Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH HADIST TEMATIK

(Menundukkan Pandangan dan Menjaga Kemaluan)

Dosen Pengampuh:
Ahmad Hermawan, Lc, MA.

Disusun Oleh:
Khusnul Khotimah (20170710066)
Allysya Putri Aqsha (20170710008)
Melati Sagita D.P (20170710010)

KOMUNIKASI KONSELING ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga saya pada akhirnya
bisa menyelesaikan makalah hadits tematik dengan tepat pada waktu. Rasa terima kasih juga kami
ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah ini yang selalu memberikan dukungan serta
bimbingannya sehingga makalah hadits tematik ini dapat disusun dengan baik.

Semoga makalah yang telah kami susun ini turut memperkaya khazanah ilmu hadits serta
bisa menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Kami juga
menyadari bahwa makalah hadits tematik ini juga masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari
itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sekalian demi penyusunan Laporan
Praktikum Biologi dengan tema serupa yang lebih baik lagi.

Yogyakarta, 29 April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………

BAB I……………………………………………………………………………………….

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………….
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………
C. TUJUAN MASALAH……………………………………………………………………

BAB II………………………………………………………………………………………

PEMBAHASAN

A. TEKS HDIST DAN


TERJEMAHANNYA………………………………………………….
B. TAKHRIJ HADIST…………………………………………………………………….
C. BIOGRAFI…………………………………………………………………………….
D. PENJELASAN TEMATIK……………………………………………………………….

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hadis merupakan salah satu dasar pengambilan hukum Islam setelah alQuran, sebab hadis
mempunyai posisi sebagai penjelas terhadap makna yang dikandung oleh teks suci tersebut.
Apalagi, banyak terdapat ayat-ayat yang masih global dan tidak jelas maknanya sehingga
seringkali seorang mufassir memakai hadis untuk mempermudah pemahamannya. Seiring dengan
perkembangan ulumul hadis, maka terdapat beberapa kalangan yang serius sebagai pemerhati
hadis. Hal ini tidak lain bertujuan untuk mengklasifikasikan hadis dari aspek kualitas hadis baik
ditinjau dari segi matan hadis maupun sanad hadis.

Sehingga dapat ditemukan hadis-hadis yang layak sebagai hujjah dan hadis yang tidak
layak sebagai hujjah. Posisi hadis sebagai sumber hukum. Tidak lain karena adanya kesesuaian
antara hadis dengan Al-Qur’an yang ditranmisikan kepada Nabi Muhammad. Dapat dikatakan
bahwa hadis merupakan wahyu Tuhan yang tidak dikodifikasikan dalam bentuk kitab sebab lebih
banyak hasil dari proses berpikirnya Nabi dan hasil karya Nabi. Akan tetapi bukan berarti hadis
adalah al-Quran dengan alasan itu maka selayaknya hadis mendapat perhatian yang khusus bagi
tokoh cendekiawan Muslim selain studi al-Quran. Agar khazanah ajaran islam benar-benar
mengakar dengan melakukan kontektualisasi terhadap realitas dimana hadis itu hadir. Dalam
memahami hadis Nabi, realitas mempunyai posisi yang sangat penting. Agar hadis Nabi mampu
mengakomodir segala realitas yang komplek dan beragam. Dengan itu, maka hadis Nabi tidak
akan pernah mati dan terus hidup sampai penutupan zaman. Akan tetapi, dalam beberapa hal
terdapat ciri - ciri tertentu yang spesifik, sehingga dalam mempelajarinya diperlukan perhatian
khusus.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa hadist yang berbicara mengenai menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan?
2. Jelaskan takhrij hadits yang diperoleh dari rumusan masalah nomor satu mengenai
menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan?
3. Jelaskan secara tematis hadits menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui hadist yang berbicara mengenai menundukkan pandangan dan menjaga
kemaluan.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan takhrij hadits yang diperoleh dari rumusan masalah
nomor satu mengenai menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan.
3. Dapat menjelaskan secara tematis hadits menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menundukan Pandangan

