MAKALAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Penyelesaian Program Studi Strata Dua (S.2) untuk
Memperoleh Gelas Magister Pendidikan (M.Pd)
Oleh
AHMAD MOHAMAD SYAFII
NIM : 162520084
0
1
ABSTRAK
1. Pendahuluan
Permasalahan seputar pengembangan model pendidikan pondok pesantren dalam
hubungannya dengan peningkatan sumber daya manusia merupakan isu faktual dalam arus
perkembangan kepesantrenan kontemporer, maraknya isu seputar itu tidak bisa dilepaskan
dari realitas empirik keberadaan pesantren saat ini yang dinilai kurang mampu
mengoptimalisasikan potensi yang dimilikinya.1 Hal ini tidak lain karena perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan manajemen SDM masyarakat menimbulkan tuntutan yang
semakin tinggi terhadap standar pendidikan.2
Stigma negatif terhadap kualitas pesantren ini tidaklah mengherankan apabila dilihat
dari data statistik SDM pesantren yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia pada tahun 2017, dari jumlah tenaga pendidik
pesantren di Indonesia jika dilihat berdasarkan kualifikasi pendidikan, berpendidikan kurang
dari S1 sebanyak 108.816 orang (70,99%), berkualifikasi pendidikan S1 sebanyak 42.019
orang (27,42%), dan berkualifikasi pendidikan S2 atau lebih berjumlah 2.441 orang
(1,59%).Dari data tersebut, terlihat bahwa kualifikasi pendidikan pendidik di pondok
pesantren masih harus ditingkatkan, karena tercatat kualifikasi pendidikan kurang dari S1
mencapai 71,99%, hanya 28,01% yang berpendidikan S1 atau diatasnya. Oleh karena itu perlu
terus ditingkatkan program peningkatan SDM khususnya tenaga pendidik di pondok
pesantren, paling tidak peningkatan kualifikasi minimal S1, agar kualitas pendidikan di
pondok pesantren semakin baik.3
Untuk memenuhi tuntutan yang semakin tinggi itu, seringkali para pengelola lembaga
pendidikan Islam tidak memiliki kemampuan, baik kemampuan yang menyangkut sumber
daya manusia maupun kemampuan finansialnya. Oleh karena itu, tidak heran muncul slogan
“la yahya wala yamutu” hidup enggan mati tidak mau, tidak berdaya dan tidak bermutu,
sebagai cermin keadaan lembaga pendidikan saat ini yang memprihatinkan.4
2. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Tinjauan Definisi
Manajemen berasal dari bahasa Inggris management dengan kata kerja to manage,
diartikan secara umum sebagai mengurusi. Selanjutnya definisi manajemen berkembang lebih
lengkap. Lauren A. Aply seperti yang dikutip Tanthowi menerjemahkan manajemen sebagai
“The art of getting done though people” atau seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. 5 Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.6
Setelah menelaah berbagai pengertian tentang manajemen yang dikemukakan oleh para
ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen adalah kegiatan seseorang
dalam mengatur organisasi, lembaga atau sekolah yang bersifat manusia maupun non
manusia, sehingga tujuan organisasi, lembaga atau sekolah dapat tercapai secara efektif dan
efisien.7
1
Sulthon Masyhud dan Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren Jakarta: Diva Pustaka, 2003,
hal. 8.
2
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam Malang: Erlangga, 2007, hal. 43.
3
Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah Madin, Taman Pendidikan
Qur‟an TPQ Tahun Pelajaran 2011-2012, hal.76–77.
4
Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah Madin, Taman Pendidikan
Qur‟an TPQ Tahun Pelajaran 2011-2012, hal. 44.
5
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam Cet. I; Yogyakarta: Penerbit Teras, 2009, hal.8.
6
Malayu, S. p Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi Cet.VII; Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2005, hal. 1.
7
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, hal.11.
