IMELDA FITRA N
R1A117031
TEKNIK GEOFISIKA
METODE GEOMAGNETIK
TANGGAL PRATIKUM
SENIN,SABTU 04,09 NOVEMBER 2018
KENDARI – INDONESIA
© 2019 – TEKNIK GEOFISIKA
LAPORAN PRAKTIKUM
Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo
Metode Geomagnetik
Mata Kuliah GFS65042 Metode Magnetik
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Geofisika merupakan bagian dari ilmu bumi dengan menggunakan prinsip
fisika. Geofisika digunakan untuk mengetahui kondisi bawah
permukaan bumi yang melibatkan pengukuran permukaan dari
parameter fisika yang dimilki oleh batuan yang ada di bawah
permukaan bumi. Metode fisika umumnya dibagi menjadi metode aktif
dan pasif. Metode aktif adalah suatu metode yang dilakukan dengan
membuat medan buatan kemudian mengukur resons yang dilakukan
oleh bumi. Sedangkan metode pasif adalah suatu metode yang digunakan
untuk mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Dalam hal ini
medan buatan a d a l a h s u a t u g e t a r a n a t a u g e l o m b a n g ya n g
dapat menimbulkan suatu respon seperti ledakan dinamit,
pemberian arus listrik, dll
Metode magnetic sendiri adalah salah satu metode digunakan dalam teknik
geofisika yang berdasarkan anomaly geomagnetic yang diakibatkan
oleh perbedaan kontras suseptibilitas atau permeabilitas magnetic jebakan
dari daerah magnetic di sekelilingnya,
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini antaranya :
1. Dapat menganalisa daera mana yang memiliki kuat medan magnetik
2. Dapat Menemukan anomaly magnetic yang telah dikoreksi
3. Dapat Membuat peta anomaly magnetic
4. Dapat melakukan interpetasi secara kualitatif medan magnet total
5. Mahasiswa mampu menguasai software yang mendukung pengolahan
data magnetic seperti surfer, magmap, kringing
Manfaat
Praktikum metode magnetik ini diharapkan dapat menambah pengalaman
dalam
menerapkan teori dari metode magnetic secara real di lapangan serta
menamb ah informasi bawah permukaan mengenai daerah penelitian.
berorientasiTimur Laut ke Barat Daya dan berada di sebelah Pulau Jawa. Selain
Sesar Grindulu juga terdapat sesar minor yang terbentuk setelah adanya sesar
mayor seperti sesar Arjosari, sesar Sambi, sesar Ngepoh dan lain sebagainya
(Nahrowi dkk, 1978).
Sebagian besar sesar-sesar ini dapat menyebabkan terjadinya longsor,
pusat gempa bumi, dan lain sebagainya. Selain sesar, daerah Kasihan merupakan
daerah yang berpotensi sumber daya mineral mangan, dan memiliki banyak
perbedaan litologi batuan, terdapat beberapa sumber mata air yang merembes
melalui rekahan-rekahan batuan, sehingga harus dilakukan penelitian yang lebih
intensif untuk dapat mengetahui struktur sesar tersebut.
2.2.3. Stratigrafi
Satuan litologi paling tua di Desa Kasihan adalah lapisan batupasir
vulkanik dengan selang seling batulanau. Batupasir yang segar berwarna hijau
kekuningan, sedangkan yang lapuk berwarna cokelat kemerahan, berukuran butir
pasir kasar, sortasi kurang bagus, struktur berlapis (10-50 cm), struktur sedimen
laminasi sejajar dan bergelombang. Pada beberapa singkapan menunjukan
gradasi, fragmennya adalah kuarsa, feldspar dan tuf serta material vulkanik.
Medan magnet bumi sebagai medan aktif bumi secara umum dapat dipandang
sebagai medan dipole. Akibat garis medan magnet akan mengikuti pola
dipole,dimana pada suatu tempat dimuka bumi garis medan magnet akan berarah
kea rah tertentu yaitu kearah kutub selatan bumi. Arah tersebut akan menyimpang
dari arah utara selatan geografis bumi dan sudut penyimpangan disebut sudut
Elemen elemen medan magnet bumi adalah medan total FE. medan horizontal HE
medan vertical ZE, komponen HE kearah utara XE komponen H kea rah timur Y
deklinaso d dan inklinasi i. intensitas komponen horizontal adalah :
H = √𝑋𝑒 2 + 𝑌𝑒^2
Sudut denklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh garis perhubunggan kompas
kutub magnet bumi dan garis penghubung kompas – kutub geografis bumi sudut
inklinasi adalah sudut yang terbentuk antara gaya garis medan magnet dengan
bidang horizontal. Besar sudut inklinasi ini mulai dari 0° hingga 90° hubungan
antara kelima bilangan tersebut dapat dijelaskan oleh himpunan persamaan
berikut:
BG = BGX + BGZ
BGY
D = tan -1( | 𝐵𝐺𝑋 |)
Karena nilai medan magnet bumi yang begitu besar semua batuan di dunia
termagnetisasi oleh medan tersebut, magnetisasi terjadi akibat momen magnet
pada mineral mineral dalam batuan mengarahkan diri sesua i medan magnet bumi
saat ini.
