Anda di halaman 1dari 4

Air Asam Tambang (AAT) atau disebut juga Acid MineDrainage (AMD), yang disebut juga Acid Rock

Drainage (ARD)terjadi sebagai akibat proses fisika dan kimia yang cukup kompleksyang melibatkan
beberapa faktor dalam kegiatan pertambangan.Kegiatan pertambangan ini dapat berupa tambang
terbuka maupuntambang dalam (ba a! tana!). "mumnya keadaan ini terjadi karenasulfur yang terjadi
dalam batuan teroksidasi secara alamia! (pada proses pembukaan tambang). #elanjutnya dengan
kondisi kelembabanlingkungan yang cukup tinggi akan menyebabkan oksida sulfur tersebut beruba!
menjadi asam.

Proses Terjadinya Air Asam Tambang

Prinsip terjadinya air asam tambang adala! adanya reaksi pembentukan + yang merupakan ion
pembentuk asam akibatoksidasi mineral1mineral sulfida dan bereaksi dengan air ( 3).Kemudian
oksidasi dari 5e +, !idrolisis 5e + dan pengendapan logam!idroksida. %rinsip tersebut bila dili!at secara
kimia, sedangkan secara biologi terjadi air asam tambang akibat adanya bakteri1bakteri tertentuyang
sanggup untuk mempercepat proses (katalisator) dari oksidamineral1mineral sulfida dan
oksidasi1oksidasi besi.

6erikut reaksi pembentukan air asam tambang secara kimia dansecara biologi & '.#ecara Kimia 3ksidasi
mineral1mineral sulfida (dalam bentuk pyrit) yangmenyebabkan keasaman dari air asam tambang dapat
digambarkandengan tiga reaksi & a.5e# + -7 3 + 3 8 5e + + #3/ 1 + + b.5e + + 9 3 + + 8
5e + + : 3 c.5e + + 3 8 5e(3 ) ; + + + d. 5e# + '27/ 3 + -7 38 #3/ + 5e(3 ) ;
%ersamaan a. menunjukkan oksidasi dari kristal pyrit ole! oksigen,

Teknik Pemurnian Emas dan Perak berisi 3 cara pemisahan dan pemurnian logam emas dan perak, yaitu
:

1 . Pemurnian Emas menggunakan Asam Nitrat. Metode ini menggunakan asam nitrat (nitric acid)
sebagai pelarut logam selain emas (logam-logam golongan platina pun tak larut).

Jika komposisi awal kadar emas dalam bullion yang akan dimurnikan berada pada persentase
optimumnya, maka metode yang menggunakan asam nitrat sebagai pelarut dan pemisah umumnya bisa
menghasilkan logam emas dengan kadar kemurnian maksium 99%, dan perak dengan kemurnian 99,5%.

Pada ebook, pembahasan metode ini dijelaskan selengkap-lengkapnya. Mulai dari kadar emas
maksimum dalam bullion logam yang diperbolehkan, cara mencegah terjadinya susut berat emas akibat
terbentuknya emas koloid dalam larutan, cara paling efektif dan cepat dalam proses memurnikan perak,
cara agar tak terjadi susut berat perak, dan sebagainya.
12. Kowi / crushibel.

Kowi merupakan mangkok yang terbuat dari gerabah atau keramik, atau dapat terbuat dari bahan
grafit. Kowi yang digunakan harus memiliki daya tahan yang baik terhadap paparan suhu tinggi.

Pemurnian emas menggunakan asam nitrat adalah salah satu cara pemurnian emas dan perak yang
paling praktis saat ini. Ada banyak cara memurnikan emas dan perak. Mulai dari pemurnian emas
menggunakan aqua regia, pemurnian menggunakan asam nitrat, halogenasi saat peleburan emas,
elektrolisa, dan sebagainya.

adalah cara yang digunakan untuk memisahkan logam emas dari berbagai logam-logam lain yang ikut
bercampur dengannya. Harga emas sangat berpengaruh terhadap kemurnian dari logam emas tersebut.

Asam nitrat merupakan satu jenis pelarut yang bersifat asam, dimana pelarut ini termasuk dalam
golongan oksidator kuat, dan banyak digunakan sebagai pelarut dalam proses pemurnian emas. Ada
belasan jenis logam dan metalloid yang bisa dilarutkan menggunakan asam nitrat, antara lain ; perak,
tembaga, timah hitam, bismuth, merkuri, dan beberapa unsur kimia lainnya.

Emas tak larut dalam asam nitrat, baik dalam larutan encer, pekat, maupun dalam larutan asam nitrat
pekat panas. Atas dasar inilah emas bisa dipisahkan dari logam-logam lain menggunakan asam nitrat,
dimana logam-logam ikutan akan larut membentuk senyawa logam nitrat, sementara emas tertinggal
sebagai lumpur yang tak larut sama sekali.

Karena kemampuan melarutkan hampir semua logam (selain emas dan beberapa jenis logam lainnya)
maka proses pemurnian emas dan perak menggunakan pelarut asam nitrat menjadi salah satu pilihan
yang sering digunakan saat ini.

II.1. Penentuan kadar emas dalam bullion yang akan di murnikan.

Kandungan jenis-jenis logam pada bullion emas yang akan dimurnikan harus diteliti terlebih dahulu, agar
cara pelarutan menggunakan asam nitrat bisa berlangsung dan efektif untuk dilakukan.

Logam emas yang mengandung campuran logam-logam golongan platina (biasanya bercampur dengan
Platina Pt, Palladium Pd, Rhodium Rh) tidak bisa dilarutkan menggunakan asam nitrat. Pemurnian jenis
campuran logam ini harus masuk kategori pemurnian logam-logam PGM dan emas, yang dilakukan
menggunakan pelarut aqua regia.

