MAKALAH Kerangka Penyusunan Dan Penyajia
MAKALAH Kerangka Penyusunan Dan Penyajia
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Proses akuntansi yang dimulai dari identifikasi kejadian dan transaksi hingga
penyajian dalam laporan keuangan, memerlukan sebuah kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangn. Kerangka dasar atau kerangka konseptual akuntansi, adalah suatu
sistem yang melekat dengan tujuan-tujuan serta sifat dasar yang mengarah pada standar yang
konsisten dan terdiri atas sifat, fungsi dan batasan dari akuntansi dan laporan keuangan.
Dalam makalah ini kami akan membahas kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangna syariah. Pembahasan diawali dengan diskusi tentang perkembangan
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS) dan
diikuti dengan tujuan KDPPLKS, pemakai laporan keuangan syariah, tujuan laporan
keuangn, asumsi dasar, unsur-unsur laporan keuangan, dan pengakuan serta pengukuran
unsur-unsur laporan keuangan terseut. Relevansi bab ini adalah sebagai dasar dalam
memahami landasan yang digunakan oleh penyusun standar dalam membuat standar
akuntansi standar.
Telah banyak peneliti di bidang akuntansi, baik muslim maupun nonmuslim yang
menelaah teori maupun penelitian tentang tujuan maupun kerangka dasar atas laporan
keuangan syariah. Misalnya, AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic
Financial Institutions), Dewan Standar Akintansi Indonesia (DSAK) menusun PSAK Syariah
tentang kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Kenapa kita mempelajari tentang kerangka dasar laporan keuangan syariah, yaitu agar
kita mampu mengetahui seperti apa kerangka dasar laporan keuangan syariah setelah
mengetahui dasar kerangka laporan keuangan syariah kita akan lebih mudah untuk membuat
laporan keuangan syariah.
Page 1
e. Apa saja asumsi-asumsi dasar dari laporan keuangan syariah?
f. Bagaimana Karakteristik kualitatif informasi keuangan syariah?
g. Bagaimana Kendala informasi yang relevan dan andal dalam laporan keuangan
syariah?
1.3 Tujuan:
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian
laporan keuangan bagi para penggunanya. Kerangka ini berlaku untuk semua jenis transaksi
syariah yang dilaporkan oleh entitas syariah maupun entitas konvensional baik sektor publik
maupun sektor swasta. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan
bagi:
a. Penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan tugasnya membuat
standar.
Page 3
b. Penyusun laporan keuangan, untuk menaggulangi masalah akuntansi syariah yang belum
diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah.
c. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi syariah yanh berlaku umum
d. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah
2.3 Aspek Yang Terkait Dengan Transaksi Syari’ah Dan Pemakai Laporan Keuangan
Syari’ah
Page 4
riba, dzulm, maysir, gharar, ihtikar, najasy, risywah, ta’alluq, dan penggunaan unsur
haram dalam barang, jasa, maupun dalam aktifitas operasi.
Kemaslahatan (maslahah): transaksi syariah haruslah merupakan segala bentuk
kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual,
serta individual dan kolektif. Kemaslahatan harus mengandung dua unsure yaitu halal
dan thayyib.
Keseimbangan (tawazum): transaksi harus memperhatikan keseimbangan aspek
material dan spiritual, aspek privat dan public, sektort keuangan dan riil, bisnis dan
social, serta keseimbangan aspek pengembangan dan pelestarian.
Universalisme (syumuliyah): transaksi syariah dapat dilakukan oleh, dengan, dan
untuk semua pihak yang berkepentingan tanpa membedakan suku, agama, ras, dan
golongan sesuai dengan semangat rahmatan lil alamin.
Page 5
Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta untuk
keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain .
Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan.
Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap.