3
MSDM adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan
peranan manusia dalam organisasi perusahaan. Manajemen SDM merupakan hal-hal yang
mencakup tentang pembinaan, penggunaan dan perlindungan sumber daya manusia baik yang
berada dalam hubungan kerja maupun yang berusaha sendiri. 8
Menurut Drs. Malayu S. P Hasibuan dalam bukunya, mendefinisikan MSDM sebagai
ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.9
Menurut Gauzali, MSDM merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan organisasi, agar
pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability), agar keterampilan (skill) mereka sesuai
dengan tuntutan pekerjaan yang mereka lakukan.10 Sedangkan menurut Edwin B. Flippo,11
MSDM adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dari pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian karyawan,
dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan individu, karyawan, dan masyarakat.
MSDM adalah suatu hal yang berkaitan dengan pendayagunaan manusia dalam
melakukan suatu pekerjaan untuk mencapai tingkat maksimal atau efektif dan efisien dalam
mewujudkan tujuan yang akan dicapai dalam perusahaan, seorang karyawan dan juga
masyarakat.
2.a.Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya manusia (MSDM)
Sedarmayanti mengemukakan berkaitan tentang ruang lingkup manajemen sumber
daya manusia (SDM) berdasarkan masa pelaksanaannya dan tugas pengembangan, ke
dalam beberapa bagian di antaranya sebagai berikut:12
a. Pre Service Training (Pelatihan Pra Tugas)
Pelatihan yang diberikan kepada calon karyawan yang akan memulai untuk
bekerja, atau karyawan baru yang bersifat pembekalan, agar mereka dapat
melaksanakan tugas yang nantinya dibebankan kepada mereka.
b. In Service Training (Pelatihan dalam Tugas)
Pelatihan dalam tugas yang dilakukan untuk karyawan yang sedang bertugas
dalam organisasi dengan tujuan meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan
pekerjaan.
c. Post Service Training (Pelatihan Purna atau Pasca Tugas)
Pelatihan yang dilaksanakan organisasi untuk membantu dan mempersiapkan
karyawan dalam menghadapi pensiun.
2.b.Hakikat Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen SDM adalah proses dan upaya untuk merekrut, mengembangkan,
memotivasi, serta melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap sumber daya manusia
(SDM) yang dibutuhkan perusahaan dalam mencapai tujuan.
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu untuk mengatur hubungan dan
peran tenaga kerja secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan utama perusahaan.
Manajemen SDM merupakan kajian bidang ilmu manajemen
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen umum yang
memfokuskan diri pada sumber daya manusia atau personalia. Berikut ini akan disajikan
pengertian dari manajemen sumber daya manusia menurut para ahli, diataranya adalah:
8
Basir Barthos, Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan Makro, Cet. IX; Jakarta: Bumi
Aksara, 2012, hal. 1.
9
Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, hal. 10
10
M. Kadarisman, Manajemen Pengembangan Smber Daya Manusia, Cet. II; Jakarta: Rajawali Pers,
2013, hal. 5.
11
Dominikus Dolet Unaradjan, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Unika Atma Jaya. hal. 12.
12
M. Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, hal. 31.
4
13
R. Wayne Mondy, Manajemen Sumber Daya Manusia , 10 ed., terj. Bayu Airlangga 1. Jakarta:
Erlangga, 2008, hal. 209.
14
Alex S. Nitisemito, Manajemen Personalia, Jakarta: Graha Indonesia, 1996, hal. 143.
15
Edwin B. Flippo, Principles of Personnel Management, McGraw-Hill: 1976 hal. 85.
16
M. Manullang, Dasar-Dasar Management, Deli: 2006, hal. 201.
17
Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Sisdiknas Sistem Pendidkan Nasional 2003 UU RI No. 20 Th.
2003. Jakarta: Sinar Grafika, 2003, hal. 102.
5
tenaga kependidikan yang baik menjadi kebutuhan nyata lembaga pendidikan di tengah
tuntutan dunia pendidikan yang semakin kompleks. Untuk lebih memahami makna dari
kompetensi, berikut akan dijelaskan beberapa pendapat dari pakar pendidikan,
diantaranya adalah:18
Sudarmanto 19 mengutarakan bahwa kompetensi merupakan suatu atribut untuk
membentuk SDM yang berkualitas dan unggul. Atribut tersebut adalah kualitas yang
diberikan pada orang atau benda, yang mengacu pada karakteristik tertentu yang
diperlukan untuk dapat melaksanakan pekerjaan secara efektif. Atribut tersebut terdiri
atas pengetahuan, keterampilan, dan keahlian atau karakteristik-karakteristik tertentu.
