Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

PENGATURAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA BAYI

Dosen Pembimbing

Jawiah, S.Pd, S.Kep, M.Kes

Disusun oleh :

Muliya PO.71.20.1.19.062

Nadiyah Zannati A PO.71.20.1.19.065

Patimah PO.71.20.1.19.069

Peni Ana Sari PO.71.20.1.19.071

Putri Nabillah PO.71.20.1.19.073

Tiara Puspita PO.71.20.1.19.089

Wita Vera Nida PO.71.20.1.19.094

KELOMPOK 2

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

TAHUN PELAJARAN 2020/202

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanawataallah yang telah memberikan kami


kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Jawiah, S.Pd, S.Kep, M.Kes selaku dosen mata kuliah Gizi dan Diet yang sudah
memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua
orang khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Palembang, Februari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................
B. Rumusan Makalah..................................................................
C. Tujuan Makalah......................................................................

BAB II PEMBAHASAN

Pengaturan Kebutuhan Nutrisi pada Bayi

A. Tujuan...................................................................................
B. Prinsip Kebutuhan Nutrisi pada Bayi........................................
C. Makanan Bayi........................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................
B. Saran.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................

SOAL....................................................................................................

3
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Kebutuhan serta peran gizi bagi tubuh manusia berbeda-beda. Hal


itu tergantung dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang diantaranya
adalah karena faktor usia, jenis kelamin, pekerjaan atau status dalam
masyarakat, dan hal lain yang mempengaruhi kegiatan dan sirkulasi serta
proses metabolisme dalam tubuh maupun proses pembuangannya.
Pada makalah ini, kami akan membahas mengenai pengaturan
kebutuhan nutrisi pada bayi. Suatu fenomena pada jaman sekarang ini,
adalah ketidak mampuan atau ketidaktahuan, bahkan ketidakpedulian
terhadap pemenuhan kebutuhan yang memang harus dipenuhi dalam fase
pertumbuhan bayi.
Sehingga beberapa kasus, penyakit yang diderita pada usia dewasa
dapat terjadi pada usia bayi. Namun, siapakah yang disalahkan dalam hal
ini? Kesalahan pemikiran dan penanganan dapat berpengaruh. Misalnya
saja pada bayi berusia 1-2 tahun yang tidak lagi memperoleh ASI, dan
telah diberikan asupan makanan. Pada masa kanak-kanak, tidak menutup
kemungkinan anak itu akan lebih beresiko mengidap penyakit maag,
daripada seorang anak yang memperoleh asupan makanan pada usia yang
tepat.

B. Rumusan Makalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah apa tujuan dari
pengaturan kebutuhan nutrisi pada bayi, apa prinsip kebutuhan nutrisi pada
bayi dan bagaimana makanan bayi dalam kebutuhan nutrisi.

4
C. Tujuan Makalah
Tujuan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui apa tujuan dari
pengaturan kebutuhan nutrisi pada bayi, apa prinsip kebutuhan nutrisi pada
bayi dan bagaimana makanan bayi dalam kebutuhan nutrisi.

5
BAB II
Pembahasan
A. TUJUAN
1. Optimalkan Tumbuh Kembang
Pertumbuhan adalah keadaan dimana ada perubahan fisik dari waktu ke
wanktu, baik bagi segi dimensi, proporsi maupun komposisi tubuh. Agar
pertumbuhan menjadi baik, bayi harus diberikan nutrisi yang baik. Makanan
yang dimakan oleh bayi akan menjadi sumber energi yang berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan sel-sel dalam tubuh, serta perbaikan sel-sel
tubuh apabila sel-sel tubuh rusak. sel-sel dalam tubuh tumbuh dengan baik
maka pertumbuhan bayi akan tercapai, sehingga setiap bulan berat badan dan
tinggi badan bayi akan bertambah.

2. Imunitas Tubuh
Bayi sangat rentan terhadap penyakit karena sistem kekebalan
tububnya masih belum sempurna. Asupan makanan yang baik membantu
dalam optimalisasi imunitas pada bayi. Asupan protein pada bayi akan
membantu dalam optimalisasi kekebalan tubuh yang pada akhirnya bayi akan
lebih sehat dan kuat serta bebas penyakit.

3. Kecukupan Energi
Agar fungsi tubuh berjalan dengan baik maka asupan makanan mutlak
di perlukan. Makanan akan membantu dalam menjaga proses dalam tubuh
berjalan dengan baik, seperti sistem kekebalan tubuh berjalan dengan baik,
pertumbuhan optimal, dll semuanya membutuhkan energi dari makanan.

4. Pemberian Air Susu Ibu (ASI)


ASI eksklusif selama 6 bulan memberikan banyak manfaat bagi ibu
dan bayinya. Yang utama adalah perlindungan terhadap infeksi saluran cerna
yang banyak ditemukan di negara berkembang maupun di negara industri.
Inisiasi menyusu dini, dalam waktu satu jam setelah lahir, melindungi bayi

6
baru lahir dari infeksi sehingga menurunkan angka kematian bayi baru lahir.
Risiko kematian akibat diare dan infeksi lain meningkat pada bayi yang tidak
mendapat ASI eksklusif atau bayi yang sama sekali tidak mendapat ASI.
ASI juga merupakan sumber energi dan nutrisi yang penting bagi anak
usia 6-23 bulan. ASI dapat memenuhi setengah atau lebih kebutuhan energi
anak usia 6-12 bulan, dan sepertiga kebutuhan energi anak usia 12-24 bulan.
ASI juga merupakan sumber energi dan nutrisi yang sangat penting saat anak
sedang sakit sehingga mengurangi angka kematian akibat malnutrisi.
Anak dan remaja yang mendapat ASI ketika mereka masih bayi
memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami kegemukan atau obesitas.
Selain itu, mereka menunjukkan tingkat kecerdasan dan prestasi sekolah yang
lebih baik. ASI dikaitkan dengan kehidupan yang lebih baik pada ketika anak
tumbuh dewasa nantinya. Anak yang tumbuh dan berkembang dengan baik
juga akan menghemat pengeluaran sehingga ekonomi keluarga akan lebih
baik.
Pemberian ASI yang lebih lama juga berperan pada kesehatan ibu.
Pemberian ASI dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan kanker
payudara pada ibu serta merenggangkan jarak kehamilan – karena ASI
eksklusif pada bayi kurang dari 6 bulan memberikan efek hormonal yang
dapat mempengaruhi siklus menstruasi. Saat ini telah dikenal metode KB
alamiah (meskipun tidak selalu berhasil) dengan ASI, yang disebut Lactation
Amenorrhea Method.

