Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A.Mutasi dan Reproduksi Seksual Menghasilkan Variasi Genetik yang Memungkinkan


Evolusi Terjadi

Darwin menjelaskan bahwa kehidupan di bumi berevolusi dari masa ke masa, dan
seleksi alam merupakan mekanisme yang menyebabkan hal itu terjadi. Ia juga menekankan
pentingnya perbedaan yang diwariskan antar individu. Seleksi alam tidak akan terjadi apabila
tidak ada perbedaan karakteristik antar individu. Namun, Darwin belum dapat menjelaskan
bagaimana suatu organisme mewariskan karakternya ke keturunannya. Sampai akhirnya
Gregor Mendel menemukan cara pewarisan sifat, yang mana menyatakan bahwa suatu
organisme mempunyai unit yang mewariskan sifat yaitu gen ke keturunannya.

1. Variasi Genetik

Setiap organisme mempunyai genotipe yang unik, terefleksikan kedalam fenotipe


tiap individu seperti bentuk wajah, tinggi, dan suara. Variasi individu terjadi untuk semua
spesies. Terdapat fenotipe yang dapat diamati secara langsung, namun ada juga fenotipe yang
hanya dapat diamati dalam keadaan molekuler. Contohnya yaitu golongan darah manusia.
Fenotipe adalah produk dari genotipe yang diwariskan dan dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan.

a. Variasi dalam Populasi

Karakter yang bervariasi dalam suatu populasi termasuk data diskrit atau
kuantitatif.Beberapa karakter ditentukan oleh satu lokus gen dengan alel yang berbeda yang
menghasilkan fenotipe yang berbeda. Variasi kuantitatif yang diwariskan biasanya dihasilkan
dari pengaruh dua gen atau lebih pada satu fenotipe.

Gambar 1. Variasi Pada Jengger Ayam


Lantas apakah hubungan atau kaitan antara variasi, evolusi, dan mutasi? Variasi
timbul akibat mutasi, baik mutasi gen maupun mutasi kromosom. Terjadinya mutasi gen
menyebabkan terbentuknya alel baru. Alel baru ini merupakan sumber terbentuknya variasi.
Variasi dalam suatu populasi merupakan bahan mentah (raw materials) terjadinya evolusi.
Berdasarkan pengetahuan terbaru terdapat dua penyebab terjadinya variasi genetis, yakni
mutasi gen dan rekombinasi gen dalam keturunan. Perubahan frekuensi gen dapat terjadi
dalam waktu seketika. Bagaimanakah hal ini bisa terjadi? Dalam ilmu genetika, dikenal
adanya peristiwa mutasi dan rekombinasi. Kedua peristiwa tersebut memungkinkan
terjadinya variasi genetik dalam suatu populasi.

b. Variasi diantara Populasi

Spesies juga mengalami variasi geografik, yaitu perbedaan komposisi genetik


untuk populasi yang terpisah. Misalnya adalah spesies tikus rumah (Mus musculus) yang
terpisahkan oleh pegunungan, mereka mempunyai karyotipe yang berbeda. Pada beberapa
populasi, kromosom aslinya ada yang bergabung. Pola dari kromosom yang bergabung
berbeda antara satu populasi dengan populasi yang lain. Karena tingkat perubahan kromoso
ini menghasilkan jumlah kromosom yang utuh, maka fenotipe yang dihasilkan tetap netral.
Oleh karena itu, biasanya perubahan gen ini terjadi lebih karena ketidaksengajaan dari pada
seleksi alam.

2. Mutasi

Variasi timbul akibat mutasi, baik mutasi gen maupun mutasi kromosom. Terjadinya
mutasi gen menyebabkan terbentuknya alel baru. Alel baru ini merupakan sumber
terbentuknya variasi. Variasi dalam suatu populasi merupakan bahan mentah (raw materials)
terjadinya evolusi. Berdasarkan pengetahuan terbaru terdapat dua penyebab terjadinya variasi
genetis, yakni mutasi gen dan rekombinasi gen dalam keturunan. Perubahan frekuensi gen
dapat terjadi dalam waktu seketika. Bagaimanakah hal ini bisa terjadi? Dalam ilmu genetika,
dikenal adanya peristiwa mutasi dan rekombinasi. Kedua peristiwa tersebut memungkinkan
terjadinya variasi genetik dalam suatu populasi.
1. Setiap kromosom mengandung ribuan gen
2. Setiap individu mampu menghasilkan ribuan gamet dalam satu generasi
3. Banyaknya jumlah individu dalam setiap generasi.

