Anda di halaman 1dari 105

Q ffE tits rA JY ; />r / iS tC 'h C

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KKC
M I L I K
fERPUSTAKAAN «K
WWITERSITAS A IR L A N O O A '
SKRIPSI SURABAYA FF 7> r
Wvv\

P
PIEPJET WOERI YUNARNI

PENENTUAN NILAI EFEK ELEKTRONIK ( a P ) GUGUS


HIDROKSI DARI AMPISILIN • AMOKSISILIN DAN
SEFALEKSIN-SEFADROKSIL MELALUI PENDEKATAN SIGMA HAMMETT

FAKULTAS FAftMASI UNIVERSlTAS AIRLANGGA


S U R A B A Y A

1995

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PENENTUAN NILAI EFEK ELEKTRONIK C )


GUGUS HIDROKSI DARI AMPISILIN - AMOKSISILIN DAN
SEFALEKSIN - SEFADROKSIL MELALUI PENDEKATAN SIGMA HAMMETT

SKRIPSI
DIBUAT UNTUK MEMENUHI SYARAT
MENCAPAI GELAR SARJANA SAINS
PADA FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
19 9 5

Oleh
PIEPIET WOERI YUNARNX
059011216

disetuiui oleh .-Dembimbing

DR.Bambang Soekardio, SU.


/ Pembimbing Utama

Drs. Robby Sondakh, MS Ir. Hi. Rullv Susilouati, MS


Pembimbing Serta Pembimbing Serta

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

atas segala karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Adapun skripsi ini dibuat untuk

memenuhi persyaratan mencapai gelar sarjana Farmasi pada

Fakultas Farnasi Universitas Airlangga.

Pada kesempatan yang baik ini perkenankanlah penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak DR. Bambang Soekardjo, SU, Bapak Drs. Robby

Sondakh, MS dan Ibu Ir. Hj . Rully Susilowati, MS. atas

segala bimbingan, saran-saran dan bantuan yang telah

diberikan selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

2. Kepala Laboratorium Kimia Medisinal Fakultas Farmasi

Universitas Airlangga, beserta staf dan karyawan.

3. Ketua Jurusan Kimia Farnasi Fakultas Farnasi Universitas

Airlangga, beserta staf dan karyawan.

4. Tim penilai skripsi yang telah berkenan memeriksa skripsi


ini.

5. Orang tua, kedua kakak dan adik penulis tercinta yang


telah menbantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.

6. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang baik secara

langsung maupun tidak langsung nembantu terselesaikannya

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ii

skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga hasil penelitian

ini bernanfaat bagi perkembangan ilmu kefarnasian dimasa

nrendatang, neskipun penulis menyadari skripsi ini masih jauh

dari sespurna.

Surabaya, Januari 1995

Penulis

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.................................... i

DAFTAR ISI ........................................ iii

DAFTAR TABEL ................ ..................... vii

DAFTAR GAMBAR ..................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN .............................. 1

1. Latar belakang masalah ................ 1

2. Perumusan masalah ..................... 5

3. Tujuan penelitian ..................... 5

4 . Hipotesis ........ ..................... 6

5. Manfaat penelitian .................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................ 7

1. Tinjauan tentang hubungan antara struktur

kimia dan aktivitas biologis .......... 7

2. Tinjauan tentang pengaruh sifat fisika-

kimia terhadap aktivitas biologis ..... 8

3. Tinjauan tentang efek elektronik ...... 12

3.1 Tetapan sigma (c r ) Hammett ......... 13

3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai

efek elektronik ................... 15

3.2.1 Pengaruh suhu terhadap nilai efek


elektronik ...................... 15

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

iv

3.2.2 Pengaruh pH terhadap nilai efek

elektronik ...................... 15

3.3 Pengaruh nilai efek elektronik ter­

hadap aktivitas biologis ............ 16

4. Tinjauan tentang spektrofotometri ..... 19

4.1 Tinjauan umum . .................. 19

4.2 Penentuan tetapan kesetimbangan

reaksi secara spektrofotometri .... 20

5. Tinjauan tentang sifat-sifat fisika-

kimia dari ampisilin, amoksisilin,

sefaleksin dan sefadroksil .......... 24

5.1 Sifat fisika-kimia ampisilin .... 24

5.2 Sifat fisika-kimia amoksisilin ... 25

5.3 Sifat fisika-kimia sefaleksin .... 26

5.4 Sifat fisika-kimia sefadroksil ... 27

BAB III. METODE PENELITIAN ....................... 28

1. Bahan penelitian yang digunakan ...... 28

2. Alat penelitian yang digunakan ....... 28

3. Cara pengerjaan ...................... 29

3.1 Analisis kualitatif terhadap bahan

penelitian ........................ 29

3.1.1 Pemeriksaan organolep.tis ....... 29

3.1.2 Reaksi warna ................... 29


3.1.2.1 Reaksi warna untuk ampisilin 29

3.1.2.2 Reaksi warna untuk amoksisilin 29

3.1.2.3 Reaksi warna untuk sefaleksin 30

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3.1.2.4 Reaksi warna untuk sefadroksil 30

3.1.3 Penentuan titik lebur........... 31

3.2 Penentuan nilai pK ................... 31

3.2.1 Pembuatan larutan dapar pada pH

yang diperlukan ................ 31

3.2.2 Penentuan panjang gelombang

terpilih ....................... 33

3.2.3 Penentuan pK secara spektro-

fotometr i ............ .......... 35

3.3 Perhitungan nilai efek elektronik .... 37

3.4 Analisis data ........................ 38

BAB IV HASIL PENELITIAN .......................... 41

1. Analisis kualitatif terhadap bahan

penelitian ............... ......... 41

2. Penentuan nilai pK ..................... 42

2.1. Pembuatan larutan dapar pada pH yang

diperlukan ........................ 42

2.2 Ponentuan panjang gelombang terpilih 44

2.3 Penentuan nilai pK ampisilin, amoksi­

silin, sefaleksin dan sefadroksil

secara spektrofotometri ............ 51

2.3.1 Nilai pK ampisilin pada pH 4,20;

7,20; dan 9,20 ............... 53

2.3.2 Nilai pK amoksisilin pada pH

4,00; 7,00 dan 8,00 .......... 54

2.3.3 Nilai pK sefaleksin pada pH

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

vi

4,50; 7,50 dan 10,50 ......... 55

2.3.4 Nilai pK sefadroksil pada pH

3,30; 7,30 dan 9,30 .......... 56

3. Perhitungan nilai efek elektronik (nilai

sigma (o') Hammett) ..................... 57

3.1 Penentuan nilai sigma (o ) Hammett

dari gugus hidroksi (-0H) pada posisi

para dari ampisilin-amoksisilin .... 57

3.2 Penentuan nilai sigma (o’) Hammett

dari gugus hidroksi(-OH) pada posisi

para dari sefaleksin-sefadroksil .... 58

4. Analisis data .......................... 59

BAB V PEMBAHASAN .............................. 61

BAB VI KESIMPULAN .............................. tS9

BAB VII SARAN ................................... 70

BAB VIII RINGKASAN ............................... 71


DAFTAR PUSTAKA..................................... 75

LAMPIRAN .......................................... 77

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel I. Hasil analisis kualitatif bahan

penelitian ......................... 41

Tabel II. Larutan dapar untuk ampisilin,

dengan volume 200 ml ............... 42

Tabel III. Larutan dapar untuk amoksisilin

dengan volume 200 ml ............... 43

Tabel IV. Larutan dapar untuk sefaleksin dengan

volume 200 ml ...................... 43

Tabel V. Larutan dapar untuk sefadroksil

dengan volume 200 ml ............... 43

Tabel VI. Nilai serapan larutan ampisilin

konsentrasi 600 ppm pada pH 7,20 dan

dalam suasana asam (pH 4,20), suasana

basa (pH 9,20) untuk penentuan

panjang gelombang (X.) terpilih ..... 45

Tabel VII. Nilai serapan larutan amoksisilin

konsentrasi 207,9 ppm pada pH 7,00

dan dalam suasana asam (pH 4,00),

'suasana basa (pH 8,00) untuk

penentuan panjang gelombang (\)


terpilih ............................ 47

Tabel VIII. Nilai serapan larutan sefaleksin

konsentrasi 30 ppm pada pH 7,50 dan

dalam suasana asam (pH 4,50), suasana

vii

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

v iii

basa (pH 10,50) untuk penentuan

panjang gelombang (X) terpilih ...... 49

Tabel IX. Nilai serapan larutan sefadroksil

konsentrasi 31,3 ppm pada pH 7,30 dan

dalam suasana asam (pH 3,30), suasana

basa (pH 9,30) untuk penen- tuan

panjang gelombang (X) terpilih ...... 51

Tabel X. Serapan larutan ampisilin konsentrasi

600 ppm pada pH larutan yang terpilih

(pH 7,20) dan dalam pH 4,20 (suasana

asam ) pH 9,20 (suasana basa) pada

panjang gelombang terpilih 256 nm

untuk penentuan nilai pK ............ 53


Tabel XI. Serapan larutan amoksisilin konsen­

trasi 207,9 ppm pada pH larutan yang

terpilih (pH 7,00) dan dalam pH 4,00

(suasana asam), pH 6,00 (suasana

(basa) pada panjang gelombang terpilih

272 nm untuk penentuan nilai pK ..... 54


* Tabel XII. Serapan larutan sefaleksin konsen­

trasi 30 ppm pada pH larutan yang

terpilih (pH 7,50) dan dalam pH 4,50

(suasana asam), pH 10,50 (suasana

basa) pada panjang gelombang terpilih

261 nm untuk penentuan nilai pK ..... 55

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ix

Tabel XIII. Serapan larutan sefadroksil konsen­

trasi 31,3 ppm pada pH larutan yang

terpilih (pH 7,30) dan dalam pH 3,30

(suasana asam), pH 9,30 (suasana

basa) pada panjang gelombang terpilih

262 nm untuk penentuan nilai pK .... 56

Tabel XIV. Penentuan nilai sigma (c r ) Hammett dari

gugus hidroksi (-0H) pada posisi para

dari ampisilin-amoksisilin .......... 57

Tabel XV. Penentuan nilai sigma (& ) Hammett dari

gugus hidroksi (-0H) pada posisi para

dari sefaleksin-sefadroksil ......... 58

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kurva serapan dari larutan ampisilin

600 ppm dalam pH 1,20 - pH 11,20 pada

panjang gelombang terpilih 256 n m ........... 46

Gambar 2. Kurva serapan dari larutan amoksisilin

207,9 ppm dalam pH 1,00 - pH 11,00 pada

panjang gelombang terpilih 272 n m ........... 48

Gambar 3. Kurva serapan dari larutan sefaleksin

30 ppm dalam pH 1,50 - pH 11,50 pada

panjang gelombang terpilih 261 n m ........... 50

Gambar 4. Kurva serapan dari larutan sefadroksil

31,3 ppm dalam pH 1,30 - pH 11,30 pada

panjang gelombang terpilih 262 n m ........... 52

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran Sertif ikat analisis dari ampisi1in

Lamp iran Sertif ikat analisis dari amoksisilin

Lampiran Sertif ikat analisis' dari sefaleksin

Lampiran Sertifikat analisis dari sefadroksil

Lampiran Perhitungan standart deviasi (SD)

nilai sigma (c r ) Hammett dari gugus

hidroksi (-0H) pada posisi para dari

ampisilin-amoksisilin .............

Lampiran 6 Perhitungan standart deviasi ( S D)

nilai sigma (c r ) Hammett dari gugus

hidroksi (-0H) pada posisi para dari

sefaleksin- sefadroksil ...........


Lampiran Uji "t pooled dua pihak" antara

nilai sigma (c r ) Hammett dari gugus

hidroksi (-0H) pada posisi para dari

ampisilin-amoksisilin dan sefaleksin

-sefadroksil ......................
Lampiran Uji "t satu pihak" antara nialai

sigma (o') Hammett dari gugus

hidroksi (-0H) pada posisi para dari

ampisisilin-amoksisilin dan nilai

sigma (o') Hammett pada tabel ............ 0

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xii

Lampiran 9. Uji "t satu pihak*' antara nilai

sigma (o-) Hammett dari gugus

hidroksi (-0H) pada posisi para dari

sefaleksin-sefadroksil dan nilai

sigma (o') Hammett pada tabel ............. 86

Lampiran 10. Tabel nilai sigma (a) Hammett ............ 87

Lampiran 11. Tabel "t" ................................. 9 1

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I

PENDAHULUAN

1. L a l a r B e la lca n g M a s a la h

Struktur kimia memberikan ciri-ciri sifat fisika-

kimia yang khas dari suatu senyawa, yang dapat berubah

apabila struktur senyawa tersebut mengalami perubahan.

Perubahan gugus pada senyawa induk dapat menyebabkan

perubahan dalam hal kelarutan senyawa tersebut dalam

pelarut polar atau non polar, distribusi muatan molekul

dan kekuatan elektrostatik atau dalam pengaturan ruang

gugus-gugus dalam molekul senyawa tersebut- Perubahan

gugus pada senyawa induk akhirnya dapat mengakibatkan

perubahan aktivitas biologis yang dihasilkan (1).

Aktivitas biologis dari suatu senyawa dipengaruhi

oleh sifat fisika-kimia, struktur sistem reseptor dan

letak suatu gugus dalam struktur molekul senyawa

tersebut. Berdasarkan hubungan antara struktur kimia dan

aktivitas biologis, obat-obatan dapat dibagi dalam dua

golongan utama yaitu obat yang berstruktur spesifik dan

obat yang berstruktur tidak spesifik.

Struktur kimia sangat menentukan aktivitas biologis dari

obat-obat yang berstruktur spesifik, sedangkan sifat-sifat

fisika-kimia lebih menentukan aktivitas biologis dari obat

obat yang berstruktur tidak spesifik (2).

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

!v MiQOJk'
\ "g \j it. a '_X A ___ 2

Dalam mencari hubungan antara struktur kimia dan

aktivitas biologis dapat dilakukan pendekatan-pendekatan

dengan menggunakan parameter fisika-kimia. Dengan

mengetahui hubungan kuantitatif antara parameter

fisika-kimia dan aktivitas biologis, maka dapat diketahui

peranan dari gugus yang menyebabkan perubahan sifat

fisika-kimia yang berhubungan dengan aktivitas

biologisnya. Disamping itu, dapat digunakan untuk

merancang suatu obat baru yang lebih aktif dari senyawa

induknya dan menyimpulkan cara kerja untuk macam-macam

obat yang berbeda (3,4).

Parameter fisika-kimia meliputi parameter hidrofobik,

elektronik dan sterik. Parameter hidrofobik yaitu

parameter yang berhubungan dengan kelarutan suatu senyawa

dalam pelarut nonpolar dan polar, antara lain koefisien

partisi lemak-air, tetapan pi ( n ) dari Hansch, dan

tetapan f dari Rekker ( 5 ). Parameter elektronik yaitu

parameter yang berhubungan dengan distribusi muatan

listrik dari substituen, antara lain tetapan sigma ( cr )

Hammett untuk senyawa aromatik, tetapan sigma bintang

(o'*) dari Taft untuk senyawa alifatik dan pKa. Parameter

sterik yaitu parameter yang menggambarkan konformasi dalam

ruang dari berbagai gugus dalam molekul dan memainkan

peranan dalam halangan ruang pada tingkat intra molekul,

antara lain tetapan Es dari Taft, tetapan sterik dari

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Charton dan molar refraksi ( MR ) ( 1 ).

Parameter elektronik memberikan nilai yang merupakan

ukuran tingkat kekuatan menyumbangkan elektron atau

menarik elektron.

Dari parameter-parameter elektronik yang ada, yang banyak

dipakai untuk menghubungkan struktur kimia dan aktivitas

biologis adalah tetapan sigma ( cr ) dari Hammett. Tetapan

sigma ( cr ) Hammett merupakan ukuran dukungan substituen

terhadap efek elektronik senyawa induk. Tetapan substituen

Hammett digunakan untuk memprediksi tetapan keseimbangan

dan tetapan laju reaksi kimia. Nilai sigma (cr) tergantung

pada sifat dan posisi substituen pada senyawa induk ( 1,

2, 4 ).

Hubungan nilai efek elektronik dengan aktivitas

biologis dinyatakan dengan persamaan Kopecky et.al, dimana

dengan ditentukannya nilai sigma ( cr ) Hammett dari suatu

gugus yang tersubtitusi pada senyawa induk, dapat

digunakan untuk menentukan konsentrasi obat yang

diperlukan untuk menimbulkan aktivitas biologis ( 6 ).

Pada penelitian ini akan ditentukan nilai sigma ( cr )

Hammett dari gugus hidroksi (-0H) pada posisi para.

Hidrogen mempunyai nilai sigma ( cr ) = 0,00. Nilai sigma

(o') Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi para

pada tabel yaitu -0,37 ( 7 ). Dalam hal ini, nilai sigma

(c r) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi para

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

bernilai negatif menunjukkan bahwa substituen atau gugus

hidroksi tersebut merupakan pendorong elektron yang lebih

kuat daripada hidrogen ( elektron donor ). Jika nilai

sigma ( cr ) positif berarti bahwa substituen atau gugus

tersebut merupakan penarik elektron yang lebih kuat

daripada hidrogen (elektron aseptor) (8). Nilai sigma (o')

Hammett pada tabel digunakan sebagai pembanding terhadap

nilai sigma ( cr ) Hammett dari hasil penelitian.

Penentuan nilai efek elektronik dilakukan dengan

menentukan nilai tetapan disosiasi (pK) senyawa induk dan

senyawa dengan gugus hidroksi pada posisi para. Nilai

tetapan disosiasi ( pK ) ditentukan dengan menggunakan

alat spektrofotometri ultra lembayung dan pH diatur dengan

penambahan larutan dapar. Karena metode spektro- fotometri

ultra lembayung mempunyai ketelitian yang cukup tinggi (9,


10 }.

Bahan penelitian yang digunakan adalah bahan yang

merupakan senyawa induk ( tak tersubstitusi ) dan senyawa

yang mempunyai gugus hidroksi (-0H) pada posisi para

(seyawa tersubtitusi).

