OUTLOOK EH 2016
OUTLOOK TEH
OUTLOOK TEH
ISSN : 1907-1507
Penyunting :
Dr. Ir. Leli Nuryati, MSc.
Drh. Akbar Yasin, MP
Naskah :
Roydatul Zikria, S.Si
Design Sampul :
Diah Indarti, SE
Diterbitkan oleh :
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
2016
KATA PENGANTAR
Guna mengemban visi dan misinya, Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian mempublikasikan data sektor pertanian serta hasil analisis datanya.
Salah satu hasil analisis yang telah dipublikasikan secara reguler adalah Outlook
Komoditi Perkebunan.
Publikasi ini disajikan dalam bentuk buku dan dapat dengan mudah
diperoleh atau diakses melalui portal e-Publikasi Kementerian Pertanian yaitu
http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id.
Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi ini,
kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kritik dan
saran dari segenap pembaca sangat diharapkan guna dijadikan dasar
penyempurnaan dan perbaikan untuk penerbitan publikasi berikutnya.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.17. Persentase Biaya Terhadap Produksi Teh per 100 Pohon
Tahun 2014 ............................................................... 21
Gambar 3.18. Persentase Biaya Terhadap Jumlah Pengeluaran Teh per 100
Pohon Tahun 2014 ....................................................... 21
Gambar 4.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Teh di ASEAN
Tahun 1980-2013 ......................................................... 23
Gambar 4.2. Perkembangan Produksi Teh di ASEAN Tahun 1980-2013 .......... 24
Gambar 4.3. Perkembangan Produktivitas Teh di ASEAN Tahun 1980-2013 .... 25
Gambar 4.4. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Teh di Dunia
Tahun 1980-2013 ......................................................... 25
Gambar 4.5. Perkembangan Produksi Teh di Dunia Tahun 1980-2013 ........... 26
Gambar 4.6. Perkembangan Produktivitas Teh di Dunia Tahun 1980-2013...... 27
Gambar 4.7. Kontribusi Luas Tanaman Menghasilkan Teh Beberapa Negara
Sentra di ASEAN Tahun 2009-2013 ..................................... 28
Gambar 4.8. Negara Sentra Produksi Teh di ASEAN Tahun 2009-2013 ........... 28
Gambar 4.9. Kontribusi Luas Tanaman Menghasilkan Teh Beberapa Negara
di Dunia Tahun 2009–2013 .............................................. 29
Gambar 4.10. Kontribusi Produksi Teh Beberapa Negara di Dunia Tahun
2009–2013 ................................................................. 30
Gambar 4.11. Perkembangan Harga Teh di Dunia Tahun 1980-2015 .............. 31
Gambar 4.12. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Teh di ASEAN
Tahun 1980-2013 ......................................................... 32
Gambar 4.13. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Teh di ASEAN Tahun
1980-2013 ................................................................. 32
Gambar 4.14. Negara Eksportir Teh di ASEAN Tahun 2009-2013 ................... 33
Gambar 4.15. Negara Importir Teh di ASEAN Tahun 2009-2013 .................... 34
Gambar 4.16. Perkembangan Volume Ekspor Teh di Dunia Tahun 1980-2013 .... 35
Gambar 4.17. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Teh di Dunia Tahun
1980-2013 ................................................................. 35
Gambar 4.18. Negara Eksportir Teh di Dunia Tahun 2009-2013 .................... 36
Gambar 4.19. Negara Importir Teh di Dunia Tahun 2009-2013 ..................... 37
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
RINGKASAN EKSEKUTIF
Produksi teh Indonesia Tahun 2015 (Angka Sementara) dengan wujud daun
kering sebesar 154.598 ton, dimana merupakan produksi dari Perkebunan Rakyat
(PR), Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS). Produksi
teh di Indonesia sebagian besar berasal dari Jawa Barat dengan kontribusi produksi
(rata-rata lima tahun terakhir) sebesar 66,67% sedangkan provinsi lainnya hanya
berkontribusi kurang dari 10%. Produksi teh di Indonesia Tahun 2016 diperkirakan
sebesar 154.688 ton dan terus menurun hingga Tahun 2020 dengan produksi sebesar
153.970 ton. Rata-rata penurunan produksi teh selama lima tahun ke depan (2016-
2020) diperkirakan sebesar 0,11% per tahun.
