Anda di halaman 1dari 10

SP-004-008

Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 215-224

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E untuk


Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Kelas X-3 SMA Negeri Gondangrejo
Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016

The Implementation of Learning Cycle 5E Model to Improve


Student Active Participation For X-3 Class Senior High School State
Gondangrejo Karanganyaracademic Year 2015/2016

Haris Nurhuda1*, Riezky Maya Probosari2, Baskoro Adi Prayitno2


1 Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UNS, Jalan Ir.Sutami 36A Kentingan, Surakarta, Indonesia
2 Dosen Pendidikan Biologi FKIP UNS, Jalan Ir.Sutami 36A Kentingan, Surakarta, Indonesia

*Corresponding Email: haris@student.uns.ac.id

ABSTRACT- The aim of this research is to improve students active participation through the aplication of the learning cycle
5E model in class X-3 SMAN Gondangrejo in academic year 2015/2016. This research was a classroom action
research with two cycles conducted from March until April 2016. Each cycle consisted of 4 phases, i.e.
planning, acting, observing, and reflecting. The participants of the research are 37 students of grade X-3 SMAN
Gondangrejo Karanganyar. Data was obtained from observation, documentation, and interview. The main data
of active participation includes several aspects as follows: question, opinions, and discussion. Data was
analyzed descriptively, and validated using a triangulation method. The research procedure used was the spiral
method by Kemmis and Mc.Taggart. The result of the research shows that learning cycle 5E increased the
students’ active participation.. Observations show that the number of students who asked questions on pre-
action of three students, or 8%, the first cycle of 10 students or 27%, and the second cycle 20 students or 54%.
Students who express opinions on the pre-action as much as four students, or 10%, the first cycle of 15 students
or 40%, and the second cycle 19 students or 51%. The average score of student participation in discussions on
pre-action was 2,17 points, the first cycle of 2,79 points and the second cycle of 3,65 points.

Key Words : learning cycle 5E, active participation, questions, opinions, discussions

1. PENDAHULUAN berdiskusi tentang topik pembelajaran. Partisipasi


pasif mengacu pada tindakan menulis catatan, duduk
Latar Belakang diam, mendengarkan ceramah atau melakukan hal-hal
lain. Siswa akan belajar lebih banyak dan proses
Guru dan siswa merupakan pelaku utama dalam pembelajaran menjadi efektif jika siswa berpartisipasi
pembelajaran. Sebagai pelaku utama, guru bersama aktif di dalam kelas.
dengan siswa saling melengkapi peran dalam proses SMA Negeri Gondangrejo merupakan salah satu
pembelajaran. Guru bertanggung jawab untuk sekolah negeri yang mempunyai input siswa dengan
membelajarkan, membimbing, memotivasi, dan kemampuan belajar bervariasi mulai dari siswa yang
memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran memiliki kemampuan belajar rendah, sedang, hingga
supaya siswa dapat menjadi orang yang tinggi. Perbedaan kemampuan belajar tersebut
berpengetahuan, berguna, dan kompeten (Abdullah, membuat keberagaman cara siswa berpartisipasi
Bakar & Mahbob, 2012b). dalam kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu ada siswa
Proses pembelajaran bertujuan untuk yang sangat antusias dalam mengikuti proses
mengembangkan seluruh potensi siswa secara pembelajaran sehingga siswa terlihat berpartisipasi
optimal. Potensi siswa tersebut dapat semakin aktif tetapi sebagian besar siswa masih terlihat sangat
terstimulasi jika diimbangi dengan kualitas proses pasif dalam pembelajaran.
pembelajaran yang lebih baik. Proses pembelajaran Hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran
yang efektif terjadi ketika siswa dilibatkan secara aktif biologi pada siswa kelas X-3 di SMA Negeri
dalam kegiatan pembelajaran. Keterlibatan siswa Gondangrejo menunjukkan bahwa kegiatan
dalam berpartisipasi pada proses pembelajaran akan pembelajaran di dalam kelas didominasi dengan
menghasilkan lingkungan belajar yang kondusif. ceramah. Guru sudah berusaha untuk melibatkan
Menurut Abdullah, Bakar & Mahbob (2012b), seluruh siswa, dapat dilihat pada saat proses
partisipasi siswa dalam kegiatan kelas dikelompokkan pembelajaran, guru mengadakan interaksi tanya
menjadi partisipasi aktif dan partisipasi pasif. jawab. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
Tindakan yang termasuk partisipasi aktif yaitu sebanyak tiga kali pada kegiatan pembelajaran
mengajukan pertanyaan, memberikan pendapat, dan tersebut, tidak semua siswa ikut berpartisipasi aktif

Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 215


Nurhuda et al. Penerapan Model Learning Cycle 5E untuk Meningkatkan Partisipasi Aktif,Surakarta