5. Variasi Makanan
Bagi bayi maupun orang dewasa, variasi makanan sangat
mempengaruhi nafsu makan. Jadi selain menjamin agar makanan bayi sudah
lengkap dengan makanan utama dan makanan penutup, juga penting memberi
beragam variasi makanan dalam menunya, seperti daging merah, ayam, ikan,
macam-macam buah dan sayuran, susu, sereal, nasi, pasta maupun kentang.
Makanan dengan jenis berbeda, walau masih dalam kelompok yang sama,
mengandung nutrisi yang berbeda pula. Sehingga memberi beragam variasi

7
makanan sangat penting untuk memberi menu seimbang pada bayi. Hal ini
juga penting agar pertumbuhan dan perkembangannya optimal.
Menu seimbang sangat penting terutama pada tahun pertama
saat preferensi bayi pada makanan sedang dibentuk. Pada tahun kedua
preferensi ini akan cenderung sama sampai dia berumur delapan tahun.

6. Pemberian susu
Susu tetap penting untuk bayi saat pemberian makanan tambahan. Hal
ini karena susu adalah cara yang tercepat dan termudah agar dia mendapat
semua nutrisi yang dibutuhkannya. Terutama pada tahap awal pemberian
makanan tambahan. Sedikit makanan padat yang benar-benar dimakan bayi
tidak bisa memberikan semua yang dia butuhkan, susu adalah sumber utama
vitamin, mineral, lemak dan zat gizi dan mengisi kira-kira setengah dari yang
masuk ke perut bayi.

7. Mencegah Kekurangan Nutrisi


Supaya kebutuhan sistem tubuh dapat terus berjalan secara maksimal
maka kebutuhan nutrisi tak boleh sampai berkurang. Akan ada banyak
masalah yang timbul dalam tubuh jika banyak nutrisi yang tak diasup.
Bahkan untuk satu jenis nutrisi saja, sudah bisa memberikan efek pada tubuh

8
bilamana suplainya tidak tercukupi. Sarah menyarankan untuk banyak makan
buah, sayuran, kacang-kacangan yang tak lain adalah sumber nutrisi terbaik.

8. Menunjang Pertumbuhan Tulang Dan Otot


Proses pertumbuhan anak masih berlangsung cukup lama. Kebutuhan
nutrisi yang cukup dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan tulang dan
ototnya. Kedua bagian tubuh ini memang yang paling aktif mengalami
pertumbuhan. Menurut Sarah, kalsium merupakan salah satu sumber nutrisi
yang amat berperan dalam pembentukan tulang yang kuat dan sehat. Susu,
keju, dan yogurt merupakan sumber kalsium, protein, dan vitamin D yang
juga baik untuk pembentukan otot.

9
9. Pemberian Kalsium

Kalsium merupakan salah satu nutrisi untuk anak yang penting untuk
didapatkan tubuh. Kalsium berfungsi membantu pertumbuhan tulang dan gigi
yang kuat, menjaga fungsi otot dan saraf yang sehat, membantu proses
pembekuan darah, serta membantu tubuh mengubah makanan menjadi energi.
Anda dapat memberikan kalsium pada anak dengan memberikannya susu,
ikan dan keju.

10. Pemberian Asam Lemak Esensial


Asam lemak esensial ternyata memiliki segudang manfaat bagi anak.
Nutrisi ini dapat membantu pembentukan sel, mengatur sistem saraf,
memperlancar aliran darah, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan
membantu tubuh dalam menyerap nutrisi.
Selain itu, asam lemak esensial juga diperlukan untuk
mempertahankan fungsi otak yang mengatur indra penglihatan anak. Anda
dapat memberikan nutrisi untuk anak ini lewat makanan seperti telur, ikan
tuna dan kacang-kacangan.

10
11. Pemberian Zat Besi
Zat besi merupakan unsur yang berperan dalam produksi hemoglobin
(pigmen merah pembawa oksigen dalam darah) dan mioglobin (pigmen yang
menyimpan oksigen dalam otot). Kekurangan zat besi pada anak dapat
menyebabkan anak terkena anemia.
Jika si kecil mengalami kondisi ini, maka anak akan cenderung merasa
lelah, lemas, dan mudah tersinggung. Berikan nutrisi penting untuk anak ini
lewat makanan kaya zat besi seperti daging, kuning telur, dan ikan.

12. Pemberian Magnesium


Magnesium adalah mineral penting bagi kesehatan dan pertumbuhan
anak. Beberapa manfaat magnesium bagi kesehatan yaitu menjaga tulang agar
tetap kuat, membuat irama jantung stabil, mendukung sistem kekebalan
tubuh, serta membantu menjaga otot dan fungsi saraf. Anda bisa
mendapatkan nutrisi untuk anak ini lewat asupan seperti buah-buahan
(alpukat dan pisang), tahu, ikan dan sayuran.

11
13. Pemberian Kalium
Kalium adalah zat gizi yang bertugas untuk menjaga tekanan darah
dengan mengontrol keseimbangan air dalam tubuh. Tidak hanya itu, kalium
juga membantu fungsi otot dan irama jantung, dan dalam jangka panjang
dapat mengurangi risiko batu ginjal dan osteoporosis.
Berikan anak Anda makanan pisang, tomat, dan susu untuk
mendapatkan asupan kalium yang cukup di tubuhnya.

12
14. Pemberian Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu nutrisi untuk anak dikenal baik untuk
menjaga kesehatan mata dan pertumbuhan tulang. Selain itu, vitamin ini
dapat membantu melindungi tubuh dari infeksi, serta menunjang kesehatan
dan pertumbuhan sel-sel serta jaringan dalam tubuh, seperti rambut, kuku,
dan kulit. Anda bisa menyediakan vitamin A pada anak lewat sumber
makanan seperti daging sapi, hati ayam, susu dan buah-buahan berwarna
cerah.

15. Pemberian Vitamin C


Di dalam tubuh vitamin C digunakan untuk proses pembentukan dan
perbaikan sel darah merah, tulang, dan jaringan di tubuh mereka. Vitamin C
juga menjaga gusi anak tetap sehat dan membantu proses penyembuhan luka,
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah infeksi, serta membantu
tubuh menyerap zat besi dari makanan. Orangtua wajib memberi nutrisi untuk
anak ini dan bisa didapatkan lewat buah pepaya, nanas, dan melon.

13
16. Pemberian Vitamin D
Asupan vitamin D juga tidak kalah penting dengan nutrisi lainnya.
Vitamin ini dapat membantu tubuh anak menyerap mineral seperti kalsium,
untuk pembentukan gigi dan tulang yang kuat, sebab perkembangan massa
tulang pada anak harus sangat diperhatikan. Anda bisa memberikan nutrisi
vitamin D untuk anak melalui asupan makanan seperti telur, tahu, tempe dan
daging ikan.

