Anda di halaman 1dari 6

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.

1 JAN-JUNI 2014 ISSN : 2089-8592

PENGGUNAAN LIMBAH PERKEBUNAN UNTUK


PENGEMBANGAN TERNAK KAMBING
Herlina Saragih
Dosen Fakultas Peternakan Universitas HKBP Nommensen

ABSTRAK Pemeliharaannya tidak sulit tidak membu-


tuhkan tempat yang luas dan tidak me-
Penelitian bertujuan untuk menge- merlukan banyak tenaga kerja serta
tahui berapa besar tingkat pemanfaatan resisten terhadap gangguan penyakit.
silase pelepah kelapa sawit sebagai pakan Ternak kambing mempunyai potensi
ternak kambing kacang fase pertumbuhan. untuk meningkatkan produk pangan yang
Penelitian ini dilakukan secara eksprimen tinggi nilai gizinya yaitu daging dan susu.
dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Salah satu cara untuk mengembang-
dengan empat perlakuan. kannya adalah dengan perbaikan mutu
Perlakuan terdiri dari R0 (tanpa silase ransum (Sumoprastowo, 2000).
pelepah kelapa sawit), R1 (40% silase Sistem produksi ternak ruminansia,
pelepah kelapa sawit), R2 (50% silase khususnya ternak kambing di Indonesia,
pelepah kelapa sawit) dan R3 (60% silase masih dilakukan secara tradisional, de-
pelepah kelapa sawit). Hasil penelitian ngan sedikit atau tanpa pakan tambahan
menunjukkan bahwa semakin tinggi level (Tomaszewska et al., 2003). Secara fi-
pemberian silase pelepah kelapa sawit siologis ternak kambing harus mengkom-
semakin rendah konsumsi bahan kering sumsi hijauan sebagai sumber serat untuk
ransum dan semakin rendah pula per- kepentingan fermentasi didalam rumah
tambahan bobot badan harian. untuk meningkatkan produktifitas yang
Dari hasil penelitian ini disimpulkan dihasilkannya, diperlukan pemberian ran-
bahwa pemberian silase pelepah kelapa sum yang berkualitas. Hal ini mening-
sawit dari level 40% sampai dengan 60% katkan biaya ransum yang cukup tinggi
tidak memberikan hasil yang baik untuk dan dapat mencapai 70-80 % dari total
konsumsi bahan kering dan pertambahan biaya produksi. Sehingga perlu dicari satu
bobot badan harian. Disarankan perlu di- alternatif pengamatan bahan pakan non
lakukan penelitian lanjut dengan perlakuan konversional yang mengandung zat gizi
dibawah level 40%. baik dan seimbang, mudah diperoleh,
tersedia sepanjang tahun dan harganya
Kata Kunci : Silase Pelepah Kelapa murah (Sarwono, 2001).
Sawit, Konsumsi Bahan Perkebunan kelapa sawit sampai
Kering dan Pertambahan saat ini terus berkembang, hampir semua
Bobot Badan Harian di Propinsi di Indonesia sehingga luasnya
terus meningkat. Luas perkebunan kelapa
PENDAHULUAN sawit di Indonesia 3.300.000 ha (BPS,
2004). Propinsi Sumatera Utara memiliki
Pembangunan peternakan merupa- perkebunan kelapa sawit yang cukup luas
kan bagian integral dari pembangunan dibanding dengan Propinsi yang ada di
Nasional Pada saat ini, sub sektor peter- Indonesia sebanyak 775.000 ha (23,5%)
nakan telah mendapat perhatian khusus dari total perkebunan kelapa sawit di
dari pemerintah untuk pemenuhan kebu- Indonesia terdapat di Propinsi Sumatera
tuhan protein rakyat. Pesatnya kebutuhan Utara. Salah satu produk limbah padat
yang di laksanakan seiring dengan me- perkebunan kelapa sawit yang dapat
ningkatnya kebutuhan akan makanan diberikan sebagai pakan ternak adalah
yang bergizi, menuntut peningkatan pro- pelapah kelapa sawit pada saat panen
duksi peternakan sebagai sumber protein tandan buah segar 1-2 helai pelapah
hewani (Sarwono, 2001). Salah satu jenis kelapa sawit dipotong dengan tujuan
ternak yang mudah dipelihara siapa saja memperlancar penyerbukan dan
tetapi belum dimanfaatkan sebagaimana mempermudah panen berikutnya.
mestinya adalah ternak kambing. Biasanya pihak perkebunan membiarkan
158
Herlina Saragih : Penggunaan Limbah Perkebunan Untuk Pengembangan …………………...