dalam tanya jawab yang dibuat oleh guru, ditandai penjelasan, dan prediksi, dan mengkomunikasikan
dengan kurangnya keterlibatan dari siswa, hanya hasilnya. Mendukung pendapat di atas, Majid (2013),
didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja dan belum mengemukakan bahwa aktivitas pembelajaran inkuiri
menyeluruh. Kurangnya keterlibatan siswa terlihat dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan
dari sedikitnya jumlah siswa yang mengajukan siswa, sehingga siswa bisa ikut berpartisipasi aktif.
pertanyaan, mengemukakan pendapat dan berdiskusi Berdasarkan pernyataan di atas, inkuiri dapat
terkait dengan materi saat pembelajaran. Hasil melibatkan siswa, memberikan kesempatan kepada
observasi menunjukkan bahwa sebanyak tiga siswa siswa untuk berpartisipasi aktif dalam merumuskan
atau sebanyak 8,11% yang mengajukan pertanyaan. pertanyaan dan hipotesis, mengumpulkan data,
Berdasarkan kategori pertanyaan menurut Coutinho menyusun argumen yang mendukung hipotesis,
& Almeida (2014), diperoleh semua siswa mengkomunikasikan hasil penyelidikan, serta
mengajukan pertanyaan information. Siswa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan pendapat sebanyak empat siswa atau melakukan tanya jawab selama proses pembelajaran.
10,81%. Berdasarkan kategori pendapat menurut Menurut Trna, Trnova, & Sibor (2012), terdapat
Mason & Scirica (2006), diperoleh sebanyak satu empat tingkatan dalam inkuiri, yaitu: confirmation
siswa mengemukakan pendapat dalam kategori inquiry, structured inquiry, guided inquiry, dan open
tingkat 2, tiga siswa mengemukakan pendapat tingkat inquiry. Pembelajaran inkuiri belum pernah
3 dan satu siswa mengemukakan pendapat tingkat 4. diterapkan pada kelas X-3, oleh karena itu maka
Berdasarkan partisipasi aktif siswa dalam melakukan digunakan inkuiri yang tingkatannya tergolong
diskusi menunjukkan bahwa siswa memberikan saran rendah, yaitu structured inquiry. Trautman,
atau pendapat dengan skor sebesar 2,84 poin, MaKinster, & Avery (2004); Zion & Mendelovici
menerima pendapat sebesar 2 poin, menggunakan (2012), mengemukakan bahwa penerapan inkuiri
peran teman diskusi untuk membangun konsep terstuktur (structured inquiry) dalam pembelajaran
sebesar 2,62 poin, mengembangkan konsep yang dapat menghemat waktu, mengurangi tingkat frustasi
didapat sebesar 1,62 poin, mengontrol jalannya siwa karena hasil yang tidak dinginkan, dan
diskusi kelompok sebesar 1,64 poin, dan menentukan mengurangi rasa takut siswa yang tidak diketahui.
topik bahasan diskusi sebesar 2,32 poin. Salah satu contoh dari inkuiri terstruktur yaitu
Berdasarkan wawancara dengan guru dan siswa learning cycle 5E (engagement, exploration,
serta didukung dengan hasil observasi, penyebab explanation, elaboration, dan evaluation) (Abdi,
rendahnya partisipasi aktif siswa adalah model 2014). Model ini dilakukan melalui lima tahapan
pembelajaran yang diterapkan guru selama proses pembelajaran, yaitu: (a) Engagement, siswa
pembelajaran dianggap belum bisa mengakomodasi dilibatkan untuk mengemukakan pertanyaan sebagai
partisipasi aktif siswa. Terkait dengan hal tersebut hipotesis berdasarkan fenomena yang dihadirkan
maka perlu adanya model pembelajaran yang dapat guru. (b) Exploration, siswa melakukan ekperimen
mengakomodasi partisipasi aktif siswa. atau mengumpulkan data untuk menjawab hipotesis.
Menurut Sa’idun (2013), model pembelajaran (c) Explanation, siswa menjelaskan tentang konsep
yang berbasis konstruktivisme menuntut siswa untuk yang telah dipelajari dari hasil eksperimen. (d)
berpartisipasi aktif. Teori konstruktivisme Elaboration, siswa menerapkan atau
beranggapan bahwa siswa harus berpartisipasi aktif mengembangkan apa yang mereka pelajari ke situasi
dan membangun sendiri pengetahuannya, sehingga yang baru. (e) Evaluation, siswa mengevaluasi proses
peran guru berubah dari sumber dan pemberi dan hasil percobaan mereka (Balci, Cakiroglu &
informasi menjadi fasilitator. Majid (2013), Tekkaya, 2006).
mengemukakan bahwa inkuiri merupakan salah satu Sintaks atau tahapan pembelajaran dari model
model pembelajaran yang berbasis kontruktivisme, learning cycle 5E menunjukkan bahwa pembelajaran
sehingga memungkinkan partisipasi aktif siswa, dengan model learning cycle 5E dapat digunakan
karena siswa dapat membangun pengetahuannya untuk mengatasi masalah partisipasi aktif dari siswa,
sendiri melalui penyelidikan. karena pada setiap tahapannya sangat menuntut
Scott, Tomasek & Matthews (2010); Chin & keterlibatan dari siswa. Madu & Amaechi (2012),
Kayalvizhi (2002) dalam Duran (2014), menyatakan bahwa penggunaan learning cycle 5E
mengemukakan bahwa pembelajaran inkuiri dapat akan memungkinkan partisipasi aktif siswa. Hal
melibatkan siswa dalam keterampilan berpikir dan tersebut sejalan dengan pendapat dari Himmele &
proses, yaitu merumuskan pertanyaan atau masalah Himmele (2011), yang menyatakan bahwa
dan hipotesis, merencanakan dan melakukan pembelajaran yang diinginkan oleh siswa adalah
percobaan, menganalisis data dan membuat pembelajaran yang memberikan kesempatan untuk
kesimpulan. Menurut Hussain, Azeem, & Shakoor berdebat dan berdiskusi, dengan kata lain, siswa lebih
(2011), bahwa inkuiri merupakan aktivitas yang menyukai pembelajaran yang melibatkan
melibatkan kegiatan pengamatan, mengajukan (engagement) mereka.
pertanyaan, membuat hipotesis, merencanakan Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu
penyelidikan, menggunakan alat untuk dilakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model
mengumpulkan, menganalisis, dan Pembelajaran Learning cycle 5E untuk Meningkatkan
menginterpretasikan data, menyusun jawaban, Partisipasi Aktif Siswa Kelas X-3 SMA Negeri

216 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya


Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 215-224

Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan


2015/2016”. data partisipasi aktif meliputi observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan
Rumusan Masalah adalah deskriptif kualitatif berdasarkan hasil
observasi dan refleksi dari tiap siklus. Prosedur dan
Berdasarkan latar belakang masalah dapat langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini
dirumuskan masalah “Bagaimanakah partisipasi aktif mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis
siswa melalui penerapan model pembelajaran dan Mc. Taggart berupa model spiral yaitu dalam satu
learning cycle 5E di kelas X-3 SMA Negeri siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan,
Gondangrejo?” observasi dan refleksi (Arikunto, dkk., 2008).

Tujuan Penelitian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Hasil Penelitian


partisipasi aktif siswa melalui penerapan model
pembelajaran Learning cycle 5E di Kelas X-3 SMA Tabel 1. Perbandingan Partisipasi Siswa dalam Bertanya
Negeri Gondangrejo tahun pelajaran 2015/2016. pada Pra tindakan, Siklus I dan Siklus II

Manfaat Penelitian
Jumlah Pertanyaan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan Level Kategori Pra Siklus I Siklus II
gambaran yang jelas pada guru tentang model tindakan
pembelajaran learning cycle 5E sehingga mampu Low level Information 5 6 17
diaplikasikan dengan optimal dan meningkatkan
partisipasi aktif siswa. Understanding 0 7 12

