PEMBAHASAN
Darwin menjelaskan bahwa kehidupan di bumi berevolusi dari masa ke masa, dan
seleksi alam merupakan mekanisme yang menyebabkan hal itu terjadi. Ia juga menekankan
pentingnya perbedaan yang diwariskan antar individu. Seleksi alam tidak akan terjadi apabila
tidak ada perbedaan karakteristik antar individu. Namun, Darwin belum dapat menjelaskan
bagaimana suatu organisme mewariskan karakternya ke keturunannya. Sampai akhirnya
Gregor Mendel menemukan cara pewarisan sifat, yang mana menyatakan bahwa suatu
organisme mempunyai unit yang mewariskan sifat yaitu gen ke keturunannya.
1. Variasi Genetik
Karakter yang bervariasi dalam suatu populasi termasuk data diskrit atau
kuantitatif.Beberapa karakter ditentukan oleh satu lokus gen dengan alel yang berbeda yang
menghasilkan fenotipe yang berbeda. Variasi kuantitatif yang diwariskan biasanya dihasilkan
dari pengaruh dua gen atau lebih pada satu fenotipe.
2. Mutasi
Variasi timbul akibat mutasi, baik mutasi gen maupun mutasi kromosom. Terjadinya
mutasi gen menyebabkan terbentuknya alel baru. Alel baru ini merupakan sumber
terbentuknya variasi. Variasi dalam suatu populasi merupakan bahan mentah (raw materials)
terjadinya evolusi. Berdasarkan pengetahuan terbaru terdapat dua penyebab terjadinya variasi
genetis, yakni mutasi gen dan rekombinasi gen dalam keturunan. Perubahan frekuensi gen
dapat terjadi dalam waktu seketika. Bagaimanakah hal ini bisa terjadi? Dalam ilmu genetika,
dikenal adanya peristiwa mutasi dan rekombinasi. Kedua peristiwa tersebut memungkinkan
terjadinya variasi genetik dalam suatu populasi.
1. Setiap kromosom mengandung ribuan gen
2. Setiap individu mampu menghasilkan ribuan gamet dalam satu generasi
3. Banyaknya jumlah individu dalam setiap generasi.
a. Titik Mutasi
Sebuah titik dimana terjadi mutasi dapat menyebabkan dampak yang pada fenotipe.
Suatu organisme adalah refleksi dari ratusan organisme pada seleksi yang lalu, karenanya
Masih ingatkah kalian contoh-contoh abnormalitas fenotip yang disebabkan karena
fenotipe yang dipunyai secara umum sesuati dengan lingkungan. Hampir semua mutasi
bersifat sedikit merugikan. Kebanyakan DNA dari sel eukaryotik tidak mengkode protein
sebagai produknya, dan titik mutasi yang tidak terkode ini biasanya tidak berbahaya. Selain
itu, juga karena reduksi dari dari kode gen, meskipun titik mutasi pada gen menyandi suatu
protein, tidak akan ada efek pada fungsi protein dan komposisi asam amino tidak berubah.
Jika ada perubahan asam amino, maka tidak akan merubah bentuk dan fungsi protein.
Perubahan kromosom yang terhapus, terganggu, maupun tersusun ulang pada suatu
lokus kemungkinan akan berbahaya. Suatu gen yang utuh apabila mengalami mutasi yang
besarpun fenotipenya akan tetp netral. Pada kasus yang langka, penyusunan ulang kromosom
justru menghasilkan manfaat. Contohnya adalah translokasi pada satu kromosom ke
kromosom lain dapat menghubungkan segmen DNA untuk efek yang positif.
Sumber utama dari variasi adalah gen yang terduplikat secara salah saat meiosis,
kesalahan saat replikasi DNA, atau aktivitas dari elemen yang ditransfer. Duplikasi dari
segmen kromosom, seperti perubahan pada kromosom lainnya, biasanya berbahaya, namun
duplikasi dari bagian kecil DNA kemungkinan tidak. Duplikasi gen yang tidak memiliki efek
parah bisa bertahan lebih dari satu generasi, memungkinkan mutasi menjadi menumpuk.
Jawab:
3. Rekombinan
Rekombinasi gen merupakan mekanisme yang sangat penting dalam proses evolusi.
Proses rekombinasi gen terjadi melalui reproduksi seksual. Reproduksi yang terjadi secara
seksual akan menghasilkan variabilitas genetik karena terjadinya rekombinasi dari kedua
gamet induknya. Mutasi gen tunggal tidak selalu menimbulkan perubahan genotip yang
berarti, berbeda halnya jika mutasi didukung dengan rekombinasi. Rekombinasi meliputi hal-
hal sebagai berikut:
Populasi adalah sekumpulan individu dengan spesies yang sama yang hidup pada
tempat yang sama dan menghasilkan keturunan yang fertil. Populasi yang berbeda dapat
terisolasi secara geografik, sehingga kemungkinan dapat terjadi aliran gen. Aliran gen terjadi
pada alel. Apabila terdapat satu alel pada populasi tersebut maka, individu tersebut semuanya
akan akan homozigot. Apabila terdiri dari dua alel atau lebih, maka individunya dapat bersifat
heterozigot atau homozigot. Sehingga, memungkinkan munculnya komposisi gen baru pada
individu.
Hanyutan genetik, ingsut genetik, penyimpangan genetik, atau rambang genetik dalam
genetika populasi, merupakan akumulasi kejadian acak yang menggeser tampilan lungkang
gen (gene pool) secara perlahan dari keadaan setimbang, namun semakin membesar seiring
berjalannya waktu. Sebenarnya, istilah “genetik” kurang tepat dan yang lebih baik adalah
“alel“, karena yang sebenarnya terjadi adalah proses perubahan frekuensi alel suatu populasi
karena yang berubah adalah frekuensi dari alel-alel yang ada di dalam populasi yang
bersangkutan. Hanyutan genetik berbeda dari seleksi alam. Yang terakhir ini merupakan
proses tak acak yang memiliki kecenderungan membuat alel menjadi lebih atau kurang
tersebar pada sebuah populasi dikarenakan efek alel pada kemampuan individu beradaptasi
dan reproduksi. Genetic drift adalah lepasnya frekuensi alela secara kebetulan. Peristiwa ini
sangat berarti pada populasi yang sangat kecil. Kenyataannya 1 dari 2 alela mempunyai
peluang untuk lepas adalah kira-kira 0, 8%. Hilangnya gen selalu mempengaruhi frekuensi
alela pada beberapa tingkat tetapi pengaruh tersebut menurun pada populasi yang berukuran
besar. Karena itu dalam populasi kecil, kurang dari 100 individu hilangnya gen masih cukup
kuat pengaruhnya terhadap frekuensi alela, meskipun ada agenesia evolutif lain yang
berperanan pada saat itu juga terhadap perubahan frekuensi alela dalam arah yang berbeda.