Herlina Saragih Wahana Inovasi
Herlina Saragih Wahana Inovasi
pelapah kelapa sawit tersebut disekitar pakan 0,116. Berdasarkan hal tersebut di
tanaman kelapa sawit. atas masih perlu dilakukan penelitian
Produksi pelapah kelapa sawit ini pemanfaatan silase pelepah kelapa sawit
terkonsentrasi pada satu kawasan dalam sebagai pakan bahan/dasar ternak kambing.
jumlah yang berlimpah dan tersedia se-
panjang tahun, sehingga memiliki peluang BAHAN PENELITIAN
yang besar sebagai pemasok bahan baku
pakan. Produksi pelapah kelapa sawit Proses Pembuatan Silase
yang telah berproduksi dapat mencapai Pelepah kelapa sawit diperoleh dari
40-50 pelapah/pohon/tahun, dengan bo- sekitar Kecamatan Galang, dengan ki-
bot pelapah sebesar 4,5 kg berat kering saran umur 7 - 10 tahun. Pelepah sawit di-
perpelapah. Dalam satu hektar kelapa gunakan hasil dari pemotongan pelepah
sawit diperkirakan dapat menghasilkan sawit pemanenan tandan buah. Dilakukan
6400-7500 pelapah per tahun, sehingga di perlakuan secara fisik terhadap pelepah
Sumatera Utara dengan luasan per- kelapa sawit, dengan menggunakan me-
kebunan pelapah kelapa sawit 775.000 ha sin pencacah sehingga diperoleh ukuran
akan dapat menghasilkan 22.320-000- pelepah kelapa sawit yang lebih kecil.
26.156.250 ton berat kering pelepah per Tahap awal pembuatan silase pelepah
tahun yang sampai saat ini penggunaan kelapa sawit adalah melakukan peng-
atau pemanfaatan dari pelapah kelapa ukuran kadar air pelepah kelapa sawit
sawit itu belum mendapat perhatian yang (menggunakan panas matahari) selama
serius khususnya yang terkait atau ± 2-3 jam tergantung intensitas sinar
perusahaan yang memiliki perkebunan matahari sehingga diperoleh kadar air
kelapa sawit (sutardi, 1996). pelepah kelapa sawit 65-70%, kemudian
Sudigno (2005) mengatakan bahwa diproses menjadi silase melalui cam
untuk meningkatkan kandungan gizi ba- dicampur dengan bahan aditif molasses
han makanan asal tumbuhan dan untuk (gula tetes) 5% dan urea 3% untuk
menekan kandungan serat kasar dapat meransang aktifitas mikroba dalam proses
dilakukan m e l a l u i p r o s e s fermentasi. fermentasi pembuatan silase, selain itu
Proses fermentasi dapat meningkatkan juga untuk meningkatkan kandungan
kadar protein dan asam amino dari bahan energi dan protein silase yang dihasilkan
makanan tersebut, serta mampu meng- nantinya. Setelah dicampur secara merata
ubah serat kasar menjadi komponen yang lalu dimasukkan kedalam kantong pelastik
mudah dicerna oleh ternak. Selain itu (dua lapis) dengan ukuran 40 kg didapat-
proses fermentasi akan menghasilkan kan untuk meminimumkan udara (proses
alkohol yang membuat bau dan rasa fermentasi anaerob) kemudian disimpan
bahan pakan menjadi sedap sehingga ditempat teduh (bebas sinar matahari)
dapat meningkatkan palatabilitas. selama ± 3 minggu tergantung cepat
Winarno (2004) mengemukakan lambatnya proses silase.
bahwa makanan yang telah mengalami
fermentasi biasanya mempunyai nilai gizi Bahan dan Alat
yang lebih baik dari pada bahan asalnya. Bahan yang digunakan adalah pe-
Hal ini tidak hanya disebabkan mikro- lepah kelapa sawit, dedak halus, jagung
organisme yang bersifat katabolik atau eling, bungkil kelapa, molasses, urea,
memecah komponen-komponen yang tepung tulang, ultra mineral, garam,
komplek menjadi zat-zat yang mudah rumput lapangan.
dicerna, tetapi mikroorganisme juga dapat
mensintesis berapa jenis vitamin yang Ransum Penelitian
komplek dan faktor-faktor pertumbuhan Ransum yang digunakan adalah
badan lainnya, misalnya produksi dari rumput, pelepah kelapa sawit dan pakan
beberapa vitamin seperti Riboflavin, vitamin konsentrat. Pelepah kelapa sawit yang
B12 dan Provitamin A. digunakan adalah pelepah yang dipotong-
Simanihuruk et al (2006) menyata- potong atau dicacah dengan meng-
kan bahwa pemberian pelepah kelapa gunakan mesin pencacah dengan ukuran
sawit (dalam bentuk segar) sebanyak antara 1-2 cm. Konsentrat penelitian
40% dalam komponen pakan mem- disusun dengan menggunakan beberapa
berikan konsumsi bahan kering pakan bahan pakan, dengan kandungan pakan
431,73 g/e/h, efisiensi penggunaan energy (ME Kkal/Kg) dan protein (16,3%).
159
Herlina Saragih : Penggunaan Limbah Perkebunan Untuk Pengembangan …………………...