Pernyataan yang berbeda disampaikan oleh Lynn, “competence my
range from recall and understanding of fact and concepts, to advanced motor sklill, to
teaching behaviors and profesional values”. Kompetensi dapat meliputi
pengulangan kembali fakta dan konsep untuk meningkatkan keahlian, perilaku dalam
pembelajaran, dan nilai-nilai profesional.20
Pernyataan yang lebih detail diungkapkan oleh E. Mulyasa, ia mengungkapkan
bahwa kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Melihat berbagai pengertian tentang kompetensi di atas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kompetensi adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang yang
merupakan gabungan dari penguasaan keilmuan, keterampilan, nilai-nilai, dan sikap yang
direfleksikan dalam kemampuan berfikir dan perilakunya.
18
Redaksi Transmedia Pustaka, Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen dilengkapi Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta:
Transmedia Pustaka. 2007, hal. 64.
19
Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM Teori, Dimensi Pengukuran dan
Implementasi dalam Organisasi .Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009, hal. 45.
20
Hasan Basri, S Tatang, Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2015, hal. 133.
89
Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jakarta,
2008, hal: 1084.
22
Asrohah, Pelembagaan Pesantren Asal usul dan Perkembangn Pesantren Di Jawa,tb. hal,30.
6
23
Amir Hamzah Wiryosukarto, et al.,Biografi KH. Imam Zarkasih dari Gontor MerintisPesantren
ModernPonorogo: Gontor Press, 1996, h. 51
24
Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi; Esai-esai PesantrenCet. I; Yogyakarta:KIS, 2001, h. 17.
25
Djamaluddin, & Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung, 1998, hal:
99.
26
Saiful Akhyar Lubis, Konseling Islami Kyai dan Pesantren, Yogyakarta, ELSAQ Press, 2007, hal. 169.
27
Hamdan Rasyid, Bimbingan Ulama; Kepada Umara dan Umat, Jakarta: Pustaka Beta, 2007, hal. 18.
7
33
Yasmadi, Modernisasi Pesantren: Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional,
Jakarta: Ciputat Press ,2005, hal. 61.
34
Santri mukim adalah santri yang menetap di pondok, biasanya diberikan tanggung jawab mengurusi
kepentingan pondok pesantren. Bertambah lama tinggal di Pondok, statusnya akan bertambah, yang biasanya
diberi tugas oleh kyai untuk mengajarkan kitab-kitab dasar kepada santri-santri yang lebih junior. Santri kalong,
yakni santri yang selalu pulang setelah selesai belajar atau kalau malam ia berada di pondok dan kalau siang
pulang kerumah, lihat di Harun Nasutionet. al, Ensiklopedia Islam, Jakarta: Depag RI, 1993, hal. 1036.
35
Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren; Sebuah Potret Perjalanan …, hal. 19.
36
Hasbullah, Dasar–Dasar Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999, hal. 142.
9
37
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Millennium Baru, Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 2002, Cet ke-IV, hal. 111.
38
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru,… hal. 111.
39
Sururin, Kitab Kuning: Sebagai Kurikulum di Pesantren, Jurnal, hal. 2.
40
Yasmadi. Modernisasi Pesantren; Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional,
Jakarta: Ciputat Press, 2005, hal. 90.
10
41
Amrizal, Eksistensi Tradisi Kajian Kitab Kuning Dalam Lingkup Perubahan Sosial Studi Kasus Di
Pesantren Darun Nahdhah, Darel Hikmah, Dan Babussalam, Riau: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau, hal. 26-28.
42
Ahmad Barizi, Holistika Pemikiran Pendidikan A. Malik Fadjar Jakarta: Rajawali Pers, 2005, hal. 188.
43
E. Mulyasa, E. , Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, hal. 42.
11
1. Kerangka Teori
44
Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren dan Pendidikan Alternatif Masa Depan, Jakarta: Gema
Insani, 1997, hal. 25.
12
45
Data diakses melalui web site resmi Yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman, www.nuruliman.or.id pada
tanggal 26 Agustus 2019.