Meskipun produksi dan konsumsi teh menurun, namun selama lima tahun
kedepan diperkirakan Indonesia masih surplus teh. Pada Tahun 2016 surplus teh
Indonesia diproyeksikan sebesar 36.658 ton. Surplus teh diproyeksikan terus
meningkat hingga mencapai 56.877 ton pada Tahun 2020. Tingginya produksi teh
Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara produsen serta
eksportir teh di dunia. Ekspor teh Indonesia sebagian besar ditujukan ke Rusia,
Malaysia, Pakistan, Jerman, USA dan Cina.
BAB I. PENDAHULUAN
ekspor dan impor, serta proyeksi produksi dan konsumsi teh tahun 2016-2020.
Selain itu, disajikan pula ketersediaan teh di dunia dan ASEAN tahun 2014-
2020.
1.2. TUJUAN
Melakukan Penyusunan Buku Outlook Komoditi Teh yang berisi keragaan
data series di Indonesia, dunia dan ASEAN, serta dilengkapi dengan hasil
proyeksi produksi dan konsumsi teh di Indonesia, proyeksi ketersediaan teh di
ASEAN dan di dunia.
jumlah peubah bebas dan atau tak bebas yang terlibat di dalamnya lebih
dari satu.
Secara umum regresi linier berganda dapat dinyatakan dengan model
berikut:
Y b0 b1 X 1 b2 X 2 ... bn X n
n
b0 b j X j
j 1
Produksi teh pada tahun ke-t diduga merupakan fungsi dari luas
areal tahun ke t-1 dan harga konsumen tahun ke-t.
Dengan memperhatikan ketersediaan data, analisis produksi
dilakukan berdasarkan data produksi dalam periode tahunan. Untuk
peubah-peubah bebas yang tidak tersedia datanya dalam periode waktu
yang bersesuaian maka dilakukan proyeksi terlebih dahulu dengan
menggunakan model pemulusan eksponensial berganda (double
exponential smoothing).
SS Regresi
R2
SS Total
dimana : SS Regresi adalah jumlah kuadrat regresi
SS Total adalah jumlah kuadrat total
Sementara, untuk model time series baik analisis trend maupun
pemulusan eksponensial berganda (double exponential smoothing), ukuran
kelayakan model berdasarkan nilai kesalahan dengan menggunakan
statistik MAPE (mean absolute percentage error) atau kesalahan
persentase absolut rata-rata yang diformulasikan sebagai berikut:
Luas Areal
Tahun
PR PBN PBS Indonesia
Produksi
Tahun
PR PBN PBS Indonesia
Meskipun sebagian besar luas areal teh Indonesia berasal dari PR,
namun produksi teh dari PBN selama lima tahun terakhir lebih banyak
dibandingkan PR. Tahun 2012-2016 sebanyak 41,51% produksi teh di
Indonesia merupakan kontribusi dari PBN, sedangkan kontribusi PR
sebesar 33,93% dan sisanya sebesar 24,57% berasal dari PBS (Gambar 3.4).
Teh di Provinsi Sumut diusahakan oleh PBN dan PBS. Pada Tahun
2014 sebanyak 97,60% (12.502 ton) produksi teh di Provinsi Sumut berasal
dari Kabupaten Simalungun. Kabupaten berikutnya dengan produksi teh
terbanyak adalah Kabupaten Toba Samosir (1,13%), Kabupaten Tapanuli
Selatan (0,90%), dan Kabupaten Dairi dengan kontribusi 0,37% (Gambar
3.8). Kabupaten sentra produksi teh di Sumut dan kontribusinya disajikan
secara rinci pada Lampiran 6.