Pemberian pakan disesuaikan denagn sentrat, rumput dan silase pelepah kelapa
kebutuhan adalah 3,8% (NRC., 1981). sawit dengan perbandingan yang dapat
Dimana konsentrat untuk semua per- dilihat pada tabel 1.
lakuan adalah 40%. Ransum yang diguna-
kan dalam penelitian ini adalah kon-
Pada label tersebut dapat dilihat bahan. Semakin tinggi taraf penggunaan
bahwa konsumsi bahan kering yang urea maka semakin tinggi kadar tinggi.
tertinggi dihasilkan oleh kontrol RO Hasil analisis kimia menunjukkan
yaitu 421,35 gram/ekor/hari berbeda bahwa kandungan bahan kering daun
sangat nyata (P<0,01) terhadap R1, R2 kelapa sawit lebih tinggi dari rumput asal
dan R3. Semakin tinggi tingkat pem- perkebunan, namun kandungan protein-
berian silase pelepah sawit menyebab- nya sedikit lebih rendah dari rumput.
kan konsumsi semakin menurun, hal ini Kandungan NDF daun kelapa sawit lebih
diperkirakan karena silase pelepah tinggi dibandingkan dengan rumput per-
sawit bersifat bulky dan padat sehingga kebunan. Daya cerna daun kelapa sawit
akan mengakibatkan laju aliran terhadap kambing sangat nyata lebih
malcomin di dalam rumen menjadi rendah dari rumpul asal perkebunan.
relatif lambat dan membuat terjadinya Data ini menunjukkan bahwa kualitas
proses pengosongan perut lebih lama daun kelapa sawit termasuk kualitas
dan ternak merasa cepat kenyang. biologis rendah. Winugroho dan Maryati
Winogroho dan Maryati (1999) (1999) juga menyimpulkan daun kelapa
melaporkan bahwa daya cerna bahan sawit mempunyai kualitas biologis ren-
kering daun sawit secara invitro lebih dah, daya cerna-vitro (IUDMD)nya <50%.
rendahHal ini disebabkan daun sawit Selanjutnya disarankan pemberian hanya
mempunyai kandungan lignin yang 15-20% saja dalam ransum. Perlakuan
cukup tinggi. Sudaryanto dkk (1999) fisik, kimia, biologis atau kombinasinya
melaporkan kandungan lignin daun perlu dipertimbangkan bila daun kelapa
sawit rata-rata untuk berbagai umur sawit dibelikan lebih dari 40% dalam
kelapa sawit allolah 13,70% hampir ransum. Jalnadin (1994) melaporkan
sama dengan jerami padi (13%). Oleh bahwa kandungan lignin daun kelapa
karena itu perlu dilakukan pengolahan sawit 13,79%. Kandungan lignin daun
untuk melonggarkan ikatan lignin kelapa sawit ini lebih tinggi dibandingkan
cellulosa dan lignin hemicellulosa agar jerami padi (13%). Tinggi rendahnya daya
mikroorganisme rumen mullah men- cerna daun kelapa sawit diduga
cernanya sehingga dapat meningkatkan diakibatkan kandungan ligninnya yang
nilai biologisme. tinggi.
Hasil pengolahan daun sawit de-
ngan cara amoniasi yakni dengan pe- Pertambahan Bobot Badan
nambahan urea molasses jelas mem- Pertambahan bobot badan harian
pengaruhi kandungan gizi daun sawit, pada kambing selama penelitian terlihat
Pengaruh ammoniasi meningkatkan kan- bahwa pemberian silase pelepah sawit
dungan protein kasar dan menurunkan menunjukkan pengaruh yang sangat ber-
kandungan serat kasar, hal ini terjatli variasi ada yang negative terhadap per-
karena penambahan urea pada bahan tambahan bobot badan terutama pada
dapat meningkatkan kandungan nitrogen tingkat pemberian silase 50-60% dalam
ransum (R2 dan R3).
161
Herlina Saragih : Penggunaan Limbah Perkebunan Untuk Pengembangan …………………...
Pada tabel terlihat pada rataan per- pemberian ransum control R0 (50,57
tambahan bobot badan kambing adalah gram/ekor/hari) dan terendah pada pem-
22,14 gram/ekor/hari, dengan kisaran berian silase pelepah sawit sebanyak 60%
-30,00 gram sampai dengan 68,57 dalam ransum (9,14 gram/ekor/hari).
gram/ekor/hari. Pertambahan bobot badan
kambing yang tertinggi terdapat pada
Tabel 4. Pengaruh Pemberian Silase Pelepah Kelapa Sawit terhadap Rataan Pertambahan
Bobot Badan Kambing Kacang (gram/ekor/hari)
Ulangan (n)
Perlakuan Total Rataan
1 2 3 4 5
Total
57,15 47,15 134,29 111,43 92,88 442,88 22,14
Rataan
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini disimpulkan
bahwa penggunaan silase pelepah kelapa
sawit dengan level pemberian 40%, 50%
dan 60% menurunkan konsumsi ransum,
dan pertambahan bobot badan.
162
Herlina Saragih : Penggunaan Limbah Perkebunan Untuk Pengembangan …………………...