14
17. Pemberian Vitamin E
Pada masa pertumbuhan anak, vitamin E diperlukan untuk menangkal
radikal bebas yang dapat merusak sel. Selain itu, vitamin E juga berperan
dalam sistem kekebalan tubuh, perbaikan DNA, dan proses metabolisme
lainnya. Dengan mengonsumsi makanan seperti bayam. biji-bijian dan buah
alpukat, Anda turut memberikan asupan vitamin E yang baik untuk tubuh
anak.

18. Pemberian Zink (Seng)


Terakhir, zink atau seng adalah nutrisi untuk anak yang penting untuk
dipenuhi. Lebih dari 70 enzim dalam tubuh membutuhkan zink (seng) untuk
menjalankan fungsinya masing-masing dalam sistem pencernaan,
metabolisme, dan pertumbuhan anak. Nutrisi ini bisa Anda temukan pada
makanan seperti brokoli, bayam dan tomat.

15
 Manfaat Pemberian Nutrisi Pada Bayi/Balita
Bayi adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Disertai dengan
perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak
dengan kwalitas tinggi. Akan tetapi, bayi termasuk kelompok lawan gizi,
mereka mudah menderita kelainan gizi karena kekurangan makanan yang
dibutuhkan. (sediaoetama 2000) Masalah gizi bayi yang harus dihadapi
Indonesia pada saat ini adalah masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih.
Masalah gizi kurang disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan
pangan, sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang gizi dan kesehatan, sedang Masalah gizi lebih disebabkan
oleh kemajuan ekonomi pada masyarakat disertai dengan kurangnya
pengetahuan gizi dan kesehatan. (almasteir,2002)
Pada masa ini ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat. Disertai dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang
jumlahnya lebih banyak dengan kwalitas tinggi.
Gizi merupakan salah satu penentu kwalitas sumber daya manusia. Akibat
kekurangan gizi akan menyebabkan beberapa efek serius seperti kegagalan

16
pertumbuhan fisik serta tidak optimalnya perkembangan dan kecerdasan.
Akibat lain adalah terjadinya penurunan produktifitas, menurunnya daya
tahan tubuh terhadap penyakit yang akan meningkatkan resiko kesakitan dan
kematian.
Gizi yang baik sangat diperlukan untuk proses tumbuh kembang bagi
anak-anak yang normal ditinjau dari segi umur, anak bayi/balita yaitu anak
yang berumur di bawah lima tahun, merupakan anak yang sedang dalam masa
tumbuh kembang adalah merupakan golongan yang paling rawan terhadap
kekurangan kalori protein. (Back, 2000

 Kebutuhan Gizi Pada Bayi/Balita

Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa bayi/balita diantaranya


energi energi dan protein. Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama

17
kurang lebih 100-120 kkal/ kg berat badan. Untuk tiap 3 bulan pertambahan
umur, kebutuhan energi turun kurang lebih 10 kkal/ kg berat badan. Energi
dalam tubuh diperoleh terutama dari zat gizi karbohidrat, lemak dan juga
protein. Protein dalam tubuh merupakan sumber asam amino esensial yang
diperlukan sebagai zat pembangun, yaitu untuk pertumbuhan dan
pembentukan protein dalam serum, mengganti sel-sel yang rusak, memelihara
keseimbangan asam basa cairan tubuh, serta sebagai sumber energi. Lemak
merupakan sumber kalori berkonsentrasi tinggi, selain itu lemak juga
mempunyai 3 fungsi, diantaranya sebagai sumber lemak esensial, sebagai zat
pelarut vitamin A, D, E, K, serta dapat memberi rasa sedap dalam makanan.
Kebutuhan karbohidrat yang dianjurkan adalah 60-70% dari total energi.
Sumber karbohidrat dapat diperoleh dari beras, jagung, singkong, tepung-
tepungan, gula, dan serat makanan. Serat makanan sangat penting untuk
menjaga kesehatan alat pencernaan.

Vitamin dan mineral pada masa balita sangat diperlukan untuk mengatur
keseimbangan kerja tubuh dan kesehatan secara keseluruhan. Kebutuhan akan
vitamin dan mineral jauh lebih kecil dari pada protein, lemak, dan
karbohidrat. Ada beberapa hal yang perl dihindari bagi anak agar makannya
tidak berkurang, seperti membatasi makanan yang kurang menguntungkan,
seperti coklat, permen, kue-kue manis karena dapat membuat kenyang
sehingga nafsu makan berkurang. Menghindari makanan yang merangsang
seperti pedas dan terlalu panas, menciptakan suasana makan yang tentram dan
menyenangkan, memilih makanan dengan nilai gizi tinggi, memperhatikan
kebersihan perorangan dan lingkungan, tidak memaksa anak untuk makan
serta tidak menghidangkan porsi makanan terlalu banyak. Usia balita dapat
kita bedakan menjadi 2 golongan, yang pertama adalah balita usia 1-3 tahun.
Jenis makanan yang paling disukai anak balita di usia ini biasanya adalah
makanan yang manis-manis, seperti cokelat, permen, es krim, dll. Pada anak
usia ini sebaiknya makanan yang banyak mengandung gula dibatasi, agar gigi
susunya tidak rusak atau berlubang (caries). Pada usia, biasanya anak sangat
rentan terhadap gangguan gizi, seperti kekurangan vitamin A, zat besi, kalori

18
dan protein. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan gangguan fungsi
pada mata, sedangkan kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan dan kecerdasan anak. Kedua adalah anak usia 4-6
tahun. Pada usia ini, anak-anak masih rentan terhadap gangguan penyakit gizi
dan infeksi. Sehingga pemberian makanan yang bergizi tetap menjadi
perhatian orang tua, para pembimbing dan pendidik di sekolah. Pendidikan
tentang nilai gizi makanan, tidak ada salahnya mulai diajarkan pada mereka.
Dan ini saat yang tepat untuk menganjurkan yang baik-baik pada anak,
karena periode ini anak sudah dapat mengingat sesuatu yang dilihat dan
didengar dari orang tua dan lingkungan sekitarnya. Sehingga akhirnya anak
dapat memilih menyukai makanan yang bergizi.