Pada penelitian ini digunakan dua pasang senyawa, yaitu

ampisilin ( sebagai senyawa induk ) dengan amoksisilin

(sebagai senyawa tersubtitusi ) dan sefaleksin ( sebagai

senyawa induk ) dengan sefadroksil (sebagai senyawa

tersubstitusi). Pemilihan bahan di atas yang merupakan

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

golongan antibiotika berspektrum luas yang banyak

digunakan dalam masyarakat.

2. Perumusan Kasalah

Berdasarkan masalah di atas, maka dapat dirumuskan

sebagai berikut. :

1. Berapa nilai sigma ( cr ) Hammett dari gugus hidroksi

(-0H) pada posisi para dari ampisilin dengan amoksi—

silin dan sefaleksin dengan sefadroksil ?

2. Apakah ada perbedaan yang bermakna antara nilai sigma

(c r ) Hammett dari gugus hidroksi (-0H) pada posisi para

dari ampisilin dengan amoksisilin dan sefaleksin dengan

sefadroksil ?

3. Apakah ada perbedaan yang bermakna antara nilai sigma

(c r) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi

para yang diperoleh dari hasil penelitian (ampisilin

dengan amoksisilin dan sefaleksin dengan sefadroksil)

dan nilai sigma ( cr ) Hammet pada tabel ?

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui nilai sigma ( o ) Hammett dari gugus

hidroksi ( -OH ) pada posisi para dari ampisilin

dengan amoksilin dan sefaleksin dengan sefadroksil.

2. Membandingkan nilai sigma ( cr ) Hammett dari gugus

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

hidroksi pada posisi para dari ampi3ilin dengan

amoksisilin terhadap nilai sigma ( cr ) Hammett dari

sefaleksin dengan sefadroksil.

3. Membandingkan nilai sigma ( cr ) Hammett dari gugus

hidroksi ( -OH ) pada posisi para yang diperoleh

dari ampisilin dengan amoksisilin dan sefaleksin

dengan sefadroksil ( hasil penelitian ) terhadap

nilai sigma ( cr ) Hammett pada tabel.

4. Hipotesis

1. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara nilai sigma

(cr) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi

para dari ampisilin dengan amoksisilin dan

sefaleksin dengan sefadroksil.

2. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara nilai sigma

(cr) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi

para yang diperoleh dari hasil penelitian (ampisilin

dengan amoksisilin dan sefaleksin dengan

sefadroksil) dan nilai sigma (cr) Hammett pada tabel.

5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk menunjukkan cara mem—

peroleh nilai sigma ( cr ) Hammett pada tabel dan dengan di

ketahuinya nilai sigma (c r) Hammett, maka dapat dipakai

dalam menilai ukuran tingkat elektronik dari suatu

gugus pada suatu senyawa

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan tentang hubungan antara struktur kimia dan

aktivitas biologis

Penyelidikan tentang hubungan antara sifat fisika-

kimia dari suatu senyawa kimia dan aktivitas biologis

yang ditimbulkannya telah dilakukan oleh Troube pada tahun

1904. Sampai kira-kira pertengahan abad ke 20 masih banyak

dipelaoari hubungan tersebut secara empirik dan

kualitatif (2).

Kemudian dengan berkembangnya kimia medisinal,

berbagai prosedur hubungan kuantitatif struktur dengan

aktivitas telah dikembangkan dari senyawa yang aktif

secara biologis. Kimia medisinal menguraikan hubungan

antara struktur kimia dan aktivitas biologis, identifikasi

metabolit obat dan penoelasan biokimia dari transport dan

aksi obat (6).

Diantara prosedur tersebut, pendekatan Hansch yang

terbanyak telah digunakan secara luas dan efektif. Menurut

pendekatan Hansch, hubungan strukutur kimia dengan

aktivitas biologis dapat dinyatakan secara kuantitatif

melalui parameter fisika-kimia. Sifat-sifat fisika-kimia

yang menguntungkan aktivitas, modifikasi struktur yang

mempertinggi sifat-sifat seperti itu diharapkan akan

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menghasilkan senyawa yang aktivitasnya kuat. Jadi,

seoumlah usaha telah dibuat untuk menerapkan pendekatan

Hansch untuk merancang- senyawa yang mempunyai struktur

optimal diantara senyawa seturunan (11).

Hubungan matematik antara struktur kimia dan aktivitas

biologis pada suatu seri obat dapat dituliskan sebagai

berikut :

# = f (C) .............. Cl]

dimana $ adalah ukuran efek biologis dan C menggolongkan

ciri-ciri struktural obat. Jadi aktivitas biologis suatu

obat merupakan fungsi dari struktur kimianya. Hubungan

tersebut dapat digunakan untuk merancang suatu senyawa

baru (3,10).

3. Tinjauan tentang pengaruh sifat fisika-kimia terhadap

aktivitas biologis

Aktivitas biologis dari suatu senyawa dipengaruhi

oleh sifat fisika-kimia senyawa itu, struktur sistem resep

tor ( tempat aktif obat tersebut bekerja ) dan pengaruh

letak suatu gugus dalam struktur molekul. Berdasarkan

hubungan antara struktur kimia dan aktivitas biologis,

obat-obat dapat dibagi dalam dua golongan utama yaitu obat

yang berstruktur tidak spesifik dan obat yang berstruktur


spesifik.

Obat yang berstruktur tidak spesifik adalah obat yang

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

aksi farmakologisnya tidak secara langsung dipengaruhi

oleh struktur kimia, tetapi dipengaruhi oleh sifat-sifat

fisika-kimia. Diantara sifat-sifat ini dapat disebutkan

antara lain : kelarutan, pKa, potensial reduksi-oksidasi

yang dapat mempengaruhi permeabilitas, depolarisasi

membran, koagulasi protein dan pembentukan komplek.

Obat yang berstruktur spesifik adalah obat yang aksi

biologisnya pada dasarnya diakibatkan oleh struktur

kimianya, yang akan menyesuaikan diri menjadi struktur

reseptor tiga dimensi melalui pembentukan kompleks dengan

reseptor. Oleh karena itu di dalam reaktivitas kimia

obat-obat ini, bentuk, ukuran, pengaturan stereokimia

molekul dan distribusi gugus fungsional, juga efek induksi

dan resonansi, distribusi elektronik, interaksi dengan

reseptor memegang peranan penting dalam aksi biologis (7).

Ada dua pendekatan dalam hubungan kuantitatif

struktur-aktivitas (QSAR = Quantitative Sturture Activity

Relationship), yaitu :

1. Model De Novo atau model Free-Wilson, yang merupakan

pendekatan statistik, tidak tergantung pada sifat-sifat

fisika-kimia untuk menggolongkan sumbangan gugus

substituen kepada aktivitas biologis.

2. Model Linear Free Energy Relationship (LFER) atau model

extratermodinamik disebut juga model Hansch, yang meng—

hubungkan sifat-sifat fisika-kimia molekul dengan

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

10

aktivitas biologisnya.

Model De Novo mendefinisikan respon biologis ( BR =

Biological Response ) sama dengan jumlah sumbangan gugus

substituen kepada aktivitas ditambah dengan aktivitas

rata-rata keseluruhan ( fj ) yang dapat dihubungkan dengan

sumbangan aktivitas senyawa struktur induk (3).

BR = Z (sumbangan gugus substituen) + (j ..... [2]

dimana BR adalah respon biologis.

Model Linear Free Energy Relationship (LFER)

merupakan penerapan model matematik hubungan kuantitatif

struktur aktivitas yang didasarkan pada persamaan Hammett

untuk laju hidrolisa turunan asam benzoat, sebagai

berikut :

Log K = p cr + log Kq .................... [3]

dimana K dan Ko adalah tetapan keseimbangan reaksi senyawa

tersubstitusi dan senyawa tak tersubstitusi. Sigma (o’)

adalah tetapan elektronik yang sepenuhnya tergantung pada

sifat dan posisi substituen. Rho ( p ) adalah tetapan

reaksi yang merupakan ukuran sensitivitas reaksi terhadap

efek substitusi yang tergantung pada jenis dan kondisi

reaksi maupun sifat senyawa. Hal ini menggambarkan

hubungan yang linier antara tetapan substituen sigma ( cr )

dan logaritma dari reaktivitas senyawa (K). Karena

logaritma suatu tetapan keseimbangan berbanding lurus

dengan perubahan energi bebas Gibbs, yaitu :

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

11

A G° = - 2,303 R T log K ................ C43

Maka dengan demikian persamaan log K = P <r + log KQ

dapat dikatakan berkaitan dengan energi bebas atau sering

disebut Linear Free Energy Relationship (LFER).

AG° adalah perubahan energi bebas Gibbs, R adalah tetapan

gas ideal, T adalah temperatur absolut dan K adalah

tetapan keseimbangan reaksi (3).

Model Linear Free Energy Relationship (LFER) ternyata

lebih berkembang dan banyak dipakai oleh para peneliti.

Untuk menghubungkan struktur molekul dengan aktivitas

biologis, model Linear Free Energy Relationship (LFER)

ini menggunakan beberapa parameter fisika-kimia antara

lain (3,4) :

1. Parameter hidrofobik

Yaitu parameter yang berhubungan dengan kelarutan

suatu senyawa dalam pelarut non polar dan polar.

Antara lain : koefisien partisi (P), tetapan n

dari Hansch-Fujita, tetapan fragmentasi (f) dari

Rekker, tetapan kromatografi (R )


m
2. Parameter elektronik

Yaitu parameter yang berhubungan dengan distribusi

muatan listrik dari substituen. Antara lain :

tetapan sigma ( o' ) dari Hammett, tetapan sigma

bintang ( cr* ) dari Taft, pKa.

3. Parameter sterik

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

12

Yaitu parameter yang menggambarkan konformasi

spesial dari berbagai gugus dalam molekul dan

memainkan peranan dalam halangan ruang pada

tingkat intramolekul. Lokasi, ukuran, volume dan

muatan gugus-gugus yang khusus mempunyai peranan

dlaini. Antara lain : berat molekul (BM), molar

refraksi (MR), parachor (P), tetapan Es dari Taft,

dimensi Van der Waals, konnektivitas molekul,

tetapan sterik dari Charton, parameter sterimol.

3. Tinjauan Tentang Efek Elektronik

Pada tahun 1930, Hammett telah mempelajari hubungan

antara struktur dan aktivitas biologik dari suatu senyawa

seturunan. Ternyata, adanya perubahan gugus pada senyawa

induk dapat menyebabkan perubahan pada lipofilitas,

elektronik atau sterik suatu senyawa, sehingga dapat

menyebabkan perubahan pada aktivitas biologik yang

ditimbulkannya (1,4).

Hammett mengemukakan bahwa efek elektronik dari suatu

gugus dapat mempengaruhi tetapan kesetimbangan atau

tetapan kecepatan reaksi suatu senyawa. Parameter

elektronik memberikan sebuah nilai yang merupakan ukuran

tingkat kekuatan menyumbangkan elektron atau tnenarik


elektron.

Dengan kata lain adanya gugus pengganti dapat mengubah

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

13

kekuatan elektronik pada pusat reaksi (4).

3.1. Tetapan sigma CoO Hammett

Parameter elektronik yang digunakan secara luas

adalah konstanta substituen Hammett ( cr ). Tetapan sigma

(c r ) adalah ukuran efek elektronik dari substituen tertentu

pada pusat reaksi dari molekul dalam sebuah seri

senyawa yang berhubungan secara struktural. Nilai sigma

(o’) ini dapat digunakan untuk menghubungkan struktur kimia

dengan aktivitas biologis (3,4).

Hammett memperkenalkan tetapan substituennya untuk

memprediksi tetapan keseimbangan dan tetapan laju reaksi

kimia. Persamaan yang digunakan untuk menyatakan nilai

efek elektronik ini dirumuskan oleh Hammett, sebagai

berikut :

p <y ~ pKo - pK ........................... [5]

Dimana pK dan pKQ adalah negatif logaritma dari K (tetapan

keseimbangan reaksi senyawa tersubstitusi) dan Kq (tetapan

keseimbangan reaksi senyawa tak tersubstitusi).Sigma {c r)

adalah tetapan elektronik yang sepenuhnya tergantung pada

sifat dan posisi substituen. Rho ( p ) adalah tetapan

reaksi yang merupakan ukuran sensitivitas reaksi terhadap

efek substitusi yang tergantung pada jenis dan kondisi

reaksi maupun sifat senyawa.

Nilai rho ( p ) untuk ionisasi asam benzoat dalam air pada

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

14

suhu 25° C adalah 1,00. Oleh karena itu reaksi ini

digunakan sebagai standart untuk menetapkan nilai sigma

(c r) dari substituen baru (1).

Pada umumnya persamaan Hammett berlaku untuk sistem

aromatis hanya untuk reaksi-reaksi dimana substituen dan

pusat reaksi terisolasi, sehingga tidak terjadi interaksi

resonansi. K adalah tetapan keseimbangan reaksi yang

menunjuk kepada turunan meta atau para, sedangkan Kq

menunjuk ke senyawa induk. Karena pada turunan orto lazim

terjadi interaksi sterik, maka persamaan Hammett tidak

berlaku untuk senyawa-senyawa turunan orto (4).

Sesuai dengan persamaan [5], yang merupakan persamaan

Hammett, maka nilai sigma ( cr ) positif nenunjukkan bahwa

substituen atau gugus tersebut merupakan penarik elektron

yang lebih kuat daripada hidrogen (elektron aseptor),

sedangkan nilai sigma ( cr ) negatif menunjukkan substituen

atau gugus tersebut merupakan pendorong elektron yang

lebih kuat daripada hidrogen (elektron donor). Hidrogen

mempunyai nilai sigma( c ) = 0,00 (3,7,11).

Nilai sigma ( a ) Hammett tergantung pada sifat gugus

pengganti dan posisinya pada senyawa induk (5,12).

Nilainya tidak tergantung pada sifat reaksi (12) serta

tidak tergantung pada suhu (13).

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

15

3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhti riilai efek elektronik

3.2.1. Pengaruh suhu terhadap nilai efek elektronik.

Nilai efek elektronik diperoleh dari persamaan

[3] yang merupakan persamaan Hammett. Tetapan disosiasi K

dan Kq memepunyai nilai yang tetap pada suhu yang tetap.

Dengan kata lain, apabila suhu berubah maka nilai K dan Kq

akan berubah. Akibatnya nilai efek elektronik yang

diperoleh melalui nilai K juga akan berubah.

Pengaruh suhu terhadap nilai K tidak dinyatakan

menjadi aturan yang sederhana. Sebagai contoh adalah nilai

K dari senyawa yang bersifat basa kuat cenderung naik

sekitar 0,1 unit setiap kenaikan suhu 10° C. Sebaliknya

menurut Krahl, asam barbiturat yang bersifat asam lemah

nilai K nya akan berkurang 0,1 unit apabila suhu

bertambah 5° C (14).

3.2.2. Pengaruh pH terhadap nilai efek elektronik

Nilai efek elektronik diperoleh dari persamaan

Hammett yang melibatkan nilai K. Oleh karena itu, hubungan

antara pH dan nilai K sama dengan hubungan antara pH dan


nilai efek elektronik.

Suatu senyawa asam lemah HA apabila terion, menjadi :

HA + H c*O t— H 30+ + A"

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

16

Tetapan disosiasinya : ,

( H 0+ ) (A" )
K = -------------- — ..................... [6]
(HA)

Pada nilai K tertentu perubahan pH dapat

mengakibatkan jumlah senyawa yang terion dan tidak terion

akan berubah pula. Demikian juga pada nilai efek

elektronik tertentu bila pH berubah, maka jumlah senyawa

yang terion dan yang tidak terion akan berubah pula.

Apabila nilai efek elektronik suatu gugus negatif,

maka senyawa dengan gugus R bersifat kurang asam daripada

senyawa induknya. Pada pH asam, maka jumlah yang terion

dari senyawa dengan gugus R lebih banyak dari jumlah yang

tidak terionkan. Pada pH basa jumlah yang tidak terion

lebih banyak dari jumlah yang tidak terionkan.

Suatu gugus yang mempunyai nilai efek elektronik

positif berarti senyawa dengan gugus R tersebut bersifat

lebih asam dari senyawa induknya. Pada pH asam jumlah yang

tidak terionkan lebih banyak dari jumlah yang terionkan

tetapi pada pH basa jumlah yang terion lebih banyak dari

jumlah yang tidak terion (15).

3.3. Pengaruh nilai efek elektronik terhadap aktivitas

Biologis

Kopecky et al menyatakan bahwa aktivitas biologis

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IT

suatu senyawa tergantung pada nilai efek elektroniknya

sesuai dengan persamaan di bawah ini (6) :

Log 1/C = p <7 + c .............................. C73

dimana C adalah konsentrasi obat yang diperlukan untuk

menimbulkan aktivitas biologis. Sigma (<?) adalah nilai

efek-elektronik. Rho ( p ) adalah tetapan reaksi yang

merupakan ukuran sensitivitas reaksi terhadap efek

substitusi, sedangkan c adalah suatu tetapan reaksi.

Sebagian besar obat merupakan suatu senyawa yang

bersifat asam lemah atau basa lemah, yang diabsorbsi

melalui proses difusi pasif, dimana bentuk tidak terionkan

lebih mudah menembus membran biologis daripada bentuk

terionnya (16). Jumlah yang terionkan dan tidak terionkan

dari suatu senyawa ditentukan oleh pH disekitar membran

biologik dan pKa senyawa tersebut, yang akan mempengaruhi

absorbsinya melalui membran biologik (16). Suatu obat

yang bersifat asam lemah, lebih aktif pada pH yang rendah,

karena pada pH rendah jumlah yang tidak terion lebih

banyak dari jumlah yang terionkan, sehingga lebih mudah

menembus membran biologik. Untuk obat yang bersifat basa

lemah lebih aktif pada pH yang tinggi karena jumlah yang

tidak terionkan lebih banyak dari jumlah yang terionkan,

sehingga lebih mudah menembus membran biologik (16).