Di Provinsi Jawa Tengah, teh dikuasai oleh PR, PBN dan PBS. Pada
Tahun 2014 Kabupaten Batang adalah kabupaten penghasil teh terbanyak
dengan kontribusi produksi mencapai 34,02% (3.914 ton) dari total
produksi teh di Jawa Tengah. Kabupaten penghasil teh terbanyak lainnya
adalah Kabupaten Banjarnegara (28,84%), Kabupaten Pekalongan
(10,46%), Kabupaten Wonosobo (10,37%) dan Kabupaten Pemalang dengan
kontribusi 9,10% (Gambar 3.9). Sisanya sebesar 7,21% merupakan
kontribusi dari kabupaten lainnya. Kabupaten sentra produksi teh di Jawa
Tengah dan kontribusinya disajikan secara rinci pada Lampiran 7.
Gambar 3.9. Kontribusi Produksi Teh di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
sedangkan harga teh hijau lebih mahal yaitu Rp. 61.500/kg. Tahun 2013 harga
teh hitam meningkat menjadi Rp. 57.400/kg sedangkan harga teh hijau Rp.
77.275/kg sehingga diperoleh rata-rata harga teh Rp. 67.338/kg. Namun pada
Tahun 2014 harga teh turun menjadi Rp. 60.825/kg dan Tahun 2015 harganya
Rp. 64.200/kg. Perkembangan harga teh ditingkat konsumen disajikan secara
rinci pada Lampiran 9.
Tahun 1980 Indonesia impor teh sebesar 51 ton dan pada Tahun 2015
volume impornya menjadi 15 ribu ton. Perkembangan volume ekspor
impor teh disajikan secara rinci pada Lampiran 10.
Gambar 3.17. Persentase Biaya Terhadap Produksi Teh per 100 Pohon
Tahun 2014
produksi teh meningkat sebesar 3,90% per tahun. Tahun 1980 produksi teh
di ASEAN sebesar 144 ribu ton kemudian terus meningkat hingga pada
Tahun 2013 produksinya menjadi 488 ribu ton. Produksi tertinggi dicapai
pada Tahun 2013 dengan pertumbuhan 1,51% terhadap tahun 2012.
Perkembangan produksi teh di ASEAN disajikan secara rinci pada
Lampiran 14.
produsen teh terbesar di dunia dengan rata-rata produksi 1,63 juta ton
atau berkontribusi 33,88% (Gambar 4.10) terhadap produksi teh dunia.
Urutan kedua ditempati oleh India dengan kontribusi 22,47% diikuti oleh
Kenya (7,87%), Sri Lanka (6,73%), dan Turki (4,54%). Negara-negara
lainnya memberikan kontribusi 24,50% terhadap total produksi teh di
dunia. Sedangkan Indonesia menempati urutan kedelapan sebagai Negara
produsen teh di dunia, baik diurutkan berdasarkan rata-rata produksi lima
tahun terakhir (2009-2013) maupun berdasarkan produksi Tahun 2013.
Besarnya kontribusi negara-negara produsen teh di dunia disajikan secara
rinci pada Lampiran 19.
Tahun 1980 nilai ekspor teh di ASEAN 146 ribu US$ dan naik
menjadi 311 ribu US$ di Tahun 2013. Sedangkan perkembangan nilai
impor teh Tahun 1980 sebesar 24 ribu US$ dan naik menjadi 183 ribu US$
pada Tahun 2013. Secara umum perkembangan nilai ekspor teh di ASEAN
cenderung fluktuatif sedangkan perkembangan nilai impornya naik selama
periode 1980-2013 (Gambar 4.13). Perkembangan nilai ekspor dan impor
teh di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran 21.
Tabel 5.1. Hasil Analisis Fungsi Respon Terkait Produksi Komoditi Teh
di Indonesia
Sig.
No Model Fungsi R2 F
F
Ln Produksit = 31,00 – 0,99 ln LAt-1 - 0,68 ln HKt
Respon
1. t : 8,49 -4,44 -6,31 0,89 20,86 0,00
Produksi
p-value : 0,00 0,00 0,00
Smoothing
2. MAPE :3
Luas Areal
Smoothing
3. Harga MAPE :4
Konsumen
Keterangan :
LAt-1 : luas areal tahun ke t-1 (Ha)
HKt : harga konsumen tahun ke-t (Rp/Kg)
Rata-rata
Pertumb. -1,67 1,92 -0,11
(%/tahun)
Data yang digunakan untuk memproyeksi konsumsi teh berasal dari hasil
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Tahun 2002-2015. Data konsumsi
yang tercatat merupakan konsumsi teh untuk kebutuhan rumah tangga.
