Aswaja Fix
Aswaja Fix
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Pengantar Studi Islam
Disusun Oleh,
Syaifudin Hamzah (133111011)
Izza Firdiana Rizky (133111012)
Baihaqi (133111013)
Rizqi Ainunhayati (133111014)
I. PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang sempurna yang tentunya sudah memiliki aturan dan hukum
yang harus dipatuhi dan dijalankan oleh seluruh umatnya. Setiap aturan dan hukum memiliki
sumber-sumbernya sendiri sebagai pedoman dan pelaksananya. Kehadiran agama Islam yang
dibawa Nabi Muhammad SAW diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia
yang lebih baik, sejahtera lahir dan batin.
Untuk itu kita sebagai umat Islam yang taat harus mengetahui sumber-sumber ajaran
Islam yang ada, serta mengetahui isi kandunganya. Namun sumber-sumber tersebut tidak
hanya di jadikan sebagai pengetahuan saja, tetapi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.1[1]
Petunjuk-petunjuk agama yang mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana
terdapat dalam sumber ajarannya, yaitu Al-Qur’an yang merupakan sumber ajaran Islam
pertama dan Hadist merupakan sumber yang kedua, tampak ideal dan agung. Ditambah lagi
dengan berbagai pemikiran-pemikiran ulama’ tentang hukum-hukum yang masih global di
pembahasan Al-Qur’an dan Hadist.
Al-Qur’an adalah kitab suci yang isinya mengandung firman-firman Allah SWT turun
secara bertahap kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat jibril. Sunnah adalah
segala sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad SAW baik perbuatan, perkataan, dan
penetapan pengakuan. Islam mengajarkan kehidupan yang damai, menghargai akal pikiran
mengenai berbagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam
memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial,
menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, mencintai kebersihan, mengutamakan
persaudaraan, menghormati antar agama, berakhlak mulia, dan bersikap positif lainnya.
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Sumber Ajaran Islam
Agama Islam memiliki aturan–aturan sebagai tuntunan hidup kita baik dalam
berhubungan sosial dengan manusia (hablu minannas) dan hubungan dengan sang khaliq Allah
SWT (hablu minawallah) dan tuntunan itu kita kenal dengan hukum Islam atau syariat Islam
atau hukum Allah SWT. Sebelum kita lebih jauh membahas mengenai sumber-sumber syariat
Islam, terlebih dahulu kita harus mengetahui definisi dari hukum dan hukum Islam atau syariat
Islam. Hukum artinya menetapkan sesuatu atas sesuatu atau meniadakannya. Menurut ulama
usul fikih, hukum adalah tuntunan Allah SWT (Alquran dan hadist) yang berkaitan dengan
perbuatan mukallaf (orang yang sudah balig dan berakal sehat), baik berupa tuntutan,
pemilihan, atau menjadikan sesuatu sebagai syarat, penghalang, sah, batal, rukhsah
(kemudahan) atau azimah.
Melalui penjelasan singkat mengenai pengertian hukum tadi barulah kita mengerti
pengertian hukum Islam. Yang dimaksud sebagai sumber hukum Islam ialah segala sesuatu
yang dijadikan dasar, acuan, atau pedoman syariat Islam. Pada umumnya para ulama fikih
sependapat bahwa sumber utama hukum Islam adalah Alquran dan hadist. Dalam sabdanya
Rasulullah SAW bersabda,
“Aku tinggalkan bagi kalian dua hal yang karenanya kalian tidak akan tersesat
selamanya, selama kalian berpegang pada keduanya, yaitu Kitab Allah (Alquran) dan sunahku
(Hadis).” (H.R. Al Baihaqi)2[2]
dan disamping itu pula para ulama fikih menjadikan ijtihad sebagai salah satu dasar hukum
Islam, setelah Alquran dan hadist.
Seluruh hukum produk manusia adalah bersifat subjektif, hal ini karena keterbatasan
manusia dalam ilmu pengetahuan yang diberikan Allah SWT mengenai kehidupan dunia dan
kecenderungan untuk menyimpang, serta menguntungkan penguasa pada saat pembuatan
hukum tersebut, sedangkan hukum Allah SWT adalah peraturan yang lengkap dan sempurna
serta sejalan dengan fitrah manusia.
