PENDAHULUAN
yang ditandai dengan penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel
darah abnormal atau sel leukemik. Hal ini disebabkan oleh proliferasi
tidak terkontrol dari klon sel darah immatur yang berasal dari sel induk
leukemia dibedakan atas akut dan kronik. Jika sel ganas tersebut sebagian
ekimosis, yang terjadi pada 40 – 70% penderita leukemia akut pada saat
didiagnosis. Lokasi perdarahan yang paling sering adalah pada kulit, mata,
mengancam jiwa biasanya terjadi pada saluran cerna dan sistem saraf
pusat, selain itu juga pada paru, uterus dan ovarium. Manifestasi
1
Perdarahan yang mengancam jiwa lebih sering terjadi pada leukemia akut
pada anak usia 0-14 tahun akibat kanker dan sepertiganya disebabkan oleh
2
B. DEFINISI
tulang dan jaringan limfoid yang umumnya terjadi pada leukosit (sel darah
manifestasi adanya sel-sel abnormal dalam darah tepi, pada leukemia ada
manjadi tidak normal. Oleh karena itu proses tersebut fungsi-fungsi lain
dari sel darah normal juga terganggu hingga menimbulkan gejala leukemia
C. EPIDEMIOLOGI
pada anak usia 0-14 tahun akibat kanker dan sepertiganya disebabkan oleh
3
leukemia. Data RSCM juga menyebutkan bahwa sedikitnya terdapat 50
paling sering dijumpai pada anak.Di Eropa sekitar 5000 anak terdiagnosis
tahun. Dinegara berkembang 83% ALL, 17% AM, lebih tinggi pada anak
kulit putih dibandingkan kulit hitam. Diasia kejadian leukemia pada anak
lebih tinggi dari pada anak kulit putih. Dijepang mencapai 4/100.000 anak,
dan diperkirakan tiap tahun terjadi 1000 kasus baru. Sedangkan di Jakarta
pada tahun 1994 insidennya mencapai 2,76/100.000 anak usia 1-4 tahun.
Pada tahun 1996 didaptkan 5-6 pasien leukemia baru setiap bulan di RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta, sementara itu RSU Dr. Soetomo seoanjang tahun
mencapai 97% dari semua leukemia pada anak dan terdiri dari 2 tipe yaitu
(LMA) 18%. Rasio laki-laki dan perempuan adalah 1,15 untuk LLA dan
mendekati 1 untuk LMA. Pucak kejadian pada umur 2-5 tahun. Spesifik
untuk anak kulit putih dengan LLA, hal ini disebabkan banyaknya kasus
pre B-LLA pada rentang usia ini. Kejadian ini tidak tampak pada kulit
4
hitam. Kemungkinan puncak tersebut merupakan pengaruh factor-faktor
D. ETIOLOGI
dengan cacat genetic (Trisomi 21, sindrom Bloom’s, anemia fanconi dan
saat ini megenai etiologi leukemia pada anak adalah peranan infeksi virus
percaya ada dua langkah mutasi pada system imun. Pertama selama masa
kehamilan atau awal masa bayi dan kedua selama tahun pertama
leukemia pada anak, seperti yang dilaporkan oleh Cnattinius dkk (1995).
suplemen oksigen, asfiksia, berat badan lahir >4500 gram, dan hipertensi
5
saat hamil. Sedangkan shu dkk (1996) mealporkan bahwa ibu hamil yang
terutama LMA.10
E. FAKTOR RESIKO
1. Faktor genetik
2. Faktor lingkungan.
F. KLASIFIKASI LEUKIMIA
dibedakan atas akut dan kronik. Jika sel ganas tersebut sebagian besar
6
Berdasarkan turunan sel, leukemia diklasifikasikan atas leukemia mieloid
adalah keganasan sel yang terjadi akibat proliferasi sel limfoid yang
dengan angka kejadian yang paling tinggi pada anak, 75% terjadi pada
dan sel leukemia berasal dari transformasi sel induk mieloid. LMK
7
4. Leukemia Limfositik Kronis (LLK): adalahleukemia limfoid kronik
geografik8.
G. PATOMEKSANISME
Terdapat bukti bahwa leukemia akut dimulai dari sel tunggal yang
abnormal.