Berdasarkan hasil exercise beberapa model untuk menduga proyeksi konsumsi
teh lima tahun ke depan (2016-2020), diperoleh bahwa model yang baik
untuk proyeksi konsumsi teh adalah Trend Linear dengan mempertimbangkan
bahwa model tersebut yang menghasilkan nilai MAPE paling kecil dibandingkan
model lainnya. Mean Absolute Percentage Error (MAPE) yang dihasilkan adalah
19,98 (Lampiran 31). Konsumsi teh Indonesia dihitung dari perkalian antara
konsumsi SUSENAS dengan jumlah penduduk, dimana jumlah penduduk Tahun
2016-2020 merupakan data hasil proyeksi BPS.
Konsumsi teh Tahun 2016 diproyeksikan sebesar 118.030 ton. Pada
tahun 2017-2019 konsumsi teh diproyeksikan masing-masing sebesar 113.064
ton, 107.918 ton dan 102.554 ton, sedangkan pada Tahun 2020 konsumsinya
diproyeksikan sebesar 97.094 ton. Hasil proyeksi konsumsi teh disajikan pada
Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Hasil Proyeksi Konsumsi Teh Untuk Konsumsi Rumah Tangga
Tahun 2016-2020
Rata-rata
Pertumb. -5,87 1,17 -4,76
(%/tahun)
Keterangan: Konsumsi Tahun 2016–2020 hasil proyeksi Pusdatin,
Jumlah penduduk Tahun 2016-2020 hasil proyeksi BPS
Rata-rata
Pertumb. -0,11 -4,76 11,70
(%/tahun)
paling kecil dibandingkan model lainnya. Dengan MAPE sebesar 2,8 dihitung
proyeksi ketersediaan teh di dunia untuk Tahun 2014-2020, namun pada buku
ini hanya disajikan hasil proyeksi Tahun 2016-2020 (Lampiran 33).
Ketersediaan teh di dunia selama Tahun 2016-2020 diproyeksikan naik
dengan rata-rata pertumbuhan 4,84% per tahun. Tahun 2016 ketersediaan teh
di dunia diproyeksikan sebesar 66,22 juta ton, Tahun 2017 sebesar 6,55 juta
ton, Tahun 2018 sebesar 6,87 juta ton, Tahun 2019 sebesar 7,19 juta ton, dan
pada Tahun 2020 sebesar 7,52 juta ton. Hasil proyeksi ketersediaan teh di
dunia disajikan pada Tabel 5.6.
Produksi teh Indonesia diperkirakan turun dari Tahun 2016 hingga 2020
demikian juga dengan konsumsi untuk rumah tangga yang diperkirakan
mengalami penurunan selama lima tahun kedepan. Pada Tahun 2016-2020,
Indonesia diperkirakan akan mengalami surplus teh. Tahun 2016 surplus teh
diperkirakan sebesar 36.658 ton dan diperkirakan terus meningkat hingga
mencapai 56.877 ton pada 2020.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2014. Angka Nasional Hasil Survei Rumah Tangga Usaha Perkebunan.
Jakarta: BPS.
LAMPIRAN
1 Jawa Barat 102.722 102.956 105.279 105.141 104.643 104.148 66,67 66,67
2 Sumatera Utara 13.264 13.159 12.810 13.121 13.256 13.122 8,40 75,07
3 Jawa Tengah 9.680 9.542 11.505 11.524 11.543 10.759 6,89 81,96
4 Sumatera Barat 7.619 7.713 7.999 8.013 8.150 7.899 5,06 87,02
Lampiran 5. Kabupaten Sentra Produksi Teh di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Produksi Kumulatif
Share Provinsi
No Kabupaten
(Ton) (%) (%)
Produksi Kumulatif
Share Provinsi
No Kabupaten
(Ton) (%) (%)
Produksi Kumulatif
Share Provinsi
No Kabupaten
(Ton) (%) (%)
Konsumsi Pertumb.