‫الر أح َم ِن‬ َ ‫ع َمي ٍأر َع أن‬


َّ ‫ع أب ِد‬ ُ ‫ارة َ ب ِأن‬ ُ ‫ش َع أن‬
َ ‫ع َم‬ ُ ‫ َحدَّثَنَا َو ِكي ٌع َحدَّثَنَا أاْل َ أع َم‬:٣٩٠٣ ‫مسند أحمد‬
‫ب‬
ِ ‫ش َبا‬ َّ ‫سلَّ َم َيا َم أعش ََر ال‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ أي ِه َو‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ قَا َل لَنَا َر‬: ‫َّللاِ قَا َل‬ َّ ‫ع أب ِد‬َ ‫ب ِأن َي ِزيدَ َع أن‬
‫ص ُن ِل ألفَ أرجِ َو َم أن لَ أم يَ أست َ ِط أع‬ َ َ‫َض ِل ألب‬
َ ‫ص ِر َوأ َ أح‬ ُّ ‫ع ِم أن ُك أم أال َبا َءة َ فَ أل َيت َزَ َّوجأ فَإِنَّهُ أَغ‬
َ ‫طا‬ َ َ ‫َم أن ا أست‬
‫ص أو ِم فَإِن‬ َّ ‫فَعَلَ أي ِه بِال‬

Musnad Ahmad 3903: Telah menceritakan kepada kami Waki' telah menceritakan kepada
kami Al A'masy dari Umarah bin Umair dari Abdurrahman bin Yazid dari Abdullah ia berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan kepada kami: "Wahai para pemuda,
barangsiapa di antara kalian mampu ba`ah maka menikahlah karena hal itu dapat menundukkan
pandangan dan menjaga kemaluan, barangsiapa yang tidak mampu, hendaklah berpuasa karena
hal itu dapat menekan hawa nafsunya.

ِ ‫ان َحدَّثَنَا َع أبدُ أال َو‬


‫اح ِد أب ُن‬ ُ َّ‫ش أي َبةَ َحدَّثَنَا َعف‬َ ‫ َحدَّثَنَا أَبُو َب أك ِر ب ُأن أ َ ِبي‬:٤٠٢٠ ‫صحيح مسلم‬
َ َ‫ط أل َحة‬
‫ع أن أَبِي ِه قَا َل قَا َل أَبُو‬ َ ‫َّللاِ ب ِأن أَبِي‬َّ ‫ع أب ِد‬ َ ‫ان ب ُأن َح ِك ٍيم َع أن إِ أس َحقَ ب ِأن‬ ُ ‫عثأ َم‬ ُ ‫ِزيَا ٍد َحدَّثَنَا‬
َ‫ط أل َحة‬
َ
َ َ‫سلَّ َم فَق‬
‫ام َعلَ أينَا فَقَا َل َما‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ أي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ُكنَّا قُعُودًا ِب أاْل َ أفنِيَ ِة نَت َ َحد‬
ُ ‫َّث فَ َجا َء َر‬
ٍ َ‫ت فَقُ ألنَا إِنَّ َما قَعَ أدنَا ِلغَي ِأر َما ب‬
‫اس‬ ِ ‫صعُدَا‬ ُّ ‫س ال‬ َ ‫اجتَنِبُوا َم َجا ِل‬
‫ت أ‬ ِ ‫صعُدَا‬ ُّ ‫لَ ُك أم َو ِل َم َجا ِل ِس ال‬
‫س ََل ِم َو ُح أس ُن أال َك ََل ِم‬ َ ‫َض أال َب‬
َّ ‫ص ِر َو َردُّ ال‬ ُّ ‫َّث قَا َل ِإ َّما َل فَأَدُّوا َحقَّ َها غ‬
ُ ‫قَ َع أدنَا نَتَذَا َك ُر َونَت َ َحد‬

Shahih Muslim 4020: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah: Telah
menceritakan kepada kami 'Affan: Telah menceritakan kepada kami 'Abdul Wahid bin Ziyad:
Telah menceritakan kepada kami 'Utsman bin Hakim dari Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah
dari Bapaknya ia berkata: Berkata Abu Thalhah: "Pada suatu ketika, kami sedang duduk-duduk
dan bercakap-cakap di jalanan. Tiba-tiba Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi
kami seraya bersabda: "Mengapa kalian duduk-duduk di jalanan? Jauhilah duduk-duduk di
jalanan!" kami menjawab: 'Kami duduk-duduk untuk bercakap-cakap dan saling mengingatkan.'
‫‪Sabda beliau: 'Kalau begitu, tunaikan hak jalanan. Yaitu: menundukan pandangan, menjawab‬‬
‫‪salam, dan bicaralah yang berguna (baik)! '.‬‬

