Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang
Ilmu kedokteran keluarga merupakan disiplin akademik profesional, yaitu
pengetahuan klinik yang diimplementasikan pada komunitas keluarga yang
mempelajari pelayanan kesehatan untuk pasien dan keluarganya secara
berkesinambungan dan komprehensif. Prinsip kedokteran keluarga adalah
pendekatan keluarga.1

Ilmu kedokteran keluarga dituntut untuk diamalkan dan dimanfaatkan untuk


kepentingan manusia, khususnya untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk pelayanan kedokteran keluarga. Prinsip dalam
kedokteran keluarga adalah pendekatan keluarga. Pendekatan merupakan
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang terencana dan terarah untuk
menggali, meningkatkan dan mengarahkan peranserta keluarga agar dapat
memanfaatkan potensi yang ada guna menyembuhkan dan menyelesaikan masalah
keluarga dan eluarga merupakan unit terkecil yang ada di masyarakat, individu
berinteraksi secara biologis, psikologis dan sosial.1

Makin meningkatnya harapan hidup, makin kompleks penyakit yang diderita


oleh manusia terutama orang lanjut usia. Jumlah Lansia (> 60) diperkirakan 21,7
juta jiwa atau 8,5% total penduduk Indonesia. Tiga provinsi di Indonesia dengan
persentase penduduk Lansia terbesar berada di provinsi DI Yogyakarta (13,5%),
Jawa Tengah (11,7%) dan Jawa Timur (11,5%).2 Kemunduran fungsi organ tubuh
khususnya pada lansia menyebabkan kelompok ini rawan terhadap serangan
berbagai penyakit kronis, seperti diabetes melitus, stroke, gagal ginjal, kanker,
hipertensi, dan jantung. Adapun jenis keluhan kesehatan yang paling banyak
dialami lansia adalah darah tinggi.3

1
Menurut data WHO, di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% orang
di seluruh dunia mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat
menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada
di negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Penyakit terbanyak pada usia lanjut berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun
2013 adalah hipertensi. dengan prevalensi 45,9% pada usia 55-64 tahun, 57,6%
pada usia 65,74% dan 63,8% pada usia ≥ 75 tahun.3
Tingginya penderita hipertensi pada lansia harus diupayakan untuk
dikendalikan dengan peran dokter keluarga. Dokter keluarga adalah tenaga
kesehatan tempat kontak pertama pasien untuk menyelesaikan semua masalah
kesehatan yang dihadapi dengan memberikan pelayanan kesehatan paripurna
kepada peserta dan keluarganya, dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat masyarakat guna mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.4

I.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan dan menerapkan pendekatan kedokteran keluarga terhadap
pasien dan keluarga pasien

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik (fungsi keluarga, bentuk keluarga, dan siklus
keluarga) keluarga pasien dengan hipertensi.
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah
kesehatan pada pasien lansia dengan hipertensi.
c. Mendapatkan pemecahan masalah kesehatan pasien dengan hipertensi

1.3 Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan tentang kedokteran keluarga, serta penatalaksanaan
kasus hipertensi pada lansia dengan pendekatan kedokteran keluarga

2
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan kepada tenaga kesehatan agar setiap memberikan
penatalaksanaan kepada pasien dengan hipertensi terutana pada lansia yanf
dilakukan secara holistik dan komprehensif serta mempertimbangkan aspek
keluarga dalam proses kesembuhan

3. Bagi Pasien dan Keluarga


Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga pasien bahwa keluarga
memiliki peran penting dalam kesembuhan dan kekambuhan hipertensi

Anda mungkin juga menyukai