Anda di halaman 1dari 8

Nama : Doli Marito Sihotang

Nim : 190202044
Prodi : Ekonomi Pembangunan
Mata Kuliah : Pengantar Akuntansi II
UnIt : II (Dua)
Dosen : Muhammad Salman

PERBEDAAN PERPETUAL DAN PERIODIK

Dalam akuntansi perusahaan dagang, ada dua jenis metode


pencatatan dalam persediaan yang bisa dipilih oleh perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya, yaitu sistem perpetual dan periodik.

1.Metode Pencatatan Perpetual (Perpetual Inventory Method)

Perpetual (contoh soal persediaan sistem perpetual) adalah


metode pencatatan yang dilakukan secara terus menerus berdasarkan
transaksi bisnis perusahaan yang menyebabkan pemasukan,
pengeluaran persediaan barang, dan retur pembelian barang yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan. Metode ini disebut juga metode
buku karena setiap persediaan barang masuk dan keluar selalu dicatat
dalam pembukuan. Suatu perusahaan akan lebih mudah untuk
menyusun neraca (contoh soal neraca skontro) dan laporan laba rugi
(cara membuat laporan laba rugi) dengan metode ini karena pencatatan
dilakukan secara berkala dalam bentuk jurnal umum.
Setiap perusahaan bisa mengetahui persediaan yang sebenarnya
dengan mudah sehingga perusahaan tidak perlu melakukan perhitungan
fisik (stock opname) pada persediaan yang tersisa atau untuk menjamin
keakuratan pada pencatatan agar bisa mengetahui jumlah persediaan
barang akhir. Barang-barang yang bisa dicatat dengan metode
pencatatan perpetual adalah barang-barang dengan nilai jual tinggi serta
barang yang mudah dicatat pemasukan dan pengeluarannya dalam
gudang seperti mobil, furniture, dan peralatan rumah tangga.

2.Metode Pencatatan Periodik (Periodic Inventory Method)

Metode pencatatan periodik (contoh soal siklus akuntansi


perusahaan dagang metode periodik) bersifat sederhana dan mudah
untuk dilakukan karena pencatatan tentang pembelian dan penjualan
dibedakan satu sama lain. Catatan atas laporan keuangan tentang
pembelian dicatat dengan mendebet akun pembelian dan mengkredit
akun kas atau utang. Sedangkan pencatatan atas penjualan dicatat
dengan mendebet akun kas atau piutang dan mengkredit akun penjualan.
Perusahaan yang menerapkan metode pencatatan periodik akan lebih
sulit untuk mengetahui jumlah persediaan dalam waktu tertentu.
Perusahaan hanya mengetahui jumlah persediaan pada akhir periode
yang disebut persediaan barang akhir dengan melakukan perhitungan
fisik (stock opname) pada jumlah persediaan barang akhir.

Barang-barang yang dapat dicatat dengan metode pencatatan


periodik adalah barang-barang dengan nilai jual yang relatif lebih murah,
tetapi penjualannya sering dilakukan. Penyesuaian akhir periode
dilakukan dengan menutup persediaan barang awal dan mencatat
persediaan barang akhir yang telah dilakukan perhitungan fisik
sebelumnya. Penentuan saldo akhir pada metode pencatatan periodik
bisa dilakukan perhitungan, yaitu perhitungan nilai fisik persediaan
(stock opname) dikalikan dengan harga pokok penjualan pada satuan
barang. Harga pokok penjualan diperoleh dari data persediaan barang
awal dan data persediaan barang akhir.

TABEL PERBEDAAN SISTEM PERPETUAL DAN PERIODIK


Keterangan Sistem Periodik Sistem Perpetual
Penggunaan buku Tidak menggunakan, Menggunakan kartu
pembantu hanya catatan biasa persediaan barang
dagang
Pencatatan Transaksi Dilakukan hanya pada Dilakukan pada saat
saat pembelian barang melakukann pembelian
dagang saja dan penjualan barang
dagang
Nama akun perkiraan Dicatat pada akun Dicatatan pada akun
pada saat pembelian pembelian persediaan barang
dagang
Penyesuaian akhir Melakukan penyesuaian Tidak ada jurnal
periode akhir periode dengan penyesuaian pada akhir
menutup persediaan periode
barang dagan awal
dan mencatat
persediaan barang
dagang akhir hasil
perhitungan fisik

Berikut ini adalah jenis transaksi dan perlakuan akuntansi yang


terjadi di perusahaan dagang dengan menggunakan masing-masing
metode perpetual dan periodik.

