beton.
Tangga itu dipergunakan sebagai jalan untuk masuk ke dalam ruangan mesjid
27
Bentuk atap mesjid tradisional Aceh berbentuk atap tumpang yang terdiri
atas dua lapisan yaitu atap lapisan bawah dan atap lapisan atas. Atap lapisan atas
berbentuk limas, sehingga pada mesjid tradisional Aceh tidak didapati kubah
seperti yang lazim kita dapati pada mesjid-mesjid zaman sekarang. Namun
didapati juga mesjid tradisional Aceh yang sudah diubah puncak bentuk limas
yang sama dengan ornamen pada rumah tradisional Aceh. Selain ragam
hias/ornemen bermotif flora, fauna, alam dan keagamaan, maka pada bangunan
28
masjid tradisional Aceh umumnya berbentuk lingkaran, segitiga, persegi, dan segi
enam.
29
benda bukti materil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna
dan memberikan bimbingan edukatif kultural, benda benda yang bernilai budaya
menyimpan benda benda warisan yang memiliki nilai sejarah yang pantas untuk di
banyak mengalami perubahan fungsi, maka dari itu museum harus di kembangkan
30
kebudayaan.
kehidupan bangsa.
31
9. Pembangkit rasa bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
cara mengadakan lomba sayembara terbuka yang di menangkan oleh judul desain
Rumah Aceh Escape Hill yang merupakan karya arsitek Indonesia yaitu M
dari Dr. Atje Misbach, S.H (alm.) dan Dra. Tjutju Sukaesih. Ridwan Kamil
kemudian di SMA Negeri 3 Bandung pada tahun (1987 -1990). Setelah tamat
32
(http://issuu.com/rk4bdg)
(Sumber : news.fimadani.com)
Tahun 2002 Ridwan Kamil pulang ke Indonesia dan dua tahun kemudian
perencanaan, arsitektur dan desain. Kini Ridwan Kamil aktif menjabat sebagai
Teknologi Bandung, serta Senior Urban Design Consultant SOM, EDAW (Hong
Kong & San Francisco), dan SAA (Singapura) dan sekarang telah menjadi Wali
33
Nama besar dan karya-karyanya menjadi inspirasi bagi banyak arsitek muda
banyak prestasi dan karyanya yang membuat orang kagum. Ridwan Kamil telah
Vietnam, Cina, Hong Kong, Bahrain dan Uni Emirat Arab dan masih banyak
karyanya yang lain yang yang menerapkan konsep eskpresif dan mendapat
(Sumber : Balai Arsip Tsunami Aceh,2015 dan Tim Kajian Desain Ridwan
Kamil, 2007)
34
Gambar 2.32. Konsep Ilustrasi Bentuk Fasad Bangunan Museum Tsunami Aceh
kapal di atas rumah, kapal tersebut merupakan salah satu fenomena yang
terdampar didekat pantai di daerah lampulo baru Kota Banda Aceh pada saat
terjadi bencana tsunami pada 26 Desember 2004 dan saat ini kapal tersebut telah
dijadikan sebagai museum wisata situs tsunami Aceh. Pada bangunan Museum
Selain dari bentuk museum yang seperti kapal, terdapat bagian bentuk yang
menonjol, yaitu pada bagian yang terlihat seperti sumur silender. Bentuk tersebut
membentuk suatu ruang yang didalamnya terdapat makna, pada bagian atas sumur
tersebut terdapat sebuah lubang yang menyorotkan cahaya ke atas langit dengan
35
(Sumber : panduanwisata.id)
penyelamatan sebagai antisipasi terhadap bahaya jika suatu saat terjadi Tsunami,
yang juga merupakan taman terbuka publik yang dapat diakses dab dipergunakan
36
umat manusia. Hal tersebut diterapkan pada kulit bangunan eksterior. Ukiran kulit
bangunan tersebut mengadopsi dari tari saman yang menurut sang arsiteknya
gelombang tsunami yang terjadi pada tahun 2004. Air mengalir di kedua sisi
dinding museum, suara gemuruh air, cahaya yang remang dan gelap, lorong yang
sebagai lambang dari kejadian tsunami yang melanda Aceh ada 26 Desember
37
bencana yang melanda Aceh pada saat tsunami sebanyak 40 gambar yang
atau disebut space of memory yang tidak mudah untuk dilupakan dan dapat
dipetik hikmah dari kejadian tersebut. Memorial hall ini dilengkapi dengan
ini memiliki kurang lebih 2.000 nama-nama koban tsunami yang tertera disetiap
pengunjung yang memasuki ruangan ini dianjurkan untuk mendoakan para korban
38
yang dilambangkan dengan tulisan kaligrafi Allah yang tertera di atas cerobong
dengan cahaya yang mengarah ke atas langit langit dan pad berada di ruangan ini
Ruangan ini adalah area berupa ruang yang besar, sebagai simbol dari
harapan dan optimisme menuju masa depan yang lebih baik. Pengunjung akan
melintasi kolam dan atrium dan merasakan suasana hati yang lega.
39
Studi Penerapan Arsitektur Penelitian ini Metode penelitian ini Bangunan selasar seni ini merupakan wadah
Pasundan, Pada Bangunan bertujuan untuk dilakukan dengan cara dalam berkarya yang mencerminkan
Selasar Seni Sunaryo, 2000. mengkaji sejauh mana melakuan survey, karakteristik sunaryo sebagai perupa yang
Semarang, Rosina Indah penerapan prinsip study literature, dan memadukan nilai nilai budaya local khususnya
Ayuni. atau kaidah arsitektur menggunkan metoda Arsitektur pasundan pada gagasan gagasan yang
Terapan Konsep Bangunan Bertujuan mengkaji Penelitian ini Dari hasil nalisis, hasil yang di dapat pada The
40
Rancang-Bangun Karya budaya bangsa menguunakan motode bangunan tradisional Bali yaitu :
Surabaya, Poela Art budaya Bali dari tiga yang bersifat deskriptif 2. Elemen Struktur dan Konstruksi
Wibowo, dan Dody Wondo rancangan Popo secara rinci setiap 4. Material
5 batasan konsep rancangan Popo Danes Penerapan House pengaplikasiannya hanya ada
Bali sebagai tolak keterikatan dengan ciri 1. aspek pola zoning dan tipologi ruang
41
Bale Tani Dan Bale bertujuan untuk digunakan metode terjadi perubahanperubahan
Bontar Di Dusun Sade mengidentifikasi dan penelitian historis– yang terjadi pada bangunan Bale Tani dan Bale
Lombok Tengah, 2011, menganalisis kualitatif–deskriptif. Bontar di Dusun Sade yaitu dari elemen :
kemudian alat
42
sekunder diperoleh
karya ilmiah
Transformasi Tipologi Denah Bertujuan untuk Tahapan Metode Dari hasil penelitian, eksplorasi transformasi
Bale Daja Pada Cottage membahas bentuk Dibagi Menjadi 3 didapatkan 2 alternatif bentuk untuk cottage
Hotel Resort Teluk Lebangan, Arsitektur tradisional Yaitu: jenis family room. Transformasi yang dipakai
2014, Malang, Biendra Azizi Bali asli dan juga meliputi beberapa tahap dengan 4 modal utama
1. Pengumpulan
Wedhantara. melihat sejauh mana yaitu :
Data
perubahan yang telah 1. Pemecahan (break) , pengirisan (cut) ,
2. Analisis Data
dilakukan, karakter penambahan (addition), dan pertautan
3. Pemaparan
utama yang dimiliki, (meshing).
Hasil
dan juga peraturan 2. Volume bangunan
43
dianut 4. Skala
44