Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
SIFAT FISIS DAN MEKANIS TANAH

1.1 Pendahuluan
Tanah (soil) berasal dari kata latin solum yang berarti bagian teratas dari
kerak bumi yang dipengaruhi proses pembentukan tanah (Kalsim 1989).
Menurut Hakim et al (1986), tanah adalah tubuh alam (natural body) yang
terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural
forces) terhadap bahan-bahan alam (natural material) di permukaan bumi.
Tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase
yaitu bahan-bahan padatan, cairan, dan gas. Komposisi ketiga bahan penyusun
tanah tergantung dari jenis tanah dan kondisi lingkungannya, serta saling
terkait antara fase yang satu dengan fase yang lainnya. Hubungan ketiganya
menunjukkan sifat-sifat fisik tanah (Hillel 1980). Menurut Hakim et al (1986)
fase padatan dalam tanah menempati hampir 50% volume tanah yang sebagian
besar terdiri dari bahan mineral dan bahan organik. Menurut Hardjowigeno
(1995) komponen utama bahan penyusun tanah adalah mineral, bahan organik,
air, dan udara. Komposisi keempat bahan tersebut berbeda-beda untuk setiap
jenis dan lapisan tanah.

1.2 Sifat Fisis dan Mekanis Tanah


1.3.1 Sifat Fisis
Sifat fisis adalah karakteristik tanah yang diukur dan diteliti di
laboraturium dengan mengambil sampel tanah di lapangan. Sifat fisis tanah
yang dimaksud antara lain warna, tekstur, struktur, berat spesifik, kadar air,
konsistensi dan porositas.
a. Warna Tanah
Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah dilihat dan
menunjukkan sifat dari tanah tersebut. Urutan warna tanah adalah hitam,
coklat, karat, abu-abu, kuning dan putih (Syarief,1979).
b. Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dari partikel-partikel atau fraksi-
fraksi primer tanah, yaitu pasir, debu, liat dan lempung atau di lapangan

1
2

dikenal dengan rasa kekasaran atau kehalusan dari tanah. Di lapangan, tekstur
tanah dapat ditentukan dengan memijit tanah basah di antara jari-jari sambil
dirasakan halus-kasarnya.
 Pasir : rasa kasar jelas, tidak membentuk bola, tidak melekat.
 Pasir berlempung : rasa kasar jelas, membentuk bola tetapi mudah sekali
hancur, sedikit sekali melekat.
 Lempung berpasir : rasa kasar agak jelas, membentuk bola yang agak keras
tetapi mudah hancur, melekat.
 Lempung : rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola teguh, dapat
sedikit digulung, dengan permukaan mengkilap, melekat.
 Debu : rasa licin sekali, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung,
dengan permukaan mengkilap, agak melekat.
 Lempung berliat : rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh (kering),
membentuk gulungan bila dispirit, gulungan mudah hancur, melekatnya
sedang.
 Lempung liat berpasir : rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak teguh
(kering), membentuk gulungan bila dispirit, gulungan mudah hancur,
melekat.
 Lempung liat berdebu : rasa jelas licin, membentuk bola teguh, gulungan
mengkilap, melekat.
 Liat berdebu : rasa licin agak kasar, membentuk bola, dalam keadaan
kering sukar dispirit, mudah digulung, melekat sekali.
 Liat : rasa berat, membentuk bola dengan baik, melekat sekali.
 Liat berat : rasa berat sekali, membentuk bola dengan baik, sangat lekat.
c. Struktur tanah
Struktur tanah adalah penyusunan partikel-partikel tanah primer seperti
pasir, debu dan liat membentuk agregat-agregat, yang mana satu agregat
dengan lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Struktur tanah
merupakan gumpalan kecil dari butir- butir tanah. Bentuk struktur dapat
dibedakan menjadi:
 Bentuk lempeng
 Bentuk prisma
3