Page 6
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.Selain itu, tujuan lainnya sebagai
berikut:
b. Menilai prospek arus kas. Pelaporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi
yang dapat mendukung investor/ pemilik dana, kreditur, saat dan ketidakpastian dalam
penerimaan kas dimasa depan atas deviden, bagi hasil, dan hasil dari penjualan, pelunasan
(redemption), dan jatuh tempo dari surat berharga atau pinjaman. Prospek penerimaan kas
tersebut sangat tergantung dari kemampuan bank untuk menghasilkan kas guna
memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo, kebutuhan operasional, reinvestasi dalam
operasi, serta pembayaran deviden.
d. Kepatuhan bank terhadap prinsip syariah. Lapora keuangan ini bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip syariah, serta informasi
pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah dan bagaimana
pendapatan tersebut diperoleh serta penggunaannya.
Page 7
e. Laporan keuangan memberikan informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan
tanggung jawab bank terhadap amanah daam mengamalkan dana, menginvestasikannya
pada tingkat keuntungan yang layak, dan informasi mengenai tingkat keuntungan
investasi yang diperoleh pemilik dan pemilik dana investasi yang terikat.
a. Dasar akrual
Dengan dasar akrual pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian
serta diungkapakn dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada
periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan
informasi kepada pemakai, tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan
pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya
yang mempresentasikan kas yang akan diterima di masa depan.
Akan tetapi, perhitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha tidaklah
menggunakan dasar akrual, melainkan menggunakan dasar kas. Dalam pembagaian hasil
usaha.
b. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas
syariah dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu, entitas syariah
diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material
skala usahanya.
Karakteristik kualitatif merupakan cirri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pemakai.
a. Dapat dipahami
Page 8
Maksudnya adalah pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai
tentang aktivitas ekonomi dan bisnis dengan ketekunan yang wajar.
b. Relevan
Maksudnya adalah memiliki kemampuan untuk memengaruhi keputusan ekonomi
pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi masa lalu, masa kini, atau masa depan
dengan mernegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
c. Andal
Andal diartikan sebagai bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material,
dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithul
representation) dari yang seharusnya di sajikan atau yang sevara wajar diharapkan dapat
disajikan. Agar dapat diandalkan maka informasi harus memenuhi hal sebagai berikut:
Menggambarkan dengan jujur transaksi (penyajian jujur) serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk di sajikan.
Dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi yang sesuai
dengan prinsif syari’ah dan bukan hanya bentuk hukumnya (substansi mengungguli
bentuk).
Harus diarahkan untuk kebutuhan umum pemakai dan bukan pihak tertentu saja
(netral).
Di dasarkan atas pertimbangan yang sehat dalam hal menghadapi ketidakpastian
peristiwa dan keadaan tertentu.
Lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
d. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat dibandingkan laporan keuangan entitas syari’ah antar periode
untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Agar dapat
dibandingkan, informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut juga harus
diungkapkan termasuk ketaatan atas standar akuntansi yang berlaku.
Page 9
2.7 Kendala informasi yang relevan dan andal
Kendala informasi yang relevan dan andal terdapat dalam hal sebagai berikut :
a. Tepat waktu
Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi
yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan
manfaat relativ antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal.
1. Posisi keuangan
Unsur yang terkait secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah
aset, kewajiban, dana syirkah temporer dan ekuitas. Pos-pos ini didefinisikan sebagai
berikut:
Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syari’ah sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depn diharapkan akan
diperoleh entitas syari’ah. .
Page
10
Kewajiban merupakan utang entitas syari’ah masa kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu, penyelesayannya di harapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
entitas syari’ah yang mengandung manfaat ekonomi.
Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka
waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya dimana entitas syari’ah mempunyai
hak untuk mengelola dan menginvesatasikan dana tersebut dengan pembagian hasil
investasi berdasarkan kesepakatan.
Ekuitas adalah hak resijual atas aset entitas syari’ah setelah dikurangi semua
kewajiban dan dana syirkah temporer. Ekuitas dapat disubklasifikasikan menjadi
setoran modal pemegang saham, saldo laba, penyisihan saldo laba dan penyisihan
penyesuaian pemeliharaan modal.