Apabila suatu gugus R mempunyai nilai efek elektronik

negatif (merupakan pendorong elektron yang lebih kuat

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

daripada hidrogen) maka senyawa dengan gugus R tersebut

bersifat kurang asam daripada senyawa induknya. Pada pH

tertentu, misal pada pH asam maka jumlah yang terionkan

dari senyawa dengan gugus R lebih banyak dari jumlah yang

tidak terionkan dibandingkan dengan senyawa induknya.

Sedangkan pada pH basa, oumlah yang tidak terionkan lebih

banyak dari jumlah yang terionkan dibandingkan dengan

senyawa induknya. Apabila aktivitas biologiknya diakibat-

kan oleh bentuk terionnya, maka pada pH asam senyawa

dengan gugus R lebih aktif dari senyawa induknya. Pada pH

basa senyawa dengan gugus R kurang aktif dari senyawa

induknya. Apabila aktivitas biologisnya diakibatkan oleh

bentuk yang tidak terionkan maka pada pH asam senyawa

dengan gugus R kurang aktif dari senyawa induknya.

Sedangkan pada pH basa senyawa dengan gugus R menjadi

lebih aktif dari senyawa induknya (7).

Suatu gugus R yang mempunyai nilai efek elektronik

positif (merupakan penarik elektron yang lebih kuat

daripada hidrogen) berarti senyawa dengan gugus R tersebut

lebih asam dari senyawa induknya. Pada pH asam jumlah yang

tidak terionkan lebih banyak dari senyawa induknya

sedangkan pada pH basa jumlah yang terionkan dari senyawa

dengan gugus R lebih banyak dari senyawa induknya. Apabila

aktivitas biologisnya diakibatkan oleh bentuk yang

terionkan, maka pada pH asam senyawa dengan gugus R kurang

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

19

aktif dari senyawa induknya, sedangkan pada pH basa

senyawa dengan gugus R menjadi lebih aktif dari senyawa

induknya. Apabila aktivitas biologisnya diakibatkan oleh

bentuk tidak terionnya, maka pada pH asam senyawa dengan

gugus R lebih aktif dari senyawa induknya sedangkan pada

pH basa senyawa dengan gugus R menjadi kurang aktif dari

senyawa induknya (7).-

4. Tinjauan Tentang Spektrofotometri

4.1. Tinjauan umum

Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan

suatu pemeriksaan visual yang lebih mendalam dari absorbsi

energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan

dilakukannya pengukuran ciri-cirinya serta kuantitatifnya

dengan ketelitian yang besar. Semua atom dan molekul mampu

menyerap energi sesuai dengan pembatasan tertentu, batasan

ini tergantung pada struktur zat. Energi disediakan dalam

bentuk radiasi elektromagnetik (cahaya). Cahaya yang

dipakai sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer adalah

sinar ultra violet (uv) dan sinar tampak (visibel), yang

keduanya merupakan radiasi elektromagnetik.

Macam dan jumlah radiasi yang diabsorbsi oleh molekul

tergantung pada jumlah molekul yang berinteraksi dengan


radiasi (9,17).

Spektrofotometri adalah suatu metode yang menggunakan

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

spektrofotometer untuk menganalisa zat, baik secara

kuaiitatif maupun kuantitatif. Analisa kuantitatif dengan

spektrofotometer berdasarkan pemakaian hukum Lambert Beer

yang menyatakan : Jika cahaya radiasi monokromatis

dilewatkan melalui medium penyerap yang homogen yakni

sebuah lapisan larutan yang tebalnya db, tnaka pengurangan

intensitaf cahaya (dl), sebagai akibat melewati lapisan

larutan, berbanding lurus dengan intensitas radiasi (I)

konsentrasi zat pengabsorbsi (c) dan tebalnya lapisan

larutan (db), dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :

- dl = kl c db .............................. C8]

Persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk :

A = a b c .................................... [93

dimana A adalah absorbansi, a adalah absorpsivitas, b

adalah tebalnya lapisan larutan dan c adalah

konsentrasi.(17).

4.2. Penentuan tetapan kesetimbangan reaksi secara spektro

fotometri

Tetapan kesetimbangan reaksi dapat ditentukan secara

spektrofotometri dimana prinsip penentuan tetapan

kesetimbangan reaksi tersebut adalah aplikasi dari hukum

Lambert Beer yang dinyatakan dengan kesetimbangan asam

basa, tetapi prinsip ini dapat dipakai pada kesetimbangan


lainnya.(9)

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

21

Dissosiasi asam lemah (HA) dalam larutan air adalah :

HA *

Tetapan kesetimbangan termodinamik dari reaksi ini

dapat ditulis sebagai tetapan kesetimbangan reaksi (K) :

aH+ . [A~ 3
K = [10]
[HA 3

Bentuk logaritma persamaan tersebut adalah :

pK = pH - log [113
C,
HA

pH larutan dikontrol dengan penambahan larutan dapar dan

dapat diukur secara potensiometri, perbandingan [A 3/[HA]

dapat ditentukan secara spektrofotometri jika spektra

absorbs! A dan HA berbeda. Hal ini disebabkan karena

sensitivitas analisa spektra yang besar sangat tergantung

pada konsentrasi dari asam dan basa konyugasi yang

digunakan.

Andaikata A dan HA mempunyai spektra absorbsi yang

berbeda bermakna dan panjang gelombang yang dipilih yaitu

pada panjang gelombang analitik dimana absorbsivitas ke

dua zat itu berbeda. Menurut hukum Beer :

[ 12 ]
AHA “ aHA b °HA

V = aA~ b CA" [133

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dimana persamaan ini menunjuk pada panjang gelombang yang

sama.

a ha
adalah serapan dari larutan HA

V adalah serapan dari larutan A"

adalah konsentrasi larutan HA


CHA
adalah konsentrasi larutan A"
c a-

Serapan yang terlihat dari larutan yang mengandung HA dan

A diberikan oleh persamaan berikut :

Aobs = AHA + AA~ = b (aHA CHA + aA~ CA_) ..... C14:i

Dengan demikian dapat ditetapkan absorbsivitas nyata a0k s

dari campuran zat sesuai dengan :

dimana c adalah :

Karena serapan yang diberikan oleh persamaan [14] sama

dengan persamaan [15], maka mereka dapat dibuat sama dan

digabungkan dengan persamaan [163 untuk memberikan

persamaan berikut ini :

aobs (CHA + CA_) = aHA CHA + aA~ CA~ ........ C17;1

yang dapat disusun kembali sebagai berikut

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

23

cfl _ aoba ~ aHfl [18j

°HA aA~ " aHA

CA~ _ aHA aobs flgj

CHA aobs aA

Persamaan [18] digunakan bila a^- lebih besar dari a^ ,

sedangkan bila a ^ lebih besar dari a^- maka digunakan

persamaan [19]. Kedua persamaan tersebut bila masing-

masing disubstitusikan pada persamaan [11] maka akan

terjadi :

PK = pH - log - -~°- s---- ...... ......... [20]


aA _ “ aobs

atau

pK = pH - log -^ ---- a?bs- ........... C21]


aobs " aA“

Bila konsentrasi total zat terlarut (c) dibuat tetap dalam

semua pengukuran ini, maka serapan A^A , A^- dan Aobs

adalah sama dengan absorbsivitas a ^ , a^~ dan dalam

persamaan [20] atau [21]. Jadi pada persamaan [20] atau

[21] tersebut : pK adalah negatif logaritma dari tetapan

keseimbangan reaksi, a obs adalah serapan zat pada pH

larutan dalam air, adalah serapan zat pada asam,

adalah serapan zat pada pH basa.

Persamaan [20] atau [21] memberikan dasar untuk

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

24

penentuan tetapan keseimbangan reaksi (K) secara spektro-

fotometri. Nilai logaritma dari tetapan keseimbangan

reaksi (pK) dapat digunakan untuk menentukan nilai sigma

(cr) Hammett dengan menggunakan persamaan [5]. Untuk pH

asam ditentukan dengan jalan sekurang-kurangnya 2 (dua)

unit pH di bawah pH larutan dalam air, sedangkan pH basa

ditentukan dengan jalan sekurang-kurangnya 2 (dua) unit

pH di atas pH larutan dalam air. Sedangkan panjang

gelombang terpilih yaitu pada panjang gelombang dimana

terdapat perbedaan serapan terbesar antara larutan zat

dalam suasana asam dan basa.

S. Tinjauan Tentang Sifat Fisika-Kimia dari Ampisilin,

Amoksisilin, Sefaleksin dan Sefadroksil

5.1. Sifat fisika-kimia ampisilin C ampisilin trihidrat }

Cl8, 19, 20, 24)

Ampisilin dikenal juga sebagai aminobensil penisilin,

mempunyai struktur molekul sebagai berikut :

COOH

Rumus molekul : Clg H ig N30 4S.3H20

Berat molekul : 403, 4

Titik lebur : 204° C

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

25

Ampisilin adalah serbuk hablur sangat halus, putih

yang hampir tidak berbau dan berasa pahit.

Kelarutan : 1 bagian dalam 150 bagian air, praktis tidak

larut dalam alkohol, aseton, kloroform, eter, karbontetra-

klorida dan minyak. Larutan 0,25% dalam air mempunyai pH 3,5

sampai 5,5.

1,15 g apisilin trihidrat setara dengan 1 g ampisilin.

pKa : 2,5 ( - COOH ) pada 25° C

7,3 ( - NH2 ) pada 25° C

Khasiat dan penggunaan ampisilin sebagai antibiotik.

5.2. Sifat fisika-kimia amoksisilin Camoksisilin trihidrat!)

CIS, 20, 243

Amoksisilin dikenal juga sebagai D(-) amino hidroksil

bensil penisilin. Mempunyai struktur molekul sebagai

berikut :

H 0 H H H

2
COOH

Rumus molekul : C^gH^gNgO^S.3H20

Berat molekul : 419,4

Amoksisilin adalah serbuk hablur sangat halus, warna putih

yang hampir tidak berbau dan berasa pahit.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

26

Kelarutan : 1 bagian dalam 400 bagian air, 1 bagian dalam

1000 bagian alkohol, 1 bagian dalam 200 bagian metil alko-

hol dan praktis tidak larut dalam kloroform, eter, karbon

tetraklorida dan minyak. Larutan 0,2 % dalam air mempunyai

pH 3,5 - 5,5

1,15 g amoksisilin trihidrat setara dengan 1 g amoksisilin

pKa : 2,4 ; 7,4 ; 9,6

Khasiat dan penggunaan amoksisilin sebagai antibiotik.

5.3. Sifat fisika kimia sefaleksin C19,20, 24)

Sefaleksin mempunyai struktur molekul sebagai berikut :

H 0 H H H

0 C

C00H

Rumus molekul : C 16H 17N30 4S.H20

Berat molekul : 365,4

Titik lebur : 190° C

Sefaleksin adalah serbuk hablur putih sampai putih

kuning gading, sedikit higroskopis, berbau khas.

Kelarutan : larut dalam 100 bagian air, larut dalam 30

bagian asam klorida 0,2%,sukar larut dalam dioxan, dimeti

lasetamida dan dimetilformamida,praktis tidak larut dalam

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

etanol (95%)P, kloroform dan eter, larut dalam alkal

encer.

Larutan 0,5% dalam air mempunyai pH 3,5-5,5.

pKa : 5,2 ; 7,3

Khasiat dan penggunaan sefaleksin sebagai antibiotik.

5.4. Sifat fisika kimia sefadroksil 0 8 , 2 1 )

Mempunyai struktur molekul sebagai berikut :

H 0 H H H

W | I I i
NH2 c n

COOH

Rumus molekul :

Berat molekul : 399,4

Titik lebur : 197° C

Sefadroksil adalah serbuk kristal warna putih.

Kelarutan : larut dalam air.

Larutan 5% dalam air mempunyai pH 4 - 6

Khasiat dan penggunaan sefadroksil sebagai antibiotik.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB H i

M ETODE PENEL.ITIAN

1. Bahan penelltian yang digunakan :


- Atnpisilin trihidrat (P.T. Medifarma

Laboratories.Inc.)

- Amoksisilin trihidrat (P.T. Sandoz Biochemic

Farma Indonesia )

- Sefaleksin monohidrat (P.T Meiji Indonesian


Pharmaceutical Industries)
- Sefadroksil monohidrat (P.T. Dankos

Laboratories)

- Asam klorida (HC1) p.a (E.Merck)

- Asam borat (H3B03> p.a (E.Merck)

- Natrium klorida (NaCl) p.a (E.Merck)

- Natrium borat dekahidrat (Na2B4O? .10 H2O ) p.a

E.Merck)

- Natrium karbonat (Na CO.) p.a (E.Merck)


mm <«

- Natrium hidroksida (NaOH) p.a (E.Merck)

- Aquadest

2* Alat penelltian yang digunakan :

- Spektrofotometer UV ''Hitachi'* dual wavelength


double beam type 557

- Fischer melting point apparatus

- pH meter Fischer "Accumet" type 230 A

28

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

29

- Neraca analitik Sartorius-Werke GMBH Type 2472

- Aiat-alat gelas

3. Cara pengerjaan

3.1. Pemeriksaan kualitatif terhadap bahan perielitian

3.1.1. Pemeriksaan organoleptis

Meliputi pemeriksaan bentuk, warna,bau dan rasa (20)

3. 1.2. Reaksi warna

3. 1.2.1. Reaksi warna untuk ampisllih C19, 23!) s

1. Ke dalam suspensi 10 mg zat dalam 1 ml air

ditambahkan 2 ml larutan Fehling encer (2 : 6)

2. Larutkan 15 mg zat ke dalam 3,0 ml 1 N NaOH

ditambahkan 0,3 g hidroksilamin hidroklorida

dan dibiarkan selama 5 menit. Larutan

diasamkan dengan beberapa tetes 6 N

HCl,kemudian ditambahkan 1,0 ml besi (III)

klorida 1%.

3. Larutkan 10 mg bahan dalam 1,0 ml air dan

ditambah 2 ml dari campuran yang terdiri dari

2 ml larutan kalium kupritatrat dan 6,0 ml

air.

3.1.2.2. Reaksi warna untuk amoksisilin C21D s

- 10 mg bahan dilarutkan dalam 1,0 ml air dan

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

30

ditambah 2,0 ml campuran yang terdiri dari 2,0

ml larutan kalium kupritatrat 6,0 ml air.

3.1.2.3. Reaksi warna untuk sefaleksin C23)

1. 5 mg bahan dilarutkan dalam 3,0 ml air,

difcambahkan 0,1 g hidroksilamin hidroklorida

dan 1,0 ml natrium hidroksida (80 g/1) dan

dibiarkan selama 5 menit. Kemudian ditambahkan

1,3 ml asam klorida (70 g/1) dan 10 tetes besi

(III) klorida (25 g/1).

2. 10 mg bahan dilarutkan dalam 1,0 ml air dan

ditambahkan 2,0 ml campuran yang terdiri dari

2,0 ml kalium kupritatrat dan 6 ml air.

3. 5 mg bahan dilarutkan dalam 1,0 ml air dan

ditambahkan 1-2 tetes besi (III) klorida (25

g/l>.

4. 20 mg bahan ditambah 5 tetes larutan asam

asetat glasial 1% (v/v) lalu ditambah 2 tetes

larutan tembaga (XI) sulfat 1% (b/v) dan 1

tetes natrium hidroksida 2 N.

3.1.2.4. Reaksi warna untuk sefadroksil C21}

- 10 mg bahan dilarutkan dalam 1 ml air dan

ditambahkan 2 ml campuran yang terdiri 2,0 ml

kalium kupritatrat dan 6 ml air.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

31

3.1.3. Penentuan titik lebur

Bahan berbentuk serbuk sekitar 1 mg dimasukkan ke

dalam pipa kapiler gelas dengan diameter kurang lebih 1

mm, tinggi 8 cm dan tertutup ujung lainnya. Usahakan

sampel dapat mencapai ujung pipa yang tertutup dengan cara

diketuk-ketuk.Pasang pipa kapiler, panaskan

perlahan-lahan. Pada suhu kurang lebih 15°C dibawah titik

lebur yang tercantum pada pustaka, atur laju kenaikan suhu

sampai 1-2° C permenit (24).

3* 2. Penentuan nilai pK

3.2.1. Pembuatan larutan dapar pada pH yang diperlukan :

Penentuan pH dilakukan dengan jalan mengurangi

minimum dua satuan pH dibawah nilai pH larutan dalam air

untuk pH suasana asam dan menambah minimum dua satuan pH

diatas nilai pH larutan dalam air untuk pH suasana basa

pada masing-masing bahan penelitian.

Konsentrasi yang dibuat untuk masing-masing bahan

adalah ekuimolar dan tetap untuk berbagai pH. Larutan

ampisilin dibuat konsentrasi 600 ppm sedangkan larutan

amoksisilin dibuat konsentrasi 207,9 ppm, larutan

sefaleksin dibuat konsentrasi 30 ppm sedangkan larutan

sefadroksil dibuat konsentrasi 31,3 ppm.

Cara pembuatan larutan ini adalah sebagai berikut :

ditimbang serbuk ampisilin seberat 0,1000 g, kemudian

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

32

dilarutkan dalam aqua bebas C02 sampai tepat 50,0 ml dalam

labu ukur (larutan induk) dan dikocok sampai homogen.

Dipipet 3,0 ml larutan induk, ditambah aqua bebas C02

sampai tepat 10,0 ml dalam labu ukur dan dikocok sampai

homogen lalu diukur pH larutan ini. Untuk larutan

amoksisilin, ditimbang serbuk amoksisilin seberat 0,0520

g. Kemudian dilarutkan dalam aqua bebas C02sampai tepat

50,0 ml dalam labu ukur (larutan induk) dan dikocok sampai

homogen. Dipipet 2,0 ml larutan induk, ditambah aqua

bebas C02sampai tepat 10,0 ml dalam labu ukur, dikocok

sampai homogen, lalu diukur pH larutan ini.Sedangkan

untuk sefaleksin dan sefadroksil masing-masing ditimbang

seberat 0,0500 g dan 0,0522 g. Kemudian masing-masing

bahan dilarutkan dalam aqua bebas C02sampai tepat 500,0

ml dalam labu ukur (larutan induk) dan dikocok sampai

homogen. Dipipet 3,0 ml larutan induk ditambah aqua bebas

C02sampai tepat 10,0 ml dalam labu ukur dan dikocok

sampai homogen, lalu diukur pH larutan ini.