B. PRINSIP KEBUTUHAN PADA NUTRISI BAYI

19
Bayi (0 sampai 24 bulan) memerlukan jenis makanan air susu ibu (ASI), susu
formula, dan makanan padat. Kebutuhan kalori bayi antara 100–200 kkal/kgBB.
Pada 4 bulan pertama, bayi lebih baik hanya mendapatkan ASI saja (ASI
eksklusif) tanpa diberikan susu formula. Usia lebuh dari 4 bulan baru dapat
diberikan makanan pendamping ASI atau susu formula, kecuali pada beberapa
kasus tertentu ketika anak tidak bias mendapatkan ASI, seperti ibu dengan
komplikasi postnatal, wanita hamil, menderita penyaki menular dan sedang dalam
terapi steroid atau morfin. (Yupi Supartini, 2004)
Berikut ini adalah pemberian nutrisi sesuai umur pada bayi dari lahir
sampai12 bulan ( Menurut : FKUI, 1985 ):
a. Bayi baru lahir sampai umur 4 bulan

Bayi mulai disusukan sedini mungkin, langsung setelah lahir. Waktu dan
lama menyusui disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on demand). Hindarkanlah
pemberian makanan tambahan seperti madu, air, larutan glukosa dan makanan
prelakteal lainnya. Jika setelah disusukan kemidian ternyata bayi menjadi
kebiruan dan sesak nafas, perlu difikirkan terhadap kemungkinan adanya kelainan
seperti obstruksi atau fistula esophagus.

Selanjutnya bayi dapat diberikan buah–buahan (pisang) atau biscuit sejak


usia 2 bulan sedangkan pemberian makanan lumat sampai lembik (bubur susu)
pada usia 3 – 4 bulan, sesuai keperluan bayi masing – masing. Bayi akan lapar
dan menangis terus bila ASI kurang dan hal ini juga akan terlihat dari

20
pertumbuhan bayi yang tidak memuaskan.
Untuk mengatasi pertumbuhan, bayi perlu ditimbang secara berkala, yaitu
bila mungkin dilakukan stiap hari pada munggu pertama, selanjutnya setiap
minggu sampai akhir bulan pertama, kemudian setiap 2 minggu dalam bulan
kedua dan ketiga dan seterusnya setiap bulan. Pada bulan keempat biasanya
dimulai pemberian makanan padat, yaitu makanan lumat, misalnya bubur susu
yang dapat dibuat dari tepung (beras, jagung atau havermouth), susu dan gula.
Waktu yang untuk memberikan makanan lumat dapat dipilih yang sesuai,
misalnya sekitar jam 09.00 dengan memperhatikan bahwa kira – kira 2 jam
sebelumnya tidak diberikan apa – apa. Dengan demikian bayi menyusui dengan
kebutuhannya, diberi bubur susu satu kali dan buah – buahan satu kali. Pada umur
ini dapat pula diberikan telur ayam, akan tetapi perlu waspada terhadap
kemungkinan alergi dengan gejala urtikaria. Bila terjadi hal ini, pemberian telur
ditangguhkan. Biasanya setiap bayi sudah tahan terhadap telur pada usia 7 bulan
keatas.

b. Bayi umur 5 – 6 bulan

Dapat diberikan 2 kali makanan bubur susu sehari, buah – buahan dan telur.

21
c. Bayi umur 6 – 7 bulan

Bayi dapat mulai diberikan nasi tim yang merupakan makanan lunak dan juga
merupakan makanan campuran yang lengkap karena dapat dibuat dari beras,
bahan makanan sumber protein hewani (hati, daging cincang, telur atau tepung
ikan) dan bahan makanan sumber protein nabati yaitu tahu, tempe, sayuran hijau
(bayam), buah tomat dan wortel. Dengan demikian nasi tim merupakan
makanan yang mengandung nutrien yang lengkap bila dibuat dengan bahan –
bahan tersebut.
Selama masa bayi makan nasi tim harus disaring terlebih dahulu untuk
memudahkan menelannya dan tidak banyak mengandung serat – serat yang dapat
mempersulit pencernaan.

d. Bayi umur 8 – 12 bulan

Bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya dengan nasi tim, yaitu, pada pagi
hari sebagai makan pagi, misalnya jam 09.00, pada siang hari sebagai makan
siang sekitar jam 13.00 dan pada sore hari sebagai makan malam sekitar jam
17.00 – 18.00.
Bila bayi disusukan sesuai dengan anjuran yaitu melebihi masa 1 tahun,

22
perlu diperhatikan kemingkinan timbulnya anoreksia terhadap makanan lin,
sehingga anak akan kekurangan protein dan kalori, dan pada akhirnya menderita
penyakit Malnutrisi Energi Protein (MEP).
Pengaturan makan bayi yang berhasil pada masa bayi akan mempermudah
kelancaran pengaturan makan pada usia selanjutnya.
Pada akhir masa bayi telah dibiasakan bayi menerima makanan 3 kali
sehari,m yaitu pada waktu pagi (makan pagi), siang (makan siang), dan sore atau
malam (makan malam). Selama masa bayi telur cukup diberikan sekali sehari,
bila bayi tidak alergi. Telur dapat dimakan tersendiri setelah dimasak matang
atau setengah matang atau dimakan bersama – sama dengan nasi tim.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada masa bayi meliputi Air Susu Ibu
(ASI), susu formula, dan MP – ASI :
1. Air susu ibu (ASI)
Dalam ASI terkandung antibody, pemberiannya mudah, murah dan praktis.
Dengan pemberian ASI maka kebutuhan psikologis anak sekaligus terpenuhi
karena saat memberikan ASI ibu dapat memelu dan mendekap anak sehingga
anak merasa dan nyaman dalam pelukan ibunya.
Manfaat ASI untuk bayi adalah melindungi dari penyakit infeksi, diare,
dan alergi, mempererat hubungan dengan ibu, dan meningkatkan daya tahan ibu,
sedangkan manfaat untuk ibu adalah memberikan kepuasan, lebih praktis, murah
dan dapat menunda masa subur. Walaupun demikian, ada beberapa kendala
dalam pemberian ASI, yaitu putting susu masuk ke dalam dan perasaan nyeri
yang hebat karena putting susu terluka.
Kandungan zat gizi ASI (setiap 100 gram) :

 Kalori : 68 kalori
 Protein : 1,4 g
 Lemak : 3,7 gram
 Karbohidrat : 7,2 gram
 Zat kapur : 30 gram
 Fosfor : 20 gram

23
 Vitamin A : 60 gram
 Tiamin : 30 gram

Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI :

 Immunoglobulin yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi.


 Losozim yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri. Laktoperiksidase
yang dapat membunuh Streptococcus. Laktoferin yang dapat membunuh
beberapa jenis organisme. Sel darah putih yang dapat berfungsi sebagai
fagositosis.
 Zat anti staphylococcus yang dapat manghambat pertumbuhan
staphylococcus.