Contoh penyususnan laporan posisi keuangan pada bank syariah:
KEWAJIBAN xxx
Kewajiban segera xxx
Page
11
Bagi hasil yang belum dibagikan xxx
Simpanan xxx
Simpanan dari bank lain xxx
Utang: xxx
Salam xxx
Istishna xxx
Kewajiban kepada bank lain xxx
Pembiayaan yang diterima xxx
Utang pajak xxx
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi xxx
Pinjaman yang diterima xxx
Kewajiban lainnya xxx
Pinjaman subordinasi xxx
Jumlah Kewajiban
EKUITAS xxx
Modal disetor xxx
Tambahan modal disetor xxx
Saldo laba (rugi) xxx
Jumlah Ekuitas xxx
Jumlah Kewajiban, Dana Syirkah tempporer dan ekuitas xxx
2. Laporan laba-rugi
Komponen-komponen laporan laba rugi bank syariah disusun dengan mengacu pada
PSAK untuk pos-pos umum. Dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK terkait, bank
syariah menyajikan laporan laba rugi yang mencakup, tetapi tidak terbatas, pada pos-pos
berikut:
Page
12
Pendapatan marjin
murabahah Xxx
Pendapatan neto salam
paralel Xxx
Pendapatan neto istishna
paralel Xxx
Pendapatan dari
sewa:
Pendapatan neto
ijarah Xxx
Pendapatan dari bagi hasil:
Pendapatan bagi hasil
mudharabah Xxx
Pendapatan bagi hasil
musyarakah Xxx
Pendapatan usaha utama
lainnya Xxx
Jumlah Pendapatan Pengelolaan Dana oleh bank sebagai
mudharib Xxx
Hak pihak ketiga atas bagi
hasil (xxx)
Page
13
Beban Pajak (xxx)
3. Kinerja
Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah
penghasilan dan beban. Unsur penghasilan beban didefinisikan berikut ini:
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban
yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari konstribusi penanam
modal. Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenues) maupun keuntungan
(gain).
Beban (ekspenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada
penanam modal, termasuk di dalamnya beban untuk pelaksanaan aktivitas entitas
syari’ah maupun kerugian yang timbul.
Page
14
Page
15
c. Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan tanggung jawab
khusus entitas syari’ah tersebut.
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang
tertera dalam laporan keuangan utama. Catatan atas laporan keuangan suatu entitas syariah
harus mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
Informasi tentang dasar penyusunsn laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang
dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
Informasi yang diwajiobkan dalam PSAK, tetapi tidak disajikan dalam neraca, laporan
laba rugi, laporan arus kas: perubahan ekuitas: laporan sumber dan penggunaan zakat :
dan laporan penggunaan dana kebajikan.
Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi diperlukan
dalam rangka penyajian secara wajar.
Page
16
Dalam rangka membantu pengguna laporan memahami laporan keuangan dan
membandingkannya dengan laporan keuangan entitas syariah lain , catatan atas laporan
keuangan umumnya disajikan dengan urutan sebagai berikut:
Pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebijakan akuntansi yang diterapkan.
Informasi pendukung pos-pos laporan keuangan sesuai urutan sebagaimana pos-pos
tersebut disajikan dalam laporan keuangan dan urutan penyajian komponen laporan
keuangan.
Pengungkapan lain termasuk kontijensi, komitmen dan pengungkapan keuangan lainnya
serta pengungkapan yang bersifat non-keuangan.
Page
17
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Page
18
DAFTAR PUSTAKA
Rizal yahya, dkk, Akuntansi Perbankan Syari’ah (Jakarta: Salemba Empat, 2009) hal 80
Rizal yahya,dkk, Akuntansi Perbankan Syari’ah (Jakarta: Salemba Empat, 2009) hal 80
Sri Nurhayati,dkk, Akuntansi syari’ah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat, 2008) hal 90
Rizal Yahya, dkk, Akuntansi Perbankan Syari’ah (Jakarta: Salemba Empat, 2009) hal 81
http://lidonarta.blogspot.co.id/2012/07/kerangka-dasar-penyusunan-dan-penyajian.html
http://mepi-6.blogspot.co.id/2012/04/kelompok-11-m-k-l-h-kerangka-dasar.html
Page
19