Hasil pengukuran pH larutan ampisilin, amoksisilin,

sefaleksin dan sefadroksil dengan konsentrasi

masing-masing : 600 ppm, 207,9 ppm, 30 ppm dan 31,3 ppm

dalam aqua bebas C0zadalah: pH 6,20; pH 6 ?00; pH 6,50 dan

pH 6,30.

. Sedangkan pH terpilih pengganti pH larutan dalam air yang

dipakai untuk menentukan pH asam dan pH basa untuk

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

33

masing-masing bahan penelitian tersebut adalah pH 7,20;

7,00; 7,50 dan 7,30. Sehingga pH yang dibutuhkan

untuk penentuan nilai pK adalah : 4,20; 7,20; 9,20 untuk

ampisilin, 4,00; 7,00; 8,00 untuk amoksisilin, 4,50; 7,50;

10,50 untuk sefaleksin dan 3,30; 7,30; 9,30 untuk

sefadroksil. Untuk pembuatan larutan dapar adalah sebagai

berikut: ditimbang bahan dapar sesuai dengan pH yang akan

dibuat (lihat tabel II, III, IV dan V). Kemudian dilarutkan

dalam aqua bebas C0z sampai volume 200 ml, lalu diaduk

sampai homogen. Sebelum digunakan pH larutan diperiksa dulu

dengan pH meter.

3.2.2. Penentuan panjang gelombang terpilih

Konsentrasi yang dibuat untuk masing-masing bahan

adalah ekuimolar dan tetap untuk berbagai pH. Larutan

ampisilin dibuat konsentrasi 600 ppm sedangkan larutan

amoksisilin dibuat konsentrasi 207,9 ppm, larutan

sefaleksin dibuat konsentrasi 30 ppm sedangkan larutan

sefadroksil dibuat konsentrasi 31,3 ppm.

Cara pembuatan larutan ini adalah sebagai berikut :

ditimbang serbuk ampisilin seberat 0,1000 g, kemudian

dilarutkan dalam aqua bebas C02 sampai tepat 50,0 ml dalam

labu ukur (larutan induk) dan dikocok sampai homogen.

Dipipet 3,0 ml larutan induk, ditambah larutan dapar

sesuai pH yang ditentukan sebagai penggganti pH larutan

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

34

dalam air yaitu pH 7,20 sampai tepat 10,0 ml dalam labu

ukur, dikocok sampai homogen.

Untuk larutan ampisilin pH asam : dipipet 3,0 ml

larutan induk, ditambah larutan dapar pH 4,20 sampai tepat

10.0 ml dalam labu ukur dan dikocok sampai homogen. Untuk

larutan pH basa : dipipet 3,0 ml larutan induk, ditambah

larutan dapar pH 9,20 sampai tepat 10,0 ml dalam labu ukur

dan dikocok sampai homogen.

Untuk larutan amoksisilin, ditimbang serbuk

amoksisilin seberat 0,0520 g kemudian dilarutkan dalam

aq.ua bebas C02 sampai tepat 50,0 ml dalam labu ukur

(larutan induk) dan dikocok sampai homogen. Dipipet 2,0 ml

larutan induk, ditambah larutan dapar pH 7,00 sampai tepat

10.0 ml dalam labu ukur dikocok sampai homogen. Untuk

larutan amoksisilin pH asam dan pH basa dilarutkan dengan

cara yang sama dan larutan dapar yang digunakan adalah pH

4.00 dan pH 8,00. Sedangkan sefaleksin ditimbang seberat

0,0500 g dan sefadroksil seberat 0,0522 g dengan seksama.

Kemudian masing-masing bahan dilarutkan dalam aqua bebas

C02 sampai tepat 500,0 ml dalam labu ukur (larutan induk)

dan dikocok sampai homogen. Dipipet 3,0 ml larutan induk

ditambah larutan dapar pH 7,50 sampai tepat 10,0 ml dalam

labu ukur dan dikocok sampai homogen.

Untuk larutan sefaleksin pH asam : dipipet 3,0 ml

larutan induk, ditambah larutan dapar pH 4,50 sampai tepat

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

35

10,50 ml dalam labu ukur dan dikocok sampai homogen. Untuk

larutan pH basa : dipipet 3,0 ml larutan induk ditambah

larutan dapar ph 9,30 sampai tepat 10,0 ml dalam labu ukur

dan dikocok sampai homogen. Untuk larutan sefadroksil pH

asam dan pH basa dilakukan dengan cara yang sama dan

larutan dapar yang digunakan adalah pH 3,30 dan pH 9,30.

Masing-masing larutan diatas diamati serapannya pada

panjang gelombang 250 nm - 270 nm untuk ampisilin,

sefaleksin dan sefadroksil. Sedangkan larutan amoksisilin

diamati serapannya pada panjang gelombang 260 nm - 280 nm.

Sehingga diperoleh serapan antara 0,2 - 0,8. Suhu yang

dipergunakan adalah suhu 25,0°C. Panjang gelombang

terpilih adalah panjang gelombang dimana terdapat

perbedaan serapan terbesar antara larutan zat dalam

suasana asam dan basa. Blangko yang digunakan adalah

larutan daparnya masing-masing untuk larutan zat dalam

suasana asam, suasana netral ( larutan zat dalam air) dan

suasana basa.

3.2.3. Penentuan pK secara spektrofotometri

Konsentrasi larutan yang dibuat untuk masing-masing

bahan adalah ekuimolar dan tetap untuk masing-masing pH.

Jadi untuk masing-masing bahan konsentrasinya adalah

ampisilin 600 ppm, amoksisilin 207,9 ppm sedangkan

sefaleksin 30 ppm dan sefadroksil 31,3 ppm. Cara pembuatan

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

36

larutan ini adalah sebagai berikut : Untuk ampisilin dan

amoksisilin masing-masing ditimbang seberat 0,1000 g dan

0,0520 g. Kemudian dilarutkan dalam aqua bebas C02 sampai

tepat 50,0 ml dalam labu ukur(larutan induk) dan dikocok

sampai homogen. Untuk ampisilin dipipet 3,0 ml larutan

indukditambah larutan dapar pH 7,20 sampai tepat 10,6 ml

dalam labu ukur dan dikocok sampai homogen. Untuk pH

asamdan basa dilakukan cara yang sama dan larutan dapar

yang digunakan adalah pH 4,20 dan pH 9,20.

Sedangkan untuk amoksisilin dipipet 2,0 ml dari

larutan induk ditambah larutan dapar pH 7,00 sampai tepat

10,0 ml dalan labu ukur dan dikocok sampai homogen. Untuk

pH asam dan pH basa dilakukan cara yang sama dan larutan

dapar yang digunakan adalah pH 4,00 dan pH 8,00.

Untuk sefaleksin dan sefadroksil masing-masing

ditimbang seberat 0,0500 g dan 0,0522 g. Kemudian

dilarutkan dalam agua bebas C02 sampai tepat 500,0 ml

dalam labu ukur (larutan induk) dan dikocok sampai

homogen. Untuk sefaleksin dipipet 3,0 ml larutan induk,

ditambah larutan dapar pH 7,50 sampai tepat 10,0 ml dalam

labu ukur yang dikocok sampai homogen. Untuk pH asam dan

pH basa dilakukan cara yang sama dan larutan dapar yan

digunakan adalah pH 4,50 dan 10,50.

Untuk larutan sefadroksil dipipet 3,0 ml dari larutan

induk ditambah larutan dapar pH 7,30 sampai tepat 10,0 ml

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

37

dalam labu ukur yang dikocok sampai homogen. Untuk pH

asam dan pH basa dilakukan cara yang sama dan larutan

dapar yang digunakan adalah pH 3,30 dan pH 9,30.

Pada penentuan pK secara spektrofotometri, serapan

masing-masing larutan bahan diatas diamati pada panjang

gelombang terpilih dan pada suhu 25,0°C. Blangko yang

digunakan adalah larutan daparnya masing-masing untuk

larutan zat dalam suasana asam, suasana netral (larutan

dalam air) dan suasana basa. Nilai pK dapat diperoleh

dengan menggunakan persamaan [20] bila a^->aHA dan

persamaan [21] bila a^A >aA~. Masing-masing larutan

diamati dua kali pengamatan dan dilakukan

replikasisebanyak empat kali.

3.3. Perhitungan nilai efek elektronik

Nilai efek elektronik dapat diperoleh dengan

menggunakan persamaan [5]. Dari nilai pK ampisilin

(senyawa induk(pKo >) dan pK amoksisilin (senyawa

tersubstitusi (pK)) serta nilai pK sefaleksin (senyawa

induk (pKQ )) dan pK sefadroksil (senyawa tersubstitusi

(pK)>, dapat diketahui nilai efek elektronik gugus

hidroksi (-0H) pada posisi para dengan memasukkan

masing-masing harga pK pada persamaan diatas.

I- *** I - PK ampisilin - pK amoksisilin .......... [22]

XI. per II = pK sefaleksin - pK sefadroksil ....... [23]

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

38

3. 4. Analisis data

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang

bermakna atau tidak antara nilai sigma (& ) Hammet dari

gugus -OH pada posisi para dari ampisilin-amoksisilin dan

dari sefaleksin-sefadroksil yang dilakukan pada kondisi

yang sama, maka data yang diperoleh dianalisis dengan

menggunakan uji "t" pooled dua pihak.

Dengan rumus sebagai berikut :

t = [24]
2 2
sp sp

n. n.

( n ± - 1 > S * + < n 2 " l > S 2

Sp2 = [25]
n , - 2
n i +

( x . -
L
v 2
i = l

s1 = [26]
1
n t -

E ( x . -
V 2
i = l

s2 = [27]
1
n 2 ~

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

39

Derajat bebas (d.b) = (n -1) + (n2-l) .............. C281

dimana x = nilai rata-rata dari p er I


_ P
xz = nilai rata-rata dari per II

St = simpangan baku dari per I

S2 = simpangan baku dari per II

nt = jumlah sampel I

n2 = oumlah sampel II

Sp = Simpangan baku pooled "t"

Apabila "t" percobaan lebih besar dari pada "t" tabel

pada a = 0,05 (dua sisi) maka nilai efek elektronik dari

gugus - OH pada posisi para dari ampisilin-amoksisilin dan

dari sefaleksin- sefadroksil yang dilakukan pada kondisi

yang sama tersebut mempunyai perbedaan yang bermakna.

Sebaliknya apabila "t" percobaan lebih kecil dari pada *'t”

tabel maka perbedaan kedua nilai tersebut tidak bermakna.

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang

bermakna antara harga sigma Hammet gugus hidroksi pada

posisi para ( cr ) dari hasil penelitian dengan harga sigma

Hammett gugus hidroksi pada posisi para (cr ) yang ada


p
dalam tabel, maka data yang diperoleh dianalisis dengan

uoi "t” satu sampel dengan rumus sebagai berikut :

(x - <i)
t = .............................. C29]
4 n

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

40

n __ .
L U.- x)'
i=l C30]
Si =
n - 1

Derajat bebas (d.b) = n~l ......................... C31]

dimana x = nilai rata-rata dari per

= nilai per pada tabel

s = simpangan baku dari per

n = oumlah sampel

Apabila harga "t” penelitian lebih besar dari harga

"t" tabel pada a = 0.05 (satu sisi) maka terdapat

perbedaan yang bermakna antara nilai sigma Hammett gugus

hidroksi pada posisi para (o' ) hasil penelitian dengan

nilai sigma (cr ) yang ada pada tabel. Sebaliknya apabila

harga "t" penelitian lebih kecil dari "t" tabel, maka

tidak ada perbedaan yang bermakna antara nilai sigma ( cr )


p
Hammett hasil penelitian dengan nilai sigma (cr ) Hammett
p
yang ada pada tabel.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB IV

HASIL PENELITIAN

1. Analisis Kualitatif terhadap Bahan Penelitian

(19,20,21,23).

Tabel I

Hasil Analisis Rualitatif Bahan Penelitian

fapisilin Trihidro 2*c*5i5iliri trifcidrat Sefaleksin aonofcidret fefa d ra isi! asn h i'ira t
If.
P eieri^ sa fi r «‘&*
Plistsfcs ffesii Pusta<a Basil Pustaka Hasil ft e U U Hasil

Orgsfioieptis
3. BentiiJ - serisjk - serbuk - ssrtok - serbufc - serbuk - Serbufc - seris.li - sertak
hablur ha&iur (*c« *gf habicr hablur hablur to la r h csljr
Bcii - tidsk feer - tidsk - f:s r b a u - t'berfeaii - t'3'j khas * isau ktes - ftert-au * t K 'b3u
bSli terfcci;
C. WS.TIS - putih - pctin ♦*jt i r - ju tih - putih puiih pjtih 3iitih
gating
i. - pahit - w h it - sar.ii - pahit - pahit - pahit - pa'ut

•y
Resfisi Wofr.i ;
i . + feM ir^ er.c^r STidwy-iin sftdspsn - - - - - -
« r a h feta » r a h b it a

x JfeSH 4 * L - eers1; ■Jterafc Kf&fc serah


FsCLS ungi; J/igU ufiga un§u
•-* * U n jti'; sfiiim ur^u UTiQU iiiijtj kf itfsgu ke hijau ku hi j&i ku
kupritsrtrst w csr a^'shars aerahan rung dari dan coklat biru bird
* a ir saling '2 ;6 ; coU at se setelah 30 *idi auva
teU h 30*

4. * Hfic c:a si£ l -


A rAj -
- - - .
iu j ali Mjait -

T itik Jetur (°£5 204 - ♦rt* •O-—*I SC


204-205 206-210 190 190-1*3 * J/ Tv

41

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

42

2. Penentuan nilai pK

2.1. Pembuatan larutan dapar pada pH yang diperlukan

Larutan dapar yang dibuat ditentukan dua satuan unit

dibawah pH larutan zat dalam air (pH terpilih) dan dua

satuan unit diatas pH larutan zat dalam air untuk pH basa.

Larutan dapar yang diperlukan adalah : pH 4,20; 7,20; 9,20

untuk ampisilin, pH 4,00; 7,00; 8,00 untuk amoksisilin, pH

4,50; 7,50; 10,50 untuk sefaleksin dan pH 3,30; 7,30; 9,30

untuk sefadroksil. Penimbangan komponen-komponen dapar yang

dibutuhkan untuk pembuatan pH diatas dapat dilihat pada

tabel II, III, IV, dan V.

TABEL II

Larutan dapar untuk ampisilin dengan volume 200 ml

No Komponen dapar pH 4,20 pH 7,20 pH 9,20

1. Larutan HC1 10,5 ml


0,0012 N
2- NaCl 0,5441 g 0,8460 g
3. 2,3004 g 1,3993 g
H3B03
4. 0,2670 g
Na2B4°7'l0H2°
5. Na2c°3 1,8486 g

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

43

TABEL III
Larutan dapar untuk amoksisilin dengan volume 200 ml

No Komponen dapar pH 4,00 pH 7,00 pH 8,00

1. Larutan HC1 16,7 ml


0,0012 N
2- NaCl 0,5558 g 0,4271 g
3. 2,3499 g 1.8057 g
4. Na2B407 .10H20 0,1907 g 1,0298 g

TABEL IV

Larutan dapar untuk sefaleksin dengan volume 200 ml

No Komponen dapar pH 4,50 PH 7,50 pH 10,50

1. Larutan HC1 5,3 ml


0,0012 N
2. NaCl 0,5089 g 0,1890 g
3. 2,1520 g 0,3126 g
4. Na2B40? .10H20 0,4958 g
5. Na2c°3 3,7058 g

TABEL V

Larutan dapar untuk sefadroksil dengan volume 200 ml

No Komponen dapar pH 3,30 pH 7,30 pH 9,30

1. Larutan HC1 83,53 ml


0,0012 N
2. NaCl 0,5324 g 0,7958 g
3. 2,2509 g 1,3162 g
4. Na2B40? .10H20 0,3433 g
5. Na2c°3 1,9907 g

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

44

2.2 Penentuan panjang gelombang terpilih

Panjang gelombang terpilih ditentukan pada panjang

gelombang dimana terdapat perbedaan serapan terbesar antara

larutan zat dalam suasana asam dan basa.

Data yang diperoleh dari percobaan dapat dilihat pada

tabel VI, VII, VIII dan IX, sedangkan kurva serapannya dapat

dilihat pada gambar 1, 2, 3 dan 4.