Tahun
(Kg/Kap/Thn) (%)
2002 0,77 -
2003 0,71 -8,11
2004 0,67 -5,15
2005 0,71 6,20
2006 0,69 -2,92
2007 0,78 12,03
Lampiran 13. Rata-rata Nilai Produksi dan Pengeluaran per 100 Pohon dari
Usaha Perkebunan Tanaman Teh Tahun 2014
Persentase Biaya Persentase Biaya thd.
Nilai
Rincian thd. Produksi Jumlah Pengeluaran
(000 Rp)
(%) (%)
Produksi 179,57 100,00
Jumlah Pengeluaran 124,08 69,10 100,00
1. Bibit 3,77 2,10 3,04
2. Tanaman Pelindung 1,82 1,01 1,47
3. Pupuk 13,59 7,56 10,94
a. Urea 7,80 4,34 6,29
b. TSP/SP36 2,16 1,20 1,74
c. ZA 0,18 0,10 0,14
d. KCL 1,62 0,90 1,30
e. NPK 0,61 0,34 0,49
f. Pupuk Organik (Kandang/Kompos) 1,03 0,57 0,83
g. Lainnya 0,19 0,11 0,15
4. Stimulan 0,11 0,07 0,09
a. Stimulan/Zat Pengatur Tumbuh Padat 0,01 0,01 0,01
b. Stimulan/Zat Pengatur Tumbuh Cair 0,10 0,06 0,08
5. Pestisida 1,74 0,97 1,40
a. Pestisida Padat 0,22 0,12 0,18
b. Pestisida Cair 1,52 0,85 1,22
6. Pekerja 70,19 39,09 56,57
a. Pengolahan Lahan 2,43 1,35 1,96
b. Penanaman Pohon Pelindung 0,12 0,07 0,10
c. Penanaman Tanaman Perkebunan 0,87 0,48 0,70
d. Pemeliharaan (Pemangkasan, Penyiangan, dll) 15,25 8,49 12,29
e. Pemupukan 4,20 2,34 3,38
f. Pengendalian Hama/OPT 1,36 0,76 1,10
g. Pemanenan 45,68 25,44 36,81
h. Pengeringan 0,28 0,16 0,23
7. Pengeluaran Lain 32,86 18,30 26,49
a. Sewa Lahan 0,18 0,10 0,14
b. Perkiraan Sewa Lahan Bebas Sewa/Milik Sendiri 19,74 10,99 15,91
c. Sewa Alat/Sarana Usaha 0,01 0,01 0,01
d. Perkiraan Sewa Alat/Sarana Usaha 0,94 0,52 0,76
e. Bunga Kredit 0,38 0,21 0,31
f. Pajak Tidak Langsung 1,05 0,58 0,85
g. Retribusi/Pungutan/Iuran (Pengairan, dll) 0,48 0,27 0,39
h. Penyusutan Barang Modal 0,46 0,26 0,37
i. Bahan Bakar Minyak 0,25 0,14 0,20
j. Biaya Transportasi 7,18 4,00 5,79
k. Jasa Pertanian 1,63 0,91 1,31
l. Lainnya (Wadah, dll) 0,56 0,31 0,45
Sumber : BPS
Lampiran 14. Perkembangan Luas TM, Produksi dan Produktivitas Teh di ASEAN
Tahun 1980–2013
Luas TM Pertumb. Produksi Pertumb. Produktivitas Pertumb.