Logam emas yang akan dimurnikan harus memiliki kadar yang rendah. Yang dimaksud kadar di sini
adalah persentase berat logam emas di dalam bullioin yang akan dimurnikan.

Kadar emas yang tinggi (antara 30% – 60%) akan menyulitkan bagi proses nitrifikasi, dimana proses
pelarutan logam-logam selain emas berlangsung sangat lambat, dan bisa dipastikan banyak logam-
logam perak atau tembaga yang tak larut (karena sebagian atom atau kumpulan atomnya terbungkus
oleh lapisan emas yang inert terhadap asam nitrat). Jika dilakukan pemurnian logam emas berkadar
seperti ini, maka kemungkinan kadar emas hasil pemurnian hanya berkisar antara 90% – 95%.
Logam emas berkadar lebih tinggi (kadar emas di atas 60% pada bullion yang akan dimurnikan) tidak
bisa dilarutkan dalam asam nitrat, karena banyaknya kandungan emas akan mengakibatkan bullion inert
/ kebal terhadap asam nitrat.

Logam emas yang layak dimurnikan menggunakan asam nitrat haruslah memiliki kadar di bawah 30%,
dimana kadar emas optimum terbaik berada di kisaran antara 5% – 10%.

Terhadap logam dengan kadar emas yang lebih tinggi dari 10%, perlakuan pertama adalah menambah
campuran logam lain pada logam tersebut, dengan cara melebur (melelehkan) logam yang akan
dimurnikan, seraya mencampurnya dengan logam perak atau tembaga (sebaiknya menggunakan logam
perak) pada saat terjadinya pelelehan. Penambahan logam perak saat emas dicairkan pada suhu tinggi
akan menurunkan kadar emas dalam bullion yang baru.

Versi PDF (lengkap), klik disini

II.2. Pembuatan dan Penyiapan Peralatan Pemurnian Emas.

Peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk proses pemurnian emas menggunakan asam nitrat sebagai
berikut :

1. Panci stainless steel (bukan panci galvanis) seri 304, beserta tutupnya. Bisa juga menggunakan panci
pyrex atau beaker glass.

Ukuran volume disesuaikan dengan jumlah atau berat logam yang akan dimurnikan. Jika tidak
menggunakan panci stainless, kita bisa juga menggunakan panci pyrex untuk perebusan. Panci pyrex
memiliki harga yang lebih mahal, namun memiliki unjuk kerja yang jauh lebih baik.

Selain panci pyrex, kita juga bisa menggunakan alat perebusan logam yang berasal dari peralatan
laboratorium seperti beaker glass, atau Erlenmeyer.

Peralatan pyrex laboratorium umumnya tahan terhadap api, namun memiliki tingkat resiko pecah yang
disebabkan tipisnya lapisan kaca.

2. Masker pelindung pernafasan.

Gunakan masker yang baik dan memiliki pori-pori yang halus. Masker yang baik adalah masker yang
terbuat dari karbon aktif, atau masker yang menggunakan alat saring dari bahan zeolite. Proses
nitrifikasi menghasilkan gas NO2 yang bersifat reduktor kuat. Gas ini mengkonsumsi udara untuk
berubah menjadi asam nitrat.

Oleh karena itu kita perlu menghindarkan diri dari menghirup gas ini. Pada dasarnya kita bisa
menetralisir gas NO2 menggunakan oksidator kuat, sehingga gas yang keluar bisa dinetralisir menjadi
cairan yang tak berbahaya.

3. Sarung tangan karet yang tebal dan mampu melindungi sebagian besar dari tangan dan lengan.

Perlindungan sarung tangan perlu dilakukan, karena proses pemurnian emas menggunakan asam nitrat
memiliki tingkat resiko yang tinggi. Cairan asam nitrat dapat dengan cepat merusak kulit yang terkena.

4. Kacamata pelindung.
Gunakan kacamata plastik yang mampu melindungi sebagian besar dari wilayah mata. Cairan asam
nitrat yang terkena mata dapat menyebabkan kebutaan permanen.

5. Baju laboratorium atau warepack.

Gunakan baju yang aman, agar kulit tubuh bisa terhindar dari resiko terpercik cairan asam nitrat atau
soda api.

6. Pinset penjepit logam yang panjang dan terbuat dari stainless steel.

Pinset berguna saat dilakukan peleburan logam, atau saat mengambil bagian-bagian kecil yang
berbahaya jika kontak langsung dengan kulit.

7. Kertas saring bebas abu.

Kertas saring digunakan untuk memisahkan bagian terlarut dari bagian yang tak terlarut.

8. Media dudukan kertas saring.

Kertas saring harus ditempatkan pada media yang mampu meloloskan cairan, namun media tersebut
harus bersifat tahan asam dan asam nitrat. Jenis media dapat berupa corong kaca pyrex, atau corong
plastik, atau saringan tepung yang terbuat dari plastik.

9. Topless yang terbuat dari kaca atau plastik.

Topless berguna untuk tempat penampungan cairan logam yang telah larut dala asam nitrat, atau untuk
proses halidasi larutan perak nitrat.

10. Kaca datar untuk penjemuran bubuk putih perak klorida.

11. Burner adalah alat bakar yang mampu menghasilkan suhu hingga 16000C.

Alat ini berguna untuk melelehkan logam paduan emas, dan logam-logam yang telah dimurnikan. Burner
umumnya menggunakan bahan bakar gas. Hati-hati dalam penggunaan burner, pastikan bahwa anda
menggunakan petunjuk pemakaian yang benar.

Anda mungkin juga menyukai