Dari kurva serapan terhadap panjang gelombang diperoleh

hasil sebagai berikut : panjang gelombang terpilih dari

larutan ampisilin konsentrasi 600 ppm pada pH 4,20; 7,20;

9,20 adalah 256 nm, panjang gelombang terpilih dari larutan

amoksisilin konsentrasi 207,9 ppm pada pH 4,00; 7,00; 8,00

adalah 272 nm. Sedangkan panjang gelombang terpilih da£i

larutan sefaleksin konsentrasi 30 ppm pada pH 4,50; 7,50;

10,50 adalah 261 nm, panjang gelombang terpilih dari larutan

sefadroksil konsentrasi 31,3 ppm pada pH 3,30; 7,30; 9,30

adalah 262 nm. Selanjutnya serapan zat untuk penentuan nilai

pK masing-masing zat diamati pada panjang gelombang terpilih

masing-masing.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

45

TABEL VI
Nilai serapan larutan ampisilin konsentrasi 600 ppm pada pH
7,20 dan dalam suasana asam (pH 4,20), suasana basa (pH 9,20)
untuk penentuan panjang gelombang (X) terpilih.

serapan

Panjang ge­
pH 4,20 pH 7,20 pH 9,20
lombang
(X) nm
■ 250 0,641 0,584 0,560
251 0,601 0,544 0,520
252 0,557 0,500 0,476
253 0,520 0,463 0,439
254 0,510 0,453 0,429
255 0,518 0,443 0,414
256 * 0,519 0,445 0,417
257 0,499 0,437 0,413
258 0,457 0,408 0,389
259 0,427 0,374 0,352
260 0,430 0,377 0,355
261 0,453 0,400 0,378
262 0,445 0,392 0,370
263 0,405 0,352 0,330
264 0,346 0,293 0,271
265 0,285 0,232 0,210
266 0,264 0,211 0,189
267 0,292 0,239 0,217
268 0,289 0,236 0,214
269 0,220 0,167 0,145
270 0.142 0,089 0,067

* = Panoang gelombang terpilih (256 nm)

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

46

Gambar 1 : Kurva serapan dari larutan ampisilin


konsentrasi 600 ppm pada pH 1,20-11,20
pada panjang gelombang (X) terpilih 256
nm.
Keterangan : a. pH 4,20;b.pH 2,20= pH 3,20
;c.pH 1,20; d, pH 5,20 = pH 6,20; e- pH
7,20; f. pH 8.20^-pH 9,20; g. pH 10,20 =
11,20.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

47

TABEL VII
Nilai 3erapan larutan amoksisilin konsentrasi 207,9 ppm pada
pH 7,00 dan dalam suasana asam (pH 4,00), suasana basa (pH
8,00} untuk penentuan panjang gelombang ( M terpilih.

serapan
Panjang ge­ pH 8,00
lombang pH 4,00 pH 7,00
(7\) nm
260 0,416 0,449 0,518
261 0,426 0,459 0,528
262 0,440 0,473 0,542
263 0,454 0,487 0,556
264 0,470 0,503 0,572
265 0,484 0,517 0,586
266 0,498 0,531 0,600
267 0,511 0,544 0,611
268 0,520 0,553 0,620
269 0,534 0,567 0,634
270 0,550 0,583 0,650
271 0,560 0,605 0,668
272 » 0,562 0,613- 0,678
273 0,555 0,610 0,678
274 0,527 0,605 0,674
275 0,500 0,578 0,660
276 0,480 0,558 0,640
277 0,474 0,552 0,634
278 0,468 0,546 0,628
279 0,455 0,533 0,615
. 280 0,420 0,498 0,580

* « Panjang gelombang terpilih (272 nm)

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

48

Gambar 2 : Kurva serapan dari larutan amoksisilin


konsetrasi 207,9 ppm pada pH 1,00-11,00
pada panjang gelombang (X) terpilih 272
nm.
Keterangan : a. pH 11,0 ; b,pH 10,00; c-pH
9,00; d. pH 8,00; e. pH 7,00; f. pH 1,00 =
pH 2,00 = pH 3,00 = pH 4,00 = pH 5,00 = pH
6, 00.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

49

TABEL VIII
Nilai serapan larutan sefaleksin konsentrasi 30 ppm pada pH
7,50 dan dalam suasana asam (pH 4,50), suasana basa (pH
10,50) untuk penentuan panjang gelombang (X) terpilih

serapan
Panjang ge­
lombang pH 4,50 pH 7,50 pH 10,50
(X j nm

0,540 0.531 0,506


251 0,589 0,578 0,546
252 0,598 0,587 0,557
253 0,617 0,607 0,577
254 0,621 0,613 0,587
255 0,632 0,621 0,595
256 0,641 0,630 0,605
257 0,646 0,633 0,607
258 0,649 0,635 0,609
259 0,651 0,637 0,612
260 0,654 0,639 0,613
261 * 0,656 0,642 0,614
262 0,649 0,640 0,613
263 0,641 0,634 0,609
264 0,630 0,622 0,600
265 0,622 0,614 0,595
266 0,616 0,608 0,582
267 0,609 0,593 0,570
268 0,588 0,577 0,552
269 0,567 0,552 0,531
270 0,552 0,548 0,522

* s Panjang gelombang terpilih (261 nm)

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

50

•Panjanj greloxbansr <>■) nn

Gambar 3 : Kurva serap a n dari larutan sefaleksin


konsentrasi 30 ppm pada pH 1,50-11,50 pada
panjang gelombang (X) terpilih 261 n m .
Keterangan : a.pH 4,50;b. pH 5,50 = pH
6,50; c. pH 7,50 - pH 8,50; g. pH 3,50 =
pH 9,50; d, pH 10,50 = pH 11,50 ; e. pH
2,50; f. pH 1,50.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

51

TABEL IX
Nilai serapan larutan sefadroksil konsentrasi 31,3 ppm pada
pH 7,30 dan dalam suasana asam (pH 3,30), suasana basa (pH
9,30) untuk penentuan panjang gelombang ( M terpilih

serapan
Panjang ge­
pH 3,30 pH 7,30 pH 9,30
lombang
(*) nm
250 0,644 0,667 0,951
251 0,647 0,670 0,943
252 0,649 0,672 0,936
253 0,651 0,675 0,927
254 0,654 0,678 0,913
255 0,656 0,680 0,900
256 0,658 0,682 0,894
257 0,669 0,693 0,885
258 0,676 0,700 0,879
259 0,678 0,704 0,875
260 0,684 0,710 0,863
261 0,687 0,713 0,855
262 * 0,689 0,714 0,846
263 0,688 0,712 0,831
264 0,686 0,709 0,817
265 0,680 0,704 0,801
266 0,676 0,700 0,797
267 0,670 0,694 0,781
268 0,662 0,686 0,777
269 0,653 0,677 0,769
270 0,643 0,668 0,752

* = Panjang gelombang terpilih (262 nm)

2.3. Penentuan nilai pJC ampisilin, amoksisilin, sefaleksin

dan sefadroksil secara spektrofotometri

Serapan untuk penentuan pK secara spektrofotometri

diamati pada masing-masing panjang gelombang terpilih.

Nilai pK diperoleh dengan menggunakan persamaan [20] bila

aA” >&gAdan persamaan [21] bila ag^>a^“ -

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

52

3?0 340

Pan,/ins jeloRbinj (M ixh

Gambar 4 : Kurva serapan dari larutan sefadroksil


konsentrasi 31,3 ppm pada panjang
gelombang ( X) terpilih 262 nm
Keterangan : a. pH 10,30 = pH 1,30; b. pH
9,30; c. pH 8,30; d. pH 7,30; .pH 3,30;
f. pH 2,30; g. pH 1,30; h. pH 4,30 = pH
5,30 = pH 6,30.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

53

2.3.1. Nilai pK ampisilin pada pH 4,20; 7,20 dart 9,20

Hasil pengamatan serapan larutan ampisilin konsentrasi

600 ppm pada pH 7,20; pH 4,20 (suasana asam) dan pH 9,20

(suasana basa) untuk penentuan nilai pK dapat dilihat pada

tabel X. Contoh perhitungan nilai pK pada replikasi 1 adalah

sebagai berikut :

aHA " aobs . _


PK = pH - log ............. ........ HA A
aobs” aA~

0,516 - 0,445
= 7,20 - log -----------------
0,445 - 0,422

0,071
= 7,20 - log -------
0,023

= 6,71

TABEL X
Serapan larutan ampisilin konsentrasi 600 ppm pada pH larutan
yang terpilih (pH 7,20) dan dalam pH 4,20 (suasana asam) pH
9,20 (suasana basa) pada panjang gelombang terpilih 256 nm
untuk penentuan nilai pK.

Replikasi serapan
pH 4,20 pK
pH 7,20 pH 9,20

1 0,516 0,445 0,422 6,71


2 0,521 0,448 0,421 6,77
3 0,514 0,444 0,417 6,79
4 0,517 0,449 0,425 6,75

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

54

2.3.2. Nilai pK amoksisilin pada pH 4,00; 7,00 dan 8,00

Hasil pengamatan serapan larutan amoksisilin konsentrasi

207,9 ppm pada pH 7,00; pH 4,00 (suasana asam) dan pH 8,00

(suasana basa) untuk penentuan nilai pK dapat dilihat pada

tabel XI. Contoh perhitungan nilai pK pada replikasi 1 adalah

sebagai berikut:

aobs" aHA a _ . ft
PK = pH - log ..................... A HA
a A- ~ a ,
A obs

0,608 - 0,558
= 7,00 - log
0,668 - 0,608

0,050
= 7,00 - log
0,060

= 7,08

TABEL XI
Serapan larutan amoksisilin konsentrasi 207,9 ppm pada pH
larutan yang terpilih (pH 7,00) dan dalam pH 4,00 (suasana
asam), pH 8,00 (suasana basa) pada panjang gelombang terpilih
272 nm untuk penentuan nilai pK.

Replikasi serapan
pH 4,00 pH 8,00 PK
pH 7,00

1 0,558 0,608 0,668 7,08


2 0,565 0,614 0,677 7,11
3 0,563 0,610 0,676 7,15
4 0,562 0,613 0,678 7,11

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

55

2.3.3. Nilai pK sefaleksin pada pH 4,50; 7,50 dan 10,30

Hasil pengamatan serapan larutan sefaleksin konsentrasi

30 ppm pada pH 7,50, pH 4,50 (suasana asam) dan pH 10,50

(suasana basa) untuk penentuan nilai pK dapat dilihat pada

tabel XII. Contoh perhitungan nilai pK pada replikasi 1

adalah sebagai berikut :

aHA " aobs


pK = pH - log aHA > aA
aobs aA

0,648 - 0,640
= 7,50 - log
0,640 - 0,627

0,008

0,013

= 7,71

TABEL XII

Serapan larutan sefaleksin konsentrasi 30 ppm pada pH larutan


yang terpilih (pH 7,50) dan dalam pH 4,50 (suasana asam) pH
10,50 (suasana basa) pada panjang gelombang terpilih 261 nm
untuk penentuan nilai pK.

serapan
Replikasi PK
pH 4,50 pH 7,50 pH 10,50

1 0,648 0,640 0,627 7,71


2 0,650 0,635 0,614 7,65
3 0,660 0,652 0,640 7,68
4 0,656 0,644 0,627 7,65

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

56

2.3.4. Nilai pK sefadroksil pada pH'3,30; 7,30 dan 9,30

Hasil pengamatan serapan larutan sefadroksil

konsentrasi 31,3 ppm pada pH 7,30, pH 3,30 (suasana asam) dan

pH 9,30 (suasana basa) untuk penentuan nilai pK dapat dilihat

pada tabel XIII. Contoh perhitungan nilai pK pada replikasi 1

adalah sebagai berikut:

aobs aHA a , _
pK = pH - log ............. ........ A. KA
aA aobs

0,711 - 0,689
= 7,30 - log -----------------
0,842 - 0,711

0,022
= 7,30 - log -------
0,131

= 8,07

TABEL XIII
Serapan larutan sefadroksil konsentrasi 31,3 ppm pada pH
larutan yang terpilih (pH7,30) dan dalam pH 3,30 (suasana
asam), pH 9,30 (suasana basa) pada panjang gelombang terpilih
262 nm untuk penentuan nilai pK.

Replikasi serapan
pH 3,30 pH 7,30 pH 9,30 PK

1 0,689 0,712 0,842 8,07


2 0,685 .0,710 0,840 8,02
3 0,689 0,714 0,844 8,02
4 0,691 0,717 0,845 7,99

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

57

3. Perhitungan nilai efek elektronik sigma Co-)

Hammett

3.1. Penentuan nilai sigma (.cr) Hammett dari gugus hidroksi

pada posisi para dari ampisilin dengan amoksisilin

Nilai sigma (o') Hammett dari gugus hidroksi (-0H) pada

posisi para ini diperoleh dengan menggunakan persamaan[22].

Contoh perhitungan per hidroksi pada replikasi 1 adalah :

*** hidroksi ~ p^Ampisilin p^Amoksisilin


= 6,71 - 7,08

= - 0,37

Hasil perhitungan nilai sigma (o') Hammett dari gugus


4

hidroksi (-0H) pada posisi para dari ampisilin dengan

amoksisilin dapat dilihat pada tabel XIV.

TABEL XIV
Penentuan nilai sigma {p e r) Hammett dari gugus hidroksi (-0H)
pada posisi para dari ampisilin dengan amoksisilin.

Replikasi
p^Ampisilin ^Amoksisilin ^Hidroksi
1 6,71 7,08 -0,37
2 6,77 7,11 -0,34
3 6,79 7,15 -0,36
4 6,75 7,11 -0,36

x = -0,3575

SD = 0,013

^Hidroksi = - ° ’357S ± ° ’013

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Perhitungan standart deviasi (SD) dapat dilihat pada

lampiran 5.

3 . Penentuan nilai sigma C cO Hammett dari gugus hidroksi

C-OH} pada posisi para dari sefaleksin dengan sefadroksil

Nilai sigma (o') Hammett dari gugus hidroksi (-0H) pada

posisi para ini diperoleh dengan menggunakan persamaan [23].

Contoh perhitungan ^Hidroksi Pa<*a replikasi 1 adalah

^Hidroksi ~ p^Sefaleksin ^Sefadroksil


= 7,71 - 8,07

= - 0,36

Hasil perhitungan nilai sigma (o') Hammett dari gugus

hidroksi (-0H) pada posisi para dari sefaleksin dengan

sefadroksil dapat dilihat pada tabel XV.

TABEL XV
Penentuan nilai sigma (p e r ) Hammett dari gugus hidroksi (-0H)
pada posisi para dari sefaleksin dengan sefadroksil.

Replikasi
p^Sefaleksin p^Sefadroksil ^Hidroksi
1 7,71 8,07 -0,36
2 7,65 8,02 -0,37
3 7,68 8,02 -0,34
4 7,65 7,99 -0,34

x = - 0,3525

SD = 0,015

^Hidroksi = - ° ’3525 1 ° ’015


Perhitungan Standart deviasi (SD) dapat dilihat pada

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

59

lampiran 6.

4. Analisis Data

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang

bermakna antara nilai sigma (cr) Hammett dari gugus

hidroksi(-OH) pada posisi para dari ampisilin-amoksisilin dan

sefaleksin-sefadroksil, maka data yang diperoleh dianalisis

dengan uji "t" pooled dua pihak. Nilai sigma (cr) Hammett dari

gugus hidroksi C-OH) pada posisi para dari

ampisilin-amoksisilin -0,3575 £ 0,013 dan sefaleksin-

sefadroksil -0,35251" 0,015.

Dari perhitungan diperoleh ”t“ percobaan = 0,5051,

sedangkan "f'tabel dari tabel t pada ot = 0,05 (dua sisi) d.b

= 6 adalah 2,4469

Karena ''t“ percobaan lebih kecil dari “t*' tabel, maka

dapat disimpulkan bahwa antara nilai sigma (o > Hammett dari

gugus hidroksi (-0H) pada posisi para dari

ampisilin-amoksisilin dan sefaleksin-sefadroksil tidak ada

perbedaan yang bermakna. Perhitungan uji "t" Pooled dua

pihak dapat dilihat pada lampiran 7.

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang bermakna

antara nilai sigma ( cr) Hammett dari gugus Hidroksi (-0H)

pada posisi para dari ampisilin-amoksisilin serta

sefaleksin-sefadroksil dan nilai sigma (cr) Hammett dari

gugus hidroksi (-0H) pada posisi para pada tabel, maka data

yang diperoleh dianalisis dengan uji “t" satu pihak.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


1

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

60

Dari perhitungan diperoleh “t*' percobaan nilai sigma

(c r) Hammett dari gugus hidroksi (-OH)pada posisi para dari

ampisilin-amoksisilin = 1,9231 dan sefaleksin-sefadroksil =

2,3333. Sedangkan “t“ tabel dari tabel t pada o = 0,05 (satu

sisi) d.b = 3 adalah 2,3534. Karena "t" percobaan lebih kecil

dari "t" tabel maka dapat disimpulkan bahwa.antara nilai

sigma (<y) Hammett dari gugus hidroksi (-0H) pada posisi para

dari ampisilin- amoksisilin dan sefaleksin- sefadroksil

dengan nilai sigma (cr) Hammett pada tabel tidak ada perbedaan

yang bermakna. Perhitungan uji "t" satu pihak dapat dilihat

pada lampiran 8 dan lampiran 9. Tabel nilai sigma (cr) Hammett

dapat dilihat pada lampiran 10.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB V

PEMBAHASAN

Telah dilakukan penelitian tentang penentuan nilai


sigma { a ) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada
posisi para dari Ampisilin dengan Amoksisilin dan
Sefaleksin dengan Sefadroksil. Sigma ( o ) Hammett
merupakan salah satu parameter elektronik yang banyak
digunakan untuk menghubungkan struktur kimia serta sifat
fisika-kimia dengan aktivitas biologis, sehingga dipilih
parameter tersebut untuk diteliti.
Bahan penelitian yang digunakan adalah ampisilin,
amoksisilin, sefaleksin dan sefadroksil. Ampisilin dan
amoksisilin mempunyai rumus bangun induk yang sama,
demikian pula sefaleksin dan sefadroksil mempunyai rumus
bangun induk yang sama, hanya pada amoksisilin dan
sefadroksil terdapat gugus hidroksi ( -OH ) yang
tersubtitusi pada posisi para.
Pada penelitian ini digunakan ampisilin dan
amoksisilin trihidrat sedangkan untuk sefaleksin dan
sefadroksil monohidrat. Bentuk trihidrat dan monohidrat
mempunyai kelarutan dalam air yang lebih besar daripada
bentuk anhidrat, pada penelitian ini senyawa yang
digunakan harus larut dalam air. Sebab penentuan nilai
pK masing-masing senyawa didasarkan pada pH larutan dalam
air, sedangkan pH yang dipilih pada prinsipnya adalah pH

61

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

62

yang memberikan perbedaan serapan terbesar antara pH


suasana asam, pH suasana netral dan pH suasana basa.
Selain itu larutan induk dari masing-masing bahan
penelitian untuk penentuan nilai pK dibuat dengan
melarutkan bahan tersebut dalam pelarut air. Air suling
yang digunakan harus bebas dari CO sebab adanya CO akan
+2 2
berikatan dengan ion hidrogen ( H ) dari air, membentuk

H2 C ° 3 * asatn karbonat J yang dapat mempengaruhi pH.