Cara menilai kecukupan ASI dalam tubuh adalah dengan menilai komponen
sebagai berikut :
a) Berat badan lahir telah tercapai kembali sekurang – kurangnya pada akhir
minggu kedua setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat
badan lebih dari 10%.
b) Kurva pertumbuhan berat badan memuaskan dan menunjukkan kenaikan
sebagai berikut :
 Triwulan I : 150 – 250 gr/bulan

 Triwulan II : 500 – 600 gr/bulan

 Triwulan III : 350 – 450 gr/bulan

 Triwulan IV : 250 – 350 gr/bulan

 Atau usia 4 – 5 bulan : dua kali berat badan lahir dan pada usia 1 tahun
tiga kali berat badan lahir.
c) Penilaian subjektif, yaitu bayi tampak puas dan tidur nyenyak setelah disusui
dan ibu merasakan tegangan payudara sebelum dan sesudah menyusui serta
merasakan aliran ASI cukup deras. (Yupi Supartini, 2004)

24
2. Susu formula

Walaupun ASI adalah makanan utama pada bayi teritama usia 0 – 6


bulan, susu formula dapat dianjurkan untuk diberikan pada bayi di atas 6
bulan. Ada 4 klasifikasi susu formula, yaitu :
d) Starting formula. Formula ini diberikan pada 6 bulan pertama usia bayi
sampai dengan usia 1 tahun tahun sebagai pelengkap jenis makanan lain.
e) Formula adaptasi. Formula ini diberikan dengan kompssosisi mendekati ASI
sebagai adaptasi.
f) Formula lanjutan. Formula ini diberikan setelah bayi berusia di atas 6 bulan
sebagai makanan tambahan.
g) Medical formula (formula khusus). Formula ini khusus diberikan untuk bayi
dengan kondisi khusus, seperti bayi premature, bayi dengan kelainan
metabolik kongenital atau bayi dengan intoleransi terhadap formula biasa.
(YupiSupartini, 2004)

25
3. Makanan Pendamping – ASI

Saat mulai diberikan MP – ASI tersebut harus disesuaikan dengan maturitas


saluran pencernaan bayi dan kebutuhannya. Sebaiknya MP – ASI mulai
diberikan pada umur 4 – 6 bulan. Pada bulan pertama sebaiknya bayi hanya
mendapat ASI (Exclusive Breast Feeding = ASI ekslusif). Hal ini erat dengan 4 –
6 bulan, abyi sudah mampu malakukan koordinasi mengisap, menelan, dan siap
mengisap makanan yang cair saja. Disamping itu ASI masih mencukupi
kebutuhan bayi asampai 4 – 6 bulan pertasma kehidupan.

Alasan pemberian MP – ASI dimulai sejak pada umur 4 – 6 bulan (menurut :


Soetjiningsih, 2002), adalah :

a. Kebutuhan energi bayi untuk pertumbuhan dan aktivitas dan aktivitas makin
beratambah, sedangkan produiksi ASI relative tetap. Sehingga diperlukan
tambahan makanan selain ASI yang dumulai pada umur 4 – 6 bulan untuk
membiasakan bayi makan makanan lain selain ASI.
b. Pada umur 4 bulan tersebut, bayi sudah mengeluarkan air liur lebih banyak
dan produksi enzim amilase lebih banyak pula. Sehingga bayi siap menerima
makanan lain selain ASI.
c. Bayi sudah bisa menutup mulutnya dengan rapat dan menggerakkan lidah
ke muka belakang. Apabila makanan disuapkan ke dalam mulutnya, maka
lidah bayi dapat memindahkan makanan tersebut ke arah belakang dan
menelannya. Pada saat bayi diberi kesempatan mempraktekkan
kepandaiannya tersebut dengan memberikan makanan lumat.
Dengan bertambah matangnya kemampuan oromotor, bayi umur 6 – 9
bulan mulai belajar mengunyah dengan menggerakkan rahang ke atas dan
kebawah, sehingga dapat diberikan makanan yang lebih kasar. Dengan
kemampuan motorik halus dimana pada awalnya bayi memegang dengan kelima
jari tangannya kemudian umur 9 bulan bayi sudah dapat menjimpit, maka untuk
mengembangkan kemampuan tersebut, bayi dapat diberikan makanan yang dapat
dipegang sendiri atau makanan kecil yang dapat dijimpit.
Pada umur 6 – 7 bulan bayi sudah dapat duduk, sehingga dapat diberikan

26
makanan dalam posisi duduk. Pada umur 6 – 9 bulan bibir bayi sudah dapat
mengatup rapat pada cangkir, sehingga dapat dilatih minum memakai cangkir/
gelasyang dipegang oleh orang lain.

4. Pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat

Berikut ini adalah beberapa pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat :
a. Untuk bayi, makanan utama adalah ASI ditambah makanan pelengkap.
 Pada usia 0 – 4 bulan, ASI harus langsung diberikan sesaat setelah
melahirkan hindari pemberian makanan tambahan seperti madu,
glukosa dan makanan pralakteal lainnya. Pada usia di atas 4 bulan
boleh diberikan makanan luamat berupa bubur susu 1 kali dan buah 1
kali.
 Untuk bayi usia 5 – 6 bulan diberikan 2 kali bubur susu, buah
– buahan dan telur.
 Untuk bayi usia 6 – 7 bulan dapat dimulai dengan pemberian nasi tim
dengan campuran antara beras, sayuran dan daging atau ikan.
 Bayi umur 8 – 12 bulan diberikan nasi tim dengan frekuensi 3 kali
sehari, dan bubur susu tidak diberikan lagi.
b. Makanan padat. Makanan padat mulai diberikan pada usia di atas 4 bulan,
saat bayi mulai belajar duduk, kuat menahan leher dan kepalanya, serta dapat
menyatakan keinginannya.

o Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan


padat :
o Bayi telah siap menerima makanan dalam bentuk padat

o Berikan makanan padat sesuai dengan kemampuan anak


mengunyah.
o Observasi tanda alergi makanan (misalnya : kulit merahflatus
terus, perubahan konsistensi feses).
o Kenalkan jenis makanan untuk satu waktu.

27
o Bila bayi berasal dari keluarga vegetarian atau hanya memakan
sayuran saja, maka tambahkan zat besi (Fe).
o Apabila jumlah makanan yang dikonsumsi lebih banyak, asupan
susu harus dikurangi.
o Biarka bayi mencoba mengenal cara makan (misalnya
memainkan sendoknya)

o Jangan terburu – buru dalam memberikan makanan, terutama


makanan padat.
o Berikan makanan secara bertahap (misalnya 1 atau 2 sendok di
hari pertama kemudian meningkat menjadi 3 – 4 sendok pada hari
berikutnya dan seterusnya).
o Berikan makanan pada saat anak lapar.

