Anda di halaman 1dari 3

Tatacara Persyaratan Pengurusan Izin Pengelolaan Limbah B3 Melalui Sistem OSS

Untuk Kegiatan Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3


1. Dalam rangka percepatan dan peningkatan penanaman modal dan berusaha,
pemerintah memandang perlu menerapkan pelayanan Perizinan Berusaha terintegrasi
secara elektronik. Oleh karena itu, pada 21 Juni 2018, Presiden Joko Widodo
menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) No. 24 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Terintegrasi secara Elektronik (Online Single Submission).
2. Ruang Lingkup Sektor Reformasi Perizinan Berusaha Berdasarkan Pasal 85 ayat (1) PP
Nomor 24 Tahun 2018 meliputi Sektor Pertanian, PUPR, Kelautan dan Perikanan, Obat
dan Makanan, Perindustrian, Perdagangan, Keuangan, UMKM, dan lainnya termasuk
LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan).
3. Atas dasar PP Nomor 24 Tahun 2018 ini maka dikeluarkan Peraturan MenLHK Nomor
95 Tahun 2018 tentang Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
Terintegrasi Dengan Izin Lingkungan Melalui Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi secara Elektronik.
4. Profil Perkembangan Layanan Proses Perizinan Pengelolaan Limbah B3 adalah:
 Sebelum Tahun 2014: Permohonan izin/rekomendasi manual
 Tahun 2016: Permohonan izin/rekomendasi online oleh PTSP (Pelayanan Terpadu
Satu Pintu)
 Tahun 2018: Permohonan izin/rekomendasi online terintegrasi oleh OSS (Online
Single Submission)
5. Pengelompokan Jenis Perizinan Berusaha berdasarkan PP Nomor 24 Tahun 2018
adalah izin usaha dan izin komersial/operasional seperti izin pengelolaan Limbah B3
untuk setiap perusahaan yang menghasilkan LB3.
6. Mekanisme Permohonan Izin dan/atau Rekomendasi PLB3 berdasarkanPerMen LHK
No. 95 Tahun 2018:

1
a. Perusahaan melakukan registrasi pada lembaga OSS untuk mendapatkan NIB
(Nomor Induk Berusaha), Izin Usaha dan Izin komersial/operasional (bagi
perusahaan baru maupun yang sudah berdiri).
b. Perusahaan mengajukan permohonan izin (baru/perpanjangan) pengelolaan Limbah
B3 untuk kegiatan penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,
pengolahan, penimbunan ataupun pembuangan (dumping) LB3. Dokumen yang
diperlukan meliputi NIB, Izin Usaha/operasional, Surat Permohonan, Pernyataan
Pemenuhan Komitmen kepada Dirjen PSLB3 yang berwenang, yaitu Bupati/Walikota,
Gubernur, Menteri. Untuk izin penyimpanan LB3 oleh perusahaan penghasil, Dirjen
PSLB3 yang berwenang adalah Bupati/Walikota. Pernyataan Pemenuhan Komitmen
dilengkapi dokumen teknis yang berisi kewajiban pemenuhan persyaratan teknis,
seperti: keterangan lokasi; jenis, sumber, karakteristik LB3 yang dikelola;
perlengkapan sistem tanggap darurat, dan lain-lain sesuai dengan Pasal 4 ayat 3
PerMen LHK No. 95 Tahun 2018.
c. Dirjen PSLB3 melakukan rapat validasi dokumen dan mengaji pernyataan
pemenuhan komitmen perusahaan serta menerbitkan Berita Acara Validasi Dokumen
d. Dirjen PSLB3 melakukan verifikasi lapangan setelah perusahaan pemohon telah
selesai melaksanakan pemenuhan komitmen dengan memberikan laporan
pemenuhan komitmen. Hasil verifikasi lapangan berupa Berita Acara Verifikasi
Lapangan.
e. Dirjen PSLB3 lalu menerbitkan surat rekomendasi telah terpenuhinya komitmen ke
Menteri LHK.

2
f. Menteri LHK menerbitkan Surat Pernyataan Telah Terpenuhinya Komitmen ke
perusahaan pemohon dan Notifikasi Persetujuan Terpenuhinya Komitmen ke
Lembaga OSS
g. Lembaga OSS akan menerbitkan Izin Pengelolaan LB3 berdasarkan Notifikasi
Persetujuan Terpenuhinya Komitmen yang diterbitkan Menteri LHK.

Anda mungkin juga menyukai