Sebagai tahap awal telah dilakukan identifikasi bahan
penelitian secara kualitatif yang berupa suhu lebur
Organoleptis dan uji reaksi warna. Hasil analisis
amoksisilin, ampisilin, sefaleksin, sefadroksil yang
tercantum pada tabel I, ternyata memberikan hasil yang
sesuai dengan pustaka.
Nilai sigma ( a ) Hammett ditentukan dengan mengukur
nilai tetapan keseimbangan reaksi (pK) dari masing-masing
bahan penelitian. Metode yang digunakan adalah metode
Spektrofotometri ultra lembayung karena metode ini
mempunyai ketelitian yang cukup tinggi (9).
Konsentrasi yang dibuat untuk masing-masing bahan
adalah ekuimolar dan tetap untuk berbagai pH. Karena pada
prinsipnya penentuan nilai sigma (a ) Hammett adalah
membandingkan tetapan keseimbangan reaksi dua senyawa.
Nilai tetapan keseimbangan reaksi tersebut tergantung pada
konsentrasi dari asam dan basa konyugasi yang digunakan.
Dengan jumlah mol keduanya dibuat sama diharapkan
diperoleh kekuatan ion yang sama. Larutan ampisilin dibuat

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

63

konsentrasi 600 ppm, amoksisilin 207,9 ppm, sefaleksin 30


ppm dan sefadroksil 31,3 ppm. Penentuan konsentrasi
masing-masing larutan tersebut berdasarkan orientasi.
Konsentrasi larutan ampisilin dibuat lebih besar dari
amoksisilin. Hal ini disebabkan larutan ampisilin dengan
konsentrasi 200 ppm memberikan serapan yang sangat kecil
terutama dalam suasana pH basa sedangkan nilai serapan
yang dapat dipakai untuk metode spektrofotometri antara
0,2 - 0,8 . Konsentrasi dari bahan-bahan penelitian
tersebut dipakai untuk penentuan nilai pK yang meliputi
pembuatan larutan dapar pada pH yang diperlukan, penentuan
panjang gelombang terpilih dan penentuan nilai pK secara
spektrofotometri.
Penentuan pH dilakukan dengan jalan mengurangi
minimum dua satuan pH dibawah nilai pH larutan * dalam air
untuk pH suasana asam dan menambah minimum dua satuan pH
diatas nilai pH larutan dalam air untuk pH dalam suasana
basa untuk masing-masing bahan penelitian.
Dari hasil orientasi, pH larutan ampisilin
konsentrasi 600 ppm, amoksisilin konsentrasi 207,9 ppm,
sefaleksin konsentrasi 30 ppm, sefadroksil konsentrasi
31,3 ppm dalam air adalah 6,20 6,00; 6,50 dan 6,30 untuk
menentukan pH suasana asam dan basa seharusnya ditentukan
mengurangi minimum dua satuan pH dan menambah minimum
dua satuan pH diatas nilai pH larutan dalam air tersebut.
Dilihat dari kurva panjang gelombang (X ) nm terhadap
serapan dalam berbagai pH dari masing-masing larutan bahan

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

64
/
yang terlihat pada gambarl, 2, 3 dan 4 terdapat beberapa
pH yang saling berhimpit termasuk pH larutan bahan
tersebut dalam air. pH yang berhimpit ini menunjukkan
jumlah bentuk molekul dan bentuk ionnya hampir tidak
mengalami perubahan pada pH tersebut. pH yang saling
berhimpit ini menimbulkan kesulitan dalam menentukan pH
yang tepat untuk pH suasana asam dan pH suasana basa.
Sehubangan dengan hal diatas, maka dipilih pH yang
tidak saling berhimpit dan memberikan perbedaan serapan
terbesar antara pH suasana asam, netral dan basa.
Perbedaan serapan yang besar ini menunjukkan senyawa
tersebut terionisasi sempurna atau tidak terionisasi
sempurna ( dalam bentuk molekul ). pH yang terpilih untuk
masing-masing bahan penelitian dalam penentuan nilai pK
adalah sebagai berikut : pH 4,20; pH 7,20; pH 9,20 untuk
ampisilin, pH 4,00; pH 7,00; pH 8,00; untuk amoksisilin pH
4,50; pH 7,50; pH 10,50; untuk sefaleksin dan pH 3,30; pH
7,30; pH 9,30 untuk sefadroksil.
Pada penentuan pH amoksisilin ini digunakan pH 8,00
untuk pH suasana basa sebab pada pH 8,00 diperoleh nilai
serapan yang berbeda cukup besar dengan nilai serapan pH
7,00 kemungkinan amoksisilin sudah terionisasi sempurna
pada pH 8,00 Sedangkan apabila digunakan pH 9,00
diperoleh nilai serapan yang lebih tinggi dari 0,8 dan
kemungkinan cincin laktam dari amoksisilin sudah terurai
( dilihat dari profil kurva serapan terhadap panjang
gelombang (\) gambar c. Larutan ampisilin dan sefaleksin

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

65

mempunyai serapan yang lebih besar dalam suasana pH asam


daripada suasana pH basa ( aHA > 3A ) maka nilai tetapan
keseimbangan reaksi ( pK ) dari senyawa induk dan senyawa
tersubtitusi ditentukan dengan menggunakan persamaan [21
]. Sedangkan larutan amoksisilin dan sefadroksil mempunyai
serapan yang lebih besar dalam suasana pH basa daripada
a - a
suasana pH asam ( A > HA ) maka nilai tetapan
keseimbangan reaksi ( pK ) dari senyawa induk dan senyawa
tersubtitusi ditentukan dengan menggunakan persamaan [20].
Nilai sigma ( cr ) ini tergantung pada sifat dan
posisi substituen pada senyawa induk, sedangkan rho ( p )
adalah tetapan yang tergantung pada pada jenis kondisi dan
reaksi, misalnya : pelarut, suhu, pH dan juga tergantung
pada sifat rantai samping ( 1, 4, 7 ).
Nilai rho ( p ) tidak selalu tetap pada satu seri,
karena rho ( p ) dipengaruhi oleh temperatur dan
pelarut. Nilai rho ( p ) untuk ionisasi asam benzoat
dalam air pada 25,0°C adalah 1,00 Oleh karena itu, reaksi
ini digunakan sebagai standart untuk menetapkan nilai
sigma [ a ) dari substituen baru. ( 1 )
Untuk penentuan nilai pK, maka larutan zat pada
suasana pH asam, pH basa, pH netral diamati pada panjang
gelombang ( X) terpilih. Panjang gelombang terpilih adalah
panjang gelombang dimana terdapat perbedaan serapan
terbesar antara larutan pH asam dan pH basa ( 9 ).

Nilai serapan ampisilin, amoksisilin, sefaleksin dan


sefadroksil untuk penentuan panjang gelombang terpilih

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

66

dapat dilihat pada tabel VI, VII, VIII, IX. Kurva panjang
gelombang { A. ) nm terhadap serapan dari larutan
ampisilin, amoksisilin sefaleksin,dan sefadroksil untuk
penentuan panjang gelombang terpilih dapat dilihat pada
gambar 1, 2, 3, 4.
Kurva panjang gelombang ( \ ) nm terhadap serapan
dari larutan ampisilin 600 ppm menunjukkan tiga puncak.
Panjang gelombang terpilih adalah 256 nm karena pada
panjang gelombang ( X ) tersebut diperoleh nilai serapan
yang tinggi dan perbedaan antara pH suasana asam, pH
suasana netral dan pH suasana basa yang besar .
Pada penelitian ini diperoleh hasil, nilai pK
amoksisilin lebih besar dari nilai pK ampisilin, nilai pK
sefadroksil lebih besar dari nilai pK sefaleksin, ini
berarti bahwa adanya substitusi gugus yang bersifat
mendorong elektron ( elektron donor menyebabkan
peningkatan pada nilai pK tersubstitusi, yang menyebabkan
turunnya nilai sigma ( a ) Hammett.
Berdasarkan hasil penentuan nilai sigma { a )
Hammett, dapat dilihat bahwa nilai sigma ( a ) Hammett
dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi para dari
ampisilin dengan amoksisilin adalah -0,3575 + 0,013,
sedangkan nilai sigma { a ) Hammett dari sefaleksin dengan
sefadroksil adalah -0,3525 + 0,015. Pada penelitian ini
nilai sigma { a > Hammett yang diperoleh merupakan nilai
dari < per ) hidroksi. Nilai rho ( p ) yang dipakai
sebagai standart untuk menetapkan.nilai sigma { cr ) dari

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

67

substituen baru adalah nilai rho ( p ) untuk ionisasi asam

benzoat dalam air pada suhu 25,0° C ( p = 1,00 ) karena

sistem senyawa induk pada penelitian berbeda dengan tabel,

dimana pada tabel digunakan sistim asam benzoat, maka

sebaiknya dilakukan studi korelasi nilai rho C P ) dari

sistem senyawa induk ampisilin dan sefaleksin.

Sedangkan pada penelitian ini nilai rho ( p ) dapat

diabaikan karena nilai sigma ( p e t ) Hammett yang diperoleh

mendekati nilai sigma ( p o ) Hammett dar i gugus hidroksi

(-0H) asam ben2 oat. Sehingga nilai rho (p) dari hasil

percobaan dapat dianggap 1,00. Setelah dilakukan uji " t

pooled " dua sisi antara nilai sigma ( & ) Hammett dari

gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi para dengan ampisilin

dan amoksisilin dan nilai sigma ( o ) Hammett dari

sefaleksin dengan sefadroksil, ternyata tidak ada

perbedaan diantara keduanya. Ini berarti bahwa gugus

hidroksi ( -OH ) yang tersubstitusi pada posisi para

memberikan efek elektronik sigma ( & ) Hammett yang

besarnya sama terhadap struktur amoksisilin dan struktur

sefadroksil. Dan kemungkinan efek elektronik dari gugus

hidroksi ( - OH > ini yang meningkatkan aktivitas

farmakologik dari amoksisilin dan sefadroksil dibandingkan


aktivitas senyawa induknya yaitu ampisilin dan sefaleksin
selain dipengaruhi oleh sifat fisika-kimia dan ikatan obat

tersebut dengan reseptor.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Nilai sigma ( cr ) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH )

pada posisi para pada tabel yaitu -0,37. Pada penelitian

ini diperoleh nilai sigma ( o ) Hammett dari gugus

hidroksi ( -OH ) pada posisi para dari ampisilin dengan

amoksisilin -0,3575 + -0,013 dan dari sefaleksin dengan

sefadroksil yaitu -0,3525 + -0,015. Gugus hidroksi ( -OH >

pada posisi para merupakan gugus pendorong elektron, maka

seharusnya nilai sigma ( o ) Hammett dari gugus hidroksi

( -OH ) pada posisi para bernilai negatif. Pada

penelitian ini nilai sigma (c r) Hammett dari gugus

hidroksi ( -OH ) pada posisi para yang diperoleh dari

ampisilin dengan amoksisilin dan sefaleksin dengan

sefadroksil benar bernilai negatif.Hal ini mendukung sifat

yang dimiliki gugus hidroksi (-0H).

Setelah dilakukan uji "t student" antara nilai sigma

( cr ) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi para

dari ampisilin dengan amoksisilin dan sefaleksin dengan

sefadroksil terhadap nilai sigma ( cr ) Hammett pada tabel

( -0,37 ), ternyata tidak ada perbedaan. Ini berarti bahwa

gugus hidroksi (-0H) yang tersubstitusi pada posisi para

pada suatu senyawa akan memberikan nilai sigma ( o )

Hammett atau efek elektronik sekitar -0,37.Sedangkan arti


dari nilai efek elektronik 9ugus hidroksi ( -OH ) tersebut
berbeda-beda bagi setiap senyawa induk yang tersubstitusi
gugus hidroksi (_0H) pada posisi para .

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB VI

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan


dapat disimpulkan bahua :
1. Nilai efek elektronik eigma (p.o') Hammett dari gugus
hidroksi (-Oil) pada posisi para dari ampisilin dengan
amoksisilin-o,3575 + -0,013 dan dari sefaleksin dengan
sefadroksilyaitu -0,3 52 5 + -0,015. Nilai negatif

berarti gugus hidroksi bersifat s^bagai pendorong


elektron.

2. Tidak ada perbedaar. bermakna antara nilai efek elektronik


sigma ( p . a ) Hammett dari qugus hidroksi ( -OH ) pada
posisi paradari ampisilin dengan amoksisilin dan nilai
sigma ( p.<?)Hammett dari sefaleksin dengan sefadroksil,

3. Tidak ada perbedaan bermakna antara nilai efek elektronik

sigma ( p .a ) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada


posisi para dari ampisilin dengan amoksisilin
dan sefaleksin dengan sefadroksil ( hasil penelitian )
terhadap nilai efek elektronik sigma ( p . # j Hammett pada
tabel.

69

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB VII

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,

maka disarankan untuk :

1. Dengan diketahuinya cara memperoleh nilai sigma (o )

Hammett pada tabel dapat digunakan untuk memprediksi

dan mempopulerkan nilai sigma (o ) Hammett dari

gugus-gugus yang terdapat dalam tabel.

2. Dilakukan penelitian tentang penentuan nilai sigma (a)

Hammett dari gugus-gugus lain yang belum ada pada tabel

3. Dilakukan penelitian tentang hubungan parameter

elektronik sigma (<x) Hammett dengan aktivitas biologis.

4. Dilakukan studi korelasi antara nilai rho (p) senyawa

induk asam benzoat dan sefaleksin, juga antara nilai

rho (p) senyawa induk asam benzoat dan ampisilin untuk

menentukan nilai rho (p) dari sistem senyawa induk

ampisilin dan sefaleksin.

70

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB VIII

RINGKASAN

Telah dilakukan penelitian tentang Penentuan nilai


sigma ( o ) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH- ) pada
posisi para dari ampisilin dengan amoksisilin dan
sefaleksin dengan sefadroksil menggunakan metode 6pektro-
fotometri ultra lembayung.
Tetapan sigma'( o ) adalah ukuran efek elektronik
dari substitusi tertentu pada pusat reaksi dari molekul
dalam sebuah seri senyawa yang berhubungan secara
struktural. Nilai sigma ( o ) Hammett dapat diketahui
dengan jalan menentukan nilai pK dari senyawa tak
tersubstitusi atau senyawa induk ( pKo ) dan pK dari
senyawa tersubstitusi ( pK ) secara spektrofotometri,
menggunakan persamaan nomor ( 11 ) bila aA > 3HA dan
persamaan nomor ( 12 } bila aHA > aA .
Kemudian nilai PK yang diperoleh dimasukkan ke dalam
persamaan :
p.O' = pKo - pK
dimana pK dan pK adalah negatif logaritma dari Ko dan K
o
atau tetapan keseimbangan reaksi senyawa tak tersubstitusi
( senyawa induk ) dan senyawa tersubstitusi. Dalam hal ini
ampisilin dan sefaleksin merupakan senyawa induk sedangkan
amoksisilin dan sefadroksil merupakan senyawa
tersubstitusi. Pada umumnya, persamaan Hammett berlaku
untuk sistim aromatis hanya untuk reaksi-reaksi dimana
substituen dan pusat reaksi terisolasi, sehingga tidak
terjadi interaksi resonansi. Karena pada turunan orto

71

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

72

lazim terjadi interaksi sterik, maka persamaan Hammett


tidak berlaku untuk senyawa-senyawa turunan orto ( 4 ).
Rho ( p ) adalah tetapan reaksi yang merupakan ukuran
sensitivitas reaksi terhadap efek substitusi. Nilai
sigma ( o ) ini tergantung pada jenis dan kondisi reaksi,
misalnya pelarut, suhu, pH dan juga tergantung sifat
rantai samping ( 1, 4, 7 ).
Nilai rho ( p ) untuk ionisasi asam benzoat dalam air
o
pada 25 C adalah 1,00. Oleh karena itu, reaksi ini
digunakan sebagai standart untuk menetapkan nilai sigma (
a ) dari substituen baru. Nilai rho ( p ) tidak selalu
tetap dalam satu seri, karena rho ( p ) dipengaruhi oleh
perubahan temperatur dan pelarut (1).
Nilai sigma ( a ) positif berarti substituen baru
atau gugus tersebut merupakan penarik elektron yang lebih
kuat daripada hidrogen ( elektron aseptor ), sedangkan
nilai sigma ( o ) negatif berarti substituen atau gugus
tersebut merupakan pendorong yang lebih kuat daripada
hidrogen ( elektron donor ).Hidrogen mempunyai nilai sigma
0,00 ( 3,7 ).
Untuk penentuan nilai pK, maka serapan larutan zat
pada pH larutan dalam air ( netral ), suasana pH asam dan
pH basa diamati pada panjang gelombang ( X ) terpilih.
Konsentrasi yang dibuat untuk masing-masing bahan adalah
ekuimolar dan tetap untuk berbagai pH. Larutan ampisilin
dibuat konsentrasi 600 ppm, amoksilin 207,9 ppm,
sefaleksin 30 ppm yaitu 261 nm, larutan sefadroksil
31,3ppm yaitu 262 nm.
Pada penelitian ini diperoleh hasil, nilai pK
amoksilin lebih besar dari nilai pK ampisilin, nilai pK

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

73

sefadroksil lebih besar dari nilai pK sefaleksin, ini


berarti bahwa adanya substitusi gugus yang bersifat
mendorong elektron ( elektron donor ) menyebabkan
peningkatan nilai pK pada senyawa tersubstitusi, yang
menyebabkan menurunnya nilai sigma ( o ) Hammett.
Berdasarkan hasil penetuan nilai sigma ( a ) Hammett
dapat dilihat bahwa nilai sigma ( a ) Hammett dari gugus
hidroksi ( -OH ) pada posisi para dari ampisilin dengan
amoksisilin adalah -0,3575 + 0,013, sedangkan dari
sefaleksin dengan sefadroksil adalah -0,3525 + -0,015.
Nilai sigma ( o ) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH )
pada posisi para dari ampisilin dengan amoksisilin lebih
besar dari sefaleksin dengan sefadroksil. Setelah
dilakukan uji "t pooled” dua sisi antara nilai sigma (<?)
Hammett dari gugus hidroksi (-OH ) pada posisi para
dari ampisilin dengan amoksisilin dan nilai sigma (c)
Hammett dari sefaleksin dengan sefadroksil ternyata tidak
ada perbedaan antara keduanya.
Nilai sigma ( a ) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada
posisi para pada tabel yaitu -0,37 ( 27, 28, 29 30 ).
Setelah dilakukan uji "t satu pihak" antara nilai
sigma ( o )Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi
para dari ampisisilin dengan amoksilin dan nilai sigma ( o
) Hammett pada tabel ( -0,37), ternyata tidak ada
perbedaan yang bermakna, sedangkan uji "t satu pihak”
antara nilai sigma ( a ) Hammett dari gugus hidroksi (
-OH ) pada posisi para dari sefaleksin dengan sefa
-droksil dan nilai sigma ( cr ) Hammett pada tabel ( -0,37
), juga tidak ada perbedaan yang bermakna.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR PUSTAKA

1. Martin YC ., 1978 , Q u a n t i t a t i v e D r u g D e s i g n , Marcell Dekker


Inc., New York , p.88 - 95.