C. MAKANAN BAYI

Makanan bayi terdiri dari Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI (Makanan Pendamping
Air Susu Ibu) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat
gizi yang diberikan kepada bayi guna memenuhi kebutuhan gizi
selain dari ASI. MP-ASI lokal adalah MP-ASI yang diolah di rumah

28
tangga atau di Posyandu. MP-ASI lokal terbuat dari bahan makanan
yang tersedia ditempat, mudah diperoleh dengan harga terjangkau
oleh masyarakat, dan memerlukan pengolahan sebelum dikonsumsi.
 Kegiatan Pemberian MP-ASI Lokal :
a. Pengelolaan manajemen MP-ASI lokal yaitu: pendataan sasaran,
pelatihan, penyediaan dana, pemantauan, evaluasi, pencatatan dan
pelaporan.
b. Pengelolaan teknis pembuatan MP-ASI lokal yaitu: pembelian
bahan makanan, persiapan, pemasakan, penyajian dan sampai
dikonsumsi sasaran.
c. Bahan makanan lokal adalah bahan makanan yang tersedia
ditempat, mudah diperoleh dan harga terjangkau oleh masyarakat.
d. Hari Makan Anak (HMA) adalah jumlah hari bayi dan anak usia
6-24 bulan
e. Mendapat MP-ASI lokal yaitu selama 90 hari berturut-turut.
f. Kandungan gizi adalah jumlah zat gizi terutama energi dan
protein yang harus ada di dalam MP-ASI lokal setiap hari yaitu
sebesar 250 Kalori, 6-8 gram protein untuk bayi usia 6 – 12 bulan
dan 450 Kalori, 12 - 15 gram protein untuk anak usia 12 - 24
bulan.
g. Kebutuhan gizi bayi usia 6-12 bulan adalah 650 Kalori dan 16
gram protein.
h. Kandungan gizi Air Susu Ibu (ASI) adalah 400 Kalori dan 10
gram protein, maka kebutuhan yang diperoleh dari MP-ASI
adalah 250 Kalori dan 6 gram protein.
i. Kebutuhan gizi bayi usia 12 – 24 bulan adalah sekitar 850 Kalori
dan 20 gram protein. Kandungan gizi ASI adalah sekitar 350
Kalori dan 8 gram protein, maka kebutuhan yang diperoleh dari
MP-ASI adalah sekitar 500 Kalori dan 12 gram protein.

29
j. Untuk bayi 0-6 bulan tidak perlu makanan lain, kecuali ASI (ASI
Eklusif). Pada masa itu saluran pencernaan bayi masih peka,
sehingga hanya ASI yang mampu dicerna dan diserap usus.

 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan


a. Makanan bayi harus dapat memenuhi tujuan pemberian makanan
yaitu :
- Untuk tumbuh kembang.
- Untuk memenuhi kebutuhan psikologis.
- Keperluan edukatif atau pendidikan untuk melatih kebiasaan
makanan yang baik
b. Pengenalan makanan pendamping ASI dilaksanakan secara
bertahap dan berangsur-angsur.
c. Makanan baru diperkenalkan satu persatu agar diterima dengan
baik.
d. Urutan pemberian makanan perlengkapan : buah-buahan, tepung-
tepungan, sayuran, dan daging. Sumber protein hewani misalnya
kuning telur diberikan terakhir (umur 6 bulan).
e. Perhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan (alat makanan
dan minuman).
f. Libatkan peran ayah dan anggota keluarga lainnya

 Jenis-Jenis Makanan Bayi


a. Makanan Utama
- ASI/ PASI
b. Makanan Pelengkap/Pendamping ASI
- Sari Buah
c. Makanan Lumat dan Lembek
- Bayi berumur 6-9 bulan mulai dapat diperkenalkan dengan
makanan lumat, contohnya bubur susu, bubur tepung) dan

30
lambat laun pindah ke makanan lembek, contohnya : tim saring
lengkap, bubur beras lengkap, puree campur, makaroni).
- Tim saring dapat dibuat sendiri yang terdiri dari bahan-bahan
sebagai berikut, yaitu makanan pokok (beras) 20gr, lauk hewani
(daging ayam) 25gr, lauk nabati (tahu tempe) 20gr, sayuran
(wortel bayam) 25gr, serta air 3-4 gelas.
- ASI terus diberikan sesuka bayi
d. Makanan Lunak

- Bayi umur 9-12 bulan diberi makanan lunak berupa bubur nasi
lengkap atau tim lengkap tanpa disaring lagi. Bayi jangan diberi
makanan yang terlalu banyak mengandung minyak, margari atau
mentega karena lemak yang dikandungnya akan memperberat
kerja pencernaannya.
- Nasi tim merupakan makanan bayi lengkap gizi, sebagaimana
makanan perintis untuk nasi remas lengkap atau hidangan
makanan pokok beserta lauk pauk untuk orang dewasa.
- ASI terus diberikan sesuka bayi

31
 Jadwal Pemberian Makanan Pada Bayi
Umur Macam Makanan Pemberian Selama 24
Jam
1-2 minggu. Asi atau formula Sesuka bayi 6-7 kali 90
adaptasi. ml.
3 minggu-3 bulan. Asi atau formula Sesuka bayi 6 kali 100-
adaptasi. 150 ml.
3 bulan. Asi atau formula Sesuka bayi 5 kali 180
adaptasi jus buah. ml, dan 1-2 kali 50-75
ml.
4-5 bulan. Asi atau formula Sesuka bayi 4 kali 180
adaptasi bubur susu, ml, 1 kali 40-50 g bubuk,
dan jus buah. dan 1 kali 50-100 ml.
6 bulan. Asi atau formula Sesuka bayi 3 kali 180-
adaptasi bubur susu, 200 ml, 2 kali 40-50 g
dan jus buah. bubuk, dan 1-2 kali 50-
100 ml.
7-12 bulan Asi atau formula Sesuka bayi 2 kali 200-
adaptasi bubur susu, 250 ml, 2 kali 40-50 g
nasi tim, dan jus buah. bubuk, 2 kali 40-50 g
bubuk dan 1-2 kali 50-
100 ml.