8
diberbagai tempat pada jalur perkembangan sel induk. Dengan demikian
terjadi pada sel induk pluripotent, yang akan mengenai eritrosit dan
trombosit, atau terjadi pada gugus sel induk yang dijuruskan untuk
justru hiposeluler
penekanan sumsum tulang yang cepat dan hebat, akan tetapi dapat pula
H. GEJALA KLINIS
timbul cepat, dalam beberapa hari sampai minggu. Gejala leukemia akut
9
Neutropenia menimbulkan infeksi yang ditandai oleh demma,
Kaheksia
Keringat malam
seperti:
Limfadenopati superfisial
kuduk.
10
Kougulapati dapat berupa DIC atau fibrinolysis primer. DIC lebih
batu ginjal
kemoterapi.2
I. IMUNOFENOTIP
rendah. sel leukemia dapat menunjukan antigen mieloid dan limfoid pada
J. GAMBARAN GENETIK
11
Ketikdaknormalan klon kromosom sekarang dapat di identifikasi
< 45 kromosom/sel).
amat buruk , dan di temukan pada 5% kasus LLA anak dan 25% kasuss
dewasa trans lokasi lain yang penting pada LLA yaiitu [ t (8;21)] hampir
yang melibatkan lokus ini. Gen pada kromosom 11 (MLL, HFX atau
retinoic acid nuclear receptor alpha ( RAR,a) dan kromosom 15 pada gen
12
Produk gen dari translokasi t (8;21) (q22;q 22) sudah terdeteksi
EOT.translokasi ini hasil produksi gen chimerik dan sebuah pesan yang
K. FAKTOR PROGNOSTIK
kedalam keompok resiko biasa dan resiko tinggi. Para ahli telah
LLA pada anak, yaitu bawa pasien dengan jumlah leukosit > 50.000 ul
13
tahun atau bayi terutama dibawah 6 bulan mempunyai prognosi paling
yang tinggi.
dengan leukemia sel pre-ß. LLA sel-T diatasi dengan protocol resiko
tinggi.
mempunyai prognosis yang lebih baik dari anak laki-laki. Hal ini
14
5. Respon terhadap terapi dapat diukur dari jumlah sel blast di darah tepi
prognosis buruk
L. DIAGNOSIS
a. Anamnesis
Pucat ·
Perdarahan kulit
b. Pemeriksaan Fisik
Pucat
Epitaksis/petekie/ekimosis
Hepatomegali
Splenomegali6
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Darah tepi
15
a. Dijumpai anemia normositik-normokrom, anemia sering berat
16
beberapa faktor lain seperti koagulasi intravaskuler diseminata,
17
meningkat 10.000-100.000/mm3, dan 25% meningkat diatas
100.000/mm3
neutrofi dan lobus sedikit (dua atau satu) yang disertai dengan
2) Sumsum tulang
18
dalam sumsum tulang ( dalam hitungan 500 sel pada apusan
sumsum tulang)
3) Pemeriksaan immunophenotyping
leukemia
4) Pemeriksaan sitogenetik
M. TATALAKSANA
susunan saraf pusat dan rumatan. Klasifikasi resiko normal atau resiko
19
protokal pengobatan yang lazim digunakan untuk pasien LLA yaitu
Terapi induksi berlangsung 4-6 minggu dengan dasar 3-4 obat yang
Kemungkinan hasil yang dapat dicapai remisi komplit, remisi parsial, atau
remisi komplit dan untuk profilaksis leukemia pada susunan saraf pusat.
akan mendapatkan remisi pada fase ini. Terapi SSP yaitu secara langsung
pasien resiko tinggi dengan umur > 5 tahun mungkin lebih efektif dengan
hari dan metroktesat sekali minggu, secara oral dengan sitostatik lain
kebanyakan studi adalah 2-21/2 tahun dan tidak ada keuntungan jika
20
dipantau dengan melihat leukosit dana tau monitor konsentrasi obat
jumlah sel blast <5% dari sel berinti, hemoglobin > 12g/dl tanpa transfuse,
pasien. 2-3% dari pasien anak akan meninggal dalam CCR (Continuous
long term survival 50-60%. Terapi relaps harus lebih agresif untuk
konvensional
21
1991) sampai dengan saat ini 81% (1992-1995). Alasan utama dibalik
resiko.10
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Fitriani, Sri Wulandari, dkk. 2016.Angka Kejadian dan Faktor yang
129-136
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-
19(5): 260-266
Pusat Sanglah.
23
9. Suryani, Esti, dkk. 2014. Identifikasi Penyakit Acute Myeloid
Morfologi Sel Darah Putih Studi Kasus : AML2 dan AML4. ISBN:
24