2..Foye W 0., 1989 , P r i n c i p l e s o f M e d i c i n a l C h e m i s t r y , Lea


and Febiger Philadelphia , London, p.614 - 628.

3. Purcell W P., Bass GE, Clayton JM., 1973, S t r a t e g y o f D r u g


d esig n : A Guide to Biological Activity, John Willey and
Sons, New York, p.38-43.

4. Ariens E.J., 1971, D r u g D e s i g n , Academic Press, New York


and London, p.135-136.

5. Rekker RF. , 1977, T h e H y d r o p h o b i c F r a g m e n t a l C on sta n ts,


E lsev ier S cien tific P u b l i s h i n g C om p an y, Amsterdam, p.2, 36.

6. Burger A., 1970, M e d i c i n a l C h e m i s t r y , 3rd Edition, Willey


Interscience, New York, p.164, 166-168.

7. Korolkovas A., 1970, E s s e n t i a l o f M o l e c u l a r P h a rm a co lo g y ,


Willey Interscience, New York, p.22-23.

8. JanssenL. Summary Lecture Course QSAR.,1988-1989 M i d C a r ­


reer i n P h a r m a c o c h e m i s t r y , H and o u t
T ra in in g P eriod 2 ,A
joint project between Faculty of Pharmacy Gajah Mada Uni­
versity and The Department of Pharmacochemistry, 1986,
Vrije Universiteit Amsterdam, The Nederland, Yogyakarta,
P - 46.

9. Connor A. K, 1967, A T e x t b o o k o f P h a r m a c e u t i c a l A n a l y s i s ,
1st Edition, A Willey Interscience Publishing, John Willey
and Sons, New York, p.168-170.

10. Fulcrand, 1979, Q u a n tita tiv e S tru ctu re A c t i v i t y R ela tio n ­


s h i p ( Q S A R ) , 1 4 ™ Edition ,ITB Bandung, p.3.

11. Charles 0W. , 1971, T e x t b o o k o f O r g a n i k M e d i c i n a l a n d P h a r ­


m a c e u t i c a l C h e m i s t r y , 6th Edition, J.B. Lippincott Company
, Philadelphia and Toronto, p. 20,289.

12. Noller RC. , 1965 , C h e m i s t r y o f O r g a n i c C o m p o u n d , Third


Edition , W.B. Saunders Company Philadelphia and London,
P . 596.

74 «

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

75

13. Cartensen JT., 1972, T h e o r y o f P h a r m a c e u t i c a l S y s t e m , Volume


I, Academic Press, New York and London, p. 203-204.

14. Newton WD, B. Ronald Clausa, 1978,pKa Value of Medicinal


Compounds in Pharmacy Practice, Volume 12, D rugs In tel­
l i g e n c e a n d C l i n i c a l P h a r m a c y , P. 547, 549.

15. Ritschel W.A., 1976, H a n d b o o k o f B a s i c P h a r m a c o k i n e t i c s ,


1st Edition, Drug Intelligence Publication Inc. Hamilton,
P.30-33.

16. John, HE., 1975, R e m i n g t o n ' s P h a r m a c e u t i c a l S c i e n c e s , 1 5 ^


Edition, Mack Publishing Company, Easton and Pensylvania,
p.269.

17. M. Mulya, A. Syahrani, 1987, A p l i k a s i A n a l i s i s S p e k t r o f o t o -


m e t r i U V - V I S , hal.3,21.

18. Reynolds, JEF., 1989, M a r t i n d a l e f T h e E x t r a P h a r m a c o p o e i a ,


29th Edition, The Pharmaceutical Press, London, p. 1091-
1092.

19. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farm akope


I n d o n e s i a , Edisi ketiga, Jakarta, hal.90, 136.

20. Florey K, 1973, A n a l y t i c a l P r o f i l e s o f D r u g S u b sta n ces,


Volume 2, New York, Academic Press, p.4-31.

2 1 . British Pharmacopeia, 1988, Volume II, p.38, 40, 107.

2 2 . Auterhoff K., 1987, I d e n t i f i k a s i O b a t , Edisi 4, diter-


jemahkan oleh N.C. Sugiarso Bandung, Penerbit ITB, hal. 89.

23. World Health Organization, 1986, B a s i c T e s t f o r P harm aceu­


t i c a l S u b s t a n c e s , Geneva, WHO Publications, p.18, 36.

24. Clarke E.G.G. , 1986, I s o l a t i o n a n d I d e n t i f i c a t i o n o f D t 'u g s ,


2nd edition. The Pharmaceutical Press, London, p. 193.

25. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1984, Vadem ekum


F a rn ia k otera p iI n d o n e s i a , Edisi pertama, Jakarta, hal 32;62

26.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

76

27. Roberts JD, Stewart R, Caserio Me, 1972, O r g a n i c


C h em istry M eth a n e to M a cro m o lecu les, World Student
Series Edition, W.A. Benjamin, Inc, California, pp
661-665.

28. Swain CG»


Lupton EC, Jr, 1968, F i e l d and R esonance
C om p on en ts
of s u b s t i t u e n t E f f e c t s , Journal of the
American Chemincal Society, volume 90, p. 4329.

29. Sykes P, 1989, P e n u n t u n M e k a n i s m e R e a k s i K im ia


O rg a n ik ,
Edisi VI, penterjenah Hartomo AJ, Sugihardjo
C J , Brotol, Sukartini, penerbit PT Gramedia, Jakarta,
P .432.

30. Verloop A, 1986, Hid Career T r a i n i n g in F h & rtn aco


C h e m i s t r y a J o i n t p r o j e c t o f F a k u l t a s F a r m a s i UGM. a n d
D ep a rtem en t of P h a r m a c o c h e m i s t r y , part III, Vrije
Universiteit, Amsterdam Yogyakarta*, p. 93

31. Smith HJ, 1987, I n t r o d u c t i o n t o t h e P r i n c i p l e s o f D r u g


D e s i g n > 2nc* Edition, Wright, London, P.245.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
vVf C\ i ^ -
4
77
I’ .T. M K I M F A K I Y I A ' L A I I O U A T C H U K S . I N C .
; i . n A i v A n n . a m v < a v . « t . t ,t m <«•» i. y, a w a " , a m t w u u s i m r u t m u a w u w i ••.<< u v « i i f . •
i'm h u h i c a i h . i ' i I<IMIM 1 <1<1 H 't .r x • 4 r u n m u i'a i i m a m

La npl r an 1
S e r t i f i k & t a n a l i s i s d a ri Ampisilin
em rnnc/vri? or a n a l y s i s

rio.tn.-t. AMricii.UN TimmmM-K" r»i.yw.i/.kij Ul h »...

M n t m f 'ii 'h i i in f' l i n t . : ..........., IJ iW lilily . . . - . . . .

K s j i i ml i-)ii d.)nlc._. w . .. ............ Irfilioinloiy N o . . A!J '*

r . i ' Kui k u : a t i o i i :;

I'c r .i: r i p H on : Wli! t o t o wit I I I? r r y i « t i * l U n < Cr;M!'f:ci,


po w d e r, nlm ont n d o r I <t/wi.

I d e n i i f ic.M l i t m : ' - Uve j i i m l l i v u J d*» ul . » t y I r u t f o r C o n I t ' : :)',:;


A ' l i p i r . i l l i n T r i l i y d r n t e v i a TlXJ o u d
IH K p r o L r o n o o p y .

I o r i. ‘ y o f ‘.>oLu«
O l c n ' fin d n ot m nro th an i:lij'lilly Cum ! !•:
* 1 C'll

Mot .lomj lli.'in t«* ■/• ;ui«i iii>l. more


thou ^5 V'.mvI I'inoliHr
Mctliod.

l-o t If'i'in LIimm 'H id m il more?


(.lin n (t lit m i'M ir im t! r , o I u I; i m i con-
I ;i i i l l iij; 10 i»jr, A m p 1 1 : I I I, I n ‘I r l h y -
d rn li* pur ml .

H ot. 'W t i i lim it 'P i cm I cm ! m l .r d c*:i


n :ih .y d r o n c . b .u :i»;.
- I rojiho-
*.f.»:no t r i c
- wri.c '-•I.

M-*l.;»|ji l'i«L iiiiin 1 1.11 1 n <11 ppm

• ' i ! p l iM I.e.1; A,-,li H ot i i m i <: I Jut it H . ' , l ‘

Ml U f •n ; i i Cy ■ m ^i»i L liim O . !.'*(< (f./in\. o. r


: U A I -11 V C U N T K O l . MKCMUUf!:

Apprr.vcd f
* V p t,,rin M - r n , V P ) '>

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


i
U M lf.w A/JOfttSS i w/aomcri
ADLN -
- PERPUSTAKAAN fAC'CWv
UNIVERSITAS AIRLANGGA
P.O UX 1074 JL IANAH ADANG K-19 UtJA KAPANG AIIM IIMU3
j a i a H A ICQ 10 JAKA«<A 10f«0. MOOitfSU WCW.IMAMt:iuwiw
turosiLK m tw ow M ■(071) 3*0*004 ( i o u h u j KABW/'AUUC05OR.INOONlJtA 7Q
innc , iwuoiw. uupHoms io:))6?ijiA/.c-Liurs;
1(1 (TAX i«3 l)V 3 4 i7 uux , m u snn ia
y\U X * i( Q ]1 )l 7 M k *&

^ 0 P.T. S A N D O Z B.IOCHEMIE F A R M A I N D O N E S I A

C F R T T F T C A T E OF A N A L Y S I S

Lampiran 2

Sertifikat analisis dari Amoksisilin

r«rodiift • AMOXTCTLLIN TftTHYORATf. PI II.VEfU 7.EO


natch Nn. o^s y jq
'•l.nnu fr e t u r n da t.ff Fntirunry 1994
f >tpi r y da f.ft Fpi^runrv 1990

AppaacAncG \ Corresponds
Ddou r Corresponds
Identi ty I.R. Corresponds
R o t a t i o n (dngroe) Corresponds
C rystal\i ni ty Cor responds
*ir>pc«rAnco oT S o l ution Corresponds.
(MCI )
A p p R * r A n c a of S o l u t i o n Cor responds
(Ammon wt)
pn A .7 1
W ater c o n t e n t (£;) 13.19
;>u) pha fed Ach (\;) I.Rsa than 0, 1
^ p .a v y i« o . t A l« ; (p p m ) l.nsr* than i?0
::n n to n :, M R r c u r i inr? r . n ’ c • ( * .) OP B5
.’InntRn: MP1.C ( ^ i 'iO ~>r.

•lp. cfii’t.ify that. !.hf> nbovB nmn t ion^ri p/T-.':uct i«•". i»*• c.t .."sfo i --m V.’ '..I-*-*'
'•ffl'J i rfiufin t.s nf tfr> o r i u$p XXTI.

pt r.AM(i07 t!TPfiiiFMU- r.i a

,nj

O r a . Svamsiah k. ?.yM«v;uiuJ S. I K. ! 0
i t v f c r . s u : a nr.,? !*;a n a ;•

; / i u i / n ; \ . o . i . os.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lamp Iran 3

Sertlfikat analisis dari Sefaleksin

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


Lampiran UNIVERSITAS
ADLN - PERPUSTAKAAN 4 AIRLANGGA 0 3 FEB
80
Sertifikat analisis dari Sefadroksil

A] A-]
C E R TIF IC A T E O F ANALYSIS

1& & U ) °<! ( :f ) •V. v.i 11


’ £*51! VUNCJJIN i ’ HAUM. C O. . LTD. IJ I-ii'A i.-iV v liiN T O K
SEOUL. KOKHA W U A I .I Y V A j ’-SLM iAN 'C
CEFADROXIL MOKOllYbK.VrK

'A\ZL"d'jL L o t No. : Y K- 47 37 8 ^ KJ® Quantity : kg


Mftf. d a i o : Jan .2 4;'9 4 -fiO't>J4 Exp. t!;.lc : Jtvn.23. ’07
_fca.fr ^ Rofor encf l j US P XXII

D e s c r i pt i o n Requirement . f co E u l t s
\ppearance A wlii.to or oft* whit-i, A wliltd c r y s t a l l i n e -
powder
Identification 1R P ositive
iolu bllity Passed

I q i s t u r e conte nt ( K . F . ) 4 . 2X to 6 *OX •1.72


4.0 to 6.0 5.0
,H\
:;GSC* .optical rotation + 164 to +182 * ♦ 173 , -I *
o a o p e t r i c assuy
900 cicg/og to 1050 fliC(jAi£ 97Gwcc/rag a s a n h y d r o u s
l i c r o b i o l o g i c a l ass ay 900 acg/uig to 1050 oi«;f/ab# 973wcg/cjg as anhydrous
iulk d e n s i t y 0.71g/«l
j.cavy c.etale Max. 20 ppn Passed
. .bsorbance 2 2 0 . to 2*10 225
I issolution Not l e a s than 70 X Passed
' o x i c i ty Passed

**•> \ r** f\'~


f- 'A C iS c .U

J] *al Kumurki JMP APPL NO. 0 *1l/OUO/DJUO DI-CJASlM'JieO


US NO. 2934 . 90.300 ; DKL'M tin. : ] - 4

M ’tf^.Toitodby <U Checked by # Appi-GVt.J by ru -4 a.u*


*$£> ■ s M i 1.1 8

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

81
LAMPIRAN 5

Perhitungan standart deviasi (SD) nilai sigma (a)

Hamnett dari gugus hidroksi (-0H) pada posisi para dari

Ampisilin dengan Amoksisilin

R © p l iko * i per . , . . (x . » 2
H id ro k ti v K “ X ( X x>
V
-4
(0
•J

1 - 0 ,0 125 1 , 5<S25 x to
i

-4
2 - a,a* - 0 ,0 1 7 3 3 . CXSZS % to
- 4
3 - o , ac* - £0025 O, OdZS x to
- 4
4 - o, sa - 0 ,0 0 2 9 O, 0429 X to

-4
X B - 0 ,3 5 7 3
E - *. 7 5 K tO

E <x, - x)2
i= l 1

4,75 x 10 "4

4 - 1

0,0001583

= 0,013

Jadi idroks ipacIa Posis* para dari Ampisilin dengan


Amoksisilin = - 0,3575 - 0,013

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAKPIRAW 6 82

Perhitungan stadart deviasi (SD) nilai sigma (o') Hammett

dari gugus hidroksi (-0H) pada posisi para dari sefaleksin

dengan sefadroksil.

R »p ltk a a v per . . . ( x , > 2


^ H i d r o k s i i X . - X <X . “ X >
I V
-4
1 - o , 9d - 0 , 0 0 7 5 O , 5<52 5 X lO
-4
2 - 0 . 3 ? 0 , 0 1 7 5 3 ,002 5 x 1 0
-4
3 - 0 , 9 4 0 , 0 1 2 5 1 , 5< 52 5 X SO
-4
4 - 0 , 3 4 0 , 0 1 2 5 1 , 5 <32 5 X 1 0

«-* "«
x s - O . S 9 2 & £ c < *,75 H lO

. 6,75 x 10

4 - 1

0,000225

= 0,015

Jsdi p°’Hidroksic'acia P°sisi para ■ dari sefaleksin dengan


sefadroksil = - 0,3525 - 0,015

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

r •' / ■ V /\
LAKPIRAN 7

Uji "t pooled" dua pihak antara nilai sigma (a) Hammett dari

gugus hidroksi (-0H) pada posisi para d&ri Ampisilin dengan

Amoksisilin dan Sefaleksin dengan Sefadroksil

xt s - 0,3575 = - 0,3525

st = 0,013 sz = 0,015

( n t- 1) s sz + (n2- 1) s2Z

n2 - 2

<4 - 1 X 0 ,013)2 + (4 - 1X0,015)*

4 + 4 2

3(1,69 x 10“* ) + 3(2,25 x 10“4 )

6
(5,07 x 10’*) + (6,75 x 10"*)

6
= 1,97 x 10"4

= 0»0140

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

84

| -0,3575 - <- 0,3525) |


t = ...... ..... ... .... -----

1,97 x 10‘4 1,97 x 10"4


----------- + ------------
4 4

0.005
t = -- - — -■
| 0,985 x 10

0,0050

0,0099

= 0,5051

derajat bebas (d.b) = <n - I) + (n - 1)

= (4 - 1) + (4 - 1)

= 6
"t" tabel pada a = 0,05 (dua sisi) dan derajat bebas (d.b) =

6 adalah 2,447

"t" percobaan = 0,5051

Jadi "t" percobaan < ”t" tabel Dari perhitungan tersebut

dap8t dilihat “t” percobaan ternyata lebih kecil dari "t”

tabel, maka dapat disimpulkan tidak adaperbedaan ya ng bermakna

antara nilai sigma (o) Hammett dari gugus hidroksi (-OH)

P&da posisi para dari Atnpisilin-Acrioksici Iin dan

Sefaleksin-Sefadroksil.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAW 8 OQ

Uji “t satu pihak" antara nilai sigma (o*) Hamnett dari

gugus Hidroksi (-0H) pada posisi para dari Ampisilin dengan

amoksisilin dan nilai sigma (<?) Hammett pada tabel

x = - 0,3575

s = 0.013

n = 4

Nilai sigma <o-> Hammet pada tabel (u) = — 0,37

<x - u)

(-0,3575 - (-0,37))