‫‪B. Menjaga Kemaluan‬‬

‫ان َع أن أَبِي َح أمزَ ة َ َع أن أاْل َ أع َم ِش َع أن إِب َأرا ِه َ‬


‫يم َع أن‬ ‫صحيح البخاري ‪َ :١٧٧٢‬حدَّثَنَا َع أبدَ ُ‬
‫َع ألقَ َمةَ قَ َ‬
‫ال‬
‫سلَّ َم‬ ‫صلَّى َّ‬
‫َّللاُ َعلَ أي ِه َو َ‬ ‫ع أنهُ فَقَا َل ُكنَّا َم َع النَّ ِبي ِ َ‬ ‫ي َّ‬
‫َّللاُ َ‬ ‫ض َ‬ ‫َب أينَا أَنَا أ َ أمشِي َم َع َع أب ِد َّ‬
‫َّللاِ َر ِ‬
‫ص ُن ِل ألفَ أرجِ َو َم أن لَ أم‬
‫ص ِر َوأ َ أح َ‬‫َض ِل ألبَ َ‬
‫ع أالبَا َءة َ فَ أليَت َزَ َّوجأ فَإِنَّهُ أَغ ُّ‬ ‫فَقَا َل َم أن ا أست َ َ‬
‫طا َ‬
‫ص أو ِم فَإِنَّهُ لَهُ ِو َجا ٌء‬
‫يَ أست َ ِط أع فَعَلَ أي ِه بِال َّ‬

‫‪Shahih Bukhari 1772: Telah menceritakan kepada kami 'Abdan dari Abu Hamzah dari‬‬
‫‪Al A'masy dari Ibrahim dari 'Alqamah berkata: Ketika aku sedang berjalan bersama 'Abdullah‬‬
‫‪radliyallahu 'anhu, dia berkata: Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang‬‬
‫‪ketika itu Beliau bersabda:‬‬

‫‪"Barangsiapa yang sudah mampu (menafkahi keluarga), hendaklah dia kawin (menikah) karena‬‬
‫‪menikah itu lebih bisa menundukkan pandangan dan lebih bisa menjaga kemaluan. Barangsiapa‬‬
‫‪yang tidak sanggup (manikah) maka hendaklah dia berpuasa karena puasa itu akan menjadi‬‬
‫"‪benteng baginya.‬‬

‫ع أن‬‫ير َع أن أاْل َ أع َم ِش َ‬ ‫ش أيبَةَ َحدَّثَنَا َج ِر ٌ‬ ‫ان ب ُأن أَبِي َ‬ ‫عثأ َم ُ‬‫سنن أبي داوود ‪َ :١٧٥٠‬حدَّثَنَا ُ‬
‫يم َع أن َع ألقَ َمةَ قَا َل‬ ‫إِب َأرا ِه َ‬
‫ان فَا أست َ أخ ََلهُ فَلَ َّما َرأَى َع أبد ُ َّ‬
‫َّللاِ‬ ‫عثأ َم ُ‬ ‫َّللاِ ب ِأن َم أسعُو ٍد ِب ِمنًى ِإ أذ لَ ِقيَهُ ُ‬‫ع أب ِد َّ‬‫ِإنِي َْل َ أمشِي َم َع َ‬
‫ان أ َ َل نُزَ ِو ُج َك يَا أَبَا َع أب ِد‬ ‫عثأ َم ُ‬‫ال ِلي ت َ َعا َل يَا َع ألقَ َمةُ فَ ِجئأتُ فَقَا َل لَهُ ُ‬ ‫ت لَهُ َحا َجةٌ قَ َ‬ ‫س أ‬ ‫أ َ أن لَ أي َ‬
‫ت‬‫َّللاِ لَئِ أن قُ أل َ‬ ‫ت ت َ أع َهدُ فَقَا َل َع أبد ُ َّ‬ ‫ِك َما ُك أن َ‬ ‫ار َي ٍة ِب أك ٍر لَ َعلَّهُ َي أر ِج ُع ِإلَي َأك ِم أن نَ أفس َ‬
‫الر أح َم ِن ِب َج ِ‬ ‫َّ‬
‫أ‬
‫ع ِم أن ُك أم ال َبا َءة َ‬
‫طا َ‬ ‫سل َم َيقُو ُل َم أن ا أست َ َ‬ ‫َّ‬ ‫َّللاُ َعلَ أي ِه َو َ‬
‫صلى َّ‬ ‫َّ‬ ‫سو َل َّ‬
‫َّللاِ َ‬ ‫س ِم أعتُ َر ُ‬ ‫اك لَقَ أد َ‬ ‫ذَ َ‬
‫ص أو ِم فَإِنَّهُ‬ ‫ص ُن ِل ألفَ أرجِ َو َم أن لَ أم يَ أست َ ِط أع ِم أن ُك أم فَعَلَ أي ِه بِال َّ‬ ‫ص ِر َوأ َ أح َ‬‫َض ِل ألبَ َ‬ ‫فَ أليَت َزَ َّوجأ فَإِنَّهُ أَغ ُّ‬
‫لَهُ ِو َجا ٌء‬
Sunan Abu Daud 1750: Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah, telah
menceritakan kepada kami Jarir dari Al A'masy dari Ibrahim dari 'Alqamah, ia berkata:

Sungguh aku pernah berjalan bersama Abdullah bin Mas'ud di Mina, tiba-tiba ia bertemu dengan
Utsman, kemudian ia mengajaknya menyendiri. Kemudian tatkala Abdullah melihat bahwa ia
tidak memiliki keperluan dengannya ia berkata kepadaku: kemarilah wahai 'Alqamah!
Kemudian aku datang. Kemudian Utsman berkata kepadanya: Maukah kami menikahkanmu
wahai Abu Abdurrahman dengan seorang gadis, agar kembali kepadamu semangat dan
keperkasaanmu seperti dahulu? Kemudian Abdullah berkata: Jika engkau mengatakan demikian
sungguh aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa
di antara kalian yang memiliki kemampuan maka hendaknya ia menikah, karena hal tersebut
lebih dapat menundukkan pandangannya dan lebih menjaga kemaluannya, dan barangsiapa di
antara kalian yang belum mampu maka hendaknya ia berpuasa, karena puasa adalah kendali
baginya."

A. TAKHRIJ HADIST

Rasulullah S.A.W

Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil


bin Habib

Abdullah bin Qays bin ‘Abdullah


bin Malik bin Alqamah

Rasulullah S.A.W

Rasulullah S.A.W

Rasulullah S.A.W
B. BIODATA PERAWI

Namanya sebenarnya adalah Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah al Kufy lahir pada tahun
159 H dan wafat pada tahun 235 H , seorang hafidh yang terkenal. Beliau adalah putra dari
Mohamed Ibn Al Qadhi Abi Shayba, Ia menerima hadits dari al-Ahwash, Ibnu Mubarak, Syarik,
Husyaim, Jarir, Wakie’, Ibnu Uyainah, Ibnu Mahdy, Ibnul Qaththan, Zaid bin Harun dan lainnya.
Di antara yang menerima hadits dari padanya adalah al Bukhary, Muslin, Abu Daud, dan Ibnu
Majah.
Di antara yang mengeluarkan hadits untuknya dengan perantaaan Ahmad adalah an-Nasa’iy,
Ahmad bin Hambal, Muhammad ibnu Sa’ad, Abu Zur’ah, Abu Hatim Abdullah bin Ahmad
Ibrahim al-Harby.

Para ulama sepakat bahwa Abu Bakar bin Abi Syaibah seorang yang kuat hapalannya. Dan dipuji
oleh banyak ulama. Abul Ubaid al-Qasim berkata, “Puncak ilmu dipegang oleh 4 orang yaitu Ibn
Abi Syaibah orang yang cakap penyebut hadits, Ahmad adalah orang yang paling pandai
memahami hadist, Yahya orang yang paling banyak mengumpulkan hadits dan Ali bin al-Madiny
orang yang alim akan hadits. Dan yang paling hapal takala ada Mudzakarah adalah Abu Bakar bin
Abi Syaibah.”

Abu Zur’ah ar Razy berkata, “Belum pernah saya melihat orang yang hapal dari pada Abu Bakar
bin Abi Syaibah.”

Ibnu Hibban berkata, “Ibn Abi Syaibah adalah seorang yang hafidh yang sangat kuat hapalannya,
dia salah seorang dari ulama yang menulis hadits, mengumpulkan dan meyusun kitab,
bermudzakarah. Dia adalah ulama yang paling hafidh bagi hadits maqthu.”

Karya-karya antara lain adalah :

1. Al-Mushannaf.
2. At-Tarikh. Kitab ini ada di Berlin dengan nomor perpustakaan 9409.
3. Kitaabul-Iimaan.
4. Kitaabul-‘Adab.
5. Tafsir Ibnu Abi Syaibah.
6. Kitaabul-Ahkaam.
7. Kitaab Tsawaabul-Qur’an.
8. Kitaabul-Jumal.
9. Kitaabur-Radd ‘alaa Man Radda ‘alaa Abi Hanifah.
10. Kitaabul-Futuh.
11. Al-Musnad

Anda mungkin juga menyukai