HANIFAH MARGASARI
JODDY OKI IBRAHIM
MIFROATIN NURJANNAH
Angiosperms: Perkembangan gametofit jantan
Haploid Haploid
Haploid Haploid
Angiosperms: Production of Male Gametophyte
Haploid Haploid
Haploid Haploid
Angiosperms: Production of Male Gametophyte
Haploid Haploid
Pollen Grain
*Mikrospora merupakan awal terbentuknya gametofit jantan
*Mikrospora dewasa yang telah lepas dari tetrad disebut polen (serbuk sari)
*Karakteristik polen :
Mempunyai 2 lapisan dinding :
1. Eksin, merupakan lapisan terluar, tdp sporopolenin
2. Intin, merupakan lapisan dalam, tdp polisakarida
*Polen yang baru terbentuk mempunyai sitoplasma padat. Selnya secara cepat
bertambah volumenya, diikuti oleh vakuolisasi dan perpindahan inti dari tengah
menuju ke bagian yang berdekatan dengan dinding sel.
*Setelah antera masak, polen keluar melalui stomium
Anther
21-14 Tapetum
Anther (nutritive)
Epidermis
(lily)
Generative cell
Microsporangium
(pollen sac)
Microsporocyte (2n)
MEIOSIS
4 microspores (n)
Each of 4
microspores (n)
MITOSIS
Generative cell (n) Male
gametophyte
Nucleus of
tube cell (n)
20 µm
Ragweed
pollen
75 µm grain
Beberapa tumbuhan Angiospermae mempunyai
megasporofil (daun buah) yang berkembang ke dalam suatu
pistilum. Pistilum (putik) biasanya mengalami diferensiasi
menjadi 3 bagian yaitu:
1. Bagian basal yang menggelembung disebut ovarium
(bakal
2. Bagian yang memanjang disebut stilus (tangkai putik)
3. Bagian ujung stilus yang disebut stigma (kepala putik)
Ovulum yang dewasa digolongkan ke
dalam 5 tipe tergantung aksis ovulum
tersebut, apakah tegak, atau melengkung
terhadap mikrofil dan punikulus. Tipe ovulum
tersebut adalah :
1. Orthotropus : mikrofil menghadap ke atas
terletak segaris dengan hilus
2. Anatropus : mikrofil dan hilum letaknya
sangat berdekatan
3. Kampilotropus : ovulum berbentuk kurva
4. Hemianatropus : apabila nuselus dan
integumen terletak kurang lebih di sudut
funikulus
5. Amfitropus : ovulum berbentuk seperti
sepatu kuda
1. Integumen
2. Mikropil
3. Tapetum integumen
4. Hipostase dan Epistase
Integumen pada kebanyakan suku (famili)
jumlahnya konstan. Jarang pada satu suku
bersifat unitegmik (1 integumen) atau
bitegmik (2 integumen). Pada Sympetalae
umumnya mempunyai 1 integumen. Keadaan
unitegmik mungkin disebabkan karena
hilangnya salah satu integumen. Pada
beberapa tumbuhan dijumpai adanya
integumen ketiga atau arilus. Pada Ulmus
dilaporkan, bahwa integumen ketiga berasal
dari pembelahan integumen luar, tetapi
struktur tersebut dapat pula berasal dan
pangkal ovulum.
Mikropil dibentuk oleh integumen dalam
seperti pada Centrospermales, dan
Plumbaginales, atau oleh integumen luar
dan dalam, seperti pada suku
Pontederiaceae. Jarang sekali mikropil
dibentuk oleh integumen luar seperti pada
suku Podostemaceae, Rhamnaceae, dan
Euphorbiaceae. Lubang mikropil yang
dibentuk oleh integumen luar disebut
eksostoma, sedang yang dibentuk oleh
integumen dalam disebut endostoma.
Sel-selnya memanjang ke arah radial kadang-kadang
menjadi binukleat (mengandung 2 inti). Sel-sel ini
mempunyai persamaan dengan sel-sel tapetum pada antera,
oleh karena itu kemudian disebut sebagai tapetum
integumen (endotelium). Endotelium berfungsi nutritif,
membantu transport bahan makanan dan integumen menuju
ke kantong embrio. Pada waktu embrio dewasa permukaan
dalam dan lapisan endotelium mengalami kutinisasi dan
lapisan tersebut berubah menjadi lapisan pelindung.
Hipostase adalah sekolompok sel yang terdapat di bawah
kantong embrio di bagian khalaze, berhadapan dengan jaringan
pengangkut yang ada di funikulus. Merupakan derivat sel-sel
nuselus di bawah kantong embrio. Mempunyai dinding yang tebal
dan lignin, sedikit sitoplasma. Jaringan ini terdapat pada
beberapa suku antara lain Crossosomataceae dan Umbelliferae.
Kadang-kadang hipostase terbentuk setelah pembuahan.
Epistase merupakan jaringan yang letaknya di daerah mikropil,
dan dibentuk oleh sel-sel apidermis nuselus. Strukturnya seperti
kaliptra pada akar, oleh karena itu sering disebut tudung nuselus
(operkulum), misalnya pada Castalia dan Costus.