0,013 /j— £—
0,0125

0,0065
= 1,9231

Derajat bebas (d.b) = n - 1


= 4 - 1

= 3

"t" tabel pada a = 0,05 (satu sisi) dan derajat bebas (d.b)

= 3 adalah 2,3534 sedang kan "t" percobaan = 1,9231. Jadi "t"

percobaan < “t" tabel. Dari perhitungan tersebut dapat

dilihat "t“ percobaan ternyata lebih kecil dari "t" tabel,

maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna

antara nilai sigma Hammett dari gugus hidroksi pada posisi

para dari ampisilin dengan amoksisilin dan nilai sigma pads

tabe 1.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN 9 86

Uj i *'t satu pihak" antara nilai sigina (&) Hammett dari gugus

hidroksi (-0H) pada posisi para dari sefaleksin dengan

sefadroksil dan nilai sigma {a) Hammett pada tabel.

x = - 0,3525

s = 0,015

n = 4
Nilai sigma(o') Hammett pada tabel (ti > = - 0,37

<x - u) '

(-0,3525 - (-0,37))

0,015 /

0,0175

0,0075
= 2,3333

Derajat bebas (d.b) = n - 1

= 4-1

= 3

"t" tabel pada a = 0,05 (satu sisi) dan derajat bebas (d.b)

- 3 adalah 2,3534 sedangakan ”t" percobaan = 2,3333. Jadi "t"

percobaan < "t" tabel. Dari perhitungan tersebut dapat

dilihat "t" percobaan ternyata lebih kecil dari " t" tabel,

maka dapat disimppulkantidak ada perbedaan yang bermakna

antara nilai sigma Hammett dari gugus hidroksi pada posisi

para dari sefaleksin dengan sefadroksil dan nilai sigma pads

tabe1.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 10

Tabel nilai sigma ( cr ) Hammett

/nbic I. S u b i f i i u o m en d Sul' iiI tuei U C o n i l i n t i

No, S u ta ii tu t n t ♦ Fo rm u la
. A e c iy la n iln o ' Nrtcocn, I>.2I0 •0.010 -0 .2 4 9 0.470 ■u : .
Aceioxy OCOCIli o.y/i
A «ly l COCH,
0. 310 0 .1 7 1 O.C/V -u ii.*:
0.376 * 0.502* 0 .5 6 7 0 .1J4 ft 2f-.‘
ActfyhM o 0.440
SCOCK, o.sro 0 . ’I3I 0.602 o k >:
A m f i to • NH, -0 .I6 0 •O .W fl -I.I ll 0.037 - 0 os;
(Jr omo Of 0.39I* 0.232* 0.025 0. 727 -0 1 *7,
f l. Q u t O i y 0(CHi)iCI(| O .IO O ■0.320 -0 .7 3 3 0.411 -0
/•Oulyl acHo, -o.toa •o.m* -0 .2 7 5 -O .K M -o iy<
CAfbo«y COtH 0.370 0-.4J0 0.4 7 2 0.552 0 l•:,»
■ C urt ax yl.n ic » n I o n co,- -O .IO O 0.000 0.109 •0.221 0 i .• i
Chloro a 0.373* 0.227* 0.0 3 5 0 .6(0 - 0 ! 61
Cy«no CN 0.560* 0.660* 0.674 0.147 0 IS<
DlAsunltini ( « ( l o n Nt* 1. 760 1.9)0 1,797 2 .7:0 o
D i m e i h y l S* cailoit SfC H d ,* 0.V00
E tU ox y OCiH,
1. 000 0.610 1.671 -n m *
Ethoxivjwbonyt COC.H*
0.100 •0.240 -0 .5 7 7 0.363 -0 a,4
0.370 0.450 0.472 0 .5 5 2 oi
lithyl C,H» * 0 .0 7 0 •0.111* —0.21R -0.06S -o m
Fl w o r o F 0.337* 0.062* -0 .2 4 7 &.7US -o j.v,
H y d r r t f n (uniubit) I* 0.000* 0.005* 0.030 O.OOf) n CM
Hydroxy 0U 0.121* - 0 . J7 0 * -0 .1 5 3 0.4 K7 • 0
(CilO 1 G.352* 0 . 1 (0 * -0 .0 3 4 0.672 -0 I*}*
6 1 1

lo d o * y 10. a.icn 0.160 0.716 1.093 f> I11


Me rc a p to SH 0 .250 0.1 3 0 0.019 0 .4 6 4 -o t;i
Mdhoxy O C If, 0.115* •0.265* -0.6-1* 0 .41] .0
Methyl CH. -0 .0 6 S » •0.170* — 0.256 •0.052 - 0 1 11
M (lh )ite l;n o StC H . 0 . ICO
M ciUyliulA nyl SOCH, 0.520
0. 000 -0 .1 0 9 0.221 -0 l.M
M c l li y lt u ir a n y l SOfCrli
0.490 0 .3 M 0.0(0 0 f/w
O . & 'O 0.720 0.747 O .K M o :n
M cih jh liio SCH, 0 . ISO
Nicro*
O.CrtO -0 .1 6 4 0.3.'2 -0 l >\.
WOi C .7 I0 * 0.77J* 0. 710 J.I09 0 . I *'
//•Pcnloxy . 0(CK*i)«CHi C . 100 •0,340 — 0.7»| 0.423 - 0 . V.*»
I'h e n c x y OC.H* 0.222* •0.320* -0 .1 9 9 0.717 -n. 7i'i
J'hcuyl C ,H » O.O.V) •0.010 -O .O S 5 O .I39 -0 o »:«
I’h o s p h o n a U tu l e n ro.ii- 0 . 2 CO 0. 260 0.2SI 0.2U 0 f-* s
liAliri'iwtgy
w l'ro jjo x y
OCI«CH.)» 0 . ICO 0.4J0 -0 .9 * 6 0 .4 S3 - 0 V.M
<XCH,).CU* 0.100 -0.250 -0 .5 9 5 0.J69 -0 i**
2-S ilico iK cpc nt y! C H iS K C H O j -n.ifo
Ciilfnnuiji SO«NJI,
• 0.210 -0 .7 3 4 •0.229 -0 (■■<■.
S u t f m u l v onion
cM C 0.570 O.WI* 0 .6 7 'i ft II*
8 0 ,- o.oio 0 OW) 0 121 0 .01/ ll•<
Tr iN iin roit w ilt y! Cl**, 0.430
mciiiii*
0. 510 0.5*2 0 .6 JI 0 ICl.
T r ir tw tU y l N * entiou C.CfO 0.K20 0 6.V. 1.J(/} 0
Trim ;iliyh il)-I S k C H ,), -0 ,0 4 0 __ _■0.070
_ _ __________
-0 .0 9 3 -oou
•0.047
• L: x'i<rlntcnlnl *•• * Onu' d on llicrnuMlynAmic Ciliiilibriuoi coolln iilt
» u j)c rjc r ip l t i l i r n i i c d fro nt o U »«r dm * on lonlr«lir>n o f bcnr.oIc nciri: m J l *
fortoiwoieaeuliInwaier«i 25*; s-ok-ci of nt «, *,
icxl. '* 4 C a k u t iu d v*luc» d«r!vcit by Icatt tq tia rc t a> ile u n W U

Dikutip dari Swain C G , Lupton* EC, Jr, 1968, Field and


Resonance Components of Substituent Effect, Journal of the
American Chemi cal Society, Volume 90, halaman 4329.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

88

Tabel nilai sigma < cr ) Hammett

T » W « 1.1 E J « l r o n t e w U ( I ( u « ( t O M l i n l i

Ct*up /{•ftwwii epuiunu* /mfurtiiv To/1 «><

r« •t #•
-It 003 COO 000 r>4*
“ CH, -0 0 7 -0 1 7 -0 0 ) con
— C iM » -0 0 7 .-0*11 •00) -0 1 0
-c ( 0 )7 o n tH 7
— Dr 0-)» O -Tf 0-4 }
- I 0-J5 0M u*JW _
-N O , 0-71 0 7*
-'O il O il -0 )1
— OCH» ’ 0I2 -0-27. o •:* w
-C .H , 006 -0 0 1 <vm 0«>

• I ft M M il t . V . 111401 Ckfmiutx.Hf YmV M v f . x . 'X A . r t u


k C b i M U , I I W | I M W im * r f ’ w k m i ' m M h m i M i u u i / . «><« ( > « > . ) * .
' T »A t . W . I H U l b f s t n l U * W f« li« ,U 4 fW k ft < M W A i M t t e l k l t H i f i N t U . i M . I . I w r IJ h ra t*
CifMut}. Hr* V*rt.J«UWlUr,|*fj«aif.
Mixn«fNhiil«(btJiWtmicwWiMM tuWU^x:
T »M U . I . ( I l l l l C w ^ m i W f i « M • / l l u x k A f» « J < •<«■»■«> im r U ik M i I h i U
■W W W I l a I I I * * * H .J . ttd I I m m W i A . I . I W J . A J ~ ~ n *• 0 '* * i c m l , V # l. » . I m J m , .
A4«JmkP«m,ff,|»lt,
H l« « k C . t*4 f w . « r . M«w Y » * l ,
J*4«WUj,

Dikutip dari Smith HJ, 1987, Intrc


Introduction to the
Principles of drug Design, 2nd Edition, Wright London,
halaman 245.

Tabel nilai sigma ( cr ) Hammett

£up U|>n (i . X
• ' M t . c - -0*10 - 0 ?2Q *
w« -0*01 -0*17
H / 0 0 ’’ - { r o e n u r v t d < f m i » i )
w * o ♦ 0*12 -o -*
HO • *0-12 * -0 J7
"P ♦0*W •♦P*06
' a . ♦ 0 -Jf •• * o ;y
U tC O 4QOI • ♦O'JO
Or * ♦0 :2 J
C N ♦ 0 -S 6 ‘ . * $ - u - .

N O , . 40*7| 40*71

Dikutip dari Sykes P, 1969, Penuntun Mekanisme Reaksi


Kimia Organik, Edisi VI, penterjemah Hartono AJ,
Sugihardjo CJ, Broto L Sukartini, Penerbit PT Gramedia,
Jakarta, halaman 482

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

89

Tabel nilai sigma ( a ) Hammett

\ » V I. p f c » , w i w « » *t t t » w f e » l t w u 4 l i m o t e AcU «.
i* ««« * M o k u U u tf v »lu ««

• P*J
pi:* E*«
e b l, «le .
«< o b ;. C a lc . •M
< .r 4.14 4.14 0. C 4
4.20 4.21 0.00 0,03 0.00
< o 3.9* o. :j
-i.2 i 3 .M
).fl M l -0 .1 7 0.00 o. :j
<•11# > .9 4 ) . «
• -0 .1 1 0.00 -1.31
). 7 9 J.IJ »t 4.CO J.U 0.27
3.47 -o .ir 0.09 — t.7l
)M J.JJ J.M CM
-0 .S J <CN.
3. SO U i , -0 .1 7 0.30
).4 > J. <4 0.JI
J.27 2.24 0.04 0.J4 -0.44
< M | lt u y 4.U ^ 0 .4 4
2.?l 2.91 0. 2) 0.47 -0.97
3. 7J 0.50
- 1 . 14 *A( 3.70
2.17 Lfl o .u 6.47 o.eo
-1 .4 0 i »<»U * 4.21 4 .:i
2.14 2.1 < 0.27 0.40
4.12 4M - o j :
2.1* U t 0.11 0.47 -1 .0 1
4 COOM J .U 3.71 Q .'S
4 .W 4.5f • ua«i 0.17 -0 .4 1 V
».< -J. C H , 4 . JO 4 .« . -e .:*
J.U ).« 0.00 0.31 -0 .4 1
V J -J .Q I, < .J 4 4.JJ -0 .I4
4.02 J .J4 -0 .2 4 o .to -1.24
' < V i*SO | m : 2. 71 t.4 t
i.) i 0.47 -1 .0 1
1.42 1.4) » . « Ui N O , M 2 M i m i
2.41 2 .0 O.M 0.4T -o .tr
• * J. Cl J .M J .M fl.M
2.72 2.74 0.4 t 0.47 — 0.57
*. * • Cl J .U J.M c .u
1.12 1.7) 0.44 0.94 -l.'N
* » J. fiC M , 4.J6 • O .I J
3.44 ). 4 9 -0 .J4 0.40 -1 ,1 0
4. U C II, J.V1 i.'H
4.27 4.21 -0 .0 7 -

<.U 4.21 -0 .1 0 - **
4.32 4.27 -0 .0 4 -
4.01 4.10 0.11 - -
4 .W 4.10 • 0.12 - -
<.17 4.12 0.10 - “
4.50 4.11 0 .(0 - -
<U) 4. (2 0.10 - -
J.M 3,*7 o. : j - -
i.n ).$ » 0.34 - “
3.1 ) 3.14 0. )7 - -
j .i i 3.M 0.3? - . —
MS J.ll C .U - “
J.CO 3.41 0.J4 - "
3 .u 0.71 - -
3.4*
J.n i.i) 0.JI • • •
<.CJ <.oi 0.21 - -
J.U 0.J7 - •
J.92
4.J7 4.11 -0 .1 7 - —
O l 4.34 -O .tJ - •
< jr U i . -O .tJ - "
4.>4 4.40 -0 .2 0 -
4 .u <.3J -0 .(2 - -•
4.j j 4.J7 -0 .3 7 - -

4.JO 4.47 -0.57* - “


4.«l 4.44 -0 .0 - -

Dikutip dari Verloop A, 1986, Mid Career Training in


Pharmacochemistry , a joint project of Fakultas Farmasi UGM
and Department of Pharmacochemistry, Part III, Vrije
L/niversiteit, Amsterdam, Yogyakarta, halaman.93.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel nilai sigma < ) Hammett

T t b U 24*2 S u b 4 li(u « n t c o n . U n U

* ' * *
i ,,
. .w fcU tuol WM lub id iwam * mtu H '*

0* -0 . 7 0 1 -1 .0 0 SK + 0 .i s 4-0.1 J '
NH, ~ 0 .U I a ♦ o.j t i 4 0.117 .
OK + 0.121 -0 .1 7 C O ,K + 0JJ5 \ 0.404
OCHi +0.1 M - o .is i COCH, +0471 +0.J02
CH, , -0.06# -0.170 c r. + 0.4J 40.54
C C H .W I - 0.121 — 0.072 HO, 40.710 + 0.771

C .H , ' + 0.M -0.01 H tC H i), l4 0 .ll 40.12


H 0.000 0.000 K C H i), + 1M + 0.W
SCH, +0.1 J 0.00 w .* ' 41.74 4 1.91 *
F * +0JJ7 4-0.062

Dikutip dari Roberts JD, Stewart R, Caserio MC, 1972,


Organio Chemistry methane to macromolecuIs, World Student
Series Edition W.A Benjamin, Inc, California, halaman 662.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

91
Tabel M t

J’crecmilcjof the /Distribution

o J.Jiui
« l k. '. I t *.u f.m O n
1 3.071 6.3131 12.706 31.121 63.657
2 (.116 2.9200
* 4.3027 6.965 9.9241
3 J.63X 2.3334 J . u is 4.541 3.1409
4 1.53: 2.1311 2.7764 3.747 l.O O M
•J 1.476 2.0130 2.3706 3.363 4.0321
6 1.440 1.9432 2 .U & ? 3.143 3.7074
7 I.4 IJ u m 2.3646 2.991 3.4995
S 1.397 2.3060 2J96 3.3534
9 1.?13 1.8331 2.2622 2.121 3.2491
10 1.372 1.1125 2.2281 2.764 3.16V3
11 1.363 \ .m ? 2.20 10 2.711 3.1051
12 1.350 1.7123 2.1711 2.6X1 3.0 3 4 J
13 1.330 1.7709 2.1604 2.650 3 .0 (2 3
14 1.343 1.7613 2.1441 2.624 2.97 6(
15 1.341 1.7530 2.1313 2.602 2.9467
\6 1.337 1 ,7 4 J9 ; 2.1199 2.513 2.920X
17 1.333 l.739<? 2.1091 2.567 2.1912
II t .330 1.7341 2.1009 2.552 2 .( 7 ( 4
19 {.321 1.7291 2.0930 2.539 2 .(6 0 9
20 1.323 1.7247 2.0160 2.521 2.1433
21 1.323 1.7207 2.0796 2.511 2.X3I4
22 1.321 1.7171 2.0739 2.508 2 . X t ll
2) 1.319 1.7139 2.0687 2.300 2.1073
24 1.311 1.7109 2,0639 2.492 2.7969
23 1.316. 1.7011 2.0593 2.4(5 2 .7 (7 4
1.313 1.7036 2.0533 2.47V 2 .7 7 (7
27 I.3 U 1.7033 2.O U t 2.473 2.7707
21 1.313 1.7011 2.0114 2.467 2.7633
29 I.3 U 1.6991 2.0152 2.462 2.7564
30 (.310 1.6973 2.0123 2.457 2.7500
35 1.3062 1.6196 2.0301 2.4)1 2.723V
40 1.3031 1.6(39 2 .0 2 1 1 2.423 2 .7 W 5
43 1.3007 1.6794 2.0141 2.412 2.6196
50 (.2917 (.6739 2 .0 0 (6 2.403 2.6771
1.2939 1.6707 2.0003 2.3VO 2.6603
1,2931 1.6669 1.9943 2.3X1 2 .6 4 (0
to 1.2922 1.6641 1.9901 2.374 2.63X1
90 1.29(0 (.66 20 (.9 (6 7 2.36V 2.6316
100 1.1901 1.6602 1.9*40 2.364 2.62 60
120 1.21(7 1.6377 1.9799 2.351 2.6175
140 1.2176 1.6331 1.9771 2.353 2.61 U
160 1.216? 1.6J43 1.9749 2.350 2.6070
it o 1.2(63 1.6334 1.9733 2.347 2 .6 0 3 5 ’
200 1.2151 1.6525 1.9719 2.345 2.6006
«0 1.212 1.645 1.96 2.326 2.576

Dikutip dari : Daniels W. Wayne, Biostatistios A


cu n d a H c n for Analysis in the Health Sciences, Eclisi 2.

SKRIPSI Penentuan nilai efek . . . . Piepiet Woeri Yunarni

Anda mungkin juga menyukai