Mutasi ada yang bersifat menguntungkan dan merugikan. Mutasi yang


menguntungkan akan menghasilkan keturunan yang adaptif, sedangkan mutasi yang
merugikan merupakan mutasi letal dan akan menghasilkan keturunan yang kurang adaptif.
Mutasi letal biasanya terjadi pada letal dan akan menghasilkan keturunan yang kurang
adaptif. Mutasi letal biasanya terjadi pada individu homozigot resesif. Contoh mutasi gen
terjadi pada lalat buah (Drosophilla melanogaster), yakni ditemukannya seekor lalat jantan
yang bermata putih diantara anggota populasi yang kesemuanya bermata merah. Munculnya
gen yang menyebabkan warna mata putih ini kemudian dikenal sebagai mutasi gen. Pada
pengamatan selanjutnya ditemukan 5.000 ekor lalat mutan (mata putih) diantara 20 juta ekor
lalat yang diamati.
Hal ini menunjukkan bahwa munculnya gen baru tersebut diwariskan kepada
keturunannya. Contoh mutasi gen tersebut menggambarkan terjadinya perubahan populasi
organisme yang merupakan bagian dari proses evolusi. Selain mutasi gen, terdapat pula
peristiwa mutasi kromosom yang perubahannya lebih mencolok dibandingkan mutasi gen.
Pada mutasi kromosom perubahan dapat berupa perubahan jumlah kromosom ataupun
struktur kromosom.
Sumber utama dari alel baru adalah mutasi, yaitu perubahan pada urutan nukleotida
pada suatu DNA organisme. Mutasi layaknya tembakan pada kegelapan, yang mana tidak
bisa diprediksi dimana letaknya pada segmen DNA. Pada organisme multiseluler, hanya
mutasi yang terjadi pada sel gamet yang dapat diwariskan ke keturunannya.

a. Titik Mutasi

Sebuah titik dimana terjadi mutasi dapat menyebabkan dampak yang pada fenotipe.
Suatu organisme adalah refleksi dari ratusan organisme pada seleksi yang lalu, karenanya
Masih ingatkah kalian contoh-contoh abnormalitas fenotip yang disebabkan karena
fenotipe yang dipunyai secara umum sesuati dengan lingkungan. Hampir semua mutasi
bersifat sedikit merugikan. Kebanyakan DNA dari sel eukaryotik tidak mengkode protein
sebagai produknya, dan titik mutasi yang tidak terkode ini biasanya tidak berbahaya. Selain
itu, juga karena reduksi dari dari kode gen, meskipun titik mutasi pada gen menyandi suatu
protein, tidak akan ada efek pada fungsi protein dan komposisi asam amino tidak berubah.
Jika ada perubahan asam amino, maka tidak akan merubah bentuk dan fungsi protein.

b. Mutasi yang Merubah Susunan Gen

Perubahan kromosom yang terhapus, terganggu, maupun tersusun ulang pada suatu
lokus kemungkinan akan berbahaya. Suatu gen yang utuh apabila mengalami mutasi yang
besarpun fenotipenya akan tetp netral. Pada kasus yang langka, penyusunan ulang kromosom
justru menghasilkan manfaat. Contohnya adalah translokasi pada satu kromosom ke
kromosom lain dapat menghubungkan segmen DNA untuk efek yang positif.