 Tanda Bayi Lapar Dan Kenyang


Lapar Kenyang
Riang/antusias sewaktu didudukkan Memalingkan muka/menutup mulut
dikursi makannya. ketika melihat sendok berisi
makanan.
Gerakan menghisap atau Menutup mulut dengan tangannya.
mencecapkan bibirnya
Membuka mulut ketika melihat Rewel atau menangis karena terus
sendok/makanan. diberi makanan.
Memasukkan tangan kedalam mulut. Tertidur.
Menangis atau rewel karena ingin

32
makan.
Mencondongkan tubuh kearah
makanan atau berusaha
menjangkaunya.

 Total Energi dan Parental Nutrisi


Komisi ahli FAO/WHO dalam tahun 1971 mengemukan bahwa
rekruitmen dari kalori harus disesuiakan dengan berat badan selama
masa pertumbuhan. Nelson tidak membedakan jenis kelamin dalam
masa remaja. Perbedaan tersebut sebenarnya diperlukan, mengingat
dalam masa remaja terjadi perbedaan dari permulaan pubertas dan juga
perbedaan rekruitmen dari nutrient lain. Kalori yang diberikan akan
digunakan untuk :
a. Metabolism basal : bayi membutuhkan 55 kal/kgBB/hari, kemudian pada
usia selnjutnya berkurang dan setelah dewasa menjadi 25-30
kal/kgBB/hari. Metabolism basal meningkat 10% untuk tiap kenaikan
suhu 1 derajat C.
b. Specific dynamic Action (SDA) ialah kenaikan kalori yang diperlukan
diatas keperluan metabolism basal, yang disebabkan oleh peristiwa makan
dan mencerna makanan. Pada masa bayi rata-rata 7-8% dari seluruh
masukan kalori, sedangkan pada anak kira-kira 5% bila diberikan makanan
biasa.
c. Pembuangan ekskreta (sisa yang tidak terpakai): biasanya tidak lebih dari
10%.
d. Aktifitas jasmani : 15-25 kal/kgBB/hari. Pada saat sangat aktif dapat
mencapai 50-80 kal/kgBB untuk waktu yang singkat, misalnya
saat berolahraga (atletik, berenang, dan sebaginya).
e. Pertumbuhan merupakan jumlah kalori yang tidak digunakan untuk
keperluan tersebut diatas dan merupakan kalori yang disimpan.
Bergantung pada fase pertumbuhan, pad hari-hari permulaan kira-kira 20-
40 kal/kgBB/hari, kemudian berkurang sehingga pada akhir masa bayi
menjadi 15-25 kal/kgBB/hari. Pada masa remaja kenutuhan kalori untuk

33
pertumbuhan akan menigkat lagi. Kalori dalam makanan berasal dari
nutrient protein, lemak, dan karbohidrat. Setiap gram protein
menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori dan karbohidrat 4 kalori. Distribusi
kalori dalam makanan anak yang dalam keseimbangan diet (balnced diet)
ialah 15% berasal dari protein, 35% dari lemak, dan 50% dari karbohidrat.
Menurut Platt (1961), bila makanan tersebut diukur nilai gizinya dengan
Net Dietary protein calories % atau NDpCals %, maka sesuatu makanan
bernilai cukup (adekuat) sebagai berikut :
1.Masa bayi : 8,0
2.Balita 1-3 tahun : 7,
3. Balita 4-5 tahun : 5,9

Kelebihan kalori yang tetap setiap hari sebanyak 500 kalori, dapat menyebabkan
kenaikan berat badan 500 gram dalam seminggu.

 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Nutrisi Pada Bayi


Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan UNICEF dan
telah digunakan secara internasional, yang meliputi beberapa tahapan penyebab
timbulnya kurang gizi pada anak balita, baik penyebab langsung, tidak langsung,
akar masalah dan pokok masalah. Berdasarkan Soekirman dalam materi Aksi
Pangan dan Gizi nasional , penyebab kurang gizi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang
mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya disebabkan makanan
yang kurang tetapi juga karena penyakit. Balita yang mendapat makanan yang
baik tetapi karena sering sakit diare atau demam dapat menderita kurang gizi.
Demikian pada Balita yang makannya tidak cukup baik maka daya tahan tubuh
akan melemah dan mudah terserang penyakit. Kenyataannya baik makanan
maupun penyakit secara bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi. Kedua,
penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan
Balita, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Ketahanan pangan
adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota

34
keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya. Pola pengasuhan adalah
kemampuan keluarga untuk menyediakan waktunya, perhatian dan dukungan
terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik,
mental, dan sosial. Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah
tersedianya air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh
seluruh keluarga. Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat
pendidikan, pengetahuan, dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi
pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan terdapat kemungkinan makin baik
tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan Balita dan
keluarga makin banyak memanfaatkan pelayanan yang ada. Ketahanan pangan
keluarga juga terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan, dan daya beli
keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan

 Perhitungan Berat Badan


a. Bayi (0-12 Bln)
Penentuan BBI (Berat badan Ideal)
Bila tidak diketahui Berat Badan Lahir :
BBI = (USIA : 2) + 3 S/D 4 kg
Bila diketahui Berat Badan Lahir :
Usia 6 bulan : 2 X BBL
Usia 12 bulan: 3 X BBL

Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi total per hari

1. Energi = 100-120 kalori/ kg BBI


2. Protein = 10 % X Energi atau= 2,5 - 3 gr/kg BBI
3. Lemak = 10- 20 % X Energi
4. KH = 60- 70 % X Energi

35
Untuk Berat badan ideal bayi usia 1-12 bulan dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:
1. Untuk usia 1-6 bulan dapat menggunakan rumus :
BBL(gr) +(usia x 600 gram)
2. Untuk usia 7-12 bulan dapat menggunakan rumus :
BBL (gr) + (usia x 500 gram )
(usia/2) +3
Dimana : BBL adalah Berat Badan Lahir Usia dinyatakan dalam bulan

36
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
Nutrisi adalah kandungan zat dalam makanan sehat yang berfungsi untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh secara optimal.
Nutrisi sendiri sering disebut oleh banyak orang dengan istilah gizi. Cara
perolehan nutrisi yaitu melalui pemecahan sari-sari makanan oleh sistem
pencernaan. Nutrisi dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan, yaitu
mikronutrisi dan makronutrisi.
Makanan bayi terdiri dari Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan Pendamping
Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu)
adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan
kepada bayi guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. MP-ASI lokal
adalah MP-ASI yang diolah di rumah tangga atau di Posyandu. MP-ASI lokal
terbuat dari bahan makanan yang tersedia ditempat, mudah diperoleh dengan
harga terjangkau oleh masyarakat, dan memerlukan pengolahan sebelum
dikonsumsi.