Tahun
(Ha) (%) (Ton) (%) (Ton/Ha) (%)
1980 181.078 - 144.160 - 0,80 -
1981 182.794 0,95 147.661 2,43 0,81 1,47
1982 190.606 4,27 136.713 -7,41 0,72 -11,21
1983 195.615 2,63 159.387 16,59 0,81 13,60
1984 170.312 -12,94 176.394 10,67 1,04 27,11
1985 172.384 1,22 179.966 2,03 1,04 0,80
1986 210.351 22,02 183.102 1,74 0,87 -16,62
1987 210.448 0,05 177.918 -2,83 0,85 -2,88
1988 202.758 -3,65 189.603 6,57 0,94 10,61
1989 204.725 0,97 196.895 3,85 0,96 2,85
1990 209.163 2,17 217.382 10,41 1,04 8,06
1991 210.657 0,71 200.725 -7,66 0,95 -8,32
1992 215.068 2,09 222.201 10,70 1,03 8,43
1993 223.745 4,03 238.969 7,55 1,07 3,38
1994 232.601 3,96 219.865 -7,99 0,95 -11,50
1995 236.046 1,48 235.377 7,06 1,00 5,49
1996 245.031 3,81 257.157 9,25 1,05 5,25
1997 249.220 1,71 254.610 -0,99 1,02 -2,65
1998 253.726 1,81 276.624 8,65 1,09 6,72
1999 252.538 -0,47 285.974 3,38 1,13 3,87
2000 268.029 6,13 289.762 1,32 1,08 -4,53
2001 267.344 -0,26 302.934 4,55 1,13 4,81
2002 274.203 2,57 323.787 6,88 1,18 4,21
2003 287.875 4,99 344.641 6,44 1,20 1,39
2004 299.714 4,11 367.313 6,58 1,23 2,37
2005 332.561 10,96 379.521 3,32 1,14 -6,88
2006 306.989 -7,69 384.006 1,18 1,25 9,61
2007 337.712 10,01 405.485 5,59 1,20 -4,01
2008 334.790 -0,87 428.136 5,59 1,28 6,51
2009 335.180 0,12 444.256 3,77 1,33 3,64
2010 340.852 1,69 467.429 5,22 1,37 3,47
2011 341.691 0,25 478.554 2,38 1,40 2,13
2012 342.649 0,28 481.101 0,53 1,40 0,25
2013 350.870 2,40 488.377 1,51 1,39 -0,87
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
1980-2013 2,17 3,90 2,02
1980-2008 2,38 4,12 2,07
2009-2013 0,95 2,68 1,72
Sumber : FAO, diolah Pusdatin
Lampiran 15. Perkembangan Luas TM, Produksi dan Produktivitas Teh di Dunia
Tahun 1980–2013
Luas TM Pertumb. Produksi Pertumb. Produktivitas Pertumb.
Tahun
(Ha) (%) (Ton) (%) (Ton/Ha) (%)
1980 2.369.480 - 1.893.527 - 0,80 -
1981 2.384.664 0,64 1.885.907 -0,40 0,79 -1,04
1982 2.449.667 2,73 1.961.781 4,02 0,80 1,26
1983 2.474.358 1,01 2.062.325 5,13 0,83 4,08
1984 2.410.441 -2,58 2.202.636 6,80 0,91 9,64
1985 2.156.659 -10,53 2.307.534 4,76 1,07 17,09
1986 2.193.347 1,70 2.293.102 -0,63 1,05 -2,29
1987 2.201.018 0,35 2.358.977 2,87 1,07 2,51
1988 2.209.188 0,37 2.448.034 3,78 1,11 3,39
1989 2.224.222 0,68 2.472.861 1,01 1,11 0,33
1990 2.237.786 0,61 2.524.670 2,10 1,13 1,48
1991 2.265.886 1,26 2.564.565 1,58 1,13 0,32
1992 2.287.180 0,94 2.498.965 -2,56 1,09 -3,47
1993 2.297.437 0,45 2.621.411 4,90 1,14 4,43
1994 2.283.509 -0,61 2.648.447 1,03 1,16 1,65
1995 2.271.938 -0,51 2.634.612 -0,52 1,16 -0,02
1996 2.282.479 0,46 2.706.678 2,74 1,19 2,26
1997 2.276.120 -0,28 2.778.030 2,64 1,22 2,92
1998 2.278.917 0,12 3.012.204 8,43 1,32 8,30
1999 2.369.646 3,98 3.099.185 2,89 1,31 -1,05
2000 2.368.116 -0,06 3.014.442 -2,73 1,27 -2,67