pelapah kelapa sawit tersebut disekitar pakan 0,116. Berdasarkan hal tersebut di
tanaman kelapa sawit. atas masih perlu dilakukan penelitian
Produksi pelapah kelapa sawit ini pemanfaatan silase pelepah kelapa sawit
terkonsentrasi pada satu kawasan dalam sebagai pakan bahan/dasar ternak kambing.
jumlah yang berlimpah dan tersedia se-
panjang tahun, sehingga memiliki peluang BAHAN PENELITIAN
yang besar sebagai pemasok bahan baku
pakan. Produksi pelapah kelapa sawit Proses Pembuatan Silase
yang telah berproduksi dapat mencapai Pelepah kelapa sawit diperoleh dari
40-50 pelapah/pohon/tahun, dengan bo- sekitar Kecamatan Galang, dengan ki-
bot pelapah sebesar 4,5 kg berat kering saran umur 7 - 10 tahun. Pelepah sawit di-
perpelapah. Dalam satu hektar kelapa gunakan hasil dari pemotongan pelepah
sawit diperkirakan dapat menghasilkan sawit pemanenan tandan buah. Dilakukan
6400-7500 pelapah per tahun, sehingga di perlakuan secara fisik terhadap pelepah
Sumatera Utara dengan luasan per- kelapa sawit, dengan menggunakan me-
kebunan pelapah kelapa sawit 775.000 ha sin pencacah sehingga diperoleh ukuran
akan dapat menghasilkan 22.320-000- pelepah kelapa sawit yang lebih kecil.
26.156.250 ton berat kering pelepah per Tahap awal pembuatan silase pelepah
tahun yang sampai saat ini penggunaan kelapa sawit adalah melakukan peng-
atau pemanfaatan dari pelapah kelapa ukuran kadar air pelepah kelapa sawit
sawit itu belum mendapat perhatian yang (menggunakan panas matahari) selama
serius khususnya yang terkait atau ± 2-3 jam tergantung intensitas sinar
perusahaan yang memiliki perkebunan matahari sehingga diperoleh kadar air
kelapa sawit (sutardi, 1996). pelepah kelapa sawit 65-70%, kemudian
Sudigno (2005) mengatakan bahwa diproses menjadi silase melalui cam
untuk meningkatkan kandungan gizi ba- dicampur dengan bahan aditif molasses
han makanan asal tumbuhan dan untuk (gula tetes) 5% dan urea 3% untuk
menekan kandungan serat kasar dapat meransang aktifitas mikroba dalam proses
dilakukan m e l a l u i p r o s e s fermentasi. fermentasi pembuatan silase, selain itu
Proses fermentasi dapat meningkatkan juga untuk meningkatkan kandungan
kadar protein dan asam amino dari bahan energi dan protein silase yang dihasilkan
makanan tersebut, serta mampu meng- nantinya. Setelah dicampur secara merata
ubah serat kasar menjadi komponen yang lalu dimasukkan kedalam kantong pelastik
mudah dicerna oleh ternak. Selain itu (dua lapis) dengan ukuran 40 kg didapat-
proses fermentasi akan menghasilkan kan untuk meminimumkan udara (proses
alkohol yang membuat bau dan rasa fermentasi anaerob) kemudian disimpan
bahan pakan menjadi sedap sehingga ditempat teduh (bebas sinar matahari)
dapat meningkatkan palatabilitas. selama ± 3 minggu tergantung cepat
Winarno (2004) mengemukakan lambatnya proses silase.
bahwa makanan yang telah mengalami
fermentasi biasanya mempunyai nilai gizi Bahan dan Alat
yang lebih baik dari pada bahan asalnya. Bahan yang digunakan adalah pe-
Hal ini tidak hanya disebabkan mikro- lepah kelapa sawit, dedak halus, jagung
organisme yang bersifat katabolik atau eling, bungkil kelapa, molasses, urea,
memecah komponen-komponen yang tepung tulang, ultra mineral, garam,
komplek menjadi zat-zat yang mudah rumput lapangan.
dicerna, tetapi mikroorganisme juga dapat
mensintesis berapa jenis vitamin yang Ransum Penelitian
komplek dan faktor-faktor pertumbuhan Ransum yang digunakan adalah
badan lainnya, misalnya produksi dari rumput, pelepah kelapa sawit dan pakan
beberapa vitamin seperti Riboflavin, vitamin konsentrat. Pelepah kelapa sawit yang
B12 dan Provitamin A. digunakan adalah pelepah yang dipotong-
Simanihuruk et al (2006) menyata- potong atau dicacah dengan meng-
kan bahwa pemberian pelepah kelapa gunakan mesin pencacah dengan ukuran
sawit (dalam bentuk segar) sebanyak antara 1-2 cm. Konsentrat penelitian
40% dalam komponen pakan mem- disusun dengan menggunakan beberapa
berikan konsumsi bahan kering pakan bahan pakan, dengan kandungan pakan
431,73 g/e/h, efisiensi penggunaan energy (ME Kkal/Kg) dan protein (16,3%).
159
Herlina Saragih : Penggunaan Limbah Perkebunan Untuk Pengembangan …………………...