Sumber utama dari variasi adalah gen yang terduplikat secara salah saat meiosis,
kesalahan saat replikasi DNA, atau aktivitas dari elemen yang ditransfer. Duplikasi dari
segmen kromosom, seperti perubahan pada kromosom lainnya, biasanya berbahaya, namun
duplikasi dari bagian kecil DNA kemungkinan tidak. Duplikasi gen yang tidak memiliki efek
parah bisa bertahan lebih dari satu generasi, memungkinkan mutasi menjadi menumpuk.

Masih ingatkah kalian contoh-contoh abnormalitas fenotip yang disebabkan karena


terjadinya mutasi kromosom? Salah satu contohnya adalah seseorang penderita Cri-du-Chat
yang kromosomnya mengalami delesi pada lengan pendek dari autosom no. 5. Penderita ini
memiliki suara tangisan mirip bunyi kucing, muka lebar, kedua mata letaknya berjauhan dan
mempunyai lipatan seperti pada Gambar 1.2 berikut.

Gambar 2. Sindrom Chi- Du - Chat


Untuk mengetahui angka laju mutasi, dapat dicontohkan dengan perhitungan seperti
berikut:
“Jumlah populasi spesies 300.000. Jumlah generasi spesies itu sebesar 6000, sedangkan
angka laju mutasi per gen 1 : 100 000. Jumlah gen yang mampu bermutasi dalam individu
1000. Perbandingan mutasi yang menguntungkan dan merugikan 1 : 1000.”
Berapakah mutasi gen yang menguntungkan selama spesies itu ada?

Jawab:

3. Rekombinan

Rekombinasi gen merupakan mekanisme yang sangat penting dalam proses evolusi.

Proses rekombinasi gen terjadi melalui reproduksi seksual. Reproduksi yang terjadi secara
seksual akan menghasilkan variabilitas genetik karena terjadinya rekombinasi dari kedua
gamet induknya. Mutasi gen tunggal tidak selalu menimbulkan perubahan genotip yang
berarti, berbeda halnya jika mutasi didukung dengan rekombinasi. Rekombinasi meliputi hal-
hal sebagai berikut:

a. Pembentukan individu heterozigot


b. Percampuran secara acak pada kromosom dari dua parental
c. Terjadinya pindah silang (crossing over)
B. Persamaan Hardy-Weinberg

Populasi adalah sekumpulan individu dengan spesies yang sama yang hidup pada
tempat yang sama dan menghasilkan keturunan yang fertil. Populasi yang berbeda dapat
terisolasi secara geografik, sehingga kemungkinan dapat terjadi aliran gen. Aliran gen terjadi
pada alel. Apabila terdapat satu alel pada populasi tersebut maka, individu tersebut semuanya
akan akan homozigot. Apabila terdiri dari dua alel atau lebih, maka individunya dapat bersifat
heterozigot atau homozigot. Sehingga, memungkinkan munculnya komposisi gen baru pada
individu.

Persamaan Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan genotipe pada


populasi akan konstan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Namun persamaan ini tidak
dapat dignakan pada bebagai konidisi. Terdapat syarat digunakannya persamaan Hardy-
Weinberg, yaitu apabila tidak terjadi mutasi, terjadinya perkawinan bebas, tidak terdapat
seleksi alam, jumlah populasi yang besar, dan tidak ada aliran gen. Persamaan Hardy-
Weinberg digunakan untuk mengetes apakah evolusi terjadi pada suatu populasi. Yang perlu
diingat adalah hasil dari persamaan Hardy-Weinberg adalah aproksimasi, yaitu jumlah
sebenarnya mungkin bebrbeda.