2001 2.394.320 1,11 3.135.778 4,03 1,31 2,89
2002 2.448.574 2,27 3.222.857 2,78 1,32 0,50
2003 2.499.622 2,08 3.286.521 1,98 1,31 -0,11
2004 2.578.755 3,17 3.476.576 5,78 1,35 2,54
2005 2.686.331 4,17 3.682.119 5,91 1,37 1,67
2006 2.737.237 1,90 3.727.467 1,23 1,36 -0,65
2007 2.888.391 5,52 4.005.454 7,46 1,39 1,83
2008 2.992.177 3,59 4.232.491 5,67 1,41 2,00
2009 3.050.639 1,95 4.286.824 1,28 1,41 -0,66
2010 3.149.609 3,24 4.606.069 7,45 1,46 4,07
2011 3.412.539 8,35 4.771.205 3,59 1,40 -4,40
2012 3.517.384 3,07 5.034.968 5,53 1,43 2,38
2013 3.521.221 0,11 5.345.523 6,17 1,52 6,05
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
1980-2013 1,25 3,23 2,04
1980-2008 0,88 2,95 2,14
2009-2013 3,35 4,80 1,49
Sumber : FAO, diolah Pusdatin
2 Viet Nam 111.400 113.200 114.399 115.964 121.649 115.322 33,70 69,66
1 Viet Nam 185.700 198.466 206.600 216.900 214.300 204.393 43,31 43,31
China,
1 1.327.980 1.426.060 1.644.660 1.735.200 1.750.000 1.576.780 47,35 47,35
mainland
3 Sri Lanka 221.969 221.969 221.969 221.969 221.969 221.969 6,67 71,59
China,
1 1.359.000 1.450.000 1.623.000 1.789.753 1.924.457 1.629.242 33,88 33,88
mainland
4 Sri Lanka 290.000 331.400 327.500 330.000 340.230 323.826 6,73 70,96
Lampiran 21. Perkembangan Ekspor dan Impor Teh di ASEAN Tahun 1980-2013
Ekspor Impor
Tahun Volume Nilai Volume Nilai
(Ton) (000 US$) (Ton) (000 US$)
1980 94.966 145.617 12.219 23.764
1981 89.628 128.624 12.878 24.592
1982 84.888 119.928 12.954 26.035
1983 91.685 158.468 14.665 28.000
1984 113.478 288.491 13.742 30.312
1985 114.865 195.711 12.658 25.339
1986 101.405 137.386 11.069 21.787
1987 117.290 165.982 11.725 22.918
1988 115.876 168.233 11.259 24.118
1989 137.664 207.090 13.985 26.818
1990 138.658 234.676 24.224 41.470
1991 128.537 178.143 14.232 28.521
1992 141.561 178.903 13.492 28.992
1993 156.778 204.981 19.203 37.213
1994 117.940 150.374 16.056 37.727
1995 105.380 131.495 15.393 32.521
1996 129.571 167.076 15.906 33.801
1997 105.559 157.774 16.551 38.799
1998 105.809 186.802 17.889 31.298
1999 139.416 159.836 17.795 27.126
2000 167.702 201.519 20.294 33.932
2001 173.805 197.748 21.654 36.399
2002 185.421 207.433 21.979 37.861
2003 152.473 166.373 23.227 36.009
2004 206.351 220.595 27.413 43.537
2005 196.139 228.916 29.747 51.964
2006 205.128 255.208 35.262 75.466
2007 203.925 269.558 39.826 74.282
2008 206.704 319.740 31.327 72.514
2009 233.311 367.127 34.865 80.326
2010 230.365 396.233 41.121 100.545
2011 215.755 395.326 51.197 121.463
2012 223.782 409.465 61.980 152.903
2013 168.119 311.039 57.124 182.759
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
1980-2013 2,78 4,64 6,51 7,84
1980-2008 3,84 5,39 5,24 5,59
2009-2013 -3,18 0,41 13,39 20,43
Sumber : FAO, diolah Pusdatin
1 Viet Nam 133.000 136.515 133.900 146.898 90.296 128.122 59,80 59,80