Pembelian
Transaksi pembelian dilakukan agar perusahaan memiliki
persediaan barang dagangan untuk dijual. Terdapat dua metode dalam
pencatatan barang dagangan, yaitu sistem periodik dan sistem perpetual.
Hal ini membuat perbedaan juga dalam pencatatan akuntansi untuk
setiap transaksinya. Berikut ini pencatatan jurnal untuk transaksi
pembelian:

a. Pembelian secara tunai dengan pencatatan sistem persediaan


periodik

Pembelian (D) xxx

xx
Kas (K) x

b. Pembelian secara kredit dengan pencatatan sistem persediaan


periodik

Pembelian (D) xxx

xx
Utang Dagang(K) x

c. Pembelian secara tunai dengan pencatatan sistem persediaan


perpetual

Persediaan Barang Dagang (D) xxx

xx
Kas (K) x

d. Pembelian secara kredit dengan pencatatan sistem persediaan


perpetual:
Persediaan Barang Dagang (D) xxx

xx
Utang Dagang (K) x

Dari keempat jurnal di atas, kita dapat mengetahui perbedaan


pencatatan sistem perpetual dan sistem periodik. Sistem periodik akan
mencatat jumlah persediaan barang dagangan pada saat akhir periode
dengan melakukan perhitungan fisik. Sementara sistem perpetual akan
mencatat persediaan barang dagangan secara langsung pada akun
persediaan. Atas perbedaan yang terjadi maka di akhir periode pada
sistem periodik akan mencatat harga pokok penjualan sebagai berikut:

Harga Pokok Penjualan (D) xxx

xx
Pembelian (K) x

Penjualan

Perlakuan akuntansi pada perusahaan dagang untuk transaksi


penjualan hampir sama dengan transaksi pembelian. Pada sistem
perpetual, pencatatan penjualan ada dua buah jurnal yang harus dibuat.
Yaitu jurnal untuk mencatat penjualan dan jurnal untuk mencatat harga
pokok penjualan (HPP). Hal ini disebabkan sistem perpetual yang
pencatatannya langsung terhubung ke akun persediaan. Berikut ini
pencatatan jurnal untuk transaksi penjualan:

a. Pembelian secara tunai dengan pencatatan sistem persediaan


periodik
Kas (D) xxx

xx
Penjualan (K) x

b. Pembelian secara kredit dengan pencatatan sistem persediaan


periodik

Piutang Dagang (D) xxx

xx
Penjualan (K) x

c. Pembelian secara tunai dengan pencatatan sistem persediaan


perpetual

– Mencatat Penjualan

Kas (D) xxx

xx
Penjualan (K) x

– Mencatat HPP

HPP (D) xxx

xx
Persediaan Barang Dagangan(K) x

d. Pembelian secara kredit dengan pencatatan sistem persediaan


perpetual
– Mencatat Penjualan

Piutang Dagang (D) xxx

xx
Penjualan (K) x

– Mencatat HPP

HPP (D) xxx

xx
Persediaan Barang Dagang (K) x

Diskon dan Retur

Terkadang pada situasi tertentu seperti akhir tahun, atau jika ada
perayaan,  perusahaan biasanya mengadakan diskon. Selain itu, ada pula
pengembalian barang yang biasanya dilakukan oleh para pembeli karena
barang yang dibeli terdapat cacat atau ada ketidaksesuaian barang.
Pengembalian barang dagangan itu biasanya disebut dengan istilah
retur.  Adanya diskon dan retur yang diberikan juga harus dicatat dalam
jurnal. Berikut ini jurnal pencatatan untuk diskon dan retur:

– Mencatat diskon penjualan


Diskon Penjualan (D) xxx

xx
Piutang Dagang (K) x
– Mencatat retur dan potongan harga penjualan
Retur dan Potongan Penjualan (D) xxx

xx
Piutang Dagang (K) x

Persediaan Barang Dagang (D)

HPP (K)

– Mencatat retur dan potongan pembelian menggunakan sistem


persediaan perpetual
Utang Dagang (D) xxx

xx
Persediaan Barang Dagang (K) x

(Persediaan barang dagang dicatat pada kredit karena retur dan


potongan pembelian secara langsung mengurangi jumlah persediaan
barang dagangan).

– Mencatat retur dan potongan pembelian menggunakan sistem


persediaan periodik
Utang Dagang (D) xxx

xx
Retur dan Potongan Pembelian (K) x

Anda mungkin juga menyukai