Anda di halaman 1dari 8

Kapitalisme

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kapitalisme atau Kapital adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat
produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan membuat keuntungan dalam ekonomi
pasar.[1][2] Pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.
Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna
keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk
kepentingan-kepentingan pribadi.

Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima
secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku
di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan
komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu
badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi,
terutama barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke
barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan
baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai
lebih dari bahan baku tersebut.

Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang
dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal
kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang
menginginkan keuntungan belaka. Peleburan kapitalisme dengan sosialisme tanpa adanya
pengubahan menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu.

Istilah kapitalisme, dalam arti modern, sering dikaitkan dengan Karl Marx.[3][4] Dalam magnum
opus Das Kapital, Marx menulis tentang "cara produksi kapitalis" dengan menggunakan metode
pemahaman yang sekarang dikenal sebagai Marxisme. Namun, sementara Marx jarang
menggunakan istilah "kapitalisme", namun digunakan dua kali dalam interpretasi karyanya yang
lebih politik, terutama ditulis oleh kolaborator Friedrich Engels. Pada abad ke-20 pembela sistem
kapitalis sering menggantikan kapitalisme jangka panjang dengan frase seperti perusahaan bebas
dan perusahaan swasta dan diganti dengan kapitalis rente dan investor sebagai reaksi terhadap
konotasi negatif yang terkait dengan kapitalisme.[5]

Daftar isi
 1 Kaum klasik kapitalis
o 1.1 Adam Smith
 2 Kritik
 3 Lihat pula
 4 Catatan
 5 Pranala luar
Kaum klasik kapitalis
Pemerintah mendominasi bidang perdagangan selama berabad-abad namun kemudian malah
memunculkan ketimpangan ekonomi. Para pemikir ini mulai beranggapan bahwa para borjuis,
yang pada era sebelumnya mulai memegang peranan penting dalam ekonomi perdagangan yang
didominasi negara atau lebih dikenal dengan merkantilisme, seharusnya mulai melakukan
perdagangan dan produksi guna menunjang pola kehidupan masyarakat. Beberapa ahli ini antara
lain:

Adam Smith

Adam Smith adalah seorang tokoh ekonomi kapitalis klasik yang menyerang merkantilisme yang
dianggapnya kurang mendukung ekonomi masyarakat. Ia menyerang para psiokrat yang
menganggap tanah adalah sesuatu yang paling penting dalam pola produksi. Gerakan produksi
haruslah bergerak sesuai konsep MCM (Modal-Comodity-Money, modal-komoditas-uang), yang
menjadi suatu hal yang tidak akan berhenti karena uang akan beralih menjadi modal lagi dan
akan berputar lagi bila diinvestasikan. Adam Smith memandang bahwa ada sebuah kekuatan
tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus memiliki laissez-faire
atau kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas dari
semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya.

Kritik

Sebuah poster Dunia Pekerja Industri (1911)

Kritik kapitalisme mengasosiasikannya dengan kesenjangan sosial dan distribusi yang tidak adil
dari kekayaan dan kekuasaan; kecenderungan monopoli pasar atau oligopoli (dan pemerintah
oleh oligarki), imperialisme, perang kontra-revolusioner dan berbagai bentuk eksploitasi
ekonomi dan budaya; materialisme, represi pekerja dan anggota serikat buruh, alienasi sosial,
kesenjangan ekonomi, pengangguran, dan ketidakstabilan ekonomi. Hak milik pribadi juga telah
dikaitkan dengan tragedi anticommons.

Kritikus terkemuka dari kapitalisme telah menyertakan: sosialis, anarkis, komunis, sosialis
nasional, sosial demokrat, teknokrat, beberapa jenis dari konservatif, Luddites, Narodnik,
Shaker, dan beberapa jenis nasionalis.