Relationship 0 2 2
High level

2. METODE PENELITIAN
Evaluation 0 0 0
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Gondangrejo Finding a
0 0 1
kelas X-3 semester genap tahun pelajaran 2015/2016. solution
SMA N Gondangrejo terletak di Jalan Solo- Jumlah Pertanyaan 5 15 32
Purwodadi KM 11. Penelitian dilaksanakan pada
semester genap, yaitu bulan Maret-April tahun Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa partisipasi
pelajaran 2015/2016. Pelaksanaan penelitian bertanya siswa menurut hasil observasi pra tindakan,
dilakukan secara bertahap, secara garis besar dapat siklus I, dan siklus II menunjukkan adanya
dibagi menjadi tiga tahap yakni tahap persiapan, peningkatan jumlah pertanyaan. Jumlah pertanyaan
pelaksanaan, dan penyusunan laporan. Metode siswa yang muncul pada pra tindakan sebanyak lima
penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan pertanyaan, siklus I 15 pertanyaan, dan siklus II 32
Kelas (PTK), terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling pertanyaan.
terkait dan berkesinambungan, yaitu perencanaan Kualitas pertanyaan siswa mengalami
(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan peningkatan dari pra tindakan sampai ke siklus II.
(observing) dan refleksi (reflecting). Penelitian ini Pertanyaan siswa yang berhasil teridentifikasi pada
menerapkan model learning cycle 5E untuk pra tindakan hanya satu macam kategori, yaitu
mengetahui peningkatan partisipasi aktif siswa. information. Jumlah kategori pertanyaan pada siklus I
Tindakan berlangsung pada semua siklus (minimal 2 mengalami peningkatan menjadi tiga kategori, yaitu
siklus) pada materi Ekosistem hingga target information, understanding dan relationship, dan
peningkatan partisipasi aktif tercapai. Observasi awal kembali meningkat pada siklus II menjadi empat
dilakukan untuk mengetahui kondisi awal proses kategori yaitu information, understanding,
pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk relationship dan finding a solution.
memecahkan masalah yang timbul dalam kelas.
Penelitian dilaksanakan dengan berkolaborasi
bersama guru bidang studi.
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan
sekunder. Data primer yang dikumpulkan merupakan
hasil lembar observasi partisipasi aktif siswa, meliputi
bertanya, berpendapat dan berdiskusi. Data sekunder
berupa hasil wawancara terkait sikap siswa dalam
berpartisipasi aktif dengan guru dan siswa sebagai
Gambar 1. Perbandingan Kontribusi Tiap Siswa yang
narasumber, dan dokumentasi selama kegiatan
Mengajukan Pertanyaan pada Pra Tindakan, Siklus I, dan
pembelajaran berlangsung. Siklus II.

Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 217


Nurhuda et al. Penerapan Model Learning Cycle 5E untuk Meningkatkan Partisipasi Aktif,Surakarta

Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui bahwa


jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan dari pra
tindakan hingga siklus II mengalami peningkatan.
Siswa yang berkontribusi dalam mengajukan
pertanyaan pada pra tindakan sebanyak tiga orang
atau sebesar 8%, jumlah tersebut mengalami
peningkatan pada siklus I sebanyak 10 orang atau
sebesar 27%, kemudian pada siklus II kembali
mengalami peningkatan menjadi sebanyak 20 orang
Gambar 2. Perbandingan Kontribusi Tiap Siswa yang
atau sebesar 54%. Terdapat 15 siswa yang tidak
Mengemukakan Pendapat pada Pra tindakan, Siklus I dan
pernah berpartisipasi aktif dalam mengajukan
Siklus II
pertanyaan saat proses pembelajaran berlangsung
selama pra tindakan hingga siklus II, yaitu nomor 1,
Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa
4, 6, 7, 9, 11, 14, 15, 17, 19, 21, 29, 30, 35, dan 36.
jumlah siswa yang mengemukakan pendapat dari pra
tindakan hingga siklus II mengalami peningkatan.
Tabel 2. Perbandingan Partisipasi Siswa dalam Berpendapat
Siswa yang berkontribusi dalam mengemukakan
pada Pra tindakan, Siklus I dan Siklus II
pendapat pada pra tindakan sebanyak empat orang
atau sebesar 10%, jumlah tersebut mengalami
Jumlah Pendapat peningkatan pada siklus I menjadi 15 orang atau
Kategori Pra sebesar 40%, kemudian pada siklus II juga mengalami
Siklus I Siklus II
Tindakan peningkatan menjadi 19 orang atau sebesar 51%.
Tingkat 1 0 0 0 Terdapat 15 siswa yang tidak pernah berpartisipasi
Tingkat 2 1 1 0 aktif dalam mengemukakan pendapat selama pra
Tingkat 3 4 14 24 tindakan hingga siklus II, yaitu nomor 1, 2, 6, 9, 13,
Tingkat 4 1 6 6 14, 17, 18, 19, 21, 23, 24, 29, 32 dan 35.
Tingkat 5 0 1 2
Jumlah 6 22 32
Pendapat

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa


partisipasi berpendapat siswa pada pra tindakan,
siklus I, dan siklus II menunjukkan adanya
peningkatan jumlah pendapat yang dikemukakan
Gambar 3. Perbandingan Skor Partisipasi Siswa dalam
siswa. Jumlah pendapat siswa yang teridentifikasi Diskusi pada Pra tindakan, Siklus I, dan Siklus II
pada pra tindakan sebanyak enam pendapat, siklus I
22 pendapat, dan siklus II 32 pendapat. Peningkatan
juga terjadi pada kualitas pendapat siswa.
Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui bahwa
Kualitas pendapat siswa mengalami peningkatan
skor indikator memberikan saran atau pendapat pada
dari pra tindakan sampai ke siklus II. Pertanyaan yang pra tindakan sebesar 2,84 poin, menerima pendapat
teridentifikasi pada pra tindakan sebanyak tiga macam sebesar 2 poin, menggunakan peran teman diskusi
kategori pendapat, yaitu tingkat 2, 3 dan 4, kemudian untuk membangun konsep sebesar 2,62 poin,
meningkat pada siklus I menjadi empat macam mengembangkan konsep yang didapat sebesar 1,62
kategori pendapat, yaitu tingkat 2, 3, 4 dan 5. poin, mengontrol jalannya diskusi kelompok sebesar
Munculnya pendapat pada kategori tingkat 5 1,64 poin dan menentukan topik bahasan diskusi
menunjukkan terjadinya peningkatan kualitas sebesar 2,32 poin. Rata-rata skor indikator partisipasi
pendapat siswa. Peningkatan kembali terjadi pada siswa dalam diskusi sebesar 2,17 poin dan termasuk
siklus II, karena teridentifikasi sebanyak tiga macam dalam kategori tidak baik.
kategori pendapat siswa, yaitu tingkat 3, 4 dan 5. Skor siswa dalam memberikan saran atau
Pendapat kualitas rendah seperti kategori tingkat 1 pendapat pada siklus I sebesar 3,69 poin, menerima
dan 2 tidak teridentifikasi pada siklus II, hal ini pendapat sebesar 2,78 poin, menggunakan peran
menunjukkan bahwa kualitas pendapat siswa teman diskusi untuk membangun konsep sebesar 3,24
meningkat. poin, mengembangkan konsep yang didapat sebesar
2,35 poin, mengontrol jalannya diskusi kelompok
sebesar 2,03 poin dan menentukan topik bahasan
diskusi sebesar 2,65 poin. Rata-rata skor indikator
partisipasi siswa dalam berdiskusi sebesar 2,79 poin
dan termasuk dalam kategori cukup baik.
Skor siswa memberikan saran atau pendapat
pada siklus II sebesar 4,43 poin, menerima pendapat
sebesar 3,81 poin, menggunakan peran teman diskusi

218 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya


Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 215-224

untuk membangun konsep sebesar 4,19 poin, partisipasi aktif siswa dalam mengajukan pertanyaan.
mengembangkan konsep yang didapat sebesar 2,97 Siswa mengakui bahwa pemberian video selama
poin, mengontrol jalannya diskusi kelompok sebesar siklus II telah meningkatkan minat dalam mengajukan
2,65 poin, dan menentukan topik bahasan diskusi pertanyaan. Pernyataan tersebut didukung oleh
sebesar 3,89 poin. Rata-rata skor tiap indikator penemuan Coutinho & Almeida (2014) bahwa
partisipasi siswa dalam diskusi sebesar 3,65 poin dan pemberian video dapat meningkatkan jumlah
termasuk pada kategori baik. pertanyaan yang diajukan siswa. Faktor keempat
Peningkatan kemampuan partisipasi aktif yaitu sikap guru selama pembelajaran. Guru lebih
tersebut juga didukung oleh hasil wawancara dengan memotivasi dan mengajak siswa untuk berinteraksi
guru dan siswa. Hasil wawancara menunjukan bahwa selama siklus II, sehingga siswa menjadi lebih berani
siswa lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif
dan tidak malu untuk mengajukan pertanyaan di kelas.
dalam pembelajaran setelah diterapkannya lerning
Berkaitan dengan hal tersebut, hasil penelitian
cycle 5E.
Abdullah, Bakar, & Mahbob (2012a) menunjukkan
bahwa guru menjadi faktor utama yang dapat
Pembahasan mempengaruhi minat siswa dalam mengajukan
pertanyaan.
Hasil observasi menunjukkan bahwa partisipasi aktif Pertanyaan siswa berdasarkan kategori yang
siswa dalam proses pembelajaran mengalami
muncul selama proses pembelajaran meningkat dari
peningkatan pada setiap siklusnya. Hal ini terlihat
pra tindakan hingga siklus II. Pertanyaan siswa yang
dari meningkatnya jumlah pertanyaan, pendapat, dan muncul pada pra tindakan hanya meliputi kategori
skor berdiskusi siswa (Abdullah, Bakar, & Mahbob,
information, dan meningkat selama siklus I menjadi
2012b).
tiga kategori. Tiga kategori yang teridentifikasi
Jumlah pertanyaan pada pra tindakan hingga selama siklus I meliputi pertanyaan information,
siklus I meningkat sebanyak 10 pertanyaan, dan pada
understanding, dan relationship. Peningkatan jumlah
siklus I ke siklus II meningkat sebanyak 17
kategori pertanyaan ini terjadi setelah diterapkannya
pertanyaan. Peningkatan jumlah pertanyaan siswa learning cycle 5E. Siswa mengatakan bahwa mereka
pada siklus I terjadi setelah diterapkannya learning
menjadi lebih tertarik untuk bertanya, karena pada
cycle 5E yang memberikan kesempatan kepada siswa
pembelajaran tersebut guru menghadirkan beberapa
untuk menjelajahi materi baru dan fenomena yang fenomena berupa gambar mengenai suasana suatu
dapat menimbulkan pertanyaan dan mendorong
ekosistem yang menarik selama tahap engagement.
mereka untuk mencari jawaban (Madu & Amaechi,
Selain itu, siswa juga lebih tertarik mengajukan
2012). Siswa diberikan kesempatan untuk mengamati pertanyaan selama tahap explanation dan elaboration
beberapa gambar yang disajikan oleh guru mengenai
yang memberikan mereka kesempatan untuk
suasana suatu ekosistem pada tahap engagement.
melakukan kegiatan tanya jawab. Jumlah pertanyaan
Gambar yang disajikan guru tersebut memicu rasa siswa yang meningkat selama pembelajaran siklus I
ingin tahu siswa, karena itu maka muncul respon
menyebabkan jenisnya pun juga semakin beragam.
berupa pertanyaan. Siswa mengatakan bahwa
Pertanyaan siswa kembali meningkat menjadi
fenomena yang diberikan guru telah menumbuhkan empat kategori pada siklus II, yang meliputi
minat mereka untuk mengajukan pertanyaan. Jumlah
information, understanding, relationship dan finding
pertanyaan yang meningkat juga disebabkan karena
a solution. Peningkatan tersebut dapat disebabkan
guru memberikan kesempatan presentasi bagi siswa karena pemberian video. Pemberian video pada tahap
pada tahap explanation dan elaboration. Akhir dari
engagement berfungsi untuk membantu dan
presentasi merupakan kegiatan tanya jawab, siswa
meningkatkan minat siswa dalam mengajukan
dari kelompok lain mendapatkan kesempatan untuk pertanyaan sebagai rumusan masalah. Hal tersebut
mengajukan pertanyaan yang kemudian akan dijawab
dibuktikan dengan ditemukannnya fakta bahwa siswa
oleh kelompok presentator.
paling banyak mengajukan pertanyaan pada tahap
Jumlah pertanyaan kembali meningkat pada engagement. Meningkatnya jumlah pertanyaan yang
siklus II. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diajukan siswa memungkinkan terjadinya
yang pertama yaitu waktu pembelajaran. Waktu peningkatan kategori pertanyaan yang muncul.
pembelajaran pada siklus II lebih efektif karena tidak Pemberian teks bacaan berupa fenomena terjadinya
terpotong seperti siklus I. Semakin banyak waktu ledakan populasi ulat bulu pada tahap elaboration
yang tersedia maka semakin banyak kesempatan bagi ternyata tidak berpengaruh terhadap peningkatan
siswa untuk mengajukan pertanyaan. Faktor yang kualitas pertanyaan siswa, hal ini bertentangan dengan
kedua yaitu pengalaman siswa. Siswa mengatakan hasil penelitian Coutinho & Almeida (2014) yang
bahwa mereka tidak terbiasa dalam merumuskan menunjukkan bahwa pemberian teks bacaan dapat
masalah dan membuat hipotesis sendiri, namun meningkatkan kualitas pertanyaan. Fakta lain
selama siklus II mereka sudah mulai terbiasa dengan menunjukkan bahwa siswa mengajukan pertanyaan
kegiatan yang ada pada learning cycle 5E. kategori finding a solution pada tahap explanation.
Pemberian video mengenai ledakan populasi Tahap explanation memberikan kesempatan bagi
wereng dan tikus pada ekosistem sawah saat siklus II kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya,
menjadi faktor ketiga yang dapat meningkatkan dan diakhir presentasi diberikan kesempatan tanya

Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 219


Nurhuda et al. Penerapan Model Learning Cycle 5E untuk Meningkatkan Partisipasi Aktif,Surakarta

jawab. Pertanyaan yang diajukan siswa tentunya mereka bisa lebih mudah mempelajari konsep-konsep
dipengaruhi oleh presentasi dari kelompok yang sulit atau belum dipahami. Guru terkadang
presentator. Berdasarkan hasil wawancara, siswa langsung beranjak dari satu materi ke materi
mengatakan bahwa mereka hanya bertanya kepada selanjutnya tanpa memperhatikan apakah siswa sudah
kelompok yang melakukan presentasi dengan memahami materi sebelumnya atau belum, maka dari
menarik. Hal ini jelas menunjukkan bahwa presentasi itu siswa merasakan pentingnya mengajukan
siswa yang menarik dapat memotivasi teman- pertanyaan ketika mereka belum menguasai materi
temannya untuk bertanya, sehingga jumlah tersebut.
pertanyaan semakin banyak dan jenisnya pun semakin Jumlah pendapat siswa pada siklus I meningkat
beragam. sebanyak 16 pendapat, sedangkan pada siklus II
Lima kategori pertanyaan menurut Coutinho & sebanyak 10 pendapat. Pembelajaran learning cycle
Almeida (2014) dapat dibedakan menjadi 2 level yaitu 5E dapat mengakomodasi partisipasi siswa dalam
tingkat tinggi (high level) dan tingkat rendah (low berpendapat, misalnya saat siswa membuat hipotesis
level). Pertanyaan yang tergolong tingkat rendah sementara selama tahap engagement, mereka
meliputi kategori information dan understanding, tertantang untuk mengemukakan pendapatnya dalam
sedangkan yang tergolong tingkat tinggi meliputi upaya menjawab rumusan masalah yang telah mereka
kategori relationship, evaluation dan finding a buat. Selain itu, siswa juga dapat memngemukakan
solution. Siswa paling banyak mengajukan pendapat untuk menjawab pertanyaan yang datang
pertanyaan kategori information sedangkan paling dari guru maupun temannya. Pernyataan tersebut
sedikit pada kategori relationship, evaluation dan didukung oleh pendapat Madu & Amaechi (2012)
finding a solution. Pertanyaan kategori evaluation bahwa selama proses pembelajaran 5E, siswa
tidak teridentifikasi selama pra tindakan hingga siklus menjelajahi materi baru dan fenomena yang dapat
II, karena siswa belum terbiasa dengan pertanyaan menimbulkan pertanyaan dan mendorong mereka
kategori relationship, evaluation dan finding a untuk mencari jawaban.
solution. Menurut Biddulph & Osborne (1982) dalam Siswa bersama kelompoknya berkesempatan
Chin & Osborne (2008) mengemukakan bahwa untuk mempresentasikan hasil diskusinya selama
kuantitas dan kualitas pertanyaan yang diajukan siswa tahap explanation. Akhir dari presentasi terdapat
dipengaruhi oleh usia, pengalaman, pengetahuan & kegiatan tanya jawab antara kelompok presentator
keterampilan, serta pola interaksi sosial. Pendapat dengan siswa dari kelompok lain. Siswa dalam
tersebut menunjukkan bahwa usia dan pengalaman kelompok presentator akan memberikan pendapatnya
dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam sebagai jawaban atas pertanyaan yang diberikan
mengajukan pertanyaan, apabila mereka tidak terbiasa kepadanya. Selain itu, siswa diberi kesempatan untuk
mendengar pertanyaan pada kategori relationship, mengerjakan soal latihan dan mempresentasikannya
evaluation ataupun finding a solution maka mereka selama tahap elaboration. Presentasi tersebut
juga tidak akan mengemukakan pertanyaan kategori menyebabkan munculnya pedapat dari siswa sebagai
tersebut. Pernyataan diatas juga didukung oleh bentuk jawaban atas pertanyaan yang diajukan
temuan Coutinho & Almeida (2014) bahwa kepadanya. Learning cycle 5E juga memberikan
pertanyaan kategori evaluation dan finding a solution kesempatan bagi siswa untuk melakukan
menuntut kemampuan penalaran yang tinggi, dan penyelidikan selama tahap exploration. Menurut
biasanya hanya dimiliki oleh seseorang yang berusia Osborne, Erduran, & Simon (2004), adanya
cukup dewasa. penyelidikan atau percobaan dapat mendukung
Terdapat beberapa siswa yang tidak pernah kemampuan berpendapat siswa. Berdasarkan hasil
berpartisipasi aktif mengajukan pertanyaan selama observasi, tidak ada siswa yang mengemukakan
penelitian berlangsung, hal ini dapat disebabkan pendapat selama tahap exploration. Hal tersebut
karena faktor kepribadian. Kepribadian siswa menunjukkan bahwa adanya penyelidikan tidak dapat
berpengaruh terhadap partisipasi mereka saat meningkatkan minat siswa dalam mengemukakan
pembelajaran belangsung. Siswa yang memiliki pendapat. Namun demikian bukan berarti
karakteristik bertanggung jawab, suka membaca, suka penyelidikan tidak mempengaruhi kemampuan
berbicara, rasa ingin tahu yang tinggi, dan ingin berpendapat siswa, karena berdasarkan hasil
mengajukan pertanyaan akan membentuk kepribadian wawancara, mereka mengatakan bahwa kegiatan
yang aktif. Sedangkan siswa yang memiliki tersebut dapat membantu untuk lebih memahami
karakteristik pasif cenderung takut untuk bertanya, konsep. Siswa menjadi lebih lancar dalam melakukan
takut jika dimarahi oleh guru, sulit untuk fokus di presentasi dan berpendapat ketika mereka memahami
kelas, tidak tertarik dengan belajar, tidak tertarik konsep yang sedang dipelajari.
dengan topik yang dipelajari (Abdullah, Bakar, & Jumlah pendapat siswa kembali meningkat dari
Mahbob, 2012a). Terdapat dua siswa yang selalu siklus I ke siklus II. Peningkatan jumlah pendapat
berpartisipasi aktif dalam mengajukan pertanyaan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
selama pra tindakan hingga siklus II. Siswa Faktor-faktor yang dapat meningkatkan jumlah
mengatakan bahwa mengajukan pertanyaan selama pendapat siswa yaitu waktu pembelajaran,
pembelajaran berlangsung merupakan hal yang pengalaman, pemberian video dan sikap guru. Waktu
penting, karena dengan mengajukan pertanyaan pembelajaran pada siklus I berkurang sekitar 20

220 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya


Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 215-224

menit, sehingga pembelajaran menjadi kurang pendapat dengan disertai pembenaran maupun alasan,
optimal. Semakin banyak waktu yang tersedia maka bukan hanya sekedar setuju maupun tidak setuju.
semakin banyak kesempatan bagi siswa untuk Rata-rata skor partisipasi siswa dalam diskusi
mengemukakan pendapat. Pengalaman siswa pada pra tindakan hingga siklus I meningkat sebesar
menjadi faktor yang kedua. Siswa semakin terbiasa 0,62 poin. Learning cycle 5E memberi siswa
dalam mengemukakan pendapatnya dan lebih lancar kesempatan untuk berdiskusi bersama temannya
dalam membuat hipotesis selama siklus II. Faktor dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa berdiskusi
selanjutnya yaitu pemberian video. Siswa menyatakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan
bahwa pemberian fenomena berupa video telah yang dihadirkan guru mengenai interaksi antar
meningkatkan minat mereka dalam mengemukakan komponen ekosistem. Menurut Rahayuningsih,
pendapat. Faktor terakhir yaitu sikap guru yang lebih Masykuri & Utami (2012), learning cycle 5E
memotivasi dan mengajak siswa untuk berinteraksi merupakan model pembelajaran yang termasuk dalam
selama siklus II, sehingga siswa menjadi lebih berani strategi pembelajaran aktif (active learning) yang
dan tidak malu untuk mengemukakan pendapat di pada pelaksanaannya menuntut siswa untuk terlibat
kelas. Fakta tersebut selaras dengan hasil penelitian aktif selama proses pembelajaran. Siswa aktif
Abdullah, Bakar, & Mahbob (2012a) yang bertanya, menjawab, mengerjakan soal ke depan, dan
menunjukkan bahwa guru menjadi faktor utama yang berdiskusi untuk memecahkan permasalahan dan
dapat mempengaruhi minat siswa dalam membangun sendiri konsep bersama kelompoknya.
mengemukakan pendapat. Kegiatan tersebut mampu membuat siswa terlibat
Kualitas pendapat siswa mengalami peningkatan aktif dalam proses pembelajaran sehingga partisipasi
selama pra tindakan hingga siklus II. Pendapat siswa dalam diskusi dapat meningkat.
yang muncul pada pra tindakan meliputi kategori Rata-rata skor partisipasi siswa dalam diskusi
tingkat 2, 3 dan 4, dan pada siklus I terjadi kembali meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar
peningkatan menjadi tingkat 2, 3, 4 dan 5. Semakin 0,86 poin. Peningkatan rata-rata skor tersebut dapat
tinggi tingkatan pendapat maka semakin baik disebabkan oleh bebrapa faktor. Faktor pertama yaitu
kualitasnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa waktu pembelajaran, semakin banyak waktu yang
learning cycle 5E dapat mengakomodasi peningkatan tersedia maka semakin besar kesempatan bagi siswa
kualitas pendapat siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi. Faktor kedua yaitu pemberian video
untuk melakukan penyelidikan selama tahap dan teks bacaan, siswa mengatakan bahwa pemberian
elaboration yang memudahkan mereka dalam video dan teks bacaan telah membatu mereka untuk
memahami konsep, sehingga kemampuan memahami konsep dengan lebih baik dan dapat
berpendapat juga meningkat. Namun demikian masih meningkatkan minat dalam berdiskusi.
terdapat pendapat pada kategori tingkat 2 yang Capaian skor partisipasi siswa dalam diskusi
termasuk dalam kualitas rendah. Kualitas pendapat selain dilihat dari rata-rata secara keseluruhan juga
yang tergolong rendah dapat disebabkan karena dilihat dari skor tiap indikator. Partisipasi siswa
kurangnya pengalaman siswa dalam mengemukakan dalam diskusi pada pra tindakan hingga siklus II
pendapat kategori tinggi. Hal tersebut didukung oleh mengalami peningkatan pada tiap indikatornya.
temuan Foong & Daniel (2010) bahwa kualitas Indikator pertama yaitu memberikan saran atau
pendapat siswa dipengaruhi oleh pengetahuan atau pendapat. Memberikan saran atau pendapat selama
pengalaman dari siswa itu sendiri. pra tindakan tergolong pada kategori cukup baik,
Kualitas pendapat siswa kembali meningkat yaitu sebesar 2,84 poin. Skor indikator memberikan
pada siklus II. pendapat siswa yang teridentifikasi saran atau pendapat meningkat menjadi 3,69 poin
selama siklus II meliputi tingkat 3, 4, dan 5, pada siklus I dan termasuk dalam kategori baik.
sedangkan pendapat dengan kualitas rendah seperti Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa (1) siswa
tingkat 1 dan 2 tidak teridentifikasi saat pembelajaran semakin aktif memberikan jawaban kepada teman
berlangsung. Peningkatan tersebut dapat dikarenakan diskusi yang bertanya, (2) menunjukkan jawaban atau
siswa lebih memahami konsep yang dipelajari setelah langkah yang benar, (3) memberikan sanggahan atau
ditambahkannya video dan teks bacaan pada siklus II. komentar dengan disertai alasan terhadap pendapat
Siswa paling banyak mengemukakan pendapat teman, dan (4) memberikan masukan berupa data,
pada tingkat 3, sedangkan paling sedikit pada tingkat fakta, ilustrasi, atau contoh. Peningkatan skor
5 selama penelitian berlangsung. Banyaknya indikator memberikan saran atau pendapat terjadi
pendapat yang dikemukakan siswa pada kategori setelah diterapkannya learning cycle 5E.
tingkat 3 dapat disebabkan karena siswa umumnya Learning cycle 5E melatih siswa untuk
mengemukakan pendapat yang benar namun tanpa mengemukakan pendapat seperti saat mereka
disertai alasan, selain itu juga terkadang siswa membuat hipotesis. Selain itu, learning cycle 5E
memberikan alasan yang kurang tepat. Sedikitnya termasuk dalam inkuiri terstruktur, sehingga peran
pendapat tingkat 5 dapat dikarenakan siswa belum guru lebih banyak jika dibandingkan dengan inkuiri
terbiasa dengan pendapat pada tingkat tersebut. terbimbing maupun terbuka. Guru tidak hanya
Pendapat kategori tingkat 1 tidak teridentifikasi berperan sebagai fasilitator selama siswa melakukan
selama pra tindakan hingga siklus II, hal ini penyelidikan, namun juga memberikan arahan
menunjukkan bahwa siswa selalu mengemukakan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan.
Mengenai hal ini, dari hasil penelitian Salter &
Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 221
Nurhuda et al. Penerapan Model Learning Cycle 5E untuk Meningkatkan Partisipasi Aktif,Surakarta

Conneely (2015) diperoleh fakta bahwa pembelajaran Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa siswa
yang terstruktur dapat membuat siswa mejadi semakin sudah mulai aktif mencatat dan menggunakan
tertarik dalam memberikan saran atau pendapat saat jawaban yang diberikan teman diskusi, serta
diskusi. menambahkan pemikirannya sendiri untuk menjawab
Skor kembali meningkat menjadi 4,43 poin dan permasalahannya. Peningkatan tersebut terjadi setelah
termasuk kategori baik. Siswa mengemukakan bahwa diterapkannya learning cycle 5E. Salter & Conneely
pemberian teks bacaan sebagai bahan diskusi telah (2015) menemukan fakta bahwa pembelajaran
meningkatkan minat mereka dalam mempelajari terstruktur dapat membuat siswa mejadi semakin
materi. Selain itu, dengan pemberian teks bacaan tertarik dalam mengembangkan konsep yang mereka
maka semakin banyak bahan yang dapat mereka peroleh saat diskusi. Skor indikator mengembangkan
perdebatkan. konsep yang didapat kembali meningkat pada siklus
Indikator kedua adalah menerima pendapat. II menjadi 2,97 poin.
Skor indikator menerima pendapat pada pra tindakan Indikator kelima yaitu mengontrol jalannya
sebesar 2 poin dan berada pada kategori tidak baik. diskusi kelompok. Skor indikator mengontrol
Skor meningkat menjadi 2,78 poin pada siklus I dan jalannya diskusi kelompok yang didapat pada pra
berada pada kategori cukup baik. Peningkatan tindakan sebesar 1,64 poin dan termasuk kategori
tersebut menunjukkan bahwa siswa semakin aktif tidak baik. Skor kemudian meningkat menjadi
memperhatikan jawaban, petunjuk atau arahan dari sebesar 2,03 poin pada siklus I, namun masih berada
teman diskusi, kemudian melaksanakannya. dalam kategori tidak baik. Peningkatan tersebut
Beberapa siswa mulai mencatat perbaikan atau menunjukkan bahwa siswa sudah mulai memahami
pendapat yang diberikan teman diskusi. Peningkatan pentingnya kerjasama dalam sebuah diskusi. Siswa
skor indikator menerima pendapat terjadi setelah yang sadar akan pentingnya kerjasama antar anggota
diterapkannya learning cycle 5E. Pembelajaran kelompok diskusi sudah mulai berani menegur
learning cycle 5E telah meningkatkan jumlah temannya yang tidak ikut berperan aktif dalam diskusi
pendapat yang dikemukakan siswa selama diskusi, ataupun menegur teman yang bercanda dan
dengan demikian maka semakin banyak pula yang membahas topik diluar topik diskusi. Peningkatan
menerima pendapat. kembali terjadi pada siklus II menjadi menjadi 2,65
Skor indikator menerima pendapat kembali poin dan termasuk dalam kategori cukup baik.
meningkat pada siklus II menjadi 3,81 poin dan Indikator keenam yaitu menentukan topik
termasuk kategori baik. Peningkatan skor indikator bahasan diskusi. Skor indikator menentukan topik
menerima pendapat berkaitan dengan meningkatnya bahasan diskusi yang didapat pada pra tindakan
jumlah pendapat yang dikemukakan siswa. Selain itu, sebesar 2,32 poin dan termasuk dalam kategori tidak
waktu diskusi yang lebih panjang dibandingkan pada baik. Skor meningkat menjadi 2,65 poin pada siklus I
siklus I memberikan kesempatan yang lebih banyak dan termasuk pada ketgori cukup baik. Peningkatan
bagi siswa untuk menerima pendapat saat berdiskusi. tersebut terjadi setelah diterapkannya learning cycle
Indikator ketiga adalah menggunakan peran 5E. Selama pembelajaran siswa menjadi lebih aktif
teman diskusi untuk membangun konsep. Skor membahas topik yang akan didiskusikan bersama
indikator menggunakan peran teman diskusi untuk teman kelompok, dan memberikan ide atau pemikiran
membangun konsep pada pra tindakan sebesar 2,62 untuk dibahas dalam forum diskus. Siklus II skor
poin dan termasuk kategori cukup baik. Skor kembali meningkat menjadi 3,89 poin dan termasuk
meningkat pada siklus I menjadi 3,24 poin namun dalam kategori baik.
masih berada pada kategori cukup baik. Peningkatan Capaian skor tertinggi partisipasi siswa dalam
tersebut menunjukkan bahwa siswa semakin aktif diskusi yaitu pada indikator memberikan saran atau
belajar dari teman diskusinya. Peningkatan skor pendapat dengan skor sebesar 4,43 poin pada siklus II.
indikator menggunakan peran teman diskusi untuk Sedangkan capaian skor terendah yaitu pada indikator
membangun konsep terjadi setelah diterapkannya mengontrol jalannya diskusi kelompok dengan skor
learning cycle 5E. Mengenai hal ini, hasil penelitian sebesar 2,65 poin pada siklus II. Indikator
Salter & Conneely (2015) menunjukkan bahwa memberikan saran atau pendapat mencapai skor
pembelajaran yang terstruktur seperti learning cycle tertinggi karena inti dari kegiatan diskusi adalah
5E dapat membuat siswa mejadi lebih tertarik dalam saling memberikan pendapat, masukan, atau ide
menggunakan peran teman diskusi untuk membangun dengan demikian maka terjadi interaksi antar siswa
konsep. Skor indikator menggunakan peran teman dalam upaya mencari solusi pemecahan masalah yang
diskusi untuk membangun konsep kembali meningkat ada. Sedangkan indikator mengontrol jalannya
pada siklus II menjadi 4,19 poin sehingga berada pada diskusi kelompok memiliki skor terendah karena
kategori baik. dalam sebuah diskusi harus memiliki ketua, dan ketua
Mengembangkan konsep yang didapat adalah pada kelompok diskusi tersebut yang bertanggung
indikator keempat. Skor indikator mengembangkan jawab dalam mengontrol jalannya diskusi kelompok.
konsep yang didapat pada pra tindakan sebesar 1,62 Berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan
poin dan tergolong dalam kategori tidak baik. Skor bahwa siswa yang aktif dalam mengontrol jalannya
meningkat menjadi sebesar 2,35 poin namun masih diskusi dengan cara menegur teman yang membahas
berada pada kategori tidak baik selama siklus I. topik di luar topik diskusi maupun yang tidak

222 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya


Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 215-224

melaksanakan tugas diskusi merupakan ketua Abdullah, M. Y., Bakar, N. R., & Mahbob, M. H.
kelompok, sedangkan anggota yang lain cenderung (2012a). Student’s participation in
sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing. classroom:What motivates them to speakup?.
Secara umum, learning cycle 5E dapat Social and Behavioral Sciences, 516-522.
meningkatkan partisipasi siswa dalam diskusi karena Abdullah, M. Y., Bakar, N. R., & Mahbob, M. H.
pembelajaran yang terstruktur membuat mereka lebih (2012b). The dynamics of student participation
termotivasi. Motivasi tersebut berkaitan dengan in classroom: observation on level and forms of
pemahaman siswa, dengan adanya struktur yang jelas participation. Social and Behavioral Sciences,
membuat mereka tidak kebingungan dan menjadi 61-70.
lebih memahami tindakan yang harus dilakukan. Hal Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, & Supardi (2008).
ini sesuai dengan hasil penelitian Salter & Conneely Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
(2015) bahwa pembelajaran yang terstruktur dapat Aksara.
membuat siswa mejadi semakin tertarik untuk Balci, S., Cakiroglu, J., & Tekkaya, C. (2006).
berpartisipasi dalam diskusi. Selain itu, learning Engagement, exploration, explanation,
cycle 5E menyajikan permasalahan-permasalahan extension, and evaluation (5E) learning cycle and
berdasarkan fenomena yang menggali pemikiran dan conceptual change text as learning tools.
logika siswa terhadap materi yang sedang dipelajari. Biochemistry and Molecular Biology Education,
Upaya penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan 34(3), 99-102.
cara bertukar pendapat atau diskusi. Diskusi yang Chin, C., & Osborn, J. (2008). Students' Questions: a
aktif membantu siswa menjadi lebih mandiri dalam Potential Resource for Teaching and Learning
mencari informasi tentang materi yang akan Science. Studies in Science Education, 44 (1),1-
dipelajari, baik dari buku maupun media yang lain. 39.
Penelitian berhasil menerapkan learning cycle Coutinho, M.J., & Almeida, P.A. (2014). Promoting
5E untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam Student Questioning in the Learning of Natural
mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat Science. Social and Behavioral Science. 3781-
dan berdiskusi. Siswa aktif mengajukan pertanyaan, 3785.
mengemukakan pendapat dan berdiskusi dengan Duran, M. (2014). A study on 7grade students' inquiry
teman saat proses pembelajaran berlangsung. and communication competencies.Social and
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, semakin Behavioral Sciences, 4511-4516.
menguatkan fakta bahwa learning cycle 5E memang Foong, C., & Daniel, E.G.S. (2010). Incompetent
terbukti dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa. grounds in science students’ arguments: What is
Hal ini karena dalam learning cycle 5E terdapat amiss in the argumentation process?. Social and
variasi metode, antara lain diskusi dan tanya jawab Behavioral Science, 1198-1207.
sehingga siswa mendapat kesempatan untuk Himmele, P. & Himmele, W. (2011). Total
mengemukakan pendapatnya. Participation Techniques: Making Every Student
an Active Learner. United States of America:
4. KESIMPULAN ASCD.
Hussain, A., Azeem, M., & Shakoor, A. (2011).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan Physics Teaching Methods: Scientific Inquiry Vs
bahwa partisipasi aktif siswa kelas X-3 SMA N Traditional Lecture. International Journal of
Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat Humanities and Social Science, 269-276.
ditingkatkan dengan model learning cycle 5E. Madu, B.C., & Amaechi, C.C. (2012). Effect of Five-
Hasil penelitian ini secara teoritis dapat Step Learning Cycle Model on Students’
dijadikan sebagai referensi dalam pengembangan Understanding of Concepts Related To
penelitian tindakan kelas lebih lanjut dalam rangka Elasticity. Journal of Education and Practice,3
meningkatkan kemampuan partisipasi aktif. Secara (9), 173-181.
praktis dapat diterapkan pada pembelajaran biologi Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung:
dalam rangka meningkatkan partisipasi aktif siswa. Remaja Rosdakarya.
Mason, L., & Scirica, F. (2006). Prediction of Student
Argumentation Skill about Controversial Topics
1. UCAPAN TERIMAKASIH by Epistemological Understanding. Learning
and Instruction. 492-509.
Peneliti menyampaikan terima kasih pada seluruh
Osborne, J., Erduran, S., & Simon, S. (2004).
pihak yang membantu terselesaikannya penelitian ini
Enhancing the Quality of Argumentation in
hingga tahap penyusunan laporan.
School Science. Journal of Research in Science
Teaching. 994-1020.
5. DAFTAR PUSTAKA Rahayuningsih, R., Masykuri, M. & Utami, B. (2012).
Penerapan Siklus Belajar 5E (Learning Cycle
Abdi, A. (2014). The Effect of Inquiry-based 5E) disertai Peta Konsep untuk Meningkatkan
Learning Method on Students’ Academic Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia pada
Achievement in Science Course. Universal Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan kelas
Journal of Educational Research, 37-41. XI IPA SMA Negeri 1 Kartasura Tahun
Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 223
Nurhuda et al. Penerapan Model Learning Cycle 5E untuk Meningkatkan Partisipasi Aktif,Surakarta

Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia, Education in Science Teacher Training. Journal
51-58. of Educational and Instructional Studies in the
Sa'idun, A. (2013). Instrumen Perangkat World, 199-209.
Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Zion, M., & Mendelovici, R. (2012). Moving from
Salter, N., P., & Conneely M., R. (2015). Structured Structured to Open Inquiry: Challenges and
and Unstructured Discussion Forums as Tools Limits. Science Education International, 23 (4),
for Student engagement. Computer in Human 383-399.
Behavior. 18-25.
Trautmann, N., MaKinster, J., & Avery, L. (2004).
What makes inquiry so hard? (andwhy is it worth
it?). Proceeding presented at the annual meeting
of the National Association for Research in
Science Teaching. Vancouver, BC, Canada.
Trna, J., Trnova, E., & Sibor, J. (2012).
Implementation of Inquiry-Based Science

224 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya

Anda mungkin juga menyukai