Sumber ajaran Islam dirumuskan dengan jelas oleh Rasulullah SAW, yakni terdiri dari
tiga sumber, yaitu kitabullah (Alquran), as- sunnah (hadist), dan ra’yu atau akal pikiran
manusia yang memenuhi syarat untuk berijtihad. Ketiga sumber ajaran ini merupakan satu
rangkaian kesatuan dengan urutan yang tidak boleh dibalik. Sumber-sumber ajaran Islam ini
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sumber ajaran Islam yang primer (Alquran dan
hadist) dan sumber ajaran Islam sekunder (ijtihad).
c. Sedangkan khusus hukum syara, dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni:
1) Hukum ibadah, yaitu mencakup hubungan vertikal atau dalam bahas arab biasa disebut dengan
hablum minallah, hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT, misalnya
salat, puasa, zakat, haji, dank urban.
2) Hukum muamalat, yaitu hukum yang mengatur manusia dengan sesama manusia dan alam
sekitarnya. Pada dasarnya hukum tersebut bisa dikatakan sebagai Hablum Minannas.
2. As-Sunnah atau Al-Hadits
Ditinjau dari segi bahasa terdapat perbedaan arti antara kata “Sunnah” dengan
“Hadis”. Sunnah berarti tata cara, tradisi, atau perjalanan, sedangkan Hadis berarti, ucapan atau
pernyataan atau sesuatu yang baru. As-Sunnah juga berarti pula jalan hidup yang dibiasakan,
baik jalan hidup yang baik atau buruk, terpuji atau tercela.4[8] Jumhurul Ulama mengartikan
Al-Hadis, Al-Sunnah, Al-Khabar dan Al-Atsar sama saja, tetapi ada sebagian lainya yang
membedakannya. Sunnah diartikan sebagai sesuatu yang dibiasakan atau lebih banyak
dikerjakan dari pada ditinggalkan. Sebaliknya, Hadis adalah sesuatu yang disandarkan kepada
Nabi, namun jarang dikerjakan. Selanjutnya Khabar adalah ucapan, perbuatan, dan ketetapan
yang berasal dari sahabat, dan Atsar berasal dari tabi’in.
a. Diantara sumber hukum yang menetapkan bahwa ijtihad merupakan dasar sumber hukum
(tasyri’) adalah Al Qur’an, as sunnah, dan secara akal (aqliyah).
1) Al Qur’an
Allah swt. berfirman dalam surah an Nisa’ Ayat 59
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil
Amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pedapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya) .jika kamu
beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya.” (Q.S. an Nisa’:59)
2) As Sunah
Dialog antara Rasullullah SAW. dan Muaz bin Jabal pada waktu ia diutus ke Yaman dapat
dijadikan sumber ijtihad.
Artinya:
Bagaimana engkau dapat memutuskan, jika kepadamu diserahkan urusan peradilan? Ia
(Muaz) menjawab, “Saya akan memutuskannya dengan kitabullah”. Bertanya lagi Nabi
saw.“Jika tidak engkau jumpai dalam kitabullah?”.Ia menjawab, “Dengan sunah Rasulullah
saw.” Lalu, Nabi bertanya, “Apabila engkau tidak dapati dalam sunnah Rasulullah?” Muaz
menjawab, “Saya lakukan ijtihad bir-ra’yi. “Berkatalah Muaz, maka Nabi menepuk dadaku
dan bersabda, “Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufik kepada utusan Rasulullah,
sebagaimana Rasulullah telah meridhainya.” (H.R. at-Tirmidzi: 1249).
3) Aqliyah (secara nalar/akal)
Allah swt. menjadikan syariat islam sebagai syariat terakhir yang dapat berlaku bagi semua
orang, tempat, dan pada segala zaman. Al-Qur’an dan as-Sunnah merupakan kitab yang bersifat
universal dan global sehingga masih banyak hal yang tidak dispesifikasikan dalam Al-Qur,an.