13
Dari temuan berikut peneliti memberikan masukan bagi pesantren ini agar dalam
proses rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan hendaklah lebih selektif baik diplin
ilmu agama maupun limu umum agar pendidiakn dipesantren modern Nurul iman ini
bisa maju dan berkualitas kemudian selain itu juga harus adanya penempatan tenaga
bagi pendidikan lebih diprioritaskan bagi SDM yang unggul saja tentuanya denga
rekomendasi dari barbagai pihak.
4.d.Pengembangan dan Pelatihan SDM tenaga pendidik dan kependidikan di Pondok
Pesantren Modern Nurul Iman.
Setelah melihat kegiatan pengembangan dan pelatihan yang ada disetiap
tingkatan pendidikan yang ada dipesantren peneliti menyimpulakan bahwa kegitan
pelatihan yang dilakukan untuk tenaga pendidik dan kependidikan sangatalah bagus
ekali dan tidak kalah dengan yang ada diluar pesantren tentunya dengan narasumberyng
ada baik dari kalangan sendiri maupun dari luar hal ini dibuktikan dengan perngkat
pembelajaran yang dimilki oleg guru guru sangatlah lengkap dan rapih. Akan tetapi
yang menjadi masukkan dalam kegiatan ini adalah bagaiman kegiatan ini bisa berjalan
dengan maksimal tentunya dengan kehadiran guru guru yang ada karena da bebrapa
guru yang memang jarang hadir da nada juaga yang masih acuh takacuh semau mereka.
keadaan yang sangat nyaman karena seluruh tuigasnya sudah dikerjakan oleh
mahasiswa atau santri junior.
pembelajaran juga sehingga tidak monoton hanya membahas pada administrasi dan
perangkat pembelajaran saja seperti haknya pada table kegiatan diatas. Ketiga,
kegiatan pengembangan dan pelatihan hendaknya mengundang para narasumber dari
kalangan akademisi dan praktisi sehingga ada variasi kegiatan pelatihan tersebut.
e. Sistem Evaluasi Kinerja SDM tenaga pendidik dan kependidikan di Pondok
Pesantren Modern Nurul Iman.
Setelah melakukan observasi dan melihat serta mengambil data tentang system
evaluasi kinerja SDM peneliti menemukan ada beberapa hal yang masih belum
berjalan dengan maksimal. Pertama, alokasi waktu yang diberikan kepada tim
supervisor masih dangat terbatas, akhirnya kegiatan tersebut tidak merata bahkan ada
yang terlewat dan hal ini sangatlah berdampak pada yang lain dan akhirnya kegiatan
ini hanya akan menjadi formalitas saja. Kedua,hendaknya dalam menetukan
supervisor diambil dari guru-guru yang lebih senior dan berkompeten dalam
melakukan kegiatan supervisi dengan membuatkan SK penugasan serta adanya
jadwal yang ditetapkan pelaksanaannya. Ketiga, harusnya adanya feedback setelah
kegiatan supervisi dilaksanakan denga pemanggilan ataupun pemantauan secara
berkelanjutan sehingga bukan hanya tugas kurikulum saja dam menilai kinerja dalm
kesehariannya akan tetapi semua pihak akan terlibat dalam meningkatkan mutu
pembelajaran dilingkungan pesantren moden Nurul Iman.
Itulah bebrapa hal yang menjadi catatan temuan atau masalah yang sampai
sekarang terjadi dilingkungan pesantren dan sekaligus menjadi pembahasan dan
masukan bagi lembaga ini.
5. Penutup
Manajemen SDM tenaga pendidik dan kependidikan di Pondok Pesantren Modern
Nurul Iman Parung Bogor, telah dibahas dalam tesis ini dan dapat disimpulkan, sebagai
berikut:
a. Desain manajemen SDM tenaga pendidik dan kependidikan di Pondok Pesantren Modern
Nurul Iman di Pondok pesantren dimulai dari usia dini dengan dibantu oleh guru mata
pelajaran serta dengan kurikulum yang telah ditetapkan dan penguasaan skill pada
bidangnya masing masing sehingga ketika para SDM yang nantinya akan menjadi tenaga
pendidik dan kependidikan sudah sangat siap sekalipun lulusan mereka tidak linier
dengan mata pelajaran yang diampu.