Marxis telah menganjurkan penggulingan revolusioner dari kapitalisme yang akan memimpin ke
sosialisme, sebelum akhirnya berubah menjadi komunisme. Banyak sosialis menganggap
kapitalisme menjadi tidak rasional, dalam produksi dan arah ekonomi tidak direncanakan,
menciptakan banyak inkonsistensi dan kontradiksi internal.[6] Sejarawan tenaga kerja dan
cendekiawan seperti Immanuel Wallerstein berpendapat bahwa tidak bebas tenaga kerja -Oleh
para budak, pembantu dengan perjanjian, tahanan, dan orang-orang lainnya dipaksa- kompatibel
dengan hubungan kapitalis.[7] Ekonom Marxis Richard D. Wolff mendalilkan bahwa ekonomi
kapitalis memprioritaskan keuntungan dan akumulasi modal atas kebutuhan sosial masyarakat,
dan perusahaan kapitalis jarang pernah menyertakan pekerja dalam keputusan-keputusan dasar
dari perusahaan.[8]

Banyak aspek kapitalisme telah datang di bawah serangan dari gerakan anti-globalisasi, yang
terutama menentang kapitalisme korporasi. Para pegiat lingkungan berpendapat bahwa
kapitalisme membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, dan bahwa hal itu pasti
akan menguras sumber daya alam terbatas di Bumi.[9] kritik tersebut berpendapat bahwa
sementara neoliberalisme ini, atau kapitalisme kontemporer,[10] memang meningkatkan
perdagangan global, tapi juga memungkinkan meningkat kemiskinan global.- dengan lebih hidup
hari ini dalam kemiskinan dari sebelumnya neoliberalisme, dan indikator lingkungan
menunjukkan kerusakan lingkungan besar-besaran sejak akhir 1970-an.[11]

Setelah krisis perbankan tahun 2007, Alan Greenspan mengatakan kepada Kongres Amerika
Serikat pada tanggal 23 Oktober 2008, "Bangunan intelektual seluruhnya runtuh. Aku membuat
kesalahan dalam menganggap bahwa kepentingan-diri dari organisasi, khususnya bank dan lain-
lain, adalah seperti bahwa mereka yang terbaik yang mampu melindungi pemegang saham
mereka sendiri. ...aku terkejut."[12]

Banyak agama mengkritik atau menentang unsur-unsur tertentu dari kapitalisme. Tradisional
Yahudi, Kristen, dan Islam melarang meminjamkan uang dengan bunga,[13][14] meskipun metode
alternatif perbankan telah dikembangkan. Beberapa orang Kristen telah mengkritik kapitalisme
untuk aspek materialis[15] dan ketidakmampuannya untuk memperhitungkan kesejahteraan semua
orang. Banyak perumpamaan Yesus berurusan dengan masalah ekonomi: Pertanian,
penggembalaan, berada di utang, melakukan kerja paksa, dikucilkan dari perjamuan dan rumah-
rumah orang kaya, dan memiliki implikasi untuk kekayaan dan distribusi kekuasaan.[16][17]

Dalam 84-halaman himbauan apostolik Evangelii Gaudium, Paus Francis menggambarkan


terkekang kapitalisme sebagai "tirani baru" dan menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk
memerangi meningkatnya kemiskinan dan ketidaksetaraan.[18] Di dalamnya ia mengatakan:
Beberapa orang terus membela teori trickle-down yang menganggap bahwa pertumbuhan
ekonomi, didorong oleh pasar bebas, pasti akan berhasil dalam mewujudkan keadilan yang lebih
besar dan inklusivitas di dunia. Pendapat ini, yang belum pernah dikonfirmasi oleh fakta,
mengungkapkan kepercayaan mentah dan naif dalam kebaikan mereka memegang kekuatan
ekonomi dan sakralisasi kerja dari sistem ekonomi yang berlaku. Sementara itu, yang
dikecualikan masih menunggu.[19]