Hal itu, berarti manusia menghendaki adanya ijtihad untuk dapat mengurai dan menyelesaikan
persoalannya yang tidak didapatkan didalam Al-Qur’an ataupun as-Sunnah. Oleh sebab itu,
ijtihad secara nalar (rasional) untuk saat ini sangat diperlukan.
IV. KESIMPULAN
1. Sumber-sumber Islam merupakan hal yang penting bagi kita, karena sumber Islam merupakan
petunjuk kita untuk menjalani hidup. Adapun yang di namakan dengan sumber hukum Islam
yaitu segala sesuatu yang melahirkan atau menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan
yang bersifat mengikat yang apabila di langgar akan menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata.
2. Sumber ajaran Islam di rumuskan dengan jelas oleh Rasuluallah SAW, yakni terdiri dari tiga
sumber, yaitu kitabuallah (Al-Qur’an), As-Sunnah (Hadits), dan Ra’yu atau akal pikiran
manusia yang memenuhi syarat untuk berijtihad.
3. Mengenai karakteristik masing-masing sumber ajaran islam dapat di bagi menjadi 2, yaitu:
a. Sumber ajaran Islam primer yang terdiri dari Al-Qur’an dan Hadits.
Al-Qur’an sendiri didalamnya terdapat pokok isi utama yaitu, tauhid, ibadah, janji & ancaman,
kisah umat terdahulu, berita tentang zaman yang akan datang, dan prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan. Di dalam Al-Qur’anpun terdapat komponen-komponen sumber ajaran Islam
yaitu, hukum I’tiqodiyah, Amaliah, dan Khuluqiah. Sedangkan khusus hukum syara terdiri dari
hukum Ibadah dan Muamalat.
Adapun di dalam hadits terdapat beberapa komponen yaitu, sunnah qauliyah, sunnah fi’liyah,
sunnah taqririyah, dan sunnah hammiyah. Fungsi hadits sendiri adalah: Memperkuat hukum,
memberikan rincian, memberi pengecualian, dan menetapkan hukum yang tidak didapati
dalam Al-Qur’an.5[17]
b. Sumber ajaran islam sekunder di dalamnya terdapat ijtihad, dan dilam ijtihad tersebut
mengandung beberapa pokok isi utama yaitu ijma’, qiyas, istihsan, maslahat mursalah, syadudz
dzariah, istishab dan ‘urf.
V. PENUTUP
Kajian tentang makalah Sumber Ajaran Islam ini akan memberikan pengetahuan dan
wawasan. Hal ini sangat penting agar para pendidik dapat memahami dan pada giliranya kelak
terhadap dinamika pendidikan itu sendiri.
Demikianlah makalah kami ini kami susun, kami menyadari makalah ini masih
banyak kekuranganya, oleh karenan itu, untuk menyempurnakan makalah ini, kami berharap
bagi para pembaca untuk tidak segan-segan memberikan saran dan kritikan yang sifatnya
membangun dan berguna, agar makalah ini bisa mencapai kesempurnaan pada penyusunan
selanjutnya. Sebelum dan sesudahnya penyusun mengucapkan terima kasih. Semoga makalah
ini dapat berguna bagi kita semua . Amin
DAFTAR PUSTAKA
Daud, Mohammad, 2005, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mahfud, Rois, 2011, Al-Islam (Pendidikan Agama Islam), Erlangga.
Yusuf, Anwar, Ali, 2003, Studi Agama Islam, Bandung: CV Pustaka Setia.
Al-Siba’i, Musthafa, 1991, Sunnah dan Peranannya Dalam Penetapan Hukum Islam, Jakarta:
Pustaka Firdaus.
Suryaman, Khaer, 1982, Pengantar Ilmu Hadits, Jakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah.
Suparta, Munzier, 2002, Ilmu Hadis, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Qosim, Rizal, 2009, Pengalaman Fikih, Solo: PT Tiga Serangkai Mandiri.
Alim, Muhammad, 2006, Pendidikan Agama Islam (Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian
Muslim), Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2009, Mukadimah Al-Qur’an dan tafsirnya, Jakarta: LP Al-Qur’an Departemen Agama.