Anda di halaman 1dari 3

a.

Struktur Sosial dan Anomie

Ketertarikan ilmiah pada anomie sebagai penyimpangan sosial terlihat jelas dalam
penelitian Institute for Scientific Information, Philadelphia, US. Terhitung sejak tahun 1985-an
karya-karya terkait sangat banyak dipublikasi maupun dikutip. Diantara karya-karya intinya
adalah untuk pertama kali karya datang dari sosiolog Merton yang berjudul “Struktur Sosial dan
Anomie” (SS & A), diterbitkan pada tahun 1938 dalam American Sociological Review.
Kemudian, Sosiolog Stephen Cole dari State University of New York memberi komentar bahwa
teori dari Merton tersebut memungkinkan lebih banyak dikutip dan dicetak ulang daripada paper
sosiologi lainnya. Lebih dari 200 kutipan pada tahun 1955 dapat ditemukan dalan Science
Citation Index (SCI) dan tahun 1966 dalam Social Sciences Citation Index (SSCI). Hal ini
terlihat pada tabel dibawah ini yakni historiografi tentang bidang penelitian anomie dalam
beberapa tahun terakhir.

Lebih lanjut, sebagaimana yang dicatat oleh Merton, bahwa teorinya tentang anomie
didasarkan pada analisis terhadap perilaku menyimpang dari pola perilaku yang direncanakan
dan pencariannya terhadap penjelasan terkait bagaimana frekuensi perilaku menyimpang itu
bervariasi dalam struktur sosial yang berbeda dan bagaimana bisa terjadi bahwa penyimpangan
itu memiliki bentuk serta pola yang berbeda dalam struktur sosial yang berbeda pula. Kompenen
kunci dalam formulasi Merton adalah tipologi adaptasi individu yang mengalami
ketidakseimbangan antara tujuan budaya dan akses cara yang sah untuk mencapainya. Merton
sendiri mencirikan lima jenis perilaku adaptif dan memberikan catatan keras bahwa kategorinya
tersebut merujuk pada perilaku peran secara spesifik dengan jenis situasinya, bukan terhadap
kepribadian. Ia juga mengamati kategorinya tidak bersifat mutlak dan bahwa kemungkinan orang
akan bergeser dari satu alternatif yang lain karena mereka terlibat dalam kegiatan sosial yang
berbeda. Lihat pada tabel di bawah ini, untuk penjelasan lebih lanjut terkait tipologi Merton yang
merangkum mode adaptasi yang direproduksi dari Sosial struktur dan Anomie.

Pertama dari kategori ini adalah conformity, melibatkan penerimaan keduanya antara
tujuan budaya yang berlaku dan cara mencapai yang disetujui. Dalam masyarakat yang stabil,
Merton mengatakan bahwa sejauh ini adalah adaptasi yang paling umum. Kemudian,
“Innovation” terjadi ketika individu menerima tujuan budaya tetapi mengambil pendekatan
alternatif untuk mencapainya.

Selanjutnya “Ritualism” yakni kombinasi antara pengabaian terhadap tujuan budaya dengan
keterikatan yang terlalu mendalam terhadap cara yang disetujui secara sosial untuk mencapainya.
Akibatnya, individu mengurangi tingkat aspirasinya untuk realistis dan pada saat yang sama,
mereka terus mematuhi agama sesuai aturannya. Kemudian, “Retretism’’ atau seringkali dikenal
dengan istilah ’’Dropping Out’’, untuk ini diperlukan penolakan terhadap tujuan budaya dan cara
yang disetujui untuk mencapainya. Terakhir, yakni ‘’Rebellion’’, mengandaikan keterasingan dari
tujuan yang bersifat memerintah dan standar. Serta bertujuan untuk mewujudkan sebuah struktur
sosial dimana standar keberhasilan budaya akan dimodifikasi secara tajam dan ketentuan akan
dibuat untuk lebih dekat korespondensi antara jasa, usaha, dan penghargaan.

b. The Place of SS & A Today

Stephen Cole menulis bahwa teori merton menentukan dalam melihat bagaimana jenis
masyarakat tertentu dan lokasi dalam masyarakat menghasilkan motivasi untuk melakukan
perilaku menyimpang (deviant). Ia pun juga mencatat bahwa teori anomie adalah mungkin teori
yang dominan di bidang penyimpangan (deviance) pada akhir tahun 1960-an. Namun, sejak saat
itu, Cole mengatakan bahwa penelitian di bidang penyimpangan (deviance) telah bergeser dari
penekanan pada anomie. Selama tahun 1950-an dan 1960-an kenakalan remaja dipandang
sebagai masalah mendesak oleh para peneliti deviance. Selain itu, pemerintah federal menuntut
agar program terkait “tindakan kenakalan” yang didanainya juga memiliki kompenen penelitian
dan dibimbing oleh beberapa orientasi teoritis. Konsekuensi logisnya adalah Teori Anomie
Merton dimanfaatkan oleh banyak ilmuwan sosial yang terlibat dalam proyek seperti itu. Disitu
ada.. terjadi penurunan relatif pada minat kejahatan dan kenakalan dan sangat meningkatnya
minat pada bentuk-bentuk penyimpangan lain, seperti perilaku menyimpang yang melibatkan
seks atau narkoba. Penurunan relatif dalam penggunaannya teori Anatomi Merton tersebut
mungkin dapat diartikan sebagian hasil dari akhir dominasinya, perhatian utama dengan
kenakalan.

Anda mungkin juga menyukai