B. Saran
Sebaiknya kita lebih meningkatkan pengtahuan mengenai kepekaan dan
kepedulian akan pentingnya gizi bagi tumbuh kembang seorang bayi.
Terutama pada masa tumbuh kembangnya. Dan itu juga akan berpengaruh
pada perkembangan stimulus maupun respon baik pada bayi.

37
DAFTAR PUSTAKA

Damanik, S, 2001, Nutrisi Pada Bayi Perinasia. Bali

Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman umum Pemberian Makanan


Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI Lokal). Bandung : Pustaka Pedia.

Prof. Dr. Tjokronegoro, PhD, Arjatmo, dan Dr. Utama, SpFK, Hendra. 2005. Ilmu
Gizi Klinis Pada Anak : Edisi Keempat. Jakarta : Gaya Baru.

Soejiningsih, 1998, Tumbuh Kembang Snake, Jakarta. EGC

Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama.

38
SOAL

1. Tujuan dari pengaturan kebutuhan nutrisi pada bayi adalah ...


a. Optimalkan tumbuh kembang, pemberian kalsium, dan
menunjang pertumbuhan tulang dan otot
b. Optimalkan tumbuh kembang pada saat dewasa, tidak dapat
menambah kalsium , dan tidak menunjang pertumbuhan tulang
dan otot
c. Optimalkan tumbuh kembang hingga lansia, tidak dapat menjaga
imunitas tubuh , dan menunjang pertumbuhan tulang dan otot
d. Tidak dapat mencegah kekurangan nutrisi, pemberian kalsium, dan
menunjang pertumbuhan tulang dan otot
e. Optimalkan tumbuh kembang, tidak dapat mencegah kekurangan
nutrisi, dan menunjang pertumbuhan tulang dan otot

2. Biasanya dianjurkan bahwa beikost (makanan bayi selain susu) dapat


diberikan dalam diet bayi pada umur kira-kira ...
a. 3 Minggu
b. 6 Minggu
c. 3 Bulan
d. 6 Bulan
e. 1 Tahun

3. Jumlah vitamin A tiap hari yang dianjurkan pada bayi adalah ...
a. 50 g ( 160 IU)
b. 200 g ( 650 IU)
c. 100 g ( 320 IU)
d. 400 g ( 1.300 IU)
e. 1000 g ( 3.300 IU)

4. Jumlah vitamin A yang dianjurkan untuk bayi muda adalah ...

39
a. 2,5 g ( 100 IU)
b. 10 g ( 400 IU)
c. 20 g ( 800 IU)
d. 40 g ( 1.600 IU)
e. 100 g ( 4.000 IU)

5. Tambahan vitamin apa yang paling penting diberikan kepada bayi yang
hanya mendapatkan ASI ...
a. Vitamin A
b. Vitamin E
c. Vitamin C
d. Vitamin B
e. Vitamin A

6. Pemberian vitamin K perenteral diindikasikan untuk ...


a. Semua bayi yang baru lahir
b. Bayi di bawah 2.500 gram
c. Bayi dengan umur kehamilan kurang dari 36 minggu
d. Bayi dengan ikterus
e. Bayi yang tidak dilahirkan di rumah sakit

7. Seorang anak berumur 10 minggu dengan berat 5 kg hanya diberikan susu


formula. Untuk mencukupi kebutuhan cairan dan kalorinya, jumlah asupan
tiap hari paling sedikit ...
a. 12 ons
b. 18 ons
c. 28 ons
d. 36 ons
e. 48 ons

40
8. Jumlah asupan protein yang dianjurkan tiap hari untuk pertumbuhan
optimal selama kehidupan 6 bulan pertama adalah kira-kira ...
a. 0,2 g/kg
b. 1,0 g/kg
c. 2,0 g/kg
d. 5,0 g/kg
e. 10,0 g/kg

9. Organ mana di bawah ini yang paling mungkin mengalami pengecilan


selama masa kekurangan nutrisi ...
a. Otak
b. Jantung
c. Ginjal
d. Hati
e. Timus

10. Penambahan vitamin ke dalam diet dianjurkan untuk ...


a. Semua bayi
b. Bayi prematur
c. Bayi postmatur
d. Bayi yang hanya mendapat ASI
e. Bayi yang hanya mendapat susu formula

11. Seorang bayi berumur 18 bulan dimana dietnya hanya berupa susu sapi,
mempunyai kemungkinan mengalami ...
a. Anemia defisiensi besi
b. Hipertensi sistemik
c. Defisiensi protein
d. Rakitis
e. Defisiensi asam folat

41
12. Kekurangan nutrisi selama kehidupan tahun pertama ...
a. Tidak mempunyai efek permanen terhadap pertumbuhan fisik atau
perkembangan inteligensia
b. Mempunyai efek permanen terhadap pertumbuhan fisik tetapi tidak
mempunyai efek terhadap perkembangan inteligensia
c. Mempunyai efek permanen terhadap perkembangan inteligensia
tetapi tidak berefek terhadap pertumbuhan fisik
d. Mempunyai efek permanen terhadap pertumbuhan fisik dan
perkembangan inteligensia
e. Mempunyai efek permanen baik terhadap pertumbuhan fisik
maupun perkembangan inteligensia, tetapi apabila bersamaan
dengan penyimpangan psikososial saja

13. Formula protein kedelai umumnya diberikan dalam pemberian makanan


kepada bayi. Pernyataan yang mana di bawah ini mengenai formula
protein kedelai adalah benar ...
a. Bayi yang hanya diberi susu formula proteinkedelai
menunjukkan pertumbuhan yang seimbang dengan bayi yang
diberi susu formula sapi yang mengandung protein
b. Protein di dalam susu formula kedelai pada dasarnya tidak bersifat
alergik, dan secara klinis hipersensitivitas terhadap protein kedelai
amat jarang
c. Formula protein kedelai paling bermanfaat untuk anak dengan
reaksi alergik gatrointestinal yang berat terhadap protein susu sapi
d. Formula kedelai protein tidak boleh digunakan pada pasien dengan
riwayat keluarga penyakit seliak
e. Bayi yang diberikan formula kedelai protein harus mendapat
tambahan kalsium di dalam diet

14. Jumlah kebutuhan kalsium untuk anak prasekolah kurang lebih ...
a. 0,1 g/kg

42
b. 1,0 g/kg
c. 10,0 g/kg
d. 50,0 g/kg
e. 100 g/kg

15. Defisiensi vitamin B12 paling sering terjadi pada anak dengan ...
a. Reseksi jejunum
b. Reseksi ileum
c. Reseksi kolon
d. Kolostomi
e. Gastrojejunostomi

43

Anda mungkin juga menyukai