C. Hanyutan Genetik (Genetic drift)

Hanyutan genetik, ingsut genetik, penyimpangan genetik, atau rambang genetik dalam
genetika populasi, merupakan akumulasi kejadian acak yang menggeser tampilan lungkang
gen (gene pool) secara perlahan dari keadaan setimbang, namun semakin membesar seiring
berjalannya waktu. Sebenarnya, istilah “genetik” kurang tepat dan yang lebih baik adalah
“alel“, karena yang sebenarnya terjadi adalah proses perubahan frekuensi alel suatu populasi
karena yang berubah adalah frekuensi dari alel-alel yang ada di dalam populasi yang
bersangkutan. Hanyutan genetik berbeda dari seleksi alam. Yang terakhir ini merupakan
proses tak acak yang memiliki kecenderungan membuat alel menjadi lebih atau kurang
tersebar pada sebuah populasi dikarenakan efek alel pada kemampuan individu beradaptasi
dan reproduksi. Genetic drift adalah lepasnya frekuensi alela secara kebetulan. Peristiwa ini
sangat berarti pada populasi yang sangat kecil. Kenyataannya 1 dari 2 alela mempunyai
peluang untuk lepas adalah kira-kira 0, 8%. Hilangnya gen selalu mempengaruhi frekuensi
alela pada beberapa tingkat tetapi pengaruh tersebut menurun pada populasi yang berukuran
besar. Karena itu dalam populasi kecil, kurang dari 100 individu hilangnya gen masih cukup
kuat pengaruhnya terhadap frekuensi alela, meskipun ada agenesia evolutif lain yang
berperanan pada saat itu juga terhadap perubahan frekuensi alela dalam arah yang berbeda.

D. Aliran Gen (Gene flow)


Aliran gen atau gene flow merupakan pertukaran gen antar populasi, yang biasanya
merupakan spesies yang sama. Contoh aliran gen dalam sebuah spesies meliputi migrasi dan
perkembangbiakan organisme atau pertukaran serbuk sari. Transfer gen antar spesies meliputi
pembentukan organisme hibrid dan transfer gen horizontal.
Migrasi ke dalam atau ke luar populasi dapat mengubah frekuensi alel, serta
menambah variasi genetika ke dalam suatu populasi. Imigrasi dapat menambah bahan
genetika baru ke lungkang gen yang telah ada pada suatu populasi. Sebaliknya, emigrasi
dapat menghilangkan bahan genetika. Karena pemisahan reproduksi antara dua populasi yang
berdivergen diperlukan agar terjadi spesiasi, aliran gen dapat memperlambat proses ini
dengan menyebarkan genetika yang berbeda antar populasi. Aliran gen dihalangi oleh barisan
gunung, samudera, dan padang pasir. Bahkan bangunan manusia seperti Tembok Raksasa
Cina dapat menghalangi aliran gen tanaman.
Gene flow (alur gen), akibat adanya imigran yang dapat menambah alela baru
kedalam unggun gen suatu “deme”, sehingga dapat merubah frekunsi alela. Alur gen berarti
kisaran imigran mulai dari yang sangat rendah kesangat tinggi tergantung dari jumlah
individu yang datang dan seberapa banyak perbedaan genetik yang ada pada individu-
individu dalam “” deme” yang dapat bergabung. Bila tidak ada perbedaan yang banyak antara
“ deme- deme” dalam populasi yang besar, maka pergerakan individu dalam jumlah yang
sangat kecil diantara“ deme- deme” di pandang cukup kuat dapat menjaga frekuensi alela
tetap sama. Bagaimanapun juga bila informasi genetik sangat berbeda, imigrasi kecil
dapatmenghasilkan perubahan frekuensi alela yang sangat besar. Misalnya hibridisasi,
perkawinan dalam ( interbreeding) diantara individu- individu yang termasuk dalam spesies
yang dianggap berbeda mungkin saja terjadi. Hibridisasi semacam itu mugkin membawa
banyak alela baru kedalam populasi dan memungkinkan menjadi penyebab dimulainya
kecenderungan baru dalam evolusi penerima.
Banyak spesies yang terdiri dari penduduk lokal yang anggotanya cenderung untuk
berkembang biak di dalam kelompok. Setiap penduduk lokal dapat mengembangkan gen
yang berbeda dari yang lain penduduk lokal. Namun, anggota dari satu populasi dapat
berkembang
DAFTAR PUSTAKA
Spada.2011. Uraian Materi Evolusi Populasi. Di Akses 22 November 2019
http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/master/pluginfile.
Zannah Amalia Lailatul.2010. Makalah Evolusi Populasi. Di Akses 23 November 2019
https://www.academia.edu/35819258/

Anda mungkin juga menyukai