Lampiran 24. Perkembangan Ekspor dan Impor Teh di Dunia Tahun 1980-2013
Ekspor Impor
Tahun Volume Nilai Volume Nilai
(Ton) (000 US$) (Ton) (000 US$)
1980 983.790 2.026.352 907.152 2.072.725
1981 951.994 1.813.617 883.128 1.888.703
1982 926.546 1.641.971 888.010 1.792.415
1983 975.312 1.943.711 914.495 2.004.682
1984 1.080.191 2.860.769 1.050.453 2.987.007
1985 1.082.643 2.365.562 1.009.529 2.641.441
1986 1.095.096 2.052.658 1.065.989 2.330.315
1987 1.102.313 2.095.955 1.031.866 2.277.789
1988 1.142.118 2.168.361 1.176.718 2.540.009
1989 1.206.205 2.450.175 1.117.067 2.409.258
1990 1.227.506 2.774.900 1.230.830 3.108.406
1991 1.196.094 2.464.371 1.137.218 2.601.550
1992 1.125.727 2.271.191 1.177.195 2.671.645
1993 1.222.723 2.314.025 1.212.077 2.615.417
1994 1.061.395 2.067.030 1.150.398 2.510.282
1995 1.168.384 2.278.305 1.248.593 2.701.426
1996 1.213.616 2.463.625 1.212.872 2.686.549
1997 1.326.610 2.978.486 1.241.362 2.765.536
1998 1.425.562 3.360.028 1.340.395 3.252.976
1999 1.373.546 2.788.925 1.317.658 2.939.010
2000 1.464.331 2.923.752 1.343.152 2.950.695
2001 1.450.128 2.820.992 1.387.667 2.823.505
2002 1.580.485 2.864.749 1.452.259 2.817.336
2003 1.529.666 2.942.868 1.385.743 2.950.721
2004 1.634.553 3.288.112 1.431.888 3.131.420
2005 1.719.251 3.583.308 1.458.286 3.347.719
2006 1.629.291 3.750.732 1.474.344 3.610.921
2007 1.787.030 4.124.462 1.584.896 4.240.897
2008 1.908.802 5.531.197 1.713.227 5.129.682
2009 1.822.227 5.428.305 1.597.878 4.997.601
2010 2.022.762 6.401.671 1.719.606 5.686.665
2011 1.983.292 6.610.275 1.899.444 6.628.782
2012 1.805.977 6.316.770 1.934.971 6.800.463
2013 2.051.373 7.576.418 1.893.353 7.139.831
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
1980-2013 2,46 4,97 2,57 4,55
1980-2008 2,57 4,61 2,64 4,10
2009-2013 1,83 6,97 2,21 7,07
Sumber : FAO, diolah Pusdatin
2 China, mainland 302.952 302.525 322.580 313.484 325.806 313.469 16,18 34,14
3 Sri Lanka 288.528 312.908 321.074 318.396 317.710 311.723 16,09 50,23
5 Viet Nam 133.000 136.515 133.900 146.898 90.296 128.122 6,61 69,65
1 Russian Federation 182.149 181.619 187.790 180.486 173.070 181.023 10,01 10,01
Data LA
Length 36
Smoothing Constants
Accuracy Measures
MAPE 3
MAD 3636
MSD 22826666
Forecasts
Data HK
Length 8
Smoothing Constants
Accuracy Measures
MAPE 4
MAD 2460
MSD 10984401
Forecasts
Data SUSENAS
Length 14
NMissing 0
Yt = 0.8239 - 0.024510*t
Accuracy Measures
MAPE 19.9803
MAD 0.0755
MSD 0.0106
Forecasts
Period Forecast
15 0.456234
16 0.431723
17 0.407213
18 0.382702
19 0.358192
Data ASEAN
Length 34
Smoothing Constants
Accuracy Measures
MAPE 10
MAD 15080
MSD 385643179
Forecasts
Data Dunia
Length 34
Smoothing Constants
Accuracy Measures
MAPE 2.80120E+00
MAD 8.54441E+04
MSD 1.11780E+10
Forecasts