 Bentuk gumpal
 Bentuk spheroidel atau bulat
Ketahanan struktur tanah dibedakan menjadi :
 Tingkat perkembangan lemah (butir struktur tanah mudah hancur).
 Tingkat perkembangan sedang (butir struktur tanah sukar hancur).
 Tingkat perkembangan kuat (butir struktur tanah sukar hancur), hal ini
sesuai dengan jenis tanah dan tingkat kelembabannya.
d. Berat Spesifik
Berat spesifik tanah menunjukkan perbandingan antara berat tanah
kering dengan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah. Harga berat
spesifik butiran tanah (bagian padat) sering dibutuhkan dalam bermacam-
macam perhitungan dalam mekanika tanah. Harga-harga itu dapat
ditentukan secara akuran di laboraturium. “Semakin padat suatu tanah,
semakin tinggi berat spesifiknya”, yang berarti semakin sulit dilalui air dan
ditembus akar tanaman.
e. Kadar Air
Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa air terdapat dalam tanah karena
ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau
karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan
oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi dan gravitasi. Tiga fase
elemen tanah (butiran padat, air dan udara) menunjukkan hubungan antara
massa dan volume. Kadar air (w) didefinisikan sebagai perbandingan antara
berat air dan berat butiran padat dari volume tanah yang diselidiki.
f. Berat Isi (berat volume)
Hubungan volume yang umum dipakai untuk suatu elemen tanah adalah
angka pori, porositas dan derajat kejenuhan. Angka pori (e) adalah
perbandingan antara volume pori dengan volume butiran padat. Porositas
(n) merupakan perbandingan antara volume pori dengan volume tanah total.
Derajat kejenuhan (S) didefinisikan sebagai perbandingan antara volume air
dengan volume pori. Berat volume didefinisikan sebagai perbandingan
antara berat tanah basah dengan volume.
4

g. Konsistensi tanah
Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah
atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Tanah yang
mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat
pada alat pengolah tanah. Istilah-istilah yang digunakan untuk
menggambarkan konsistensi tanah:
 Tanah basah : tidak lekat,lekat,tidak plastis dan plastis.
 Tanah lembab : mudah lepas, mudah pecah.
 Tanah kering : lepas, halus, keras.
h. Porositas
Persentase volume ruang pori total disebut porositas. Ruang pori total
adalah volume dari tanah yang ditempati oleh udara dan air. Tanah
permukaan dengan tekstur halus memiliki ruang pori total lebih banyak dan
proporsinya relatif besar yang disusun oleh pori kecil. Akibatnya adalah tanah
mempunyai kapasitas menahan air yang tinggi.
1.2.2 Sifat Mekanis
Sifat mekanis adalah perilaku atau sifat tanah yang merupakan respon
tanah terhadap tegangan dan regangan yang dialami tanah dalam keadaan
yang paling ideal. Sifat mekanis tanah menunjukkan kekuatan tanah dalam
menahan beban.

1.3 Percobaan yang Dilakukan


1.3.1 Percobaan Sifat Fisis
Percobaan sifat fisis dapat dilakukan dengan:
a. Percobaan handbor
b. Percobaan kadar air tanah
c. Percobaan berat jenis tanah
d. Percobaan berat volume, angka pori dan derajat kejenuhan
e. Percobaan ukuran butir dengan hydrometer (hydrometer test)
f. Percobaan batas cair (liquid limit)
g. Percobaan batas plastis (plastic limit)
h. Percobaan batas susut (srinkage limit)
i. Percobaan ukuran butiran tanah dengan ayakan (sieve analisis test)
5

1.3.2 Percobaan Sifat Mekanis


Percobaan sifat mekanis dapat dilakukan dengan :
a. Percobaan geser langsung (direct shear test)
b. Percobaan geser triaxial (triaxial test)
c. Percobaan tekan bebas (unconfined compressive test)

1.4 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga
fase yaitu bahan-bahan padatan, cairan, dan gas.
2. Sifat fisis adalah karakteristik tanah yang diukur dan diteliti di laboraturium
dengan mengambil sampel tanah di lapangan. Sifat fisis tanah yang
dimaksud antara lain warna, tekstur, struktur, berat spesifik, kadar air,
konsistensi dan porositas.
3. Sifat mekanis adalah perilaku atau sifat tanah yang merupakan respon
tanah terhadap tegangan dan regangan yang dialami tanah dalam keadaan
yang paling ideal. Sifat mekanis tanah menunjukkan kekuatan tanah dalam
menahan beban. Percobaan sifat mekanis dapat dilakukan dengan :
a. Percobaan geser langsung (direct shear test)
b. Percobaan geser triaxial (triaxial test)
c. Percobaan tekan bebas (unconfined compressive test)

Anda mungkin juga menyukai