b. Proses rekruitmen SDM tenaga pendidik dan kependidikan di Pondok Pesantren Modern
Nurul Iman dilakukan dengan cara pemantauan dari para guru guru pendamping sejak
mereka duduk dibangku belajar hingga selesai menyelesaikan studi di Sekolah Tinggi.
c. Kegiatan pelatihan dan pengembangan SDM tenaga pendidik dan kependidikan di
Pondok Pesantren Modern Nurul Iman dalam meningkatkan kompetensi keguruan
diadakannya pelatihan bagi guru seiap minggu dan bulannya dengan melakukan evaluasi
kinerja mereka dan evaluasi melalui supervisi akademik.
d. Dalam kegiatan evaluasi SDM tenaga pendidik dan kependidikan di Pondok Pesantren
Modern Nurul Iman melibatkan beberapa pihak pengawas baik dari yayasan yang
dilakukan oleh pengawas yayasan sendiri ataupun pengawasan silang antar tingkatan dan
penilaian dari pejabat dinas pendidikan yang terkait.
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Al-Attas, Muhammad Naquib, Konsep Pendidikan dalam Islam, Suatu Rangka Pikir
Pembinaan Filsafat Pendidikan Islam, terj. Haidar Bagir, cet. Ke-4, Bandung: Mizan,
1992.
AlMunjid fi al lughah wal adab wal ulum, Libanon, Beirut : 1958.
Amrizal, Eksistensi Tradisi Kajian Kitab Kuning Dalam Lingkup Perubahan Sosial Studi
Kasus Di Pesantren Darun Nahdhah, Darel Hikmah, Dan Babussalam, Riau:
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, hal.tt.
Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah Madin, Taman
Pendidikan Qur‟an TPQ Tahun Pelajaran 2011-2012.
Asrohah, Pelembagaan Pesantren Asal usul dan Perkembangn Pesantren Di Jawa,tb.
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Millennium Baru,
Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002.
Barizi, Ahmad, Holistika Pemikiran Pendidikan A. Malik Fadjar Jakarta: Rajawali Pers,
2005.
Barthos, Basir, Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan Makro, Cet. IX;
Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Basri, Hasan, S Tatang, Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2015.
Buchori, Mochtar, Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia, cet. Ke-1, Yogyakarta:
Tiara Wacana Yogya, 1994.
Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Pondok Pesantren
dan Madrasah Diniyah Pertumbuhan dan Perkembangannya, Jakarta: 2003.
Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren; Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta:
LP3ES, 1982.
Djamaluddin, & Aly, Abdullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung,
1998.
E. Mulyasa, E. , Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.
Flippo, Edwin B. , Principles of Personnel Management, McGraw-Hill: 1976.
Hasbullah, Dasar–Dasar Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.
Hasibuan, Malayu S.P. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi Cet.VII; Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2005.
Kadarisman, M., Manajemen Pengembangan Smber Daya Manusia, Cet. II; Jakarta: Rajawali
Pers, 2013.
Langgulung, Hasan, Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988.
Lubis, Saiful Akhyar, Konseling Islami Kyai dan Pesantren, Yogyakarta, ELSAQ Press,
2007.
Manullang, M., Dasar-Dasar Management, Deli: 2006.
Masyhud, Sulthon dan Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren Jakarta: Diva
Pustaka, 2003.
Mondy, R. Wayne, Manajemen Sumber Daya Manusia , 10 ed., terj. Bayu Airlangga 1.
Jakarta: Erlangga, 2008.
Nasutionet, Harun. al, Ensiklopedia Islam, Jakarta: Depag RI, 1993.
Nitisemito, Alex S., Manajemen Personalia, Jakarta: Graha Indonesia, 1996.
Qomar, Mujamil , Manajemen Pendidikan Islam Malang: Erlangga, 2007.
Rasyid, Hamdan, Bimbingan Ulama; Kepada Umara dan Umat, Jakarta: Pustaka Beta, 2007.
Rasyid, M. Hamdan , K.H. Achmad Mursyidi: ulama, pejuang, dan politisi dari Betawi,
Jakarta: Pustaka Darul Hikmah, 2003.
19