Menurut Telford dalam bukunya tahun 1979, medan magnet utama bumi berubah
terhadap waktu. Untuk menyeragamkan nilai-nilai medan utama magnet bumi,
dibuat standar nilai yang disebut sebagai International Geomagnetics Reference
Field (IGRF) yang diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut
diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km2
yang dilakukan dalam waktu satu tahun. Medan magnet bumi terdiri dari 3
bagian:
a). Medan magnet utama (main field)
Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil
pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah dengan luas
lebih dari 106 km2
Medan magnet luar (external field) Pengaruh medan magnet luar berasal dari
pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan
oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini berhubungan
dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka
perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat.
b). Medan magnet anomali
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal field).
Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral bermagnet
seperti magnetite, titanomag-netite dan lain-lain yang berada di kerak bumi.
Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari pengukuran
adalah variasi medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik).
Secara garis besar anomali medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik
remanen dan medan magnetik induksi. Medan magnet remanen mempunyai
peranan yang besar terhadap magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan
magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya sehingga
sangat rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil
gabungan medan magnetik remanen dan induksi, bila arah medan magnet
remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka anomalinya bertambah
besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan remanen
akan diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 % medan magnet
utama bumi
I = Kh
Nilai suseptibilitas magnetik dalam ruang hampa sama dengan nol karena
hanya benda yang berwujud saja yang dapat termagnetisasi. Suseptibilitas
magnetik bisa diartikan sebagai derajat kemagnetan suatu material.
BT=BM+BA
Jika B T menggambarkan medan magnet total pada suatu titik dan B M medan
magnet utama bumi pada suatu titik yang sama, seperti yang disajikan dalam
gambar di bawah ini, maka anomali medan magnet total diberikan oleh:
ΔT =| BT | - | BM |
ΔT = | BM + ΔB| - | BM | ≠| ΔB|
ΔT = | BM + ΔB| - | BM |
= √BM 2 + 2 BMΔB - | BM |
BM−ΔB
= = ƒ. 𝛥𝐵
BM
b.) Setelah data lapangan dikoreksi dengan data medan magnetic utama bumi,
selanjutnya dikoreksikan dengan data variasi magnetic harian. Untuk
mendapatkan nilai koreksi variasi harian ( TVH ) ini, di buat grafik koreksi
harian terhadap waktu, pada grafik tersebut tentukan suatu garis base level
yang ditentukan dari harga rata- rata nilai tertinggi dan terendah koreksi
harian, dengan rumus:
TVH = hasil pengukuran koreksi harian + base level ( jika hasil pengukuranya
terletak di bawah base level).
TVH = hasil pengukuran koreksi harian - base level ( jika hasil pengukuranya
terletak di atas base level).
Data berupa excel disimpan dalam format *csv berisi koordinat x, y, dan anomali
magnetik, lalu buka oasis
4. Buka menu file lalu pilih projek new untuk membuat projek baru ( lihat
gambar di bawah).
6. Tep delimitit atau di pisahkan disini kita memberikan informasi bahwa kolom x
itu adalah isting x norting z elevasi dan ha itu anomaly
11.) Lalu kita meng griding data anomaliny dimana kita memanggil channet to
grid nya adalah anomaly lalu kita beri nama anomaly grd awal ( disini diperjelas
bahwa namany itu terserah dari kita )
12. Lalu memunculkan foldel MAGMAP dan GM-SYS dengan cara meng- klik
ikon load menu
Pilih menu MAGMAPstep- by- step filtering untuk membuat hasil Upward
continuation
Catatan : pada name of input grid file peta kontur yang telah dibuat sebelumnya,
serta pada name of output (pre-processed) grid file isi dengan nama file yang baru.
Sisanya dibiarkan saja default (sesuai oasis montajnya ) kemudian klik start maka
akan muncul peta kontur pre-procrssed dari peta kontur.
13. untuk menampilkan hasil peta kontur regional yang telah kita buat maka klik
MAGMAP interactive filtering apply filter
Catatan :
Nama of output grid file = diisi nama file yang anda ingginkan
Nama of filter control file = diisi sesuai yang ditampilkan oasis montaj
Nama of reference grid file = diisi sesuai yang di tampilkan oasis montaj
14. Membuat contur, dengan cara membuat mapping contour quick. Hasil
dapat dilihat pada gambar berikut :
IV. ANALISIS
Dalam survei dengan metode magnetic yang menjadi target dari pengukuran
adalah variasi medan magnetic yang terukur dipermukaan (anomaly magnetic).
Secara garis besar anomaly medan magnetic disebabkan oleh medan magnetic
permanen dan medan magnetic induksi Medan magnetik premanen mempunyai
peranan besar terhadap magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan
magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya
sehingga sangat rumit untuk diamati
Untuk mendapatkan anomaly medan magnetic yang menjadi target survei maka
data magnetic yang diperoleh harus di koreksi dari pengaruhi beberapa medan
magnet yang lain,secara umum beberapa koreksi yaitu koreksi harian dan koreksi
igrf, setelah melalui proses koreksi harian ( diurnal- correction) dan juga koreksi
igrf, maka kita mendapatkan nilai anomaly magnetic lapangan, untuk
mendapatkan nilai IGRF disuatu wilaya saat ini bisa dilihat secara online. Setela
mendapatkan nilai IGRF maka data tersebut digunakan untuk melakukan koreksi
yaitu dengan cara mengurangi dari data hasil koreksi yang sebelumnya sudah di
dapatkan.
Setelah melakukan proses koreksi IGRF dan koreksi harian maka akan
didapatkan nilai anomaly magnetic total lapangan yang merupakan nilai magnetic
kerak bumi
ΔT = (Tobs – TIGRF – TVH) ± Tde
Nilai anomaly magnetic awal yang didapat kemudian dijumlahkan dengan nilai
koreksi drift yang di hasilkan dari perhitungan koreksi drift, Nilai koreksi tersebut
dijumlahkan tergantung dari proses perhitunganya apabila perhitungan drift yang
dilakukan adalah dengan cara mengurangi data akhir dengan data awal
pengukuran, maka nilai koreksi yang didapatkan digunakan sebagai pengurang.
Setelah proses pengolahan selesai dilakukan maka hasil akhir kita mendapatkan
nilai anomaly magnetic yang kemudian akan di plot untuk melihat hasil dari
anomaly magnetic tersebut plot dilakukan pada program software oasis montaj ,
teknisnya memasukan data anomaly yang telah di kelola dari notepad lalu
teknisnya hanya melakukan proses griding data dimana data yang di input
merupakan kordinat ( x dan y) serta data anomaly magnetikny dan untuk
membuat hasil upward contiunuation teknisnya hanya melakukan proses magmap
dan gm- sys Nilai anomaly ini merupakan campuran antara anomaly regional dan
residul, seperti terlihat pada Gambar : peta kontur anomaly magnetic total di bawa
ini
Dari perhitungan yang telah dilakukan, kita dapat menganalisa hasil yang
didapatkan dan menggolongkan daera atau lokasi penelitian berdasarkan peta
tersebut diketahui persebaran medan magnetic bahwa permukaan, dimana di
dominasikan warna merah dan orange menunjukan daera dengan anomaly
magnetic yang besar yaitu 143.5 – 91.4 sedangkan pada daerah yang berwarna
biru, kuning dan hijau memiliki anomaly magnet yang kecil. Daerah yang
memiliki nilai anomaly yang besar ini mengindikasi adanya zona konduktif di
bawa permukaan
V. KESIMPULAN
Data medan magnetik yang kita dapatkan masih mengandung berbagai noise,
sehingga perlu dikoreksi agar kita hanya memperoleh nilai anomali magnetik
yang sejatinya. Karena pada pengukuran kali ini menggunakan dua jenis alat,
yaitu alat yang diletakkan di base serta alat yang dibawa kemana-mana untuk
pengukuran (field) maka koreksi yang dilakukan adalah koreksi terhadap kedua
alat. Namun, secara garis besar, koreksi yang dilakukan pada metode magnetik
hanya koreksi harian (diurnal), koreksi alat, dan koreksi nilai IGRF.
REVERENSI