BAB I
PENDAHULUAN

Sejak awal dikembangkannya ajaran liberalisme-kapitalisme telah mengundang berbagai reaksi


yang kritis dari berbagai pihak. Reaksi tidak hanya dalam bentuk perdebatan secara teoritis,
melainkan juga dalam bentuk gerakan politik.
Dibawah panji-panji kapitalisme di eropa, golongan borjuis mulai menguasai negara. Oleh kaum
borjuis negara dijadikan sebagai kekuatan dan alat pemaksa untuk mengatur organisai ekonomi-
politik dan kemasyarakatan guna memenuhi berbagai kepentingan mereka.
Tentu tidak semua orang senang dengan apa yang dilakukan oleh kaum borjuis diatas. Mereka
yang tidak senang ini kenudian berusaha melakukan balas dendam. Dibanyak pabrik para pekerja
mengamuk dan melekukan pengrusakan terhadap pabrik dan mesin-mesin. Mereka
melampiaskan rasa tidak senang mereka karena ditindas oleh kaum borjuis yang hanya
mementingkan diri mereka saja, dan tidak peduli dengan nasib kaum proletar.
Kondisi rakyat dibawah kaum borjuis dapat diikuti dari buku”England green and pleasant land”
yang di tulis oleh William Blake ( 1775-1827 ). Buku tersebut berisi sindiran sangat pahit
tentang akibat-akibat yang ditimbulkan oleh liberalisme-kapitalisme bagii masyarakat Inggris.
Dalam buku dikisahkan tentang masa lalu inggris yang indah, damai, setiap orang hidup
harmonis didaerah-daerah yang hijau subur. Kemudian keadaan berubah seratus delapan puluh
derajat setelah dikembangkannya ajaran liberalisme-kapitalisme oleh pemikir-pemikir klasik.
Ajaran kapitalisme telah membawa masyaratkat kearah hidup yang penuuh persaingan dan
perkelahian.
Kemudian muncul pemikiran-pemikiran baru oleh para pakar ekonomi sosialis. Diantara sekian
banyak pakar sosialis, pandangan Karl heindrich marx ( 1818-1883) dianggap paling
berpengaruh. Dari segi teoritis, banyak pakar dan pemikir ekonomi yang mengakui bahwa
argumentasi Marx sangat dalam dan luas. Teori-teorinya tidak hanya didasarkan atas pandangan
ekonomi saja, tetapi juga melibatkan moral, etika, social, politik, sejarah, falsafah dan
sebagainya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Lahirnya Sistem Ekonomi Sosialis


Sistem ekonomi sosialis mempunyai tujuan kemakmuran bersama, filosofi ekonomi sosialis
adalah bagaimana mendapatkan kesejahteraan, perkembangan sosialisme dimulai dari kritik
terhadap kapitalisme yang pada waktu itu kaum kapitalis atau kaum borjuis mendapat legitimasi
gereja untuk mengeksploitasi buruh. Inilah yang menjadikan Karl Marx mengkritik sistem
kapitalis sebagai ekonomi yang tidak sesuai dengan aspek kemasyarakatan.
Menurut Marx, tidak ada tempat bagi kapitalisme didalam kehidupan, maka upaya revolusioner
harus dilakuakan untuk menghancurkan kapitalisme, alat-alat produksi harus dikuasai oleh
Negara guna melindungi rakyat.Kritik Marx atas kapitalisme ini diimplementasikan oleh Lenin
dalam bentuk institusi Negara. Pada awal mulanya Lenin mengutarakan beberapa hal yang harus
dilakukan untuk mensosialisasikan paham baru kepada masyarakat Rusia setelah jatuhnya
pemerintahan lama antara lain: Pertama,menggunakan propaganda bahwa komunisme adalah
partai rakyat. Kedua, adanya infiltrasi organisasi-organisasi masyarakat, dan Ketiga, kekerasan,
hal itu dilakukan untuk mengembangkan idiologi Lenin dalam masyarakat yang harus
dimerdekakan dari penindasan pasar Rusia.
B. Sistem Ekonomi Sosialis (Sosialisme)
Sistem Ekonomi sosialis yaitu sistem ekonomi yang seluruh kegiatan ekonominya direncanakan,
dilaksanakan, dan diawasi oleh pemerintah secara terpusat. Sistem ekonomi sosialis tidak sama
dengan sistem ekonomi komunis, sosialisme merupakan tahap persiapan ke komunisme.

Faktor-faktor yang mendorong lahirnya sosialisme :


1. Karena adanya revolusi industri
2. Karena bangkitnya kaum borjuis (majikan) dan kaum proletar (buruh)
3. Munculnya pemikiran-pemikiran baru yang lebih terpelajar dan lebih rasional terhadap
kehidupan manusia dan masyarakat
4. Adanya tuntutan-tuntutan berlakunya demokrasi dari hasil Revolusi Perancis
Karl Max merupakan tokoh pengkritik kapitalisme di eropa dan penggugah perlawanan kaum
buruh terhadap kapitalisme, juga penulis wacana yang menjadi dasar pembentukan sistem
ekonomi sosial
C. Ciri-ciri sistem ekonomi Sosialis
• Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).
 Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial,sedang individu-individu fiksi
belaka.
 Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.

• Peran pemerintah sangat kuat


 Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
 Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
• Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
 Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat
sosialis)
 Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat
kapitalis).
Teori pertentangan kelas tidak berlaku umum Tidak banyak kasus, hanya terjadi pada saat
revolusi industri (abad pertengahan) dan revolusi Bolsevik tahun 1917). Di India banyak kasta,
tapi tidak pernah terjadi revolusi sosial.
• Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan
Maka kreativitas masyarakat tehambat, produktivitas menurun, produksi dan perekonomian akan
berhenti.
• Tidak ada insentive untuk kerja keras
Maka tidak ada dorongan untuk bekerja lebih baik, prestasi dan produksi menurun, ekonomi
mundur.
• Tidak menjelaskan bagaimana mekanisme ekonomi
• Karl Marx hanya mengkritik keburukan kapitalisme, tapi tidak menjelaskann mekanisme
yang mengalokasikan sumber daya di bawah sosialisme.

D. Perbedaan Sosialisme dan Komunisme Menurut Marx


Marx membedakan fase sosialisme dengan komunisme penuh atau lengkap. Dalam fase
sosialisme, produktivitas masih rendah dan kebutuhan materi belum terpenuhi secara cukup.
Sementara itu dalam fase komunisme penuh produktivitas sudah tinggi, sehingga semua
kebutuhan materi sudah diproduksi secara cukup. Dengan begitu, perekonomian dapat memenuhi
kebtuhan semua anggota masyarakat secara berkelimpahan. Tentang hakikat manusia sebagai
produsen dalam fase sosialisme manusia belum cukup menyesuaikan diri sehingga menjadikan
kerja sebagai hakikat dan masih mementingkan insentif materi untuk bekerja. Pada tahap
komunisme, kerja sudah menjadi hakikat. Semua pekerjaan dikerjakan dengan sukarela,
kegembiraan dan efesien tanpa mengharapkan insentif langsung seperti upah yang merupakan
produk sampingan dari kerja.
Sosialisme merupakan tahap persiapan ke komunisme. Komunisme merupakan tahap akhir
perkembangan masyarakat (The Six Major Historical Stages): primitive communism slaery
feudalism, capitalism, sosialism dan full communism
.
Negara yang menganut sistem ekonomi sosialis
1. Korea Utara
2. Kuba
3. Vietnam
4. RRC (sudah mulai mengendur)

E. Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Sosialis


1. Dalam sistem ekonomi sosialisme mempunyai beberapa prinsip dasar sebasagai berikut:
Pemilikan Harta oleh Negara Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik
masyarakat secara keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi
tidak diperbolehkan.
2. Kesamaan Ekonomi Sistem ekonomi sosialis menyatakan, (walaupun sulit ditemui disemua
Negara komunis) bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip
kesamaan. Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing.
3. Disiplin Politik Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan Negara diletakkan dibawah
peraturan kaum buruh, yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan
ekonomi serta hak kepemilikan harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat ketat untuk lebih
menggefektifkan praktek sosialisme. Hal ini yang menunjukkan tanpa adanya upaya yang lebih
ketat mengatur kehidupan rakyat, maka keberlangsungan system sosialis ini tidak akan berlaku
ideal sebagaimana dicita-citakan oleh Marx, Lenin dan Stalin.

F. Kebaikan dan Kelebihan Sistem Ekonomi Sosialis


Adapun kebaikan dan kelebihan dari Sistem Ekonomi Sosialis adalah
 Disediakannya kebutuhan pokok. Setiap warga negara disediakan kebutuhan pokoknya,
termasuk makanan dan minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat
dan lain-lain. Setiap individu mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang
cacat fisik dan mental berada dalam pengawasan Negara.
 Didasarkan oleh perencanaan Negara. Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan
perencanaan Negara Yang sempurna, diantara produksi dengan penggunaannya. Dengan
demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi seperti yang berlaku dalam System
Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi.
 Produksi dikelola oleh Negara. Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara,
sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan Negara.
 Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi lainnya
 Pasar barang dalam negeri berjalan lancar
 Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga
 Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan
 Jarang terjadi krisis ekonomi
G. Kelemahan Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem Ekonomi Sosialis mempunyai kelemahan sebagai berikut :
1. Sulit melakukan transaksi. Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang
terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi hanya untuk
mendapatkan makanan sebanyak dua kali. Jual beli sangat terbatas, demikian pula masalah harga
juga ditentukan oelh pemerintah, oelh karena itu stabilitas perekonomian Negara sosialis lebih
disebabkan tingkat harga ditentukan oleh Negara, bukan ditentukan oelh mekanisme pasar.
2. Membatasi kebebasan. Sistem tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri,
kewibawaan individu yang menghambatnyadalam memperoleh kebebasan berfikir serta
bertindak, ini menunjukkan secara tidak langsung system ini terikat kepada system ekonomi
dictator. Buruh dijadikan budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin.
3. Mengabaikan pendidikan moral. Dalam system ini semua kegiatan diambil alih untuk
mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidika moral individu diabaikan. Dengan demikian,
apabila pencapaian kepuasan kebendaan menjadi tujuan utama dan nlai-nilai moral tidak
diperhatikan lagi.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Sistem Ekonomi sosialis yaitu sistem ekonomi yang seluruh kegiatan ekonominya
direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh pemerintah secara terpusat.
Faktor-faktor yang mendorong lahirnya sosialisme :
 Karena adanya revolusi industri
 Karena bangkitnya kaum borjuis (majikan) dan kaum proletar (buruh)
 Munculnya pemikiran-pemikiran baru yang lebih terpelajar dan lebih rasional terhadap
kehidupan manusia dan masyarakat
 Adanya tuntutan-tuntutan berlakunya demokrasi dari hasil Revolusi Perancis

2. Ciri – ciri sistem ekonomi sosialis :


 Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
 Peran pemerintah sangat kuat
 Lebih mengutamakan kebersamaan ( kolektivisme )
3. Kelebihan dan kebaikan sistem ekonomi sosialis :
 Disediakannya kebutuhan pokok
 Didasarkan oleh perencanaan Negara
 Produksi dikelola oleh Negara
 Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi lainnya
 Pasar barang dalam negeri berjalan lancar
 Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga
 Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan
 Jarang terjadi krisis ekonomi

4. Kelemahan sistem ekonomi sosialis


 Mengabaikan pendidikan moral
 Membatasi kebebasan
 Sulit melakukan transaksi

DAFTAR PUSTAKA
Grosmann, Gregory. (1986). Sistem Ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara.
Hadi, Muhammad. (2006). Kapitalisme, Sosialisme dan Pancasilaisme, artikel di
http://www.google.com.
Hamid, Edy Suandi. (2004). Sistem Ekonomi, Utang Luar Negeri, dan Politik-Ekonomi,
Yogyakarta: UII Press.
Hudiyanto. (2004). Ke luar dari Ayun Pendulum Kapitalisme-Sosialisme. Yogyakarta: UMY
Press.
Mubyarto. (2000). Membangun Sistem Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.
Mubyarto. (2000). Reformasi Sistem Ekonomi. Yogyakarta: Aditya Media.

http://zonaekis.com/sejarah-lahirnya-sistem-ekonomi-sosialis

file.upi.edu/ai.php?dir=Direktori/…kritik%20terhadap%20sosialis…

Anda mungkin juga menyukai