Pemberian pakan disesuaikan denagn sentrat, rumput dan silase pelepah kelapa
kebutuhan adalah 3,8% (NRC., 1981). sawit dengan perbandingan yang dapat
Dimana konsentrat untuk semua per- dilihat pada tabel 1.
lakuan adalah 40%. Ransum yang diguna-
kan dalam penelitian ini adalah kon-

Tabel 1. Komponen Ransum Penelitian


Bahan Pakan R0 R1 R2 R3
Konsentrat 40 40 40 40
Rumput 60 20 10 0
Silase pelepah kelapa sawit 0 40 50 60

Tabel 2. Komposisi Kimia Bahan Pakan


BK PK ME
Bahan
(%) (%) M.kkal/Kg
Rumput Lapangan 22 10,7 2
Silase Kelapa Sawit 50 9,1
Bkl. Kelapa 93 21 2,5
Dedak halos 88 11 2,6
Tepung Jagung 86 9 3,1
Urea 90 281
Garam 90
Ultra Mineral 90
Tepung Tulang 90
Sumber: Hasil onalisis laboratorium Lokalit Kambing Potong Sei Putih

Analisa Data S2 KTGalat


Pada penelitian ini data dianalisis 
dengan Rancangan Acak Kelompok Ulangan Ulangan
(RAK) dengan model matematika sebagai
berikut: KT (Galat) = Kuadrat tengah eror Jumlah
Yij=+ij+  ij ulangan
Dimana: Q = Nilai table
Yij = Respon peubah yang diamati db(galat) = Derajat bebas
 = Rataan umum
ij = Pengaruh pakan ke-I pada ulangan Konsumsi Ransum
ke-j Konsumsi bahan kering perhari pada
 ij = Pengaruh komponen galat kambing percobaan berkisar 167,56
i = 1,2,3,4 dan j = 1,2,3,4,5 sampai 572,13 gram per ekor perhari, dan
Jika analisis keragaman Anova rata-rata 331,33 agrodzft). Dari konsumsi
menunjukkan pengaruh nyata (P>0,05) tersebut terlihat bahwa pemberian silase
dari perlakuan terhadap peubah yang pelepah sawit berpengaruh negative ter-
diukur, maka akan dilanjutkan dengan uji hadap konsumsi ransum, dimana semakin
BNJ, untuk melihat hasil beda nyata besar level pemberian silase pelepah
perlakuan (Sastrosupadi, 2000). kelapa sawit, cenderung menyebabkan
konsumsi bahan kering semakin kecil.
BNJ = Qa(p: db galat) x s 2 / Ulangan Rataan konsumsi bahan kering ran-
Dimana: sum dengan silase (R1, R2, R3) yaitu
sebesar 267,99 gram/ekor/hari, lebih ren-
160
Herlina Saragih : Penggunaan Limbah Perkebunan Untuk Pengembangan …………………...

dah dibanding konsumsi ransum kontrol


(RO) yaitu sebesar 421,35 gram/ekor/hari.

Tabel 3 Rataan Konsumsi Ransum Berdasarkan Bahan Kering (gram)

Ulangan Total Rataan


Perlakuan
1 2 3 4 5
R0 572,13 503,94 253,45 509,55 267,70 2.106,75 421,35A
R1 287,11 237,20 467,73 261,17 553,43 1.806,64 361,33B
R2 380,74 366,12 360,74 218,52 300,44 1.626,57 325,31C
R3 215,94 224,38 203,15 275,56 167,56 1.086,59 217,32D
Total 1.45591 1.331,63 1.285,08 1.264,80 1.289,17 6.626,56
Rataan 331,3

Pada label tersebut dapat dilihat bahan. Semakin tinggi taraf penggunaan
bahwa konsumsi bahan kering yang urea maka semakin tinggi kadar tinggi.
tertinggi dihasilkan oleh kontrol RO Hasil analisis kimia menunjukkan
yaitu 421,35 gram/ekor/hari berbeda bahwa kandungan bahan kering daun
sangat nyata (P<0,01) terhadap R1, R2 kelapa sawit lebih tinggi dari rumput asal
dan R3. Semakin tinggi tingkat pem- perkebunan, namun kandungan protein-
berian silase pelepah sawit menyebab- nya sedikit lebih rendah dari rumput.
kan konsumsi semakin menurun, hal ini Kandungan NDF daun kelapa sawit lebih
diperkirakan karena silase pelepah tinggi dibandingkan dengan rumput per-
sawit bersifat bulky dan padat sehingga kebunan. Daya cerna daun kelapa sawit
akan mengakibatkan laju aliran terhadap kambing sangat nyata lebih
malcomin di dalam rumen menjadi rendah dari rumpul asal perkebunan.
relatif lambat dan membuat terjadinya Data ini menunjukkan bahwa kualitas
proses pengosongan perut lebih lama daun kelapa sawit termasuk kualitas
dan ternak merasa cepat kenyang. biologis rendah. Winugroho dan Maryati
Winogroho dan Maryati (1999) (1999) juga menyimpulkan daun kelapa
melaporkan bahwa daya cerna bahan sawit mempunyai kualitas biologis ren-
kering daun sawit secara invitro lebih dah, daya cerna-vitro (IUDMD)nya <50%.
rendahHal ini disebabkan daun sawit Selanjutnya disarankan pemberian hanya
mempunyai kandungan lignin yang 15-20% saja dalam ransum. Perlakuan
cukup tinggi. Sudaryanto dkk (1999) fisik, kimia, biologis atau kombinasinya
melaporkan kandungan lignin daun perlu dipertimbangkan bila daun kelapa
sawit rata-rata untuk berbagai umur sawit dibelikan lebih dari 40% dalam
kelapa sawit allolah 13,70% hampir ransum. Jalnadin (1994) melaporkan
sama dengan jerami padi (13%). Oleh bahwa kandungan lignin daun kelapa
karena itu perlu dilakukan pengolahan sawit 13,79%. Kandungan lignin daun
untuk melonggarkan ikatan lignin kelapa sawit ini lebih tinggi dibandingkan
cellulosa dan lignin hemicellulosa agar jerami padi (13%). Tinggi rendahnya daya
mikroorganisme rumen mullah men- cerna daun kelapa sawit diduga
cernanya sehingga dapat meningkatkan diakibatkan kandungan ligninnya yang
nilai biologisme. tinggi.
Hasil pengolahan daun sawit de-
ngan cara amoniasi yakni dengan pe- Pertambahan Bobot Badan
nambahan urea molasses jelas mem- Pertambahan bobot badan harian
pengaruhi kandungan gizi daun sawit, pada kambing selama penelitian terlihat
Pengaruh ammoniasi meningkatkan kan- bahwa pemberian silase pelepah sawit
dungan protein kasar dan menurunkan menunjukkan pengaruh yang sangat ber-
kandungan serat kasar, hal ini terjatli variasi ada yang negative terhadap per-
karena penambahan urea pada bahan tambahan bobot badan terutama pada
dapat meningkatkan kandungan nitrogen tingkat pemberian silase 50-60% dalam
ransum (R2 dan R3).
161
Herlina Saragih : Penggunaan Limbah Perkebunan Untuk Pengembangan …………………...

Pada tabel terlihat pada rataan per- pemberian ransum control R0 (50,57
tambahan bobot badan kambing adalah gram/ekor/hari) dan terendah pada pem-
22,14 gram/ekor/hari, dengan kisaran berian silase pelepah sawit sebanyak 60%
-30,00 gram sampai dengan 68,57 dalam ransum (9,14 gram/ekor/hari).
gram/ekor/hari. Pertambahan bobot badan
kambing yang tertinggi terdapat pada

Tabel 4. Pengaruh Pemberian Silase Pelepah Kelapa Sawit terhadap Rataan Pertambahan
Bobot Badan Kambing Kacang (gram/ekor/hari)
Ulangan (n)
Perlakuan Total Rataan
1 2 3 4 5

R0 52,86 31,43 57,14 42,86 68,57 252,86 50,57A

R1 0,00 32,86 41,43 8,57 4,29 87,15 17,43B

R2 34,29 -18,57 2,86 37,14 1,43 57,15 11,43AC

R3 -30,00 1,43 32,86 22,86 18,57 45,72 9,14AD

Total
57,15 47,15 134,29 111,43 92,88 442,88 22,14
Rataan

Pertambahan bobot badan hasil pe- Saran


nelitian ini masih lebih rendah diban- Perlu dilakukan penelitian lanjut
dingkan dengan pertambahan bobot penggunaan silase pelepah sawit dibawah
badan kambing yang diperoleh oleh level 40% sebagai pengganti rumput.
Hardjosubroto 1880 dalam Somoprastowo
1989, yang menyatakan bahwa rataan DAFTAR PUSTAKA
kenaikan bobot badan harian ternak
kambing umur 4-9 bulan sebesar 43 Alimon, A.R.., and M. Hair-Bejo. 2006.
gram/ekor/harian. Rendahnya pertamba- Feeding System Based On Oil Palm
han bobot badan ini diduga karena kan- By Prodict IN Malaysia. In Production
dungan nitrogen pelepah daun sawit Of The First International Sysmpo-
0,38% atau setara dengan 2,37% protein sium On the Ingration To Oil Palm
kasar dan sejalan dengan konsumsi ba- Production, Esd. Y. W. HO, M.K.
han kering ransum yang rendah yang Vihidayadaran Ang M.D. Sanches,
mengakibatkan konsumsi protein kasar 25-27 May 1995, Kuala Lumpur
menjadi rendah tidak memenuhi kebutu- Malaysia.
han untuk hidup pokok. Kurangnya kon-
sumsi protein untuk mempertahankan Dixon, R.M. dan Egan, A.R, 2005.
hidup pokok, akan mengakibatkan peng- Strategies for optimizing Use of
gunaan protein endogen dari tubuh. Oleh Fibrous Crop Residues as Animal
karena itu penggunaan pelepah daun Feed in. Ruminant Feeding System
kelapa sawit sebagai pakan perlu di- Ufilising Fibrous Agricultural Resi-
tambah pakan tambahan (Ginting 2008). dues. (R.M. Dixon Editor Canberra
and Colleges Limited. P. 11-26.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini disimpulkan
bahwa penggunaan silase pelepah kelapa
sawit dengan level pemberian 40%, 50%
dan 60% menurunkan konsumsi ransum,
dan pertambahan bobot badan.
162
Herlina Saragih : Penggunaan Limbah Perkebunan Untuk Pengembangan …………………...

Hutagalung dan Jaluddin, 2002. Feeding


For Farm Animals from the Biological
Treatment of Crop Residues. In the
Utiliration of Fibrous Agricultural
residues as animal feed. International
Development Program of Australian
Universitas and Colleger, Canberra,
Australia.

Purba, A., S.P. Ginting, z, Poeloengan. K.


Simanjuntak dan Junjungan. 2007
Nilai Nutirsi dan Mameat Pelepah
Kelapa Sawit Sebagai Pakan Ternak.

Rossi., E dan N. Jamarun, 2007.


Pengaruh Penggunaan Serat Sawit
dan Bungkil Inti Sawit dalam Ransum
Terhadap Daya cerna bahan kering,
Protein Kasar dan Retensi Nitrogen
Domba Lokal.Jurnal Perternakan dan
Lingkungan. Fakultas Perternakan
Uanand. Padang

Simanihuruk, K., Junjungan, A. Tarigan


dan L.P. Batubara. 2006. Peman-
faatan Pelepah Kelapa Sawit sebagai
Pakan Basal Ternak Kambing
Kacang Fase Pertumbuhan. Laporan
Tahunan, Loka Penelitian Kambing
Potong Sei Putih.

Sutardi, T. Erika. B. Lakoni, Idat G.


Permana dan Despal. A.B Tanjung
1996. Potensi Limbah Perkebunan
Sebagai Bahan Baku Pakan Ternak.
Peper disampaikan pada Pertemuan
Tingkat Nasional : Penggalian Sum-
berdaya Perkebunan untuk Usaha
Perternakan, Medan 11-13
November.

Anda mungkin juga menyukai