Jiwa RBD Kelompok 7
Jiwa RBD Kelompok 7
OLEH :
KELOMPOK 7
A11-A
PencederaanDir
Adaptif Maladaptif
i
7. Penatalaksanaan
Pertolongan pertama biasanya dilakukan secara darurat atau di
kamar pertolongan darurat di RS, di bagian penyakit dalam atau bagian
bedah. Dilakukan pengobatan terhadap luka-luka atau keadaan
keracunan, kesadaran penderita tidak selalu menentukan urgensi suatu
tindakan medis. Penentuan perawatan tidak tergantung pada faktor sosial
tetapi berhubungan erat dengan kriteria yang mencerminkan besarnya
kemungkinan bunuh diri. Bila keadaan keracunan atau terluka sudah
dapat diatasi maka dapat dilakukan evaluasi psikiatri. Tidak ada
hubungan beratnya gangguan badaniah dengan gangguan psikologik.
Penting sekali pengobatannya untuk menangani gangguan mentalnya.
Untuk pasien dengan depresi dapat diberikan terapi elektro konvulsi,
obat-obat anti depresan dan psikoterapi.
C. Bagan Masalah
1. Pohon Masalah
Resiko Perilaku
Kekerasan Akibat
ResikoBunuhDiri
1. Pengkajian
1. Identitas klien
Identitas meliputi ruangan rawat, inisial pasien, umur, pekerjaan,
pendidikan, tanggal rawat, tanggal pengkajian, nomer RM, status, dan
informan.
2. Alasan masuk RSJ
Disesuaikan dengan kondisi pasien.Biasanya pasien yang mengalami
resiko bunuh diri masuk RSJ dengan alasan mengungkapkan perasaan
sedih, marah, putus asa, tidak berdaya dan memberikan isyarat verbal
maupun non verbal mengenai keinginannya untuk bunuh diri.
3. Faktor Predisposisi
Pasien dengan resiko bunuh diri mungkin memiliki riwayat keluarga
yang mengalami gangguan jiwa, pernah mengalami gangguan jiwa di
masa lalu dengan pengobatan yang kurang berhasil, pengalaman masa
lalu yang tidak menyenangkan, dan lain sebagainya.
4. Fisik
Kaji TTV pasien, TB, keluhan fisik yang mungin terjadi seperti tidak
nafsu makan, merasa lemas,
5. Psikososial
Gambarkan genogram keluarga pasien, kaji konsep diri pasien yang
terdiri dari citra tubuh, identitas, peran, ideal diri,dan harga diri,
hubungan sosial dengan orang terdekat/masyarakat serta kehidupan
spiritual. Pada pasien dengan resiko bunuh diri dengan penyebabnya
harga diri rendah, pasien akan memperlihatkan konsep diri yang buruk
missal perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri
sendiri, merendahkan martabat dengan menyatakan saya tidak bisa/saya
tidak mampu/saya orang bodoh/tidak tahu apa-apa, menarik diri,
percaya diri kurang, dan mencederai diri akibat harga diri yang rendah
disertai harapan yang suram dan akhirnya mungkin klien ingin
mengakhiri kehidupannya.
6. Status mental
Perlu dikaji penampilan pasien, gaya bicara, aktivitas motorik, alam
perasaan, afek, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi
pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan berhitung,
kemampuan penilaian, dan daya tilik diri. Pada pasien dengan resiko
bunuh diri mungkin akan tampak penampilan tidak rapi, gaya bicara
lambat, aktivitas motorik lesu, alam perasaan sedih dan putus asa,
interaksi selama wawancara kurang dan lebih banyak membisu.
7. Kebutuhan persiapan pulang
Perlu dikaji kesiapan pasien saat pulang mencakup kebutuhan ADL,
istirahat tidur, penggunaan obat, pemeliharaan kesehatan, aktivitas
dalam rumah dan luar rumah.
8. Mekanisme koping
Pada pasien dengan resiko bunuh diri biasanya memiliki koping
maladaktif yakni dengan berusaha mencederai diri atau orang lain
9. Masalah psikososial dan lingkungan
Kaji masalah pasien terhadap pelayanan kesehatan yang didapat,
dukungan kelompok, lingkungan, pendidikan, perumahan, dan
ekonomi. Mungkin pada pasien resiko bunuh diri akan tampak masalah
dengan dukungan kelompok serta lingkungan dimana pasien tidak
percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain karena selalu
mengganggap dirinya tidak bisa, tidak mampu dan lain sebagainya.
10. Kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa/faktor
presipitasi/koping/penyakit fisik/obat-obatan.
11. Aspek medik
Berisi diagnosa medik serta terapi medik yang didapatkan oleh pasien.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko bunuh diri
Harga diri rendah
Isolasi sosial
Risiko perilaku kekerasan
3. Intervensi
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Risiko bunuh TUM : 1. Setelah …x… 1. Bina hubungan saling
diri Pasien tidak interaksi klien percaya dengan
mencederai menunjukkan tanda- menggunakan prinsip
diri sendiri tanda percaya pada komunikasi terapeutik
perawat : :
Ekspresi wajah
TUK 1 : Sapa pasien dengan
bersahabat
Pasien dapat nama baik verbal
Menunjukkan rasa
membina maupun non verbal
senang
Perkenalkan diri
hubungan Ada kontak mata dengan sopan
Mau berjabat Tanyakan nama
saling percaya
tangan lengkap pasien dan
Mau menyebutkan nama panggilan
nama pasien
Mau menjawab Jelaskan tujuan
salam pertemuan
Mau duduk Jujur dan menepati
berdampingan janji
dengan perawat Tunjukkan simpati
Mau empati dan
mengutarakan menerima pasien
masalah yang apa adanya
dihadapi Berikan perhatian
pada pasien dan
perhatian
kebutuhan dasar
TUK 2 : 2. Dalam ....x…. 2.1 Jauhkan pasien dari
Pasien dapat interaksi pasien dapat benda-benda yang
terlindung terlindung dari membahayakan
2.2 Tempatkan pasien
dari perilaku perilaku bunuh diri
di ruangan yang
bunuh diri
tenang dan selalu
terlihat oleh
perawat
2.3 Awasi pasien secara
ketat setiap saat
TUK 3 : 3. Dalam ....x…. 3.1 Dengarkan keluhan
Pasien dapat interaksi pasien dapat yang dirasakan
mengekspresi mengekspresikan pasien
3.2 Bersikap empati
kan perasaannya
untuk
perasaannya
meningkatkan
ungkapan keraguan,
ketakutan, dan
keputusasaan
3.3 Beri waktu dan
kesempatan untuk
menceritakan arti
penderitaannnya
3.4 Beri dukungan pada
tindakan atau
ucapan pasien yang
menunjukkan
keinginan untuk
hidup
TUK 4 : 4. Dalam ....x…. 4.1 Bantu untuk
Pasien dapat interaksi pasien dapat memahami bahwa
meningkatkan meningkatkan harga pasien dapat
harga diri diri mengatasi
keputusasaannya
4.2 Kaji dan kerahkan
sumber sumber
internal individu
4.3 Bantu
mengidentifikasi
sumber-sumber
harapan (misal :
hubungan antar
sesama, keyakinan,
hal-hal untuk
diselesaikan)
TUK 5 : 5. Dalam …x…. 5.1 Ajarkan
Pasien dapat interaksi pasien mengidentifikasi
menggunakan dapat menggunakan pengalaman-
koping yang koping yang adaptif pengalaman yang
adaptif menyenangkan
5.2 Bantu untuk
mengenali hal-hal
yang ia cintai dan
yang ia sayangi dan
pentingnya
terhadap kehidupan
orang lain
5.3 Beri dorongan
untuk berbagi
keprihatinan pada
orang lain
4. Implementasi
Pasien Keluarga
SP 1 SP 1
1. Mengidentifikasi benda-benda yang 1. Mendiskusikan masalah yang
dapat membahayakan pasien dirasakan keluarga dalam merawat
2. Mengamankan benda yang dapat
pasien
membahayakan pasien 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
3. Mengajarkan cara mengendalikan
gejala risiko bunuh diri dan jenis
dorongan bunuh diri
perilaku bunuh diri yang dialami
4. Melatih cara mengendalikan
pasien beserta proses terjadinya
dorongan bunuh diri
3. Menjelaskan cara merawat pasien
bunuh diri
SP II SP II
1. Mengidentifikasi aspek positif 1. Melatih keluarga mempraktikan
pasien cara merawat pasien dengan risiko
2. Mendorong pasien berfikir positif
bunuh diri
3. Mendorong pasien menghargai diri
2. Melatih keluarga melakukan cara
sendiri
merawat langsung pasien risiko
bunuh diri
SP III SP III
1. Mengidentifikasi pola koping yang 1. Membantu keluarga membuat
dapat diterapkan jadwal aktivitas dirumah termasuk
2. Menilai pola koping yang dapat
minum obat (perencanaan pulang)
dilakukan 2. Menjelaskan kepada keluarga
3. Mengidentifikasi dan mendorong
setelah pulang
pasien memilih pola koping yang
kontruktif
4. Menganjurkan pasien menggunakan
pola koping yang kontruktif
SP IV SP IV
1. Membuat rencana masa depan yang 1. Evaluasi SP 1, 2, 3
2. Latih langsung ke pasien
realistis
2. Mengidentifikasi cara mencapai 3. RTL keluarga seperti follow up dan
masa depan yang realistis rujukan
3. Memberi dorongan melakukan
kegiatan dalam rangka meraih masa
depan yang realistis
5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada klien (Keliat, dkk 2009). Hasil yang ingin
dicapai pada pasien dengan resiko bunuh diri yaitu :
Pasien dapat membina hubungan saling percaya
Pasien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri
Pasien dapat mengekspresikan perasaannnya
Pasien dapat meningkatkan harga diri
Pasien dapat menggunakan koping yang adaptif
Pasien dapat menggunakan dukungan sosial
Pasien dapat menggunakan obat dengan tepat
DAFTAR PUSTAKA
Prabowo, Eka. 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta
: Nuha Medika.
Fitria dan Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan
Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP & SP)
untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S1
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Keliat. dkk., 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC.
Tim Dosen Keperawatan STIKes Wira Medika Bali. 2019. Buku Panduan Skill
Lab Mahasiswa Reguler Ilmu Keperawatan Semester IV. Denpasar